Anda di halaman 1dari 23

PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN

TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM


PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DESA

M.A. KHOMSIN
Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Kudus
Legal Basis
Permendesa PDTT Nomor 23 Tahun 2017
Tentang Pengembangan dan Penerapan TEKNOLOGI TEPAT GUNA Dalam
Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa
Sumber Daya Alam
semua benda, daya, keadaan, fungsi alam, dan makhluk hidup,
yang merupakan hasil proses alamiah, baik hayati maupun
nonhayati, terbarukan maupun tidak terbarukan.
Teknologi Tepat Guna (TTG)
teknologi yang sesuai dengan KEBUTUHAN
masyarakat, dapat MENJAWAB PERMASALAHAN
masyarakat, TIDAK MERUSAK LINGKUNGAN, dapat
DIMANFAATKAN DAN DIPELIHARA oleh masyarakat
secara mudah, serta menghasilkan NILAI TAMBAH
dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.
BEDA PATEN & PATEN SEDERHANA. Paten diberikan untuk invensi yang baru,
mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri. paten sederhana
PATEN SEDERHANA. Setiap invensi berupa
diberikan untuk setiap invensi baru, pengembangan dari produk atau proses yang
produk atau alat yang baru dan telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri. Paten sederhana diberikan untuk
mempunyai nilai kegunaan praktis invensi yang berupa produk yang bukan sekadar berbeda ciri teknisnya, tetapi harus
disebabkan karena bentuk, konfigurasi, memiliki fungsi/kegunaan yang lebih praktis daripada invensi sebelumnya yang
konstruksi atau komponennya dapat disebabkan bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau komponennya yang mencakup alat,
barang, mesin, komposisi, formula, senyawa, atau sistem. Paten sederhana juga
memperoleh perlindungan hukum dalam
diberikan untuk invensi yang berupa proses atau metode yang baru.
bentuk paten sederhana

hak memperoleh pelindungan secara hukum atas kekayaan intelektual sesuai dengan
https://paten.dgip.go.id/site/login ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) INVENSI. adalah ide inventor yang dituangkan ke
UU No. 13 Tahun 2016 tentang Paten
dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk
atau proses atau penyempurnaan dan
PATEN adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi
pengembangan produk atau proses.
untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan
persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan invensinya. INVENSI DAPAT DIPATENKAN JIKA. Baru. Jika pada saat pengajuan
permohonan Paten invensi tersebut tidak sama dengan teknologi yang
diungkapkan sebelumnya;
MASA PELINDUNGAN. Paten u/ jangka waktu selama 20 th sejak Mengandung langkah inventif. Jika invensi tersebut merupakan hal yang
tanggal penerimaan permohonan Paten. tidak dapat diduga sebelumnya bagi seseorang yang mempunyai keahlian
Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10 tahun sejak tertentu di bidang teknik;
tanggal penerimaan permohonan Paten sederhana. Dapat diterapkan dalam industri. Jika invensi tersebut dapat diproduksi atau
dapat digunakan dalam berbagai jenis industri.
MAKSUD
Pengembangan dan Penerapan TTG Dalam Pengelolaan SDA Desa

upaya optimalisasi sumber daya alam desa,


memajukan ekonomi desa,
penguatan kapabilitas masyarakat,
peningkatan partisipasi masyarakat dengan
mendorong pembentukan,
pengembangan dan penguatan
posyantek.
TUJUAN
Pengembangan dan Penerapan TTG Dalam Pengelolaan SDA Desa

1. mendayagunakan SDA yang menjamin


terpeliharanya keutuhan NKRI
2. mewujudkan pemanfaatan SDA yang
menjamin keadilan antargenerasi dan
intragenerasi
3. mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang
merata berdasarkan prinsip kebersamaan
untuk mencegah terjadinya kesenjangan
ekonomi, konflik sosial dan budaya
4. mewujudkan perlindungan fungsi SDA
5. mewujudkan perlindungan hukum bagi
masyarakat Desa dalam pengelolaan SDA desa.
SASARAN
Pengembangan dan Penerapan
TTG Dalam Pengelolaan SDA Desa

1. masyarakat miskin, pengangguran,


putus sekolah, dan penyandang
disabilitas
2. masyarakat yang memiliki usaha
mikro kecil dan menengah
3. pengelola posyantek Desa dan
posyantek antardesa;
4. inventor TTG
5. kelompok masyarakat lainnya.
Pengelolaan SDA
• dipergunakan untuk dimanfaatkan dan didayagunakan sebagai KOMODITAS
EKONOMI dengan memperhatikan KEBERLANJUTAN.
• dilakukan berdasarkan rencana pengelolaan sumber daya alam yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah.
• untuk:
1. meningkatkan pendapatan masyarakat;
2. membuka lapangan kerja;
3. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
4. meningkatkan pendapatan pemerintah desa; dan
5. meningkatkan nilai tambah produk.
KETENTUAN KEWENANGAN
• Selain kewenangan pengelolaan SDA yang telah diatur oleh peraturan perundang-undangan
sebagai kewenangan pemerintah daerah, pengelolaan SDA dilakukan oleh masing-masing
Kementerian/Lembaga/Instansi sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
• Pengembangan dan penerapan TTG dalam pengelolaan SDA Desa secara nasional
dilaksanakan oleh Kementerian.
• Pengembangan dan penerapan TTG dalam pengelolaan SDA Desa di provinsi dilaksanakan
oleh Pemerintah Provinsi.
• Pengembangan dan penerapan TTG dalam pengelolaan SDA Desa di kabupaten/kota
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
• Pendanaan yang diperlukan untuk penyelenggaraan pengembangan dan penerapan TTG
dalam pengelolaan SDA Desa dibebankan kepada: APBN; APBD provinsi; APBD Kabupaten;
APB DESA /Dana Desa sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Pengembangan TTG
identifikasi, verifikasi, dan validasi secara langsung atau tidak langsung dapat dilakukan
melalui penyelenggaraan lomba inovasi TTG
1. penelusuran
pemetaan TTG eksisting dilakukan melalui observasi, wawancara, survei, pengumpulan data
2. pemetaan dan informasi terkait TTG yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat;

Memprioritaskan 5 aspek pemanfaatan TTG (penyediaan/pengolahan pangan,


pemanfaatan energi baru dan terbarukan, penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur,
pengelolaan lingkungan, dan pemampuan ekonomi)

pengembangan dan penyempurnaan hasil temuan/invensi TTG serta


3. Pengkajian pengembangan produk unggulan.
pengumpulan, pemilahan dan pemilihan, pengolahan, penetapan identitas dan
4. Pendokumentasian penyimpanan data/informasi

memfasilitasi pengajuan sampai dengan diterbitkannya sertifikat HKI, Hak Paten Sederhana dan/atau
sertifikat SNI dan Kementerian, Pemprov dan Pemkab memfasilitasi perlindungan hukum terhadap
5. pelindungan hasil temuan/inovasi akar rumput.

6. pemasaran fasilitasi jaringan pasar/pemasaran dan akses modal/permodalan


CONTOH PEMETAAN TTG
PENYELESAIAN MASALAH/
ASPEK PRIORITAS CONTOH TTG YANG DIBUTUHKAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN
Tanah longsor, musim kemarau Konservasi SD Air dengan Teknologi Sumur
berkepanjangan, pencemaran air, Resapan (untuk kesulitan air/ kemarau
1.Penyediaan/pengolahan pangan kesulitan air, pertanian tidak berkepanjangan)
produktif, banjir bandang, Kelor atasi stunting
Biogas dari kohe/limbah ind tahu
2. Pemanfaatan energi baru dan Keterbatasan listrik Instalasi listrik tenaga surya /angin
terbarukan PLTMH (Mikro Hidro)
PLTSa (sampah)
Big Gun Sprinkler, Drip irrigation, Drainase
3. Penyediaan dan pemeliharaan Pengairan tanaman, keterbatasan tetes utk pertanian
PLTMH (Mikro Hidro), PLTSa (sampah),
infrastruktur listrik, IPSO (intalasi pengolah sampah organik)
Rumah Panggung

