A. Pendahuluan
B. Dasar Hukum
C. Tema Rakor
D. Materi
F. Tujuan
G. Keluaran/ Output
H. Indikator Kinerja
L. Penyelenggara
M. Pembiayaan
N. Pelaporan
2. Menjelaskan pentingnya 2. Penyedia a. Identifikasi dan peserta diharapkan dapat: 270 Menit Dian Hanafi Nur
P2KTD dalam Peningkatan verifikasi
1. Menjelaskan maksud,
tujuan dan tata cara
penyusunan Penyedia
b. Penyusunan Peningkatan Kapasitas
Direktori P2KTD Teknis Desa (P2KTD);
2. Menyusun Direktori
Penyedia Peningkatan
Kapasitas Teknis
Desa (P2KTD).
3. Mengetahui
mekanisme
pertanggungjawaban
P2KTD
a. Pokok – pokok
evaluasi Mengetahui Pokok – pokok
pelaksanaan evaluasi pelaksanaan
penyaluran DOK penyaluran DOK Bantuan
Bantuan Pemerintah PPID dan
Pemerintah PPID Bantuan Operasional TIK
dan Bantuan
3. Melakukan analisa dan Operasional TIK Ceramah
3. DOK Bantuan b. Pokok – pokok Dispermasdes-
evaluasi reguler atas Mengetahui Pokok – pokok
Pemerintah penggunaan DOK Tanya
penyaluran dan penggunaan DOK Bantuan 90 Menit dukcapil Jawa
PPID dan Bantuan Jawab
penggunaan DOK Pemerintah PPID dan Tengah
Bantuan Pemerintah PPID
Bantuan Pemerintah
Operasional TIK dan Bantuan Bantuan Operasional TIK Diskusi
PPID Tahun 2018:
Operasional TIK
c. Mekanisme Mengetahui Mekanisme
Pertanggungjawab Pertanggungjawaban DOK
an DOK Bantuan Bantuan Operasional TIK
Operasional TIK dan DOK Bantuan
dan DOK Bantuan Pemerintah TPID
Pemerintah TPID
Memahami Struktur
a. Struktur Organisasi
dalam PID Organisasi dalam PID
dalam Capturing
1. Menjelaskan
pentingnya tindak
lanjut paska Bursa
Inovasi Desa sampai
pada Musrenbang Ceramah
Desa dan Tanya
2. Mengidentifikasi Jawab,
kebutuhan Kepala Sharing
Desa dan para pelaku
Pengalaman,
c. Replikasi di desa
3. Memberikan Diskusi
rekomendasi dan Kelompok
menindaklanjuti dan Diskusi
dukungan pada Kepala Pleno
Desa untuk dapat
mewujudkan kartu ide
dan komitmen masuk
dalam musrenbang
desa dan APBDesa
Terumuskannya langkah-
Merumuskan langkah- langkah pemecahan
langkah pemecahan masalah yang timbul
masalah yang timbul selama pelaksanaan
selama pelaksanaan Program Inovasi Desa dan
Program Inovasi Desa: alternatif langkah
6. Strategi Diskusi
6. Merumuskan langkah- penyelesaiannya
penanganan
langkah pemecahan tanya jawab Dr. Dra. Mamik
masalah pada Teruraikannya kegiatan- 90 Menit
masalah yang timbul dan curah Indaryani, M.S.
pelaksanaan PID
selama pelaksanaan kegiatan tahapan pendapat
7. Monitoring dan
Program Inovasi Desa: Pelaksanaan PID yang
Evaluasi
Monitoring dan diperlukan untuk di
Evaluasi monitoring dan evaluasi
dan langkah Tindak yang
sudah dilakukan oleh
beberapa pihak
1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan di
bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.
3. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
5. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
6. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai
dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah dalam memberdayakan
masyarakat.
7. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola
aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa.
8. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara
Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
9. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengan nama
lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa,
dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa untuk
menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa
yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat
Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.
10. Kesepakatan Musyawarah Desa adalah suatu hasil keputusan dari Musyawarah
Desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam Berita Acara kesepakatan
Musyawarah Desa yang ditandatangani oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa
dan Kepala Desa.
11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan
Desa.
12. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
Modul Sosialisasi P2KTD dan Rakor TIK Kudus 2018 ______________ 20
PROGRAM INOVASI DESA
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
13. Perencanaan pembangunan Desa adalah proses tahapan kegiatan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan Badan
Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya Desa dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan Desa.
14. RPJM Desa (Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Desa) adalah dokumen
perencanaan untuk periode 6 (enam) tahun yang memuat arah pembangunan
Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum dan program dan program
Satuan Kerja Perangkat (OPD) atau lintas OPD, dan program prioritas kewilayahan
disertai dengan rencana kerja.
15. RKP Desa (Rencana Kerja Pemerintah Desa) adalah dokumen perencanaan untuk
periode 1 (satu) tahun sebagai penjabaran dari RPJM Desa yang memuat
rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka
pendanaan yang dimutakhirkan, program prioritas pembangunan Desa, rencana
kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh
Pemerintah Desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah dan RPJM Desa.
16. Daftar Usulan RKP Desa adalah penjabaran RPJM Desa yang menjadi bagian dari
RKP Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang akan diusulkan Pemerintah Desa
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui mekanisme perencanaan
pembangunan Daerah.
17. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
18. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli
atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan
hak lainnya yang syah.
19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
20. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaanmasyarakat Desa.
21. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang
diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
22. Program Inovasi Desa disingkat PID merupakan salah satu upaya Pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan kapasitas
desa dalam mengembangkan rencana dan pelaksanaan pembangunan desa secara
berkualitas.
23. Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa disingkat P2KTD adalah lembaga
profesional yang menyediakan jasa keahlian teknis tertentu di bidang
Pengembangan Ekonomi Lokal dan Kewirausahaan, Pengembangan Sumber Daya
Manusia, dan Infrastruktur Desa.
24. Tim Inovasi Kabupaten adalah Tim yang dibentuk oleh Bupati/Walikota untuk
melaksanakan kegiatan Inovasi dalam program Inovasi Desa di kabupaten/kota.
A. Latar Belakang
Hal mendasar dalam rancang bangun PID adalah inovasi/ kebaruan dalam
praktik pembangunan dan pertukaran pengetahuan. Inovasi ini dipetik dari realitas
/ hasil kerja Desa-Desa dalam melaksanakan kegiatan pembangunan yang
didayagunakan sebagai pengetahuan untuk ditularkan secara meluas. PID juga
memberikan perhatian terhadap dukungan teknis dari Penyedia Peningkatan
Kapasitas Teknis Desa secara professional. Dua unsur itu dirasa akan memberikan
kontribusi signifikan terhadap investasi Desa, yaitu pemenuhan kebutuhan
masyarakat melalui pembangunan yang didanai dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APB Desa), khususnya Dana Desa (DD). Dengan demikian, PID
diharapkan dapat menjawab kebutuhan Desa-Desa terhadap layanan teknis yang
berkualitas dan merangsang munculnya inovasi dalam praktik pembangunan serta
solusi inovatif untuk menggunakan Dana Desa secara tepat dan seefektif mungkin.
B. Tujuan
C. Sasaran
1. Menguatkan Program Pendampingan yang fokus pada kualitas hasil
2. Memperkuat kualitas pengelolaan program P3MD, Program Inovasi Desa (PID)
dan Pengelolaan Data.
3. Meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan dalam mengelola
pembangunan dan kegiatan produktif yang didanai melalui Dana Desa untuk
hal-hal yang bersifat inovatif.
4. Mendukung peningkatan produktivitas ekonomi desa dan kawasan
perdesaan melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat inovatif
D. Prinsip-Prinsip Pengelolaan
Pengelolaan Program Inovasi Desa (PID) didasarkan pada prinsip-prinsip:
1. Taat hukum;
2. Transparansi;
3. Akuntabilitas;
4. Partisipatif;
5. Kesetaraan Jender.
E. Ruang Lingkup
Secara skematis ruang lingkup Program Inovasi Desa (PID) digambarkan
sebagai berikut:
F. Bidang Kegiatan
Bidang kegiatan Program Inovasi Desa (PID), meliputi:
1) Pengembangan kewirausahaan, baik pada ranah pengembangan usaha
masyarakat, maupun usaha yang diprakarsai Desa melalui Badan Usaha Milik
Desa (BUM Desa), Badan Usaha Milik antar Desa, Produk unggulan desa guna
mendinamisasi perekonomian Desa;
2) Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kaitan antara
produktivitas perdesaan dengan kualitas SDM ini, diharapkan terjadi dalam
jangka pendek maupun dampak signifikan dalam jangka panjang melalui
investasi di bidang pendidikan dan kesehatan dasar. Produktivitas perdesaan,
dengan demikian, tidak hanya ditilik dari aspek/strategi peningkatan
pendapatan saja, tetapi juga pengurangan beban biaya, dan hilangnya potensi
di masa yang akan datang. Disamping itu, penekanan isu pelayanan sosial
dasar (PSD) dalam konteks kualitas SDM ini, juga untuk merangsang
sensitivitas Desa terhadap permasalahan krusial terkait pendidikan dan
kesehatan dasar dalam penyelenggaraan pembangunan Desa; dan
3) Pemenuhan dan peningkatan infrastruktur perdesaan, khususnya yang secara
langsung berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian Desa, dan
yang memiliki dampak menguat-rekatkan kohesi sosial masyarakat perdesaan.
G. Daftar Larangan
Hal-hal yang dilarang untuk dilakukan dalam pelaksanaan Program Inovasi
Desa (PID) antara lain:
A. Latar Belakang
2. Rapat TPID
Rapat TPID dilakukan untuk menyusun proposal dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) penggunaan Bantuan Pemerintah PPID. Sebelum
merumuskan kegiatan dan RAB, TPID mendapatkan pelatihan terlebih
dahulu dari TAPM Kabupaten/Kota dan atau PD. TPID mengadakan
pertemuan untuk menyusun detail proposal kegiatan dan RAB berdasarkan
hasil keputusan MAD. Selanjutnya Camat menerbitkan Surat Penetapan
Camat (SPC) yang berdasarkan Berita Acara MAD dan hasil rapat perumusan
kegiatan.
E. Identifikasi Inovasi
Identifikasi inovasi dilakukan untuk memetakan kegiatan-kegiatan yang
sudah berjalan di masyarakat dan desa pada bidang infrastruktur, pengembangan
sumber daya manusia, serta kewirausahaan dan pengembangan ekonomi lokal
berdasarkan kriteria yang termasuk dalam kategori inovatif. Identifikasi
dibedakan pada dua kategori lokasi berdasarkan pelaksanaan PID tahun 2017,
yaitu:
1. Lokasi yang sudah tersedia Kartu Ide melalui Bursa Inovasi Desa pada
tahun sebelumnya
Pada lokasi ini identifikasi inovasi didasarkan atas kartu ide yang sudah
tersedia, yaitu dengan mengumpulkan seluruh kartu ide hasil bursa dan
mengelompokkan ide-ide tersebut ke dalam 3 bidang, yaitu bidang
infrastruktur, kewirausahaan dan pengembangan ekonomi lokal, serta
pengembangan sumber daya manusia. Tahapan ini dilakukan oleh Pokja PPID
pada TIK dengan difasilitasi oleh TAPM. Pengelompokan dilakukan melalui
pemilahan ide inovasi mana saja yang memenuhi kriteria kategori inovatif.
2. Lokasi yang belum tersedia Kartu Ide atau yang belum melakukan Bursa Inovasi
Desa
Pada lokasi ini, TPID terutama yang menangani bidang PPID dengan
dibantu difasilitasi oleh PD, melakukan identifikasi ke desa-desa atas
beberapa kegiatan di bidang infrastruktur, kewirausahaan dan
pengembangan ekonomi lokal, serta pengembangan sumber daya manusia,
yang sudah dilakukan dan dinilai berpotensi sebagai kegiatan yang inovatif
sesuai kriteria. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan kunjungan ke desa-
desa dan melakukan pengamatan dan wawancara dengan pelaku-pelaku
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan
setelah TPID mendapatkan pelatihan terlebih dahulu tentang PID dan
memahami apa saja kriteria kegiatan yang dinilai sebagai kegiatan inovatif.
J. Pendokumentasian Inovasi
TPID terutama bidang PPID, dengan didukung oleh PD dan PLD melakukan
proses pendokumentasian kegiatan-kegiatan yang telah diverifikasi oleh TIK dan
direkomendasikan sebagai kegiatan inovatif yang bisa dilakukan capturing.
1. Proses “capturing”
Hasil identifikasi dari masing-masing desa terutama yang masuk
kriteria kegiatan inovatif dan direkomendasikan oleh TIK, selanjutnya
didokumentasikan dalam bentuk media visual/ video, album photo,
artikel/tulisan dan media cetak lainnya. TIK dan TPID akan diberi pelatihan
terkait metode capturing terlebih dahulu sebelum proses capturing
Hasil dari BID berupa Kartu Komitmen sebagai wujud keseriusan Desa untuk
melakukan replikasi. Kartu Ide juga menjelasakan bahwa terdapat terdapat
kegiatan yang inovasi yang telah dilaksanakan, namun belum terdokumentasikan.
TPID akan melakukan pendataan dalam bentuk daftar usulan dari Kartu Komitmen
dan Kartu Ide untuk ditindaklanjuti. Lebih lanjut tentang BID dapat dilihat
dalam Panduan Penyelenggaraan Bursa Inovasi Desa.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (9) (10) (11) (12)
PROGRAM INOVASI DESA
N. Proses Capturing Kartu Ide Hasil Bursa Inovasi Desa
Dari Kartu Ide hasil BID selanjutnya dilakukan proses capturing atau
pendokumentasian kegiatan inovasi mengikuti alur sebagaimana disampaikan di
atas. Proses capturing menggunakan metode dan format yang akan dilatihkan
kepada TIK dan TPID sebagaimana disebutkan di atas. Capturing dilakukan terhadap
inovasi yang merupakan hasil rekapitulasi ide inovasi yang diusulkan Desa dalam
Kartu Ide dari BID dan telah diverifikasi sebagai inovatif oleh TIK.
Kunjungan Mengirim atau mengundang praktisi atau pakar khusus dari sebuah
pakar desa/ kabupaten/ organisasi penyedia pengetahuan ke sebuah
desa/ kabupaten/ organisasi yang membutuhkannya untuk menilai
kondisi riil saat ini dan memberikan bimbingan dalam penyelesaian
masalah atau tantangan yang dihadapi
Studi tur Kunjungan atau serangkaian kunjungan, baik oleh individu atau
group, ke satu atau lebih desa/ kecamatan/ kabupaten atau tempat-
tempat di kecamatan/ kabupaten yang sama, dengan tujuan untuk
mempelajari dan mendalami hal/ bidang khusus secara langsung
dari sumbernya, misalkan bagaimana satu hal dapat dilaksanakan
dengan baik dan berhasil
A. Pendahuluan
B. Pengertian
Pengelolaan pengetahuan adalah upaya yang sadar dan sengaja untuk
mengelola informasi dan pengetahuan sebagai aset, menjaga keberlanjutan
keberadaan pengetahuan itu dalam kehidupan masyarakat di Desa, termasuk
didalamnya upaya mengembangkan dan menangkap (knowledge generation
dan knowledge capture) pengetahuan, pembelajaran dan pengalihan
pengetahuan (knowledge transfer), serta pemanfaatan pengetahuan itu.
Upaya itu mencakup pula identifikasi tacit knowledge (pengetahuan
tersirat), yang kerakali tidak diketahui pembawa pengetahuan sendiri, untuk
menjadikannya pengetahuan yang tersurat (explicit knowledge) agar dapat
didokumentasikan dan diteruskan kepada pihak lainnya.
Inovasi tidak sama dengan praktik cerdas (best practice). Inovasi disini
merujuk pada cara atau pendekatan yang berbeda dari biasanya (apakah itu cara
baru atau cara yang dikembangkan dari yang sudah ada sebelumnya) yang
ditempuh oleh (kelompok) masyarakat atau instansi, dalam menjawab suatu
masalah/tantangan yang dihadapi atau dalam mengerjakan sesuatu, aplikatif dan
terbukti berhasil.
C. Kriteria
Kriteria Inovasi adalah segala bentuk inisiatif atau “gebrakan” dari
masyarakat, kelompok, satuan kerja, baik dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan keberlanjutan pembangunan sebagai akibat dari intervensi
Program Inovasi Desa maupun aktivitas lainnya. Kriteria yang ditetapkan sebagai
berikut:
1. Sangat Dibutuhkan (ada permintaan) di masyarakat
2. Terdefinisi dengan baik
3. Dapat direkam
4. Dapat/layak untuk dibagikan
5. Dapat diulang dan dikembangkan
6. Relevan
D. Katagori
Kategori inovasi Desa sebagai berikut:
a. Kegiatan pembangunan di bidang pengembangan ekonomi lokal
dan kewirausahaan, pengembangan sumber daya Manusia, dan
infrastruktur Desa yang memberi manfaat secara luas bagi masyarakat dan
diketahui oleh masyarakat;
b. Upaya yang berhasil mendorong terwujudnya kegiatan pembangunan
berkualitas, serta mendorong partisipasi dan kegotongroyongan masyarakat
dalam pembangunan;
Modul Sosialisasi P2KTD dan Rakor TIK Kudus 2018 ______________38
PROGRAM INOVASI DESA
E. Model Pengelolaan
1. Pengelolaan Inovasi di Tingkat Kabupaten/Kota
Model pengelolaan inovasi di tingkat Kabupaten/Kota merupakan
serangkaian kegiatan pengelolaan inovasi mencakup diseminasi, sosialisasi,
monitoring dan evaluasi yang melibatkan pemangku kepentingan serta
dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota. Tujuan pengelolaan inovasi di
tingkat Kabupaten/Kota, yaitu:
a. Mendorong Kabupaten mengelola inovasi, serta menjadikannya sebagai
Aset Daerah yang bermanfaat bagi percepatan pembangunan desa melalui
penggunaan dana desa yang lebih efektif dan inovatif;
b. Mendorong Kabupaten memiliki media dan forum komunikasi dan belajar
melalui pertukaran inovasi secara regular dan berkelanjutan.
