Seminar Fixxx

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 26

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. NY.

M USIA 0 BULAN 24 HARI


DENGAN DIAGNOSA MEDIS NEONATUS/BBLSR/KURANG
BULAN/SPONTAN+HYALINE MEMBRANE DISEASE GRADE I DI
RUANG NICU RSUD dr. SOEDONO MADIUN PADA TANGGAL 2-4
NOVEMBER 2021”
Kelompok 10
Name :
Anis Etika Indahsari
Diah Retno Poncowati
Karina Widia Garindi
Muhammad Andi I
TOPIC 1
www.bblr.com

DEFINISI
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat
badannya kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499
gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya
kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru
sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu
kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, 2006).
TOPIC 1 TOPIC 2
www.bblr.com
www.zanasyra.com

ETIOLOGI
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir
rendah (Proverawati dan Ismawati, 2010), yaitu:
1. Faktor Ibu
 Penyakit
 Ibu
 Keadaan sosial ekonomi
2. Faktor plasenta
3. Faktor lingkungan
4. Faktor janin
TOPIC 1 TOPIC 2 TOPIC 3
www.zanasyra.com
www.bblr.com
5
4.5 Tanda dan Gejala
4
3.5
 Tanda dan gejala bayi prematur menurut Surasmi ( 2005) adalah :
3
1. Umur
2.5
2. Berat
2
badan sama dengan atau kerang dari 2500 gr
SUBTITTLE
kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu

3. Panjang
1.5
badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
4. Kuku
1
panjangnya belum melewati ujung jarinya
5. Batas
0.5
dahi dan ujung rambut kepala tidak jelas
6. Lingkar
0
kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
7. Lingkar2019
dada sama2020dengan atau
2021
kurang dari 30 cm
8. Rambut lanugoSeries
masih banyak
1 Series 2 Series 3

9. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang


10.Tumit mengkilap, telapak kaki halus
TOPIC 1 TOPIC 2 TOPIC 3 TOPIC 4
www.zanasyra.com
www.bblr.com

KLASIFIKASI
5
4.5
Menurut Deslidel et al. (2011: 108)  klasifikasi BBLR, yaitu :
4
1. BBLR TEXT
prematur atau kurang bulan TEXT TEXT
3.5
 Sindrom gangguan pernafasan ideopatik (penyakit membran hialin)
3

 Pnemonia
2
text text SUBTITTLE
2.5Sindrom gangguan pernafasan ideopatik (penyakit membran hialin)
text text text text
aspirasi karena refkek menelan dan batuk belum sempurna, bayi belum
dapat menyusu
1.5
text text
 Perdarahan
1
text text text text
periventrikuler dan perdarahan intraventrikuler (P/IVH) otak lateral
text text text text
akibat anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan pernafasan)
0.5
 Hipotermia text text
karena sumber panas bayi prematur baik lemak subkutan yang masih
0
text text
sedikit2019 2020
maupun brown
 Hiperbilirubinemia
text text
2021
fat belum
Series 1 karena
Series 2 fungsi
terbentuk.
Series 3 hati belum matang
text text
TOPIC 1
www.zanasyra.com

2. BBLR tidak sesuai usia kehamilan atau dimatur


Sindrom aspirasi mekonium
Hiperbilirubinemia
Hipoglikemia
Hipotermia
TOPIC 1
www.bblr.com

KLASIFIKASI
ASUHA KEPERAWATAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. NY. M USIA 0 BULAN 24 HARI DENGAN


DIAGNOSA MEDIS NEONATUS/BBLSR/KURANG BULAN/SPONTAN+HYALINE
MEMBRANE DISEASE GRADE I DI RUANG NICU RSUD dr. SOEDONO MADIUN
PADA TANGGAL 2-4 NOVEMBER 2021

 
TOPIC 1
www.bblr.com

Pengkajian
•Identitas Klien
•Nama/ : By. Ny.M
•Tempat tgl lahir/usia : 9 Oktober 2021/0 bulan 24 hari
•Jenis kelamin : Laki-laki
•A g a m a : Islam
•Alamat : Karas, Magetan
•Posisi anak : Ke-2
•Tgl MRS : 9 Oktober 2021
•Tgl pengkajian : 2 November 2021 Pukul 21.30 WIB
•Diagnosa medik : Neonatus+BBLSR Kurang Bulan/Spontan + Hyaline Membrane
Disease Grade I
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 Ds : - Lahir Premature Pola Nafas Tidak Efektif


