Anda di halaman 1dari 29

MANFAAT PEMBERIAN PROFILAKSIS VITAMIN

K1 INJEKSI PADA BAYI BARU LAHIR


FAKTOR IBU
DALAM KANDUNGAN

FAKTOR
LINGKUNGAN NEONATUS PENYAKIT NEONATUS

FAKTOR
TUBUH BAYI
ANGKA KESAKITAN
MENINGKAT

ANGKA
KEMATIAN
MENINGKAT
Di Indonesia Penurunan AKN  lambat
Tiap jam  12 Neonatus meninggal
AKN  47% dari AKB
Kematian minggu I  79,4%
Dapat dicegah  87%

• perlu deteksi dini yang akurat bagi tenaga kes.

• perlu Cara-cara rujukan yang memadai


• perlu pemahaman bagi ibu-ibu hamil tentang
penyakit yang diderita
Rumus 2/3 (State of The World,s Newborn, Save the Children,2001 )

7 juta Bayi meninggal pada 0-12 bulan:


2/3 nya meninggal pada bulan pertama
2/3 nya meninggal pada minggu pertama
2/3 nya meninggal pada 24 jam pertama

ERAT HUBUNGANNYA DG. MASA PERINATAL


(masa Kehamilan dan persalinan)
Dalam RPJM Nasional tahun 2004-2009, salah satu sasaran prioritas
adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 35 per 1000
kelahiran hidup menjadi 25 per 1000 kelahiran hidup

dilakukan upaya percepatan penurunan AKB melalui intervensi program


terhadap berbagai masalah penyebab kematian bayi.
• Berdasarkan SKRT tahun 2001, proporsi terbesar kematian bayi terjadi pada
masa neonatal (47%)
• penyebab kematian utama adalah
asfiksia bayi baru lahir 27%, prematuritas dan BBLR 29%,
masalah pemberian makan 10%, tetanus neonatorum 10%,
masalah hematologi 6%, infeksi 5%, lainnya 13%.

Selain ikterus, masalah hematologi lainnya adalah defisiensi vitamin K


memperberat perdarahan intrakranial yang mungkin terjadi dalam
proses persalinan

kematian atau kecacatan pada otak. Keadaan ini termasuk dalam Penyakit
akibat Defisiensi Vitamin K (PDVK)

Walaupun kejadian msh sedikit jika dilihat dampak PDVK terhadap


kelangsungan hidup dan kualitas anak maka perlu dilakukan intervensi secara
dini.
• Departemen Kesehatan RI berkerjasama dengan Tim Ahli dari
berbagai profesi dan Tim Teknis Health Technology Assesment
(HTA) Indonesia pada tahun 2002-2003 telah
merekomendasikan “Pemberian Profilaksis vitamin K1 pada
semua Bayi Baru Lahir” di Indonesia.

• Buku Pedoman Teknis Pemberian Vitamin K1 pada Bayi Baru


Lahir bagi petugas kesehatan yang bertujuan memberikan
petunjuk tentang penatalaksanaan pemberian vitamin K1 pada
bayi lahir untuk mencegah kejadian PDVK, menurunkan angka
kesakitan dan kecacatan serta kematian bayi akibat PDVK.
Perdarahan pada Neonatus sangat banyak
penyebabnya

* Perdarahan Lokal pada Bayi Baru Lahir


* Hemorrhagic Disorders:
- Vitamin K Deficiency (PDVK=VKDB)
- Acquired Hemorrhagic Diathesis
- DIC
- Localized Intravascular Coagulation
(Kassabach Merritt Syndrome)
- Congenital Hemorrhagic Disorders in the
Neonatal Periode
PERKEMBANGAN HEMOSTASIS SELAMA MASA ANAK

• Sistem koagulasi pada neonatus masih imatur pada saat


lahir kadar protein koagulasi rendah
• Kadar sistem prokoagulasi (protein prekalikrein, faktor
V, XI dan XII) dan Faktor koagulasi tergantung vitamin
K (II, VII, IX, X) pada:
Bayi Cukup Bulan <15-20% dibandingkan dewasa
Bayi kurang bulan lebih rendah lagi
• Kadar inhibitor koagulasi (antitrombin, protein C dan S)
juga lebih rendah 50% dari normal
Kadar protein prokoagulasi mencapai kadar yang sama
dengan dewasa pada usia 6 bulan

Kadar faktor koagulasi yang tergantung vitamin K berangsur


kembali ke normal pada usia 7-10 hari

Cadangan vitamin K pada bayi baru lahir rendah karena


• Kurangnya vitamin K ibu
• Transfer melalui plasenta juga sedikit
• Kurangnya cadangan flora normal usus yang mampu
mensintesis vitamin K
• Cadangan vit K di hati masih rendah

Asi mengandung 1,5 ug/L, susu sapi empat kali lipat


Susu Formula 50 ug/L
• Karakteristik Neonatus yang mengalami PDVK
• Pada saat lahir tidak menerima Vitamin K untuk pencegahan
• Mendapatkan Asi (Asi mengandung rendah Vitamin K)
di UK dan Ned, bayi dg Breast Feeding mendapat Vit K1 oral
25ug setiap hari sejak umur 2 bulan, bersama vitamin yang
lain untuk pencegahan PDVK
• Diare atau Cholestatis
• Bayi yang sering mendapat antibiotika dan lama.

• Vitamin K pemberian oral (konakion)


Berguna hanya pada pencegahan Perdarahan Awal
bukan Perdarahan yang lambat

•Tidak terbukti
- Vitamin K dapat memicu terjadinya keganasan
- Defisiensi enzim G6PD meningkatkan resiko kerusak
an sel akibat reaksi oksidasi Vit K
PATOFISIOLOGI

• Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak

• suatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan


aktivasi protein dalam pembekuan darah (protrombin atau
faktor II, VII, IX, X ), antikoagulan (protein C dan S) serta
beberapa protein lain (protein Z dan M yang belum banyak
diketahui perannya dalam pembekuan darah)

• Vit K adalah Cofaktor yang diperlukan untuk


Karboksilasi dari prekusor Protrombin menjadi Prothrombin
aktif
Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui :

Vitamin K1 (phytomenadione) dari sayuran hijau


terdapat dalam produk susu, lemak
nabati, bentuk cair
Vitamin K2 (menaquinone) diproduksi flora usus
Vitamin K3 (menadione) merupakan vitamin K
sintetik yang sekarang jarang diberikan pada
neonatus karena dilaporkan dapat
Menyebabkan anemia hemolitik.

Kebutuhan 0,3-0,5 ug/kg/hari


MANIFESTASI KLINIS

Perdarahan:
awal  setelah lahir sampai 48 jam setelah lahir
(obat yg dikonsumsi ibu:anti epilepsi,tbc)
lambat  sampai Bayi umur 4 sampai 6 minggu
bahkan ada yang terjadi pada umur 12
minggu
Tempat perdarahan utama:
umbilikus, membran mukosa saluran cerna, sirkumsisi
dan pungsi vena, dapat berupa hematoma sefal
Akibat lebih lanjut:
perdarahan intrakranial  mortalitas (10 - 50%) atau
morbiditas menetap/cacad neurologis (30 - 50%)
Tabel 2 : Perdarahan akibat defisiensi vitamin K pada anak
VKDB lambat Secondary PC
VKDB dini VKDB klasik
(APCD) deficiency
2 minggu-6 bulan
1-7 hari (terbanyak 3-5
Umur < 24 jam (terutama 2-12 Segala usia
hari)
minggu)
-Pemberian makanan
-Intake Vit. K -Obstruksi bilier
terlambat
inadekuat -Penyakit hati
Obat yang -Intake Vit. K inadekuat
Penyebab & -Kadar Vit. K -Malabsorbsi
diminum selama -Kadar Vit. K rendah
Faktor resiko rendah pada ASI -Intake kurang
kehamilan pada ASI
-Tidak dapat (nutrisi
-Tidak dapat profilaksis
profilaksis Vit. K parenteral)
Vit. K
< 5% pada
0,01-1% (tergantung
Frekuensi kelompok resiko
pola makan bayi)
tinggi
Sefalhematom,
umbilikus, GIT, umbilikus, hidung,
Lokasi
intrakranial, tempat suntikan, bekas
perdarahan
intraabdominal, sirkumsisi, intrakranial
GIT, intratorakal
-Vit. K profilaksis
Penghentian/peng
(oral/im)
Pencegahan gantian obat
-Asupan Vit. K yang
penyebab
adekuat
DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Anamnesis
pemeriksaan fisik
pemeriksaan penunjang:
LAB:
kompleks protrombin (faktor II, VII, IX, X)
ditandai pemanjangan masa pembekuan,
masa protrombin (PT) dan masa
tromboplastin parsial(aPTT)

Masa perdarahan, jumlah leukosit dan trombosit biasanya


normal

Pemeriksaan spesifik PIVK dan Plasma Vit K di Indonesia blm tersedia


Gambaran yang penting sistim Koagulasi Neonatus

PT( Prothrombin Time), PTT (Partial Thromboplastine Time) Neonatus

Bayi Kurang Bulan, hasilnya akan tercatat lebih Panjang,

Sepsis juga ditemukan hal ini, tanpa ada perdarahan

Bila melihat PT dan PTT saja pada Neonatus sakit kurang relevan

dalam memahami hasil pemeriksaan, harus hati-hati


KOMPLIKASI TERSERING

Perdarahan intrakranial (63%)


Perdarahan subarachnoid dan Perdarahan Subdural 80-100%

Gejala: Peningkatan Tekanan Intrakranial


Ubun-Ubun besar membonjol, kejang fokal /umum
rewel, mutah, kesadaran menurun pada anak
yang lebih besar fotofobia, cengeng, pupil
anisokor, kelainan neologi fokal
TATALAKSANA PDVK

Vit K1 1 mg Intra muskular, diulang 24 jam kemudian

Bila terdapat perdarahan aktif beri Fresh Frozen Plasma


10 mg/Kg BB

Pada PDVK lambat( pada minggu 4 sampai 12)


diberi Vit K1 secara oral 1 mg/Kg BB/minggu
selama 3 bulan
Pemberian Vitamin K secara Oral

Kekurangan:
Absorpsi sulit diukur kecukupannya

Keuntungan:
Pemberian mudah dan murah
Tidak trauma untuk Bayi
Orang Tua lebih suka
Resiko infeksi tempat suntik tak ada
Resiko melukai Syaraf dan pembuluh darah tak ada
REKOMENDASI HTA
(HEALTH TECHNOLOGY ASSESSMENT) 2003

• Semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K1

• Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1

• Cara pemberian vitamin K1 adalah secara intramuskular atau oral

• Dosis yang diberikan untuk semua bayi baru lahir adalah :


Intramuskular 1 mg dosis tunggal atau
Oral, 3 kali @ 2 mg diberikan pada waktu bayi baru lahir,
umur 3-7 hari dan pada bayi berumur 1-2 bln
Untuk bayi yang lahir ditolong oleh dukun maka diwajibkan
pemberian profilaksis vitamin K1 secara oral
Kebijakan ini harus dikoordinasikan bersama Direktorat
Pelayanan Farmasi dan Peralatan dalam penyediaan
vitamin K1 dosis injeksi 2 mg/ml/ampul
vitamin K1 dosis 2 mg/tablet
dikemas dalam bentuk strip 3 tablet atau kelipatannya

Profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir dijadikan


sebagai program nasional
Pertemuan UKK Perinatologi dan Departemen
Kesehatan dan jajaran yang terkait Desember 2005

* Vitamik K1 akan menjadi kebijakan Nasional dengan Surat


Keputusan Menteri Kesehatan

* Vitamin K1 diberikan pada semua Bayi Baru Lahir tanpa


memandang Umur kehamilan dan Berat Badan

* Pemberian hanya secara intramuskular, dengan dosis 1 mg


untuk semua Bayi

* Dibuat Kemasan Baru 2 mg dalam satu ml (Neo-K)

* Memanfaatkan kemasan lama yang masih


ada 10 mg tiap ml
PELAKSANAAN PEMBERIAN
VITAMIN K1 INJEKSI
• CARA PEMBERIAN
1. Semua BBL hrs dpt Vit K1
2. Regimen Vit K yg digunakan Vit K1 (phytomenadion)
3. Cara : pemberian Vit K1 dengan spuit steril 1 cc I.M.
pada paha kiri anterolateral, dalam 1 jam I kala IV
4. HepB1diberikan 2 jam kemudian di paha kanan
5. Pada bayi rujukan tetap diberiVit K1
6. Pada bayi tidak ditolong nakes tetap diberi Vit K1
PENGELOLAAN
1. PENGADAAN
VIT K 2mg/1cc/Ampul Dit. Bina Kes. Anak KS Combiphar
(Rekomendasi IDAI),thn 2006

2. PENYIMPANAN
Setiap unit yankes stok secukupnya

3. DISTRIBUSI
Depkes ( Dit. Bina Kes. Anak ) Prov  Kab/Kota  Puskesmas 
Tenakes desa

4. Pemakaian
- Ampul yang sudah dibuka tidak boleh dipakai lagi
- Steril disposable spuite
PENCATATAN DAN PELAPORAN

• PENCATATAN
– TINGKAT DESA------------------REGESTER KOHORT KESEHATAN BAYI
DALAM KETERANGAN
– TINGKAT PUSKESMAS--------BUKU KEGIATAN PROGARAM KIA
– TINGKAT KABUPATEN------DALAM FORMAT KOHORT BAYI

• PELAPORAN
Secara berjenjang Polindes, Puskesmas
Pembantu,Puskesmas, Rumah Sakit dan Rumah Bersalin atau
Praktek Bidan Swasta yang ada di Kabupaten/kota mengirim
laporan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota. Selanjutnya
Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan Rumah Sakit Umum
Provinsi, mengirim laporan kepada Dinas Kesehatan Provinsi.
Kesimpulan

• level vitamin K pada bayi baru lahir rendah

• Potensial terjadi HDN


(Terutama perdarahan otak)
• Pemberian Vitamin K1 terbukti efektif untuk
pencegahan HDN

Anda mungkin juga menyukai