Dalam mendukung pelaksanaan Program Inovasi Desa, akan dilakukan
pembentukan Tim Inovasi Kabupaten/Kota yang difasilitasi oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota dengan melibatkan OPD terkait yang dibantu oleh TA-PID
dan TA- P3MD. Secara umum, langkah-langkah yang ditempuh dalam
mengelola inovasi di tingkat Kabupaten/Kota, sebagai berikut:
a) Pengidentifikasian, verifikasi dan pemilihan minimal satu praktik cerdas
yang memiliki muatan inovasi per kecamatan;
b) Pendokumentasian inovasi-inovasi terpilih dalam berbagai format, baik
dokumen pembelajaran tertulis, gambar, audio atau video;
c) Pengemasan inovasi menjadi materi sosialisasi, publikasi atau promosi
dan pelatihan;
d) Pengunggahan dan penyimpanan dokumen pembelajaran (inovasi-inovasi
yang telah didokumentasikan) pada aplikasi;
e) Pengidentifikasian media promosi/publikasi/penyebaran dokumen inovasi
dan materi lainnya, serta penjalinan kerjasama
promosi/publikasi/penyebaran dokumen inovasi dan materi lainnya;
f) Penyebaran dokumen pembelajaran antar-desa dan kabupaten melalui
berbagai saluran komunikasi (Lihat Pedoman Pelaksanaan Sosialisasi)
g) Pengelolaan, penyelenggaraan, dan pendokumentasian pelaksanaan
Bursa Inovasi;
h) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan serta dampak pelaksanaan Bursa
Inovasi;
Modul Sosialisasi P2KTD dan Rakor TIK Kudus 2018 ______________39
PROGRAM INOVASI DESA
i) Tindak lanjut pasca-Bursa Inovasi–follow up komitmen desa, fasilitasi
kebutuhan
j) replikasi desa (Lihat Lampiran: Instrumen dasar kegiatan belajar),
fasilitasi kebutuhan pengelolaan inovasi di tingkat kecamatan
G. Media
Berikut ini diberikan beberapa contoh media yang data digunakan
sebagai sarana sosialisasi, promosi, publikasi dan pelatihan di Desa yang
dapat digunakan sesuai kebutuhan dalam memfasilitasi kegiatan inovasi
Desa.
1) Baliho/backwall 9) Buletin
2) Backdrop 10) Website
3) Spanduk 11) Cerita bergambar
4) Banner 12) Infografik
A. Pendahuluan
Bursa Inovasi Desa (BID) merupakan sebuah forum penyebaran dan
pertukaran inisiatif atau inovasi masyarakat yang berkembang di desa-desa.
Kegiatan BID dapat diselenggaran di tingkat Kabupaten/Kota sebagai kegiatan
peluncuran untuk mendukung pelaksanaan inovasi Desa dan di tingkat Kecamatan
sebagai wahana pertukaran pengetahuan dan inovasi Desa. BID merupakan bagian
tak terpisahkan dari Model Pengelolaan Pengetahuan dan Inovasi Desa (PPID) mulai
dari tinggjat Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa.
Perlu ditekankan bahwa BID merupakan media belajar bagi Desa untuk
memperoleh informasi dan kegiatan inovasi yang dapat mendukung pembangunan
Desa. BID bukan ajang pertukaran “jual-beli” cara-cara atau solusi yang telah dinilai
inovatif, terutama terkait kegiatan pembangunan Desa. BID bukan juga kegiatan
pameran barang tapi ide-ide kreatif dalam pembangunan Desa. BID dilaksanakan
untuk membantu Desa dalam meningkatkan kualiatas pembangunan melalui
pertukaran pengetahuan kegiatan yang inovatif untuk memberi inspirasi dan
alternatif pilihan kegiatan bagi pembangunan Desa.
D. Waktu Pelaksanaan
BID sebaiknya dilaksanakan sebelum Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Desa (Musrenbang Desa) atau pengesahan Rencana Kegiatan
Pembangunan Desa (RKP Desa dan APB Desa). Agar Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Desa dapat mewujudkan komitmennya dalam bentuk kebijakan dan
dukungan pembiayaan melalui APBD dan APB Desa.
H. Metode
Penyelenggaraan BID menggunakan pendekatan bursa atau
expose/pertukaran gagasan dan inovasi desa, pemaparan, pengamatan, unit
belajar (learning unit) atau jendela bursa, multi media, bimbingan serta konsultasi.
I. Materi
K. Tahapan Kegiatan
Persiapan :
(1) Tim Inovasi kabupaten melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan OPD tekait
mengenai rencana Bursa;
(2) Penyusunan Kepanitiaan;
(3) Penentuan Tanggal, waktu dan tempat penyelenggaraan Bursa Inovas Desa
(BID);
(4) Menyiapkan undangan, daftar undangan dan daftar hadir undangan;
(5) Menyiapkan undangan untuk peserta pameran (jika diperlukan);
(6) Penyusunan Agenda Bursa Inovasi Desa (BID;
(7) Penghitungan RAB Logistik yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan Bursa
Inovasi Desa (BID);
(8) Penyiapan materi dan alat yang dibutuhkan;
(9) Pengaturan pembagian ruangan Bursa Inovasi Desa (BID); 10) Pengaturan
pembangian stand untuk pameran (jika perlu); (11) Skenario mobilisasi peserta.
• Pembina
• Penanggung jawab
• Koordinator Bursa Inovasi
• Bagian Umum (Perlengkapan, Perizinan, Tempat dan Alat)
• Bagian Korespondensi (Undangan, Koordinasi, Konfirmasi)
• Bagian Substansi (penyiapan materi)
• PIC Registrasi peserta/undangan
• PIC Protokol & Pembukaan
• PIC Pleno
• PIC Ruang Bursa A
• PIC Ruang Bursa B
• PIC Konsultan untuk meja-meja konsultasi
• PIC Pameran (jika perlu)
• PIC Ruang Penukaran Kartu Komitmen
• Bagian Konsumsi
• Bagian dokumentasi
Display
A. Dasar Pemikiran
Program Inovasi Desa merupakan salah satu upaya Kemendesa PPDT dalam
mempercepat penanggulangan kemiskinan di Desa melalui pemanfaatan dana
desa secara lebih berkualitas dengan strategi pengembangan kapasitas desa
secara berke- lanjutan khususnya dalam bidang pengembangan sumber daya
manusia, pengembangan sumber daya manusia: Pelayanan Sosial Dasar , serta
Infrastruktur Desa.
Dana Desa menumbuhkan kebutuhan jasa layanan teknis yang beragam
yang tidak dapat dipenuhi oleh OPD terkait dan pemangku kepentingan
professional. Sementara itu, Desa memiliki keterbatasan dalam mengakses
Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa professional yang berasal dari
lembaga swadaya masyarakat, Universitas, Asosiasi profesi dan perusahaan.
Kondisi tersebut mendorong kebutuhan pasar akan penyedia peningkatan
kapasitas teknis desa dalam mendukung pembangunan desa. Di sisi lain, lembaga
Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa yang professional belum
memanfaatkan peluang jasa layanan ini karena keterbatasan informasi serta
kurangnya dukungan dari pemangku kepentingan terkait.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendekatkan kebutuhan desa
dengan pihak penyedia peningkatan kapasitas teknis desa dan menjamin
tersedianya jasa layanan yang berkualitas diperlukan sistem layanan yang dapat
diakses dengan mudah oleh desa. Oleh karena itu, jasa layanan teknis yang sudah
ada perlu diorganisir dan diperkuat kapasitasnya agar dapat memberikan
pelayanan secara lebih berkualitas dan berkelanjutan sesuai kebutuhan Desa. Desa
diharapkan memiliki pilihan untuk mendapatkan jasa layanan teknis yang
berkualitas dalam mendukung pelaksanaan pembangunan Desa.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495). (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
D. Pengertian
F. Target Capaian
Dalam rangka mendukung Program Inovasi Desa (PID) perlu disediakan
2.604 P2KTD meliputi bidang Pengembangan Ekonomi Lokal dan Kewirausahaan,
pengembangan sumber daya manusia, dan infrastruktur desa yang diharapkan
dapat mendampingi
14,000 desa.
G. Prinsip-Prinsip
Dalam menjalankan perannya, P2KTD bekerja atas dasar prinsip-prinsip,
sebagai berikut:
1. Profesional, memberikan pelayanan teknis berkualitas teknis sesuai
standar safeguard dan peraturan yang berlaku.
2. Tanggungjawab Sosial, pelayanan didasarkan atas komitmen menumbuhkan
kewirausahaan sosial (sosial entrepreneurship);
3. Inklusi Sosial (Social Inclusion), menghormati kesetaraan, berpihakan pada
perempuan, berkebutuhan khusus, dan mendorong kohesi sosial;
4. Ramah Lingkungan, mendorong penerapan teknologi yang tepat guna dan
ramah lingkungan;
5. Tata kelola, Jasa layanan yang diberikan harus bersifat transparan, partisipatif,
dan akuntabel.
H. Pemangku Kepentingan
1. Satker Dekonsentrasi P3MD/PID Provinsi
Satker Dekonsentrasi P3MD/PID dalam Program Inovasi Desa memiliki
tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
(a) Mensosialisasikan P2KTD.
(b) Menyelenggarakan orientasi P2KTD.
(c) Menyelenggarakan orientasi Pokja P2KTD.
(d) Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan dan pengendalian P2KTD.
(e) Melaporkan kegiatan orientasi dan layanan teknis P2KTD.
(f) Melaporkan seluruh kegiatan yang terkait dengan penggunaan
dana dekonsentrasi P2KTD.
Modul Sosialisasi P2KTD dan Rakor TIK Kudus 2018 ______________51
PROGRAM INOVASI DESA
2. Pemerintah Kabupaten/Kota
Pemerintah kabupaten/kota melalui OPD terkait memiliki tugas dan
tanggungjawab sebagai berikut:
(a) Memfasilitasi pembentukan Pokja P2KTD;
(b) Melakukan sosialisasi P2KTD;
(c) Memberikan dukungan regulasi untuk keberlanjutan P2KTD;
(d) Menyelenggarakan rapat koordinasi P2KTD;
(e) Melakukan pembinaan dan pengendalian kepada P2KTD dalam
memberikan layanan teknis kepada desa;
(f) Melaporkan kegiatan P2KTD ke provinsi.