4.Pengelolaan lingkungan Merubah air permukaan Run off) jadi Teknologi Sumur Resapan
air tanah, pengurangan polutan K3 (kandang kolam Kebun –tanaman keras)

5.Pemampuan ekonomi Pengelolaan Kohe Kandang pilah kohe terpisah (padat n cair)
Kambing/sapi/kerbau/ lainnya
Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Desa
KEYWORD/
TINGKAT KECAMATAN DESA
NAMA LEMBAGA POSYANTEK POSYANTEK DESA
FUNGSI lembaga pelayanan TTG antardesa yang lembaga pelayanan TTG di desa yang
yang memberikan pelayanan teknis, memberikan pelayanan teknis,
informasi & orientasi berbagai jenis TTG. informasi&orientasi berbagai jenis TTG
KEDUDUKAN & berkedudukan di kecamatan dengan Berkedudukan di desa ditetapkan dg
PENETAPAN
Keputusan Bupati Keputusan Kepala Desa
PEMBENTUKAN dibentuk berdasarkan hasil musyawarah dibentuk berdasarkan hasil
para utusan inovator TTG dan Posyantek musyawarah perwakilan
desa berasal dari desa yang berada pelaku/pemanfaat TTG dan
dalam satu wilayah kecamatan. kelembagaan masyarakat di desa.
TUGAS POSYANTEK TUGAS POYANTEK DESA
Menyusun program & rencana kerja pengelolaan Menyusun program & rencana kerja pengelolaan
Posyantek antardesa Posyantek desa
memberikan pelayanan teknis, informasi &promosi Memberikan pelayanan teknis, informasi dan promosi
jenis/spesifikasi TTG jenis/spesifikasi TTG
memfasilitasi posyantek desa dalam menganalisis dan Memfasilitasi pemetaan kebutuhan dan pengkajian
mendesain pengembangan dan kebutuhan TTG TTG
Menjembatani masyarakat sebagai pengguna TTG menjembatani masyarakat sebagai pengguna TTG
dengan sumber TTG dengan sumber TTG
memotivasi penerapan TTG di masyarakat; memotivasi penerapan TTG di masyarakat
memberikan layanan konsultasi dan pendampingan Memberikan layanan konsultasi & pendampingan
kepada masyarakat dalam penerapan TTG kepada masyarakat dalam penerapan TTG
Mengkoodinir & memfasilitasi pemasaran produk memfasilitasi penerapan TTG
pengembangan & pemanfaatan TTG hasil dari
posyantek desa
menyusun laporan pengelolaan posyantek menyusun laporan pengelolaan Posyantek desa
KETENTUAN KHUSUS Posyantek dan Posyantek Desa
1. Pengurus Posyantek antardesa dan Posyantek desa tidak boleh
berasal dari unsur PNS.
2. didaftarkan pada OPD yang menangani bidang politik dalam negeri
Kabupaten guna memperoleh Surat Keterangan Terdaftar yang
diterbitkan oleh Bupati
3. tidak boleh berasal dari unsur partisipan/ pengurus organisasi
politik/partai politik.
4. Jumlah dan susunan pengurus posyantek antardesa dan posyantek
Desa sebagaimana paling sedikit berjumlah 5 (lima) orang terdiri
dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi pengembangan dan seksi
pelayanan atau disesuaikan dengan kebutuhan.
5. Masa bakti kepengurusan dalam satu periode paling lama 3 (tiga)
tahun yang diatur dalam AD/ART Posyantek antardesa dan/atau
Posyantek desa.
6. Dapat menjadi bagian unit BUMDesa atau BUMDesa Bersama.
BEST PRACTISE TTG DI DESA
1. Juara 1  kategori Inovasi TTG, SISTEM PENGOLAH DIVERSIFIKASI PRODUK BERBASIS MAGGOT ,
dengan Inovator Santoso dari Desa Sadar Sriwijaya, Kabupaten Lampung Timur (SK Mendes PDTT Nomor
34 Tahun  2021 tanggal 13 September 2021 tentang Penetapan Pemenang Lomba Inovasi TTG, Posyantek
Desa Berprestasi, dan TTG Unggulan tingkat nasional tahun 2021)
2. Teknologi Tepat Guna Untuk Meningkatkan Ekonomi Desa Di Jada Bahrin, Bangka Belitung (https://
journal.ubb.ac.id/index.php/lppm/article/view/1535)

Uraian Program/ kegiatan TTG

Masyarakat Desa Jada Bahrin mayoritas berprofesi sehingga pengetahuan mengenai perubahan iklim
sebagai petani, sehingga sosilaisasi mengenai perubahan iklim/cuaca.
Beberapa hasil pertanian diolah oleh masyarakat untuk sosialisasi membuat kemasan (packing) serta sosialisasi
di jual. Untuk menambah daya jual produk dilakukan. sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
untuk menambahan tanaman kebun bagi masyarakat pemberian bibit tanaman.

Pengolahan sampah seringkali menjadi Sosialisasi pengelolaan sampah, dlst


permasalahan dilingkungan masyarakat
BEST PRACTISE TTG UNTUK PERTANIAN
• Cara Membuat Irigasi Tetes murah dan mudah, cm 200 rb. By omah tani. https://
youtu.be/rBEqA2nI00o
• Teknologi Irigasi Tetes (Irigasi Hemat Air). Irigasi hemat air berupa Jaringan Irigasi Tetes dan
mini sprinkler untuk mensuplai air ke lahan pertanian di daerah minim air. By PuslitbangKPT
https://youtu.be/6iied70eK4c
BEST PRACTISE TTG BIDANG PETERNAKAN TIDAK BERBAU

Setting kandang, pemisahan kohe padat dan cair

Hasilkan kompos padat dan cair/ POC


RUMAH PANGGUNG KEKINIAN
DI DAERAH RAWAN BANJIR KAWASAN KELAPA GADING

Dari luas tanah total 192 meter persegi, hanya 45 persen


lahan yang digunakan untuk bangunan rumah

Ruang kosong di kaki rumah panggung itu lantas tak dibiarkan begitu
saja oleh si tuan rumah. Ia membuat akses masuk menuju kaki-kaki
rumah itu dan kemudian dimanfaatkan Bagas sebagai gudang barang-
barang berat yang tahan air seperti balok kayu dan lainnya.

Tak hanya tiang-tiang, di bawah rumah panggung itu juga terdapat


sebuah bak dengan ukuran 2 x 3 meter dan kedalaman hingga 1,5
persen. Bak itu difungsikan sebagai penampungan air hujan yang
kemudian dimanfaatkan untuk menyiram toilet dan tanaman.

• https://
megapolitan.kompas.com/read/2020/03/09/13073081/inspirasi-rumah-panggung-milik-warga-kelapa-gading-bebas-banjir-dan-hemat?page=all
TEKNOLOGI SUMUR RESAPAN UNTUK KONSERVASI AIR
DESA PATEMON, KEC. TENGARAN, KAB. SEMARANG
Minimnya air dan kontur perbukitan membuat Patemon nyaris tak punya  lahan sawah. bentang alam yang berlereng
dan tanah yang terbuka membuat curah hujan tak punya banyak kesempatan untuk masuk dan tersimpan ke dalam
tanah. Air hujan yang terhempas hanya membasahi tanah permukaan, selebihnya hanyut menjadi air limpasan dan
menghilang di hilir. Bukan hanya lahan pertanian yang kesulitan air. Setiap kali memasuki kemarau, warga desa yang
berjumlah 2.900 jiwa, tersebar di 10 dusun, juga kesulitan air bersih.
Sumur resapan (2x2x2) Sisi-sisi sumur ditembok dengan batu bata, dan bagian dasarnya untuk jalan resapan air.
ditempatkan batu kerikil setebal 30 cm dan yang ditutup oleh tumpukan ijuk. Bibir sumur resapan itu ditutup dengan besi
beton, Ada pintu akses pada penutup sumur itu, terbuat dari  beton cetak, untuk keperluan pemeliharaan. Air hujan masuk
lewat selokan khusus, yang dilewatkan ke sebuah bak kontrol, untuk menyaring sampah dan mengendapkan lumpur. Dana:
APBD, APBDesa, CSR, sumbangan pihak ketiga
Perdes 2015, yang mewajibkan warga yang punya tanah pekarangan menggali sumur resapan.  Mereka yang hendak
mendirikan rumah baru diminta melengkapinya dengan sumur resapan. Bagi bangunan komersial, (pabrik tahu /industri
pengolahan buah-buahan)sumur resapan berukuran 20 m3. sebagian DD juga dialokasikan untuk membuat minimum 2
unit sumur resapan per tahunnya. Tak pelak lagi, sampai akhir 2020 , di Desa Patemon, ada 320 unit sumur resapan.  Tidak 
hanya di pekarangan, sumur resapan itu digali di kebun-kebun di lereng bukit. Ukurannya, sekitar 1 kali 1 meter dengan
kedalaman 1 meter. Tanpa tutup.
Produksi hasil pertanian Desa Patemon meningkat. Kualitasnya mencuat. Kuncinya, ada di manajemen air. Gerakan
konservasi air sejak 2014 terbukti mengatrol jumlah dan kualitas sayuran. Parit-parit desa yang dulu kering setiap kali
memasuki akhir penghujan kini basah berair hingga memasuki puncak kemarau pada Agustus-September. Dengan curah
hujan 2.000--2.200 mm per tahun, Patemon dan desa-desa di sekelilingnya tergolong daerah yang cukup basah.

https://indonesia.go.id/ragam/budaya/sosial/berkah-sumur-resapan-di-desa-patemon
NGEMENG NGEMENG TTG

GAMAJALAH
PENCIPTA PEMAKAI
HKI (HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL) ATM (AMATI, TIRU, MODIFIKASI)

upaya optimalisasi sumber daya alam desa,


memajukan ekonomi desa,
penguatan kapabilitas masyarakat
PENGANGGARAN TTG DALAM APBD DAN APB DESA
KODE REK URAIAN KEGIATAN
2.4.01 Dukungan pelaksanaan Program Pembangunan/Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) GAKIN (pemetaan, validasi, dll)
2.4.02 Pemeliharaan Sumur Resapan Milik Desa
2.4.07 Pemeliharaan Fasilitas Pengelolaan Sampah Desa/Permukiman (Penampungan, Bank Sampah, dll)
2.4.08 Pemeliharaan Sistem Pembuangan Air Limbah (Drainase, Air limbah Rumah Tangga)
2.4.10 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumur Resapan
4.2.01 Peningkatan Produksi Tanaman Pangan (Alat Produksi dan pengolahan pertanian, penggilingan Padi/jagung, dll)
4.2.02 Peningkatan Produksi Peternakan (Alat Produksi dan pengolahan peternakan, kandang, dll)
4.2.03 Penguatan Ketahanan Pangan Tingkat Desa (Lumbung Desa, dll)
4.2.04 Pemeliharan Saluran Irigasi Tersier/Sederhana
4.2.05 Pelatihan/Bimtek/Pengenalan Tekonologi Tepat Guna untuk Pertanian/Peternakan
4.2.06 Pembangunan Saluran Irigasi Tersier/Sederhana
4.5.03 Pengadaan TTG untuk pengembangan ekonomi pedesaan non-pertanian
4.7.04 Pembentukan/Fasilitasi/Pelatihan/Pendampingan kelompok usaha ekonomi produktif (pengrajin, pedagang, industri rumah
tangga, dll)
E-FORM IDENTIFIKASI TTG DI DESA

bit.ly/e-formidentifikasiTTGdidesa2021

Anda mungkin juga menyukai