Anda di halaman 1dari 32

KEHILANGAN, KEMATIAN DAN

BERDUKA
KEHILANGAN
• Kehilangan adalah suatu situasi aktual
maupun potensial yang dapat dialami
individu ketika terpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada, baik sebagian atau
keseluruhan, atau terjadi perubahan
dalam hidup sehingga terjadi perasaan
kehilangan.
Bentuk – bentuk kehilangan
1. Kehilangan yang nyata (actual loss)
– kehilangan orang atau objek yang tidak
lagi dirasakan, dilihat, diraba
Ex. Kehilangan anggota tubuh, anak, peran,
hubungan.
2. Kehilangan yang dirasakan (Perceived
loss)
– kehilangan yang sifatnya unik menurut
orang yang mengalami kedukaan.
Ex. Kehilangan harga diri, percaya diri
Jenis kehilangan
1. Kehilangan objek eksternal
2. Kehilangan lingkungan yang dikenal
3. Kehilangan sesuatu atau seseorang yang
berarti
4. Kehilangan suatu aspek diri
5. Kehilangan hidup
Dampak kehilangan
1. Anak – anak
kehilangan dapat mengancam untuk berkembang
 regresi  takut ditinggal dan sepi
2. Remaja atau dewasa muda
kehilangan dapat menyebabkan desintegrasi
dalam keluarga
3. Dewasa tua
kehilangan khususnya kematian pasangan hidup
 pukulan berat dan menghilangkan semangat
KEMATIAN
KEMATIAN ADALAH TERHENTINYA FUNGSI
JANTUNG DAN PARU-PARU SECARA MENETAP
ATAU TERHENTINYA KERJA OTAK SECARA
PERMANEN
Menghadapi Kematian
• Terminal drop atau terminal decline  penurunan
kemampuan kognitif beberapa saat sebelum kematian.
• Elizabeth Kübler-Ross, seorang psikiater, mengemukakan
5 tahapan dalam menghadapi kematian, yaitu :
1. Denial
2. Anger
3. Bargaining for extra time
4. Depression
5. Acceptance
1. Denial (Penolakan)
• Reaksi pertama
• Syok, tidak percaya, mengerti, atau mengingkari
kenyataan.
• Reaksi fisik :
- Letih - lemah - pucat
- mual - diare - menangis
- gangguan pernafasan - gelisah
- detak jantung cepat
- tidak tahu berbuat apa
• Berlangsung beberapa menit hingga beberapa tahun
2. Anger (Marah)
• Individu menolak kehilangan.
• Kemarahan timbul sering diproyeksikan kepada orang lain
atau dirinya sendiri.
• Perilaku :
- agresif - bicara kasar
- menyerang orang lain - menolak pengobatan
- menuduh dokter atau perawat tidak kompeten
• Respon fisk :
- muka merah - denyut nadi cepat
- gelisah- susah tidur
- tangan mengepal
3. Bargainning (Tawar – menawar)
• Penundaan kesadaran atas kenyataan
terjadinya kehilangan.
• Berupaya melakukan tawar – menawar
dengan memohon kemurahan Tuhan.
4. Depression ( Depresi)
• Menunjukan sikap menarik diri
• Kadang bersikap sangat penurut
• Tidak mau bicara
• Menyatakan keputusasaan
• Rasa tidak berharga
• Bisa muncul keinginan bunuh diri
• Gejala fisik :
- menolak makan - susah tidur
- letih - libido turun
5. Acceptance ( Penerimaan)
• Reorganisasi perasaan kehilangan
• Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai
berkurang atau hilang beralih ke objek baru.
• Menerima kenyataan kehilangan
• Mulai memandang ke depan.
• Apabila dapat memulai tahap ini dan menerima
dengan perasaan damai  tuntas
• Apabila kegagalan masuk ketahap penerimaan 
mempengaruhi dalam mengatasi perasaan
kehilangan selanjutnya
Perencanaan Tindakan keperawatan
Secara umum :
1. Membina dan meningkatkan hubungan saling
percaya dengan cara :
– Mendengarkan pasien berbicara
– Memberi dorongan agar agar pasien mau
mengungkapkan perasaannya.
– Menjawab pertanyaan pasien secara langsung
– Menunjukkan sikap menerima dan empati
2. Mengenali faktor-faktor yang mungkin
menghambat.
3. Mengurangi atau menghilangkan faktor
penghambat.
4. Memberi dukungan terhadap respons
kehilangan pasien.
5. Meningkatkan rasa kebersamaan antar
anggota keluarga.
6. Menentukan tahap keberadaan pasien.
Secara khusus :