Do :
- K/U : Lemah Imature paru-paru
- Klien terpasang O2 CPAP 30% PEEP 7 mmHg
- Perpasan Cuping hidung (+) Hambatan upaya nafas
- Retraksi dinding dada (+)
- TTV : Sesak napas

S : 37,2
Pola Nafas Tidak Efektif
RR : 40 x/menit
HR : 135 x/menit
SPO2 : 93 %

2. Ds : - Lahir Premature Resiko Defisit Nutrisi


Do :
- Reflekshisaplemah Refleks menelan belum sempurna
- Refleks menelan lemah
- Mukosabibirpucat Defisit Nutrisi

- Klien terpasang OGT


- Klien terpasang infus umbilical
BB : 1200 gram
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan KriteriaHasil Intervensi


1 Pola nafas tidak efektif b/ d Setelahdilakukantindakankep Pola Napas (L.01004) Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
hambatan upaya nafas d/d erawatanselama3x24 jam Definisi : Inspirasi dan/atau Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola
penggunaan otot bantu polanafasdapatmembaik ekspirasi yang memberikan ventilasi jalan nafas
pernapasan, pernapasan cuping adekuat Tindakan :
hidung Ekspektasi : Membaik Observasi
Indikator : - Monitor pola nafas
- Dispneacukupmenurun (4) - Monitor bunyinafastambahan (mis.
- Penggunaanotot bantu gurgling, mengi, wheezing,
nafascukupmenurun (4) ronchikering)
- Kedalamannafascukupmenurun Terapeutik
(4) - Berikanoksigen
Keterangan : Edukasi
1 : Menurun - Informasikanhasilpemantauan
2 : Cukup menurun Kolaborasi
3 : Sedang - Kolaborasipemberianbronkodilator,
4 : Cukup meningkat ekspektoran, mukolitik, jikaperlu
5 : Meningkat
2 Defisit nutrisi b/d Setelahdilakukantindakan Status Nutrisi Bayi (L.03031) Observasi
ketidakmampuan keperawatanselama3x24 Definisi : Keadekuatan asupan - Identifikasi status nutrisi
mengabsorbsi nutrient jam Status nutrisi untuk memenuhi - Monitor asupan makan
d/d reflek hisap nutrisidapatmembaik kebutuhan metabolisme - Monitor berat badan
lemah, reflek menelan Ekspektasi : Membaik Terapeutik
lemah - Berat badan cukup membaik - BerikanASI dan PASI sesuai
(4) kebutuhan 5 cc/3jam
- Indek masa tubuh cukup - Berikan cairan sesuai kebutuhan
membaik (4) (Infus : 150 cc/24 jam
- Membranmukosacukupmem Edukasi
baik (4) -
Keterangan : Kolaborasi
1 : Menurun - Kolaborasidenganahligiziuntukpema
2 : Cukup menurun ntauan nutrisi
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
No Dx.KEP TGL/JAM IMPLEMENTASI

1 Pola nafas tidak efektif b/d 2 November 2021 - Memonitor pola nafas
hambatan upaya nafasd/d 21.00 WIB - Memonitorbunyinafastambahan
penggunaan otot bantu - Memberikanoksigen
pernapasan, pernapasan cuping
hidung

2 Defisit nutrisi b/d 2 November 2021 - Memgidentifikasi status nutrisi


ketidakmampuan 21.15 WIB - Memonitor asupan makan
mengabsorbsi nutrient - Memonitor berat badan
d/d reflek hisap lemah, - MemberikanASI dan PASI sesuai dengan kebutuhan 5
reflek menelan lemah cc/3 jam/OGT
- Memberikan terapi cairan sesuai kebutuhan (Infus D10
1/5 NS : 150 cc/24 jam
- Kolaborasidenganahligiziuntukpemantauan nutrisi
N Dx.KEP TGL/JAM IMPLEMENTASI
o

