Anda di halaman 1dari 40

Standar Pelayanan

Antenatal Terpadu dan


Kebijakan Program
Pada layanan Antenatal
Amida.S.Sarbini 06 November 2021
Materi yang akan
dipelajari

 PENGENALAN STANDAR PELAYANAN


MINIMAL DALAM KESEHATAN IBU DAN ANAK
 STANDAR ASUHAN ANTENATAL TERINTEGRASI
 ADAPTASI KEBIASAAN BARU
PELAYANAN KESEHATAN IBU DI MASA
PANDEMI
LATAR BELAKANG

Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia belum menunjukkan


hasil yang diharapkan kareana masih terbilang tinggi di Kawasan Asia
Tenggara meskipun berbagai program telah dilaksanakan selama lebih dari
dua dekade. Indonesia juga tidak berhasil untuk mencapai target MDGs
nomor 5 mengenai penurunan kematian ibu di tahun 2015.
Saat ini, Indonesia memiliki target S D G s untuk dicapai pada tahun 2030,
maka dari itu diperlukan upaya yang sangat besar, konsisten, tepat guna dan
tepat sasaran untuk mampu menurunkan angka kematian ibu sesuai dengan
target. Penurunan AKI menjadi prioritas terhadap peningkatan kesehatan ibu
dan anak
LATAR BELAKANG

Di Indonesia, kematian ibu dan kematian neonatal masih menjadi


tantangan besar Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19 per tanggal 14 September 2020, jumlah pasien
terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 221.523 orang, pasien sembuh
sebanyak 158.405 (71,5% dari pasien yang terkonfirmasi), dan pasien
meninggal sebanyak 8.841 orang (3,9% dari pasien yang
terkonfirmasi). Dari total pasien terkontamisasi positif COVID-19,
sebanyak 5.316 orang (2,4%) adalah anak berusia 0-5 tahun dan
terdapat 1,3% di antaranya meninggal dunia.
LATAR BELAKANG

Untuk kelompok ibu hamil, terdapat 4, 9% ibu hamil


terkonfirmasi positif COVID -19 dari 1.483
kasus
terkonfirmasi yang memiliki data kondisi penyerta. Data ini
menunjukkan bahwa ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir juga merupakan sasaran yang rentan terhadap infeksi
COVID-19 dan kondisi ini dikhawatirkan akan meningkatkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PELAYANAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK DI FKTP

a. Pelayanan kesehatan ibu hamil;


b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin;
c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
d. Pelayanan kesehatan balita;
e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif;
g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa
berat;
k. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan
l.Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus
yang melemahkan daya tahan tubuh manusia
PRINSIP PELAYANAN KE SE H ATA N IBU DAN ANAK

Prinsip-prinsip pencegahan COVID-19 pada


ibu hamil, bersalin,nifasdan bayi
masyarakat
baru meliputi
lahir universal diprecaution dengan
selalu cuci tangan, menggunakan
menjaga kondisi tubuh dengan rajin olah raga
masker
dan
istirahat cukup, makan dengan gizi , yang
seimbang, dan mempraktikkan etika batuk-
bersin.
REKOMENDASI PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

1.Tetap lakukan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-


19. Penularan COVID-19 terjadi melalui kontak, droplet
dan
airborne. Isolasi tenaga kesehatan dengan APD yang sesuai dan
tatalaksana isolasi bayi dari ibu suspek / kontak erat /
terkonfirmasi COVID-19 merupakan utama
fokus
manajemen pertolongan persalinan. Selain itu, jagadalam
jarak minimal
1 meter jika tidak diperlukan tindakan
2.Penggunaan APD yang sesuai
REKOMENDASI PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

3. Tenaga kesehatan harus segera menginfokan kepada tenaga


penanggung jawab infeksi di tempatnya bekerja (Komite PPI) apabila
kedatangan ibu hamil yang telah terkonfirmasi COVID-19 atau suspek
4. Tempatkan pasien yang telah terkonfirmasi COVID-19, probable, atau
suspek dalam ruangan khusus (ruangan isolasi infeksi airborne). Jika
ruangan khusus ini tidak ada, pasien harus sesegera mungkin dirujuk
ke tempat yang ada fasilitas ruangan khusus tersebut. Perawatan
maternal dilakukan di ruang isolasi khusus ini termasuk saat
persalinan dan nifas.
REKOMENDASI PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

5. Untuk mengurangi transmisi virus dari ibu ke bayi, harus


disiapkan fasilitas untuk perawatan
6. Tempatkan pasien yang telah terkonfirmasi COVID-19, probable,
atau suspek dalam ruangan khusus (ruangan isolasi infeksi
airborne). Jika ruangan khusus ini tidak ada, pasien harus
sesegera mungkin dirujuk ke tempat yang ada fasilitas ruangan
khusus tersebut. Perawatan maternal dilakukan di ruang isolasi
khusus ini termasuk saat persalinan dan nifas.
Pelaksanaan program Pelayanan KIA berdasarkan zona wilayah

Program Zona Hijau (Tidak Zona Kuning (Risiko Rendah),


Terdampak / Orange (Risiko Sedang), Merah
Tidak Ada Kasus) (Risiko Tinggi)
Kelas Ibu Hamil Dapat dilaksanakan dengan Ditunda pelaksanaannya di masa
metode tatap muka pandemi COVID-19 atau
(maksimal 10 peserta), dan dilaksanakan melalui
harus mengikuti protokol
kesehatan secara media komunikasi secara daring
(Video Call,
ketat.
Youtube, Zoom).
P4K Pengisian stiker P4K Pengisian stiker P4K dilakukan oleh
dilakukan oleh tenaga ibu hamil atau keluarga dipandu
kesehatan pada saat bidan/perawat/dokter melalui
pelayanan antenatal. media
komunikasi.
AMP Otopsi verbal dilakukan Otopsi verbal dilakukan
dengan mendatangi dengan mendatangi keluarga
keluarga. Pengkajian atau melalui telepon.
dapat dilakukan dengan Pengkajian dapat dilakukan
metode tatap muka melalui media komunikasi
(megikuti protokol secara daring (video
kesehatan) atau melalui conference).
media komunikasi secara
daring (video conference).
PELAYANAN ANTENATAL


Pernyataan Standar
Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar. Pemerintah Daerah tingkat kabupaten/kota wajib
memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar
kepada semuaibu hamil di wilayah kerja tersebut dalam
kurun waktu satu tahun.

Standar Kuantitas dan Standar Kualitas
Kuantitas : kunjungan antenatal ( WHO 4 kali; 1 1 2)
Di adaptasiPMK RI No 21 TAHUN 2021
STANDAR KUALITA S PELAYANAN ANTENATAL

a. Pengukuran berat badan.


b. Pengukuran tekanan darah.
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
e. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
f. Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
g. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
h. Tes Laboratorium.
i. Tatalaksana/penanganan kasus.
j. Temu wicara (konseling).
KONSEP PELAYANAN ANTENATAL KOMPREHENSIF
DETEKSI DINI RISIKO
PADA IBU HAMIL

• Masalah Gizi
( Skrining
Anemia Ibu Hamil )
STANDAR KUANTITAS PELAYANAN ANTENATAL

Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada


kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x
di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di
Trimester
3. Minimal 2x
diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester
1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3
STANDAR KUANTITAS PELAYANAN ANTENATAL


ANC ke-1 di Trimester 1 : skrining faktor risiko
oleh Dokter dengan protokol kesehatan.

J i k a ibu datang pertama kali ke bidan, bidan tetap
melakukan pelayanan antenatal seperti biasa,
kemudian ibu dirujuk ke dokter untuk dilakukan
skrining.

Sebelum ibu melakukan kunjungan antenatal
secara tatap m uka, dilakukan janji temu/
teleregistrasi dengan skrining anamnesa melalui
media komunikasi (telepon)/ secara daring untuk
mencari faktor risiko dan gejala COVID-19
STANDAR KUANTITAS PELAYANAN ANTENATAL


ANC ke-2 di Trimester 1, ANC ke-3 di Trimester 2,
ANC ke-4 di Trimester 3, dan

ANC ke-6 di Trimester 3 : Dilakukan tindak lanjut
sesuai hasil skrining. Tatap muka didahului dengan
janji temu/teleregistrasi dengan skrining anamnesa
melalui media komunikasi (telepon)/secara daring
untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19
STANDAR KUANTITAS PELAYANAN ANTENATAL

A NC ke-5 di Trimester 3

Skrining faktor risiko persalinan dilakukan oleh Dokter dengan


protokol kesehatan. Skrining dilakukan untuk menetapkan :
 Faktor risiko persalinan,
 Menentukan tempat persalinan, dan
Menentukan apakah diperlukan rujukan terencana atau
tidak.
.
STANDAR KUANTITAS PELAYANAN ANTENATAL

ANC ke-5 di Trimester 3

 Tatap muka didahului dengan janji temu/teleregistrasi


 skrining anamnesa melalui media komunikasi
(telepon)/secara daring untuk mencari faktor risiko dan
gejala COVID-19.

Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk
dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS Rujukan
maka dilakukan Rapid Test.
o Filosofi dasar dan pendekatan praktis dalam pemberian pelayanan
o Pelayanan yang berpihak pada perempuan
o Dibangun melalui Interaksi yang baik dan saling terbuka
o Mengakui dan saling menghormati keahlian, kekuatan, kelebihan
permpuan maupun bidan
o Layanan Holistik untuk perempuan
o Hubungan Kolaboratif- Perempuan-Bidan – profesi Kesehatan
o Fokus seimbang antara pengalaman perempuan, kesehatan dan
kesejahteraan dari ibu dan bayi
o Bersifat Emansipatoris
o Memberdayakan Perempuan
o Kemitraan Perempuan dan Bidan
o Layanan Holistik untuk perempuan
o Hubungan Kolaboratif- Perempuan-Bidan – profesi
Kesehatan
o Perempuan terlindung dari
o Perempuan diperlakukan
cidera fisik atau perlakuan
dengan Martabat dan hormat
buruk o Ketersediaan berbagai
o Perempuan mendapatkan
macam
haknya atas informasi o pilihan untuk perempuan
dan pilihan o Akses layanan yang mudah
o Kerahasian dan privacy
dijangkau
terlindungi o Layanan yang berkualitas
o Perempuan terlindung dari
o Perempuan diperlakukan
cidera fisik atau perlakuan
dengan Martabat dan hormat
buruk o Ketersediaan berbagai
o Perempuan mendapatkan
macam
haknya atas informasi o pilihan untuk perempuan
dan pilihan o Akses layanan yang mudah
o Kerahasian dan privacy
dijangkau
terlindungi o Layanan yang berkualitas
o Ketersediaan berbagai
macam
o pilihan untuk
perempuan
o Akses layanan yang
mudah dijangkau
o Layanan yang
berkualitas

Anda mungkin juga menyukai