1. Tahap Denial
– Memberikan kesempatan pasien untuk
mengungkapkan perasaan
– Menunjukan sikap menerima dengan ikhlas
dan mendorong pasien untuk berbagi rasa
– Memberi jawaban yang jujur terhadap
pertanyaan pasien tentang sakit,
pengobatan
2. Tahap Anger
Mengijinkan dan mendorong pasien
mengungkapkan rasa marah sacara verbal tanpa
melawan kemarahan :
– Menjelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan
pasien sebenarnya tidak ditujukan kepada mereka.
– Membiarkan pasien menangis
– Mendorong pasien untuk membicarakan
kemarahannya
3. Tahap Bargainning
Membantu pasien mengungkapkan rasa bersalah dan takut :
– Mendengarkan ungkapan dengan penuh perhatian
– Mendorong pasien untuk membicarakan rasa takut atau
rasa bersalahnya
– Bila psien selalu mengungkapkan “kalau” atau “seandainya
….” beritahu pasien bahwa perawat hanya dapat melakukan
sesuatu yang nyata.
– Membahas bersama pasien mengenai penyebab rasa
bersalah dan rasa takunya.
4. Tahap Depression
- Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut :
– Mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya
membahas perasaannya
– Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri sesuai
derajat risikonya
- Membantu pasien mengurangi rasa bersalah :
– Menghargai perasaan pasien
– Membantu pasien menemukan dukungan yang positif dengan
mengaitkan dengan kenyataan
– Memberi kesempatan menangis dan mengungkapkan
perasaan
– Bersama pasien membahas pikiran negatif yang selalu timbul
5. Tahap Acceptance
Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa
dielakan :
– Membantu keluarga mengunjungi pasien secara
teratur
– Membantu keluarga berbagi rasa
– Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati
– Memberi informasi akurat tentang kebutuhan pasien
dan keluarga.
Sekarat dan Kematian
• Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang
menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan
harapan tertentu untuk meninggal,
• Kematian ( death) merupakan kondisi terhentinya
pernafasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya
respon terhadap stimulus eksternal, ditandai denagn
terhentinya aktifitas listrik otak, atau dapat juga
dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara
menetap atau terhentinya kerja otak secara menetap.
Perubahan tubuh setelah kematian
• Algor mortis (dingin)
suhu tubuh perlahan – lahan turun
• Rigor mortis ( kaku mayat)
terjadi sekitar 2 – 4 jam setelah kematian.
• Livor mortis (lebam mayat)
sel darah mengalami hemolisis dan darah turun
kebawah
• Pembekuan darah
• Putrefaction (Pembusukan) dan autolisis
BERDUKA
• Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap
kehilangan.
• Berduka diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada
masing-masing orang dan didasarkan pengalaman pribadi,
ekspektasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya.
• Berkabung adalah periode penerimaan terhadap kehilangan
dan berduka.
• Berkabung terjadi dalam masa kehilangan dan sering
dipengaruhi oleh factor social, kebudayaan atau kebiasaan .
• Perilaku Bersedih : Respon Subjektif dalammasa berduka yang
biasanya dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Tipe Berduka
1. Berduka normal
Perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal
2. Berduka antisipatif
Proses melepaskan diri yang muncul sebelum kehilangan
sesungguhnya terjadi.
3. Berduka yang rumit
Seseorang sulit maju ke tahap berikutnya.
Berkabung tidak kunjung berakhir.
4.Berduka tertutup
Kedukaan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui
secara terbuka.
FASE DALAM PROSES BERDUKA
FASE 1 : SHOCK DAN TIDAK PERCAYA
CIRI YANG MUNCUL :
SESEORANG MENOLAK KENYATAAN, MENARIK DIRI,
MALAS, PERGI TANPA TUJUAN, BIASANYA BISA
MENOLAK SECARA INTELEKTUAL NAMUN MENOLAK
SECARA EMOSIONAL
REAKSI FISIK YG MUNCUL:
PINGSAN, MUAL, DIARE, DETAK JANTUNG CEPAT,
TIDAK BISA ISTIRAHAT, INSOMNIA, KELELAHAN.
FASE 2 : BERKEMBANG KESADARAN
CIRI YG MUNCUL :
MULAI MERASA KEHILANGAN SECARA NYATA, PUTUS
ASA, KEMARAHAN, PERASAAN BERSALAH, FRUSTRASI,
DEPRESI, DAN KEKOSONGAN JIWA
REAKSI FISIK YG MUNCUL :
MARAH DITUJUKAN KEPADA RUMAH SAKIT, PERAWAT,
DOKTER, TENAGA KESEHATAN LAINNYA, MENYALAHKAN
DIRI SENDIRI, MENANGIS TENTANG KEHILANGAN
SEBAGAI REGRESI YG TAK TERTOLONG
FASE 3 : RESOLVING THE LOS
SESEORANG DENGAN KEINGINANNYA UTK
MENGHARGAI AKAN SESEORANG YG
MENINGGALKANNYA YAKNI : IKUT KE
PEMEKAMAN, BERUSAHA BERDAMAI DENGAN
BERDAMAI DENGAN PERASAAN YG HAMPA.
MASIH TIDAK MENERIMA PERHATIAN YG BARU
DARI SESEORANG YH BERTUJUAN UNTUK
MENGALIHKAN KEHILANGAN SESEORANG.
• FASE 4 : MENCIPTAKAN KESAN ORANG MENINGGAL
YG HAMPIR TDK MEMILIKI HARAPAN DIMASA DEPAN.
MENEKAN PERASAAN NEGATIF DAN PERMUSUHAN
PADA ALMARHUM
• REAKSI YG MUNCUL :
• PERASAAN BERSALAH DAN SANGAT MENYESAL TTG
KURANGNYA PERHATIAN DAN PERILAKUNYA YG TIDAK
MENGENAKKAN DI MASA LALU THD ALMARHUM.