1 Pola nafas tidak efektif b/d hambatan 3 November - Memonitor pola nafas
upaya nafasd/d penggunaan otot bantu 2021 - Memonitor bunyi nafas tambahan
pernapasan, pernapasan cuping hidung 08.00 WIB - Memberikan oksigen

2 Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan 3 November - Memgidentifikasi status nutrisi


mengabsorbsi nutrient d/d reflek 2021 - Memonitor asupan makan
hisap lemah, reflek menelan lemah 08.15 WIB - Memonitor berat badan
- MemberikanASI dan PASI sesuai dengan kebutuhan 5 cc/3
jam/OGT
- Memberikan terapi cairan sesuai kebutuhan (Infus D10 1/5
NS : 150 cc/24 jam
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemantauan nutrisi
No Dx.KEP TGL/JAM IMPLEMENTASI

1 Pola nafas tidak efektif b/d 4 November 2021 - Memonitor pola nafas
hambatan upaya nafas d/d 08.00 WIB - Memonitor bunyi nafas tambahan
penggunaan otot bantu
pernapasan, pernapasan
cuping hidung

2 Defisit nutrisi b/d 4 November 2021 - Memgidentifikasi status nutrisi


ketidakmampuan 08.15 WIB - Memonitor asupan makan
mengabsorbsi nutrient - Memonitor berat badan
d/d reflek hisap lemah, - Memberikan ASI dan PASI sesuai dengan kebutuhan 5
reflek menelan lemah cc/3 jam/oral
- Memberikan terapi cairan sesuai kebutuhan (Infus D10
1/5 NS : 150 cc/24 jam
- Melatih reflek hisap
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemantauan nutrisi
EVALUASI KEPERAWATAN
N TGL/JAM Dx.KEP EVALUASI
o (S O A P )
1 3 November 2021 Pola nafas tidak efektif b/d S:-
06.30 WIB hambatan upaya nafasd/d O:
penggunaan otot bantu - K/U : Lemah
pernapasan, pernapasan cuping - Klien terpasang O2 CPAP
hidung - Perpasan Cuping hidung (+)
- Retraksi dinding dada (+)
- TTV :
S : 37,2
RR : 40 x/menit
HR : 135 x/menit
SPO2 : 93 %
A : Pola nafas tidak efektif belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Memonitor pola nafas
- Memonitor bunyi nafas tambahan
- Memberikan oksigen
2 3 November 2021 Defisit nutrisi b/d S:-
06.30 WIB ketidakmampuan O:
mengabsorbsi - BB : 1200 gram
nutrient d/d reflek - Refleks hisap lemah
hisap lemah, reflek - Mukosa bibir pucat
menelan lemah A :Defisit Nutrisi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Mengobservasi BB
- Kolaborasi dalam pemantauan gizi
No TGL/JAM Dx.KEP EVALUASI
(S O A P )
1 3 November 2021 Pola nafas tidak efektif b/d S:-
11.00 WIB hambatan upaya nafasd/d O:
penggunaan otot bantu - K/U : Lemah
pernapasan, pernapasan cuping - Klien terpasang O2 CPAP
hidung - Perpasan Cuping hidung (+)
- Retraksi dinding dada (+)
- TTV :
S : 37,1
RR : 40 x/menit
HR : 135 x/menit
SPO2 : 95 %
A : Pola nafas tidak efektif belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Memonitor pola nafas
- Memonitor bunyi nafas tambahan
- Memberikan oksigen
2 3 November 2021 Defisit nutrisi b/d S : -
11.15 WIB ketidakmampuan O :
mengabsorbsi - BB : 1200 gram
nutrient d/d reflek - Refleks hisap lemah
hisap lemah, reflek - Mukosa bibir pucat
menelan lemah A :Defisit Nutrisi belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Mengobservasi BB
- Kolaborasi dalam pemantauan gizi
No TGL/JAM Dx.KEP EVALUASI
(S O A P )

