Anda di halaman 1dari 13

PROTEIN

12 KA SMKN 4 GARUT
PENGERTIAN PROTEIN
Protein adalah sebuah senyawa organik yang komplek dan berbobot
molekul besar yang terdiri dari suatu asam amino yang dihubungkan dengan
satu sama lain dengan suatu ikatan peptida. Molekul protein mengandung
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan sulfur serta fosfor. 
Protein sangat berperan penting dalam pembentukan struktur, fungsi,
regulasi sel-sel makhluk hidup dan virus. Protein juga bekerja sebagai
neurotransmiter dan pembawa oksigen dalam darah (hemoglobin). Protein
berguna sebagai sumber energi tubuh.
PENYUSUN PROTEIN
Protein tersusun dari peptida-peptida sehingga membentuk suatu
polimer yang disebut polipeptida. Setiap monomernya tersusun atas suatu
asam amino. Asam amino adalah molekul organik yang memiliki gugus
karboksil dan gugus amino yang mana pada bagian pusat asam amino
terdapat suatu atom karbon asimetrik (Gambar 1). Pada keempat
pasangannya yang berbeda itu adalah gugus amino, gugus karboksil, atom
hidrogen, dan berbagai gugus yang disimbolkan dengan huruf R. Gugus R
disebut juga sebagai Rantai samping yang berbeda dengan gugus amino.
(Campbelletal., 2009).
 
Asam amino dalam suatu protein memiliki bentuk L, terionisir dalam
larutan, dan memiliki bentuk C asimetris kecuali asam amino jenis glisin.
Asam amino standar memiliki jumlah sebanyak 20 macam. Dari 20 macam
asam amino tersebut terbentuklah suatu rantai polipeptida. Rantai asam
amino akan dilipat menjadi bentuk 3 dimensi dan menjadi bentuk protein
spesifik yang diperlukan oleh berbagai aktivitas metabolisme atau menjadi
komponen suatu sel (Lehninger etal., 2004; Vo-Dinh, 2005). Di dalam
protein tersusun 20 macam asam amino yang memiliki karakteristik yang
bebeda-beda sehingga dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan ciri
rantai sampingnya (gugus R). Pengelompokan tersebut antara lain asam
amino bersifat polar (serin, treonin, sistein, asparagin, dan glutamin); non-
polar (glisin, alanin, prolin, valin, leusin, isoleusin, dan metionin); gugus
aromatik (fenilalanin, tirosin, triptofan); bermuatan positif (lisin, histidin,
arginin); dan bermuatan negatif (aspartat dan glutamat). Pengelompokan
tersebut didasarkan pada polaritas, ukuran, dan bentuk dari suatu asam
amino (Lehningeretal., 2004; Murray etal., 2009).
STRUKTUR PROTEIN
Dilihat dari tingkat organisasi struktur, protein dapat diklasifikasikan
ke dalam empat kelas dengan urutan kerumitan yang berkurang. Kelas-
kelas itu adalah :
•Struktur primer: Ini adalah hanya urutan asam amino di dalam rantai
protein. Struktur primer protein dilakukan oleh ikatan-ikatan (peptida)
yang kovalen.
•Struktur sekunder: Hal ini merujuk ke banyaknya struktur helix-aa
atau lembaran berlipatan-B setempat yang berhubungan dengan
struktur protein secara keseluruhan. Struktur sekunder protein
diselenggarakan oleh ikatan-ikatan hidrogen antara oksigen karbonil
dan nitrogen amida dari rantai polipeptida.
•Struktur tersier: Hal ini menunjuk ke cara rantai protein ke dalam protein
berbentuk bulat dilekukkan dan dilipat untuk membentuk struktur tiga-
dimensional secara menyeluruh dari molekul protein. Struktur tersier
diselenggarakan oleh interaksi antara gugus-fufus R dalam asam amino.
• Struktur kuartener. Banyak protein ada sebagai oligomer, atau
molekul-molekul besar terbentuk dari pengumpulan khas dari
subsatuan yang identik atau berlainan yang dikenal dengan protomer.
PROSES KATABOLISME PROTEIN
Para proses katabolisme protein asam-asam amino tidak dapat disimpan
oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan atau terjadi kekurangan
sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan menggunakan
asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid,
asam amino memerlukan pelepasan gugus amina. Gugus amin ini
kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.
Terdapat 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
Transaminasi: Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α
ketoglutarat menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat
menghasilkan aspartat
Deaminasi oksidatif: Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion
ammonium Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+)
yang selanjutnya masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini
dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin.
Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas
beberapa tahap yaitu:
Melalui peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi
dengan CO2 menghasilkan karbamoil fosfat.
Melalui raksi ini diperlukan energi dari ATP
Melalui peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat
bereaksi dengan L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat
dilepaskan.
Melalui peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi dengan
L-aspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini membutuhkan
energi dari ATPDengan peran enzim argininosuksinat liase, L-
argininosuksinat dipecah menjadi fumarat dan L-arginin
Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin
akan menghasilkan L-ornitin dan urea.
HUBUNGAN KATABOLISME KARBOHIDRAT,
PROTEIN DAN LEMAK
Tahukah kamu bahwa Asetil Ko-A sebagai bahan baku dalam siklus Krebs
untuk menghasilkan energi yang berasal dari katabolisme karbohidrat,
protein, maupun lemak. Titik temu dari berbagai jalur metabolisme ini
berguna untuk saling menggantikan “bahan bakar” di dalam sel, Hasil
katabolisme karbohidrat, protein, dan lemak juga bermanfaat untuk
menghasilkan senyawa- senyawa lain yaitu dapat membentuk ATP, hormon,
komponen hemoglobin ataupun komponen sel lainnya.
Lemak (asam heksanoat) lebih banyak mengandung hidrogen terikat dan
merupakan senyawa karbon yang paling banyak tereduksi, sedangkan
karbohidrat (glukosa) dan protein (asam glutamat) banyak mengandung
oksigen dan lebih sedikit hidrogen terikat adalah senyawa yang lebih
teroksidasi.
 
Senyawa karbon yang tereduksi lebih banyak menyimpan energi dan
apabila ada pembakaran sempurna akan membebaskan energi lebih
banyak karena adanya pembebasan elektron yang lebih banyak. Jumlah
elektron yang dibebaskan menunjukkan jumlah energi yang dihasilkan.
Perlu kamu ketahui pada jalur katabolisme yang berbeda glukosa dan
asam glutamat dapat menghasilkan jumlah ATP yang sama yaitu 36 ATP.
Sedangkan katabolisme asam heksanoat dengan jumlah karbon yang
sama dengan glukosa (6 karbon) menghasilkan 44 ATP, sehingga jumlah
energi yang dihasilkan pada lemak lebih besar dibandingkan dengan
yang dihasilkan pada karbohidrat dan protein. Sedangkan jumlah energi
yang dihasilkan protein setara dengan jumlah yang dihasilkan
karbohidrat dalam berat yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
•Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 1. Jakarta:Erlangga
•Elisa. tanpa tahun. Metabolisme Protein. http:// ugm.ac. id / files /
chimera 73 / .../
•Metabolisme %20protein.doc. diakses pada tanggal 30 Mei 2012 pukul
16.04
•Lehninger. 200. Dasar-dasar biokimia jilid 2. Jakarta: Erlangga
•http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-protein.h
tml?m=1
•http://www.seputarilmu.com/2016/01/pengertian-protein-dan-jenis-str
uktur.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai