Anda di halaman 1dari 9

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

BEDAH KASUS
KELOMPOK 3
1 Yulita Adam 9 Yuricho Warikry

2 Frisca Patty 8 Maria Sahetapy

3 Niken Warkey 7 Vinchen Badidi

4 Kevin Latuputty 6 Shanon Pattiasina

5 Finsandra Wonotoeri
JETSGO CORPORATION
• Michel Leblance meluncurkan Jetsgo pada 12 Juni 2002.
• Jetsgo Corporation adalah maskapai penerbangan
bertaraf rendah Kanada yang berbasis di wilayah Saint-
Laurent di Montreal.
• Dalam kurun waktu 2 tahun 6 bulan ia berkembang
menjadi maskapai terbesar ketiga di Kanada, yang mana
pada saat itu menguasai hingga 10 % pasar domestik.
• Menerbangkan 17.000 penumpang per hari, dengan 29
armada pesawat, di mana 15 diantaranya milik Fokker
F100.
• Memiliki 1.200 karyawan, Melayani 19 destinasi di
Kanada, 12 destinasi di Karibia, dan 10 destinasi di
Amerika Serikat. Jetsgo juga mengoperasikan layanan
charter yang terjadwal akhir pekan dari Toronto dan
Montreal ke tujuan di Kuba, Republik Dominika dan
Meksiko.
KASUS JETSGO CORPORATION

Pada bulan Maret 2005 Jetsgo memasuki perlindungan kebangkrutan. Namun membiarkan para penumpang
terdampar dan terlantarkan di Bandara. Hal ini disebabkan karena:
a) Keputusan berhenti operasi bisnis yang dilakukan pada tanggal 10 Maret ketika banyak orang sedang berlibur
musim semi. Namun Jetsgo tidak melakukan publikasi apapun dan tetap membuka booking tiket pesawat
online. Bahkan maskapai yang tutup tidak membuat perjanjian dengan operasi lain untuk menangani para
penumpang.
b) Para pilot dan staff lainnya dihubungi pada tanggal 11 Maret dini hari bahwa perusahaan telah bangkrut dan
direkomendasikan untuk menghindari bandara.
c) Aksi tersebut membuat 1.200 karyawan kehilangan pekerjaan mereka.

Para penumpang yang terlantar akhirnya terpaksa mencari pesawat lain agar bisa pergi berlibur dan bahkan pulang.
Menurut informasi, retur pembayaran tiket dilakukan oleh travel agent dan mereka yang membayar melalui bank
akan menerima retur dari bank yang bersangkutan.
KASUS JETSGO CORPORATION

• Sebelum penghentian operasi, Tuan Leblance telah menginstruksikan para eksekutifnya untuk menyusun
rencana agar mengandangkan armada. Sehingga para pengawas Jetsgo memerintahkan 13 pilot untuk
menerbangkan pesawat Fokker ke Quebec City dengan alasan “pemeriksaan pemeliharaan”. Namun maksud
dan tujuan yang sebenarnya ialah Leblance ingin mengamankan sisa kekayaan dari Jetsgo.

• Dalam pandangan Leblance kebohongan yang dilakukannya merupakan ‘kebohongan putih’ atau dapat
dikatakan ‘Berbohong untuk hal baik’ dengan tujuan agar semua pesawat tersimpan aman di Quebec City dan
tidak tersebar di bandara berbagai negara.
PERISTIWA PENTING
• Pokok masalah yang dihadapi Jetsgo Corp, yaitu keuangan dan
pemeliharaan.
• 2002 – 2005 memiliki 60 catatan laporan kecelakaan di lembaga transportasi
Kanada
• Ditemukan 23 item tidak sesuai dengan standar penerbangan, sehingga
operasional Jetsgo dibatasi
• Jetsgo berutang jutaan dolar kepada NAV Canada. Untuk membayar
utangnya, Jetsgo membuat kesepakatan yang mana menulis cek
bersertifikat untuk dibayarkan sebesar $ 1,25 juta untuk pencegahan
penyitaan beberapa pesawat perusahaan. Kemudian menjanjikan akan
membayar $ 750.000 pada 11 Maret, $ 1,5 juta pada 15 Maret, dan
angsuran terakhir $ 1,5 juta pada 22 Maret.
• Namun akibat dari telat membayar utang yang telah jatuh tempo maka
Jetsgo digugat oleh NAV Canada untuk tambahan $ 1,6 juta dan $ 5,5 juta
oleh Greater Tronto Airports Authority (GTAA).
Analisis Kasus
Kaitkan dengan Teori Etika Kaitkan dengan Prinsip Etika
Jika dilihat dari Teori Etika Dari kasus tersebut, hal yang dapat kita lihat
Utilitarianisme, perbuatan bahwa Jetsgo Corporation tidak menerapkan
Kaitkan dengan Tanggung konsep Etika. Di mana perusahaan
yang dilakukan oleh Leblance
ini tidak etis. Di mana ia Jawab Sosial Perusahaan mengabaikan prinsip-prinsip dalam etika
bisnis, yaitu:
melakukan kebohongan  Tidak Memiliki
dengan membiarkan para tanggung jawab • Prinsip Kejujuran, dimana perusahaan
penumpang membeli tiket
kepada pelanggan dinilai tidak memiliki kejujuran dan
dan membiarkan mereka
tidak dapat pergi berlibur dan  Tidak memiliki melakukan kebohongan dengan
membiarkan penumpang tetap membeli
ada juga yang tidak dapat tanggung jawab tiket dan membiarkan penumpang tidak
kembali. Bahkan dia juga kepada karyawan dapat pergi berlibur dan bahkan kembali
membohongi 13 pilot untuk pulang.
menyelamatkan setengah
harta dari Jetsgo. • Prinsip Keadilan, dimana perusahaan tidak
. memberikan hak yang adil kepada para
karyawan baik dari pilot hingga staf-stafnya.

• Prinsip Saling Menguntungkan, dari kasus


tersebut dapat kita lihat bahwa pelanggan
serta karyawan dirugikan akibat dari
keinginan mencari keuntungan sendiri oleh
sang pemilik.
KESIMPULAN
Dalam kasus ini terdapat 2 pokok utama praktik tidak etis, yaitu:

1) Pertama adalah metode low-cost yang dilakukan oleh Jetsgo. Setiap


perusahaan pastinya memiliki impian untuk mendapatkan
pendapatan yang tinggi dengan biaya yang dikeluarkan serendah
mungkin, namun hal tersebut bukan berarti meminimalisasi biaya
untuk mengurangi kualitas layanan dan mengabaikan hak orang lain.
Konsekuensi yang dialami dari Jetsgo akibat metode ini adalah
seringnya melakukan pendaratan darurat.

2) Kedua adalah etika dalam pengumuman kebangkrutan. Seharusnya


saat mengambil keputusan bahwa bisnis akan dihentikan, Jetsgo
menutup semua akses booking pesawat termasuk booking secara
online. Selain itu, ada baiknya jika pengumuman kebangkrutan dan
penutupan bisnis ditunda sampai libur musim semi berakhir atau
setidaknya sampai semua penumpang yang telah membeli tiket
selesai diantarkan ke tempat tujuan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai