Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH RANGKUMAN MATERI

“FILSAFAH PESANTREN”

Dosen : Dr. Abdul Aziz Wahab., M.Ag

DISUSUN OLEH

LILIS SUGIARTI Amd,keb

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN

GENGGONG
Dr. Abdul Aziz Wahab., M. Ag

TUGAS RANGKUMAN 1
FILSAFAH PESANTREN

‫ص ۢ ٌّم‬
ُ ‫ُون اَل َف ُه ْم عُمْ ىٌ ب ُْك ٌم‬
َ ‫َيرْ ِجع‬
Artinya : Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (kejalan yang benar).
(QS. Albaqarah : 18)

ِ ‫ْن َأي‬
‫ْديه ْم َس ًّدا َو ِمنْ َخ ْلف ِِه ْم‬ َ ‫ُون يْنا ُه ْم َف ُه ْم َس ًّدا َفَأ ْغ‬
ِ ‫ش َو َج َع ْلنا ِمنْ َبي‬ َ ‫ال ُي ْبصِ ر‬
Artinya : Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula).
Dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. (Yasin : 9)

Doa memohon kemudahan :

ً‫س ْهال‬ َ ُ ‫س ْهالً َوَأ ْن َت َت ْج َعل‬


َ ‫الح ْزنَ ِإ َذا شِ ْئ َت‬ َ ‫س ْهل َ ِإالَّ َما َج َع ْل َت ُه‬
َ َ‫ال َّل ُه َّم ال‬
Artinya : Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau
menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah. (HR. Ibnu
Hibban)

Doa agar rejeki lancar :

‫اع ِز ْي ُز َأ َب ًدا غِ ًنى َأ ْغ ِن ِنيْ َيام ُْغ ِنيْ َيا َغنِيُّ اَللَّ ُه َّم‬
َ ‫از َأعِ َّز ِنيْ َيا ُمع ُِّز َو َي‬ َ ‫قُ ْد َرت‬
ٍ ‫ِك عِ َّز َة بِِإعْ َز‬
‫ْن ال ُّد ْن َيا ُأم ُْو َر لِيْ َيسِّرْ َو َيا ُم َيس َِّر ْاُألم ُْو ِر‬ َ ‫هللاُ َيا يُرْ َجى َمنْ َي‬
ِ ‫اخي َْر َوال ِّدي‬
Artinya : Ya Allah, Dzat yang Maha Kaya dan memberikan kekayaan, berilah kekayaan
kepadaku. Wahai Dzat yang Maha Mulia dan pemberi kemuliaan, berilah kemuliaan kepadaku
dengan kemuliaan kekuasaan-Mu. Wahai Dzat yang Maha mempermudah segala urusan,
berilah kemudahan kepadaku di dalam urusan dunia dan agama. Wahai Dzat yang paling
diharapkan, ya Allah.
‫الر ْح َم ِن هَّللا ِ ِب ْس ِم‬
َّ ‫الرحِيم‬
َّ
 Sejarah Pesantren Zainul Hasan Genggong
Pesantren Zainul Hasan sejak awal pendiriannya dikenal dengan sebutan Pondok
Pesantren Genggong yang didirikan oleh KH. Zainul Abidin pada tahun 1839 M.
KH. Zainul Abidin, beliau keturunan maghrobi dan alumnus pesantren Sidoresmo
Surabaya merasa terpanggil jiwanya untuk mengamalkan ilmu yang didapatnya kemudian
dijadikan dasar berjuang dengan menebarkan ilmu pengetahuan agama baik berupa pengajian
maupun di sampaikan melalui kelembagaan berupa institusi Pondok Pesantren Genggong dan
kata “Genggong” berasal dari sekuntum bunga yang tumbuh di sekitar pesantren dan bunga
tersebut dipergunakan oleh masyarakat untuk rias manten dan khitan.
Perkembangan pendidikan pondok pesantren Zainul Hasan dapat diklasifikasikan dalam empat
masa dari tahun 1839 sampai dengan tahun 2007 yaitu :
1. Masa Kepemimpinan KH. Zainul Abidin (1839-1890),
Beliau pengasuh sekaligus pendiri pesantren
2. Masa Kepemimpinan KH. Moh. Hasan (1890-1952),
Beliau adalah santri sekaligus menantu KH. Zainal Abidin dari putri beliau yang bernama Nyai
Ruwaidah
3. Masa Kepemimpinan KH. Hasan Saifouridzal (1952-1991),
KH. Hasan Saifouridzal adalah putra dari KH. Moh. Hasan
Perubahan nama pesantren digagas oleh kepemimpinan KH. Hasan Saifourridzall dengan
tujuan mengabadikan kedua nama pendiri pesantren sebelumnya dengan kronologis sebagai
berikut :
a. Nama Pondok Genggong diabadikan sejak kepemimpinan KH. Zainul Abidin sampai
dengan kepemimpinan KH. Moh. Hasan dari tahun 1839 sampai dengan 1952.
b. Pada masa kepemimpinan KH. Hasan Saifourridzall pada tahun 1952 Pondok Pesantren
Genggong diganti dengan nama Asrama Pelajar Islam Genggong ”APIG” yang didasarkan
pada semakin tinggi minat masyarakat belajar di Pondok Pesantren, hal itu dapat dilihat
dari jumlah santri yang meningkat dan nama tersebut diabadikan terhitung sejak 1952-
1959.
c. Pada masa kepemimpinan KH. Hasan Saifourridzall pula timbul gagasan untuk
mengabadikan kedua pendiri pesantren yaitu KH. Zainul Abidin dan KH. Mohammad Hasan
tepatnya pada tanggal 1 Muharrom 1379 H./ 19 juli 1959 M, menetapkan nama Pesantren
semula bernama Asrama Pelajar Islam Genggong menjadi Pesantren Zainul Hasan
Genggong.
4. Masa Kepemimpinan KH. Hasan Mutawakkil Alallah (1991-2007),
KH. Hasan Mutawakkil Alallah adalah putra dari KH. Hasan Saifourridzall SH. MM
 PESANTREN
Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, di mana kata "santri" berarti murid
padepokan, atau murid orang pandai. Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (‫دوق‬F‫)فن‬
yang berarti penginapan. Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah.
Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang kiai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren,
kiai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya
disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah
agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kiai
dan juga Allah.
Elemen dasar sebuah pesantren :
1. Kiai
Kiai bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan dari bahasa Jawa. Kata kiai mempunyai makna
yang agung, keramat, dan dituahkan. Selain gelar kiai diberikan kepada seorang laki-laki yang
lanjut usia, arif, dan dihormati. Namun pengertian paling luas di Indonesia, sebutan kiai
dimaksudkan untuk para pendiri dan pemimpin pesantren, yang sebagai muslim terhormat telah
membaktikan hidupnya untuk Allah SWT serta menyebarluaskan dan memperdalam ajaran
serta pandangan Islam melalui pendidikan.
2. Santri
Santri merupakan sebutan bagi para siswa yang belajar mendalami agama di pesantren.
Biasanya para santri ini tinggal di pondok atau asrama pesantren yang telah disediakan.
3. Pondok
Pondok pada dasarnya merupakan sebuah asrama pendidikan Islam tradisional di mana para
siswanya (santri) tinggal bersama di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang lebih
dikenal dengan kiai. Dengan istilah pondok pesantren dimaksudkan sebagai suatu bentuk
pendidikan keislaman yang melembaga di Indonesia.
4. Masjid
Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai
tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktik ibadah lima waktu,
khotbah dan salat Jumat dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik. Sebagaimana pula
Zamakhsyari Dhofier berpendapat bahwa: “Kedudukan masjid sebagai sebagai pusat
pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi universalisme dari sistem
pendidikan Islam tradisional.
5. Pengajaran Kitab Islam
Pengajaran kitab diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren yaitu
mendidik calon ulama yang setia terhadap paham Islam tradisional. Karena itu kitab islam
merupakan bagian integral dari nilai dan paham pesantren yang tidak dapat dipisahkan.
Penyebutan kitab Islam di dunia pesantren lebih populer dengan sebutan “kitab kuning”, tetapi
asal usul istilah ini belum diketahui secara pasti.
Pengajaran kitab Islam oleh pengasuh pondok (kiai) atau ustaz biasanya dengan menggunakan
sistem sorogan, wetonan, dan bandongan. Adapun kitab-kitab Islam klasik yang diajarkan di
pesantren menurut Zamakhsyari Dhofir dapat digolongkan ke dalam 8 kelompok, yaitu:
(1) Nahwu (gramatika Bahasa Arab) dan Sharaf (morfologi), (2) Fiqih (hukum), (3) Ushul
Fiqh (yurispundensi), (4) Hadits, (5) Tafsir, (6) Tauhid (teologi Islam), (7) Tasawuf dan Etika, (8)
cabang-cabang lain seperti Tarikh (sejarah) dan Balaghah (retorika).

Kegiatan santri dan pola pendidikan pondok pesantren sebagai berikut :


1. Sholat berjamaah, mujahadah (dzikir bersama-sama), mengaji atau kajian kitab, latihan
khotbah.
2. Interaksi sosial, adanya hubungan akrab antara santri dengan kyainya, kepatuhan terhadap
kyai, mempunyai jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan sesama santri (ukhuwah
Islamiyah).
3. Hidup sehat dan sederhana, tidak sombong (tawadhu), memiliki kemandirian, sikap disiplin, dan
perhatian untuk mencapai hidup mulia

1. Ikhlas
khlas adalah suatu sikap yang menjadikan niat hanya untuk Allah SWT dalam
melakukan amalan ketaatan. Jadi, amalan ketaatan tersebut dilakukan dalam rangka
mendekatkan diri pada Allah SWT bukan kepada pujian dari manusia.
2. Istiqomah
Arti istiqomah adalah selalu berada di jalan yang benar dan lurus. Jalan yang dimaksud
menurut arti istiqomah meliputi lisan, hati, dan perbuatan.
Istiqomah ada 4 yaitu :
 Istiqomah dalam niat
Selalu mempunyai niat yang baik kepada semua orang, tidak menghasut terhadap
orang lain.
 Istiqomah dalam ucapan
Selalu berkata baik kepada orang lain, tidak menghina orang lain, dan menjaga
Lisan untuk tidak mencaci maki
 Istiqomah dalam perbuatan
Selalu berbuat baik, setiap gerakan selalu istiqomah, selalu bersedekah kepada
setiap orang yang membutuhkan, menjaga sholat 5 waktu
 Istiqomah dalam bersikap
Selalu menjaga sikap dalam setiap keadaan, sikap sopan santun terhadap sesama
3. Keteladanan
keteladanan adalah suatu hal atau tugas yang melekat pada seseorang secara alamiah
yang dapat ditiru atau di contoh
Dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman, pesantren dan santri harus mempunyai
1. Aqidah
Aqidah dalam pengertian terminologi adalah iman, keyakinan yang menjadi pegangan
hidup bagi setiap pemeluk agama Islam.
2. Syariat
Syariat Islam yakni berisi hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi
kehidupan umat manusia, baik muslim maupun non- muslim. Selain berisi hukum dan
aturan, syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini.
3. Akhlak
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu
keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan
bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah
laku, atau tabiat.

Anda mungkin juga menyukai