1 4 November 2021 Pola nafas tidak efektif b/d S : -


11.00 WIB hambatan upaya nafas O:
- K/U : Lemah
- TTV :
S : 37,0
RR : 35 x/menit
HR : 135 x/menit
SPO2 : 93 %
A : Pola nafas tidak efektif belum teratasi
P : Intervensidilanjutkan
- Memonitor pola nafas
- Memonitor bunyi nafas tambahan
2 4 November 2021 Defisit nutrisi S:-
11.15 WIB b/d O:
ketidakmampua - BB : 1200 gram
n mengabsorbsi - Refleks hisap lemah
nutrient d/d - Reflek menelan lemah
reflek hisap - Mukosa bibir pucat
lemah, reflek A :Defisit Nutrisi belum teratasi
menelan lemah P : Intervensi dilanjutkan
- Mengobservasi BB
- Kolaborasi dalam pemantauan gizi
PEMBAHASAN
1. Pemberian O2 CPAP, menurut Yunanto, (2011),
Continoues Positive Airway Pressure (CPAP) CPAP ini memberikan tekananan positif pada bayi
merupakan alat untuk mempertahankan tekanan premature sehingga akan membantu memberikan
positif pada saluran nafas neonatus selama tekanan udara ketika bayi premature tidak menaik
pernapasan spontan. Tekanan positif intra-alveolar nafasnya. Alat ini memberikan tekanan udara yang
saat akhir ekspirasi maksimal dinamakan positif end telah diatur dengan menyesuaikan irama pernapasan
ekspiratory presure (PEEP). Tekanan PEEP yang dari pasien. Manfaat CPAP salah satunya untuk
dibutuhkan adalah sekitar 5-7 mmHg. Pada kasus mencegah altelektasis dan juga melatih otot
By.Ny.M diberikan terapi O2 CPAP 30% PEEP 7 pernapsan bayi dengan normal, selain itu penggunaan
mmHg.  Penggunaan CPAP pada bayi prematur yang CPAP dapat mempertahankan kepatenan jalan nafas
mengalami distress napas sangat penting, alat ini dan mesntimulasi pertumbuhan paru (Oktiawati &
dapat dipasangkan padabayi premature yang Juliati, 2016). Terbukti pada hari 3 By. Ny. M sudah
mengalami disstres nafas tapi masih dapat bernapas tidak menggunakan CPAP karena berdasarkan
spontan. pemeriksaan fisik By. Ny. tidak menggunakan otot
bantu pernapasan.
PEMBAHASAN
Masalah keperawatan pada bayi Ny. M adalah defisit
nutrisi, karena bayi Ny. M memiliki berat badan lahir Selain itu untuk meningkatkan pemenuhan
sebesar 1000 gram yang tergolong BBLSR, serta kebutuhan nutrisi pada kasus bayi dengan
ditunjang dengan diagnosa kelahiran kurang bulan (usia BBLR/BBLSR juga dilakukan stimulasi oral.
kehamilan 29 minggu) serta dalam pemeriksaan fisik Stimulasi oral merupakan stimulasi sensoris pada
didapatkan reflek hisap dan menelan yang lemah. bibir, rahang, lidah, palatum lunak,faring,laring dan
Intervensi yang diberikan pada By. Ny. M adalah dengan otot-otot respirasi yang berpengaruh di dalam
pemasangan OGT. Pemasanganogt (oral gastric tube) mekanisme orofaringeal. Stimulasi ini dapat
adalah suatu tindakan keperawatan dimana dilakukan meningkatkan kemampuan struktur oral dalam proses
pemasangan selang makan kelambung melalui mulut menghisap (sucking) menelan (swallow) (Lyu, et al.,
bayi, salah tujuan dari pemasangan OGT ini adalah untuk 2014), selain itu menurut Fucile, et al., 2002
memasukan makanan cair atau obat obatan cair atau stimulasi sensoris dapat menurunkan hipersensitifitas
padat yang dicairkan, dengan indikasi By. Ny. M oral, meningkatkan lingkup gerak dan kekuatan otot-
memiliki refleks hisap dan menelan yang lemah. otot menghisap, dan mengaktifkan reflek yang
memfasilitasi proses menghisap. Pada hari ke -3 By.
Ny. M di berikan intervensi latihan menghisap
dengan cara pemberian minum per oral, By. Ny. M
mampu menghabiskan PASI secara per oral sebanyak
5 cc namun refleks hisap masih lemah.
THANK YOU
aestethic
Power Point
template

Anda mungkin juga menyukai