• FASE 5 : KEHILANGAN YG TIDAK DAPAT
DIHINDARI HARUS MULAI DISADARI ATAU
DIKETAHUI, SUDAH MENERIMA KONDISINYA,
KEMARAHAN, DEPRESI TIDAK LAGI DIPERLUKAN.
• REKASI YG MUNCUL :
• MULAI MENGATUR KEHIDUPANNYA KEMBALI,
BERGERAK DARI LEVEL RENDAH KE LEBIH TINGGI
TENTANG INTEGRASI EMPATI DAN INTELEKTUAL,
KESADARAN BARU TELAH BERKEMBANG.
BERDUKA YH TIDAK TERATASI
1. DUKA CITA YG BERKEPANJANGAN:
CIRI : DUKA MENJADI DEPRESI KRONIS, BISA
BERLANGSUNG SELAMA LEBIH DARI 1 TAHUN,
HARGA DIRI RENDAH, RASA BERSALAH
CENDERUNG MENONJOL.
2. DUKA CITA YG TERTUNDA
CIRI :
PENARIKAN DIRI SECARA SOSIAL, GANGGUAN
CEMAS, GANGGUAN PANIC, PERALAKU
MERUSAK DIRI YG SAMAR ATAUPUN NYATA,
KEMARAHAN KRONIS, HAMBATAN EMOSIONAL
YG JELAS, ATAU HUBUNGAN INTERPERSONAL YG
TERGANGGU,
3. DUKA CITA YANG MENGALAMI GANGGUAN
REAKSI YG BERLEBIHAN BERUPA : HISTERIKAL,
EUFORIK, GEJALA PSIKOSIS MUNCUL PADA
SEBAGAIN KLIEN AKIBAT TERTUNDANYA PROSES
DUKA CITA YG NORMAL, KELUHAN FISIK : NYERI,
PERILAKU PENYAKIT KRONIS.
4 TUGAS BERDUKA YG MEMUDAHKAN
PENYESUAIAN YG SEHAT
1. UNTUK MENERIMA REALITA DAN KEHILANGAN
2. MENGALAMI KEPEDIHAN AKIBAT KEHILANGAN
3. MENYESUAIKAN LINGKUNGAN YG TIDAK LAGI
MENCAKUP ORANG, BENDA, ATAU ASPEK DIRI
YANG HILANG
4. MEMBERDAYAKAN KEMBALI ENERGI EMOSIONAL
KE DALAM HUBUNGAN YG BARU.

Anda mungkin juga menyukai