3. Pokja P2KTD
I. Ruang Lingkup
Jenis layanan teknis yang disediakan P2KTD meliputi tiga bidang kegiatan
utama dalam mendukung kegiatan inovasi desa yang tidak dapat diberikan oleh
pendamping profesional dalam mendukung kemandirian desa. Bidang kegiatan
dimaksud terdiri dari: (1) Pengembangan Ekonomi Lokal dan Kewirausahaan, (2)
Pengembangan Sumber Daya Manusia, serta (3) Infrastruktur Desa. P2KTD
memberikan pelayanan dalam bentuk dukungan teknis berupa pelatihan,
konsultasi, bimbingan teknis, mentoring, dan studi sesuai dengan kebutuhan
inovasi Desa. Layanan P2KTD dapat diberikan dalam tahapan perencanaan,
pelaksanaan, pemeliharaan, dan evaluasi.
J. Mekanisme Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan P2KTD di dalam Program Inovasi Desa meliputi: (1)
sosialisasi di Provinsi dan Kabupaten, (2) Pembentukan Pokja P2KTD, (3) Pelatihan
Pokja P2KTD-TIK (4) Penyusunan direktori P2KTD, (5) Pemanfaatan P2KTD.
1. Sosialisasi
a. Sosialisasi di provinsi
5. Pemanfaatan P2KTD
Identifikasi Kebutuhan P2KTD ke Desa-Desa (TPID)
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kegiatan Desa yang
membutuhkan Jasa layanan teknis. Identifikasi dilakukan oleh TPID yang
menangani kegiatan P2KTD dengan mengecek APB Desa 2017 khususnya untuk
bidang kegiatan ekonomi lokal dan kewirausahaan, Pengembangan Sumber
Daya Manusia, dan Infrastruktur. Kegiatan yang membutuhkan P2KTD adalah
kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan oleh Kader Pembangunan Desa maupun
oleh tenaga Pendamping profesional karena membutuhkan keahlian khusus.
Kegiatan jasa layanan teknis yang dapat diberikan oleh P2KTD meliputi pelatihan,
konsultasi, bimbingan teknis, mentoring, studi kelayakan dan pengembangan
jejaring sesuai dengan kebutuhan inovasi Desa.
Desa SEKARSARI
Contoh Pengisian Formulir Usulan Kegiatan yang Membutuhkan
Kecamatan : DEPOK
Kabupaten : SLEMAN
Meningkatkan
Layanan Teknis di Desa
1 Peningkatan kapasitas guru PAUD Dsn. Sukajaya profesionalitas guru 5 orang guru PAUD Pelatihan Rp.7,500,000,- 2 orang tidak ada
PROGRAM INOVASI DESA
PAUD
Bimbingan teknis dan
Tersedianya listrik belum ada, tapi PP tidak mempunyai
2 Pembangunan tenaga mikro hidro Dsn. Sukamakmur 50 kepala keluarga pendampingan Rp.75,000,000,-
dusun akan disediakan keahlian
pemeliharaan
……………., …………………………………………
Kepala Desa
( )
PROGRAM INOVASI DESA
Contoh Pengisian Formulir Rekapitulasi Usulan dan Penilaian Kegiatan Desa yang
membutuhkan P2KTD
Kecamatan DEPOK
Kabupaten SLEMAN
meningkatkan
1 Sekarsari Peningkatan kapasitas guru PAUD profesionalitas guru 5 orang guru PAUD Pelatihan 2.500.000,- 2 orang tidak ada layak
PAUD
Bimbingan teknis
Tersedianya listrik belum ada, tapi PP tidak mempunyai
2 Sekarsari Pembangunan tenaga mikro hidro 50 kepala keluarga dan pendampingan 75.000.000,- layak
dusun akan disediakan keahlian
pemeliharaan
Agar lingkungan yang
lebih nyaman dan
Pengelolaan sampah desa berbasis PP tidak mempunyai
3 Makmurjaya meningkatkan 10 orang Pelatihan 25.000.000 1 orang layak
masyarakat keahlian
pendapatan
masyarakat
Meningkatkan
kemampuan
perangkat desa dalam Bimbingan teknis PP mempunyai
4 Sukaringin Peningkatan kapasitas bagi perangkat desa 3 orang perangkat desa 10.000.000 belum ada tidak
membuat laporan dan pendampingan keahlian
pertanggungjawab
an keuangan
Peningkatan kapasitas perajin tas blok Meningkatkan nilai ada 1 tenaga ahli di
6 Karangrejo 20 orang Pelatihan 20.000.000 3 orang layak
ransel jual desa
Menciptakan
lingkungan yang lebih
Peningkatan kapasitas pengelolaan sampah nyaman dan Konsultasi,
7 Karangrejo 5 orang 35.000.000 1 orang SDM lokal tidak ada layak
desa menigkatkan pendamping
pendapatan an
masyarakat
Meningkatkan
Peningkatan distribusi penjualan produk Pengembangan PP dan SMD lokal tdk
9 Triwarno produksi dan 15 orang 30.000.000 belum ada layak
kuningan jejaring ada
pendapatan
……………., …………………………………………
( )
PJLT yang
No Kegiatan Lokasi Jenis layanan Jumlah Dana Hasil Verifikasi
direkomendasikan
Pengelolaan sampah
3 Makmurjaya Pelatihan 25,000,000 layak LSM Pesona Alam
berbasisi masyarakat
Peningkatan kapasitas
4 Karangrejo Pelatihan 20,000,000 layak LSM Bintang gading
perajin tas blok ransel
Peningkatan distribusi
6 penjualan produk Triwarno Pengembangan jejaring 30,000,000 layak Bina Kreatif
kuningan
Ketua Sekretaris
( ) ( )
Kecamatan : DEPOK
Kabupaten : SLEMAN
Kriteria Prioritas Usulan
Selaras Layanan
No Kegiatan Lokasi Komitmen Manfaat Partisipasi Nilai Ranking
kebijakan Sosial
Replikasi Masyarakat Masyarakat
Pemerintah Dasar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Peningkatan guru
1 Sekarsari ٤ 4 4 4 4 20 1
PAUD
Pembangunan mikro
2 Sekarsari 4 1 4 3 1 13 5
hidro
Pengelolaan sampah
3 Makmurjaya 3 3 4 3 1 14 4
berbasis masyarakat
Peningkatan kapasitas
4 Karangrejo 4 4 4 3 1 16 3
perajin tas blok ransel
Peningkatan kapasitas
5 pengelolaan sampah Karangrejo 2 3 3 2 1 11 7
desa
Peningkatan distribusi
6 penjualan produk Triwarno 3 3 3 3 1 12 6
kuningan
Pengadaan sarana
7 Warnawarni 4 4 4 4 3 19 2
biopori
( )
Fasilitasi Pemanfaatan
Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD)
A. Latar Belakang
Pemanfaatan P2KTD merupakan serangkaian kegiatan pendayagunaan
keahlian yang dimiliki oleh P2KTD dalam mendorong inovasi dan peningkatan
kualitas pembangunan Desa. Bentuk pemanfaatan P2KTD hampir sama dengan
pola kerjasama Desa dengan pihak ketiga dalam mendampingi masyarakat desa.
Dimana pihak ketiga dalam hal ini P2KTD memberikan layanan dan bimbingan
teknis kepada Desa secara bervariasi, diantaranya, advokasi, peningkatan kapasitas,
pendidikan, pembangunan infrastuktur, dan masih banyak aktifitas lain.
Dalam kerangka dukungan P2KTD melalui pola kerjasama Desa dengan
pihak ketiga baik dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan inovasi yang tidak
dapat dilakukan sevara mandiri oleh Desa dan pendamping. Pemanfaatan P2KTD
dilakukan dalam rangka membantu desa. Selama ini desa dipandang sebagai pihak
yang ‘lemah’. Terlalu lamanya dibiarkan dan urusannya dipercayakan kepada pihak
lain, maka desa sulit untuk berdaya. Desa menjadi obyek yang harus selalu dibantu.
Para pegiat desa, akademisi, atau LSM, baik yang berasal dari atau luar
desa, melakukan upaya guna memandirikan desa. Desa didorong untuk menjadi
entitas yang kuat dalam berbagai hal. Kerjasama dan kerja bersama yang
dilakukan mendapat apresiasi masyarakat. Mereka antusias menyambut baik
uluran tangan para pihak itu.
Dalam bidang yang lain, pihak swasta pun ikut andil. Mereka dapat
memberikan bantuan berupa uang dan atau barang yang dibutuhkan oleh
masyarakat secara langsung. Bentuk-bentuk kepedulian ini sedikit banyak membuka
mata kita, bahwa desa perlu dikuatkan.
Terbitnya UU Desa diharapkan mampu memperkuat desa. Modal sosial di
desa yang selama ini menjadi andalan, bisa lebih optimal. Tidak menutup
kemungkinan pada saatnya nanti, desa lah yang akan memberikan bantuan kepada
pihak lain. Saat desa sejahtera, negara akan makmur. Persoalan-persoalan sosial
yang terjadi bukan tidak mungkin akan teratasi oleh desa.
5. Orientasi P2KTD
Orientasi P2KTD bertujuan untuk mempersiapkan P2KTD dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan program inovasi desa.
Penyelenggaraan orientasi dilaksanakan di provinsi. Peserta orientasi P2KTD
terdiri dari maksimal 6 orang per kabupaten yang mewakili 6 P2KTD. Pemilihan
peserta orientasi dilakukan oleh TIK- Pokja P2KTD berdasarkan usulan TPID
dengan mempertimbangkan jasa layanan teknis yang paling banyak
dibutuhkan oleh desa dalam skala kabupaten.