Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi
Anemia makrositik normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal (MCV meningkat; MCHC
normokrom normal). Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis asam
nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisiensi B12 dan atau asam folat.
1. Mikrositik Hipokrom
• Anemia Defisiensi Besi
2. Makrositik Normokrom (megaloblastik)
• Anemia defisiensi B12
• Anemia defisiensi Asam Folat
Anemia Defisiensi Besi
Anemia ini merupakan penyakit yang sering pada bayi dan aank yang
sedang dalam proses pertumbuhan dan pada wanita hamil yang
keperluan besinya lebih besar dari orang normal
Etiologi
1. Kebutuhan yang meningkat secara fisiologis
2. Kurangnya besi yang diserap
3. Perdarahan
4. Transfuse feto-maternal
5. Hemoglobinuria
6. Iatrogenic blood loss
7. Idiopathic pulmonary hemosiderosis
Patofisiologi
1. Iron depletion atau Storage iron deficiency
Ditandai dengan berkurangnya cadangan besi atu tidak adanya cadangan besi.
Hemoglobin dan fungsi protein besi lainnya masih normal. Pada saat ini terjadi
peningkatan absorpsi besi non heme. Ferritin serum menurun, pemeriksaan lain untuk
menhetahui kurangnya besi masih normal.
Didapatkan suplei besi yang tidak cukup untuk eritrtopoesis. Dari hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan nilai besi serum yang menurun dan saturasi tarnsferrin menurun,
Keadaan ini terjadi bila besi yang menuju eritrosit sumsum tulang tidak cukup sehingga
terjadi penurunan kadar Hb. Pada gambaran darah tepi didapatkan mikrositosis dan
hipokromik yang progresif.
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• bayi berat lahir rendah
• pucat
(BBLR),
• pasien anemis,
• bayi kurang bulan,
• lemah,
• bayi yang baru lahir dari ibu
• lesu,
anemia,
• rewel
• bayi yang mendapat susu
• tanpa disertai adanya
sapi sebelum usia 1 tahun,
organomegali, seperti
• dan lainlain sebagainya
hepatomegaly dan
splenomegaly
Pemeriksaan Laboratorium
Anamnesis
• anemia mikrositik hipokrom,
• Dapat ditemukan sel pensil
• retic count normal/ sedikit ↓,
• Fe serum ↓,
• saturasi transferrin ↓,
• ferritin ↓,
• TIBC meningkat
• FEP > 100 mg/dL
Diagnosis
Beberapa kriteria diagnois untuk menentukan anemia defesiensi
besi :
Pemeriksaan Laboratorium
• anemia makrositik,
• nisopoikilositosis,
• leukopenia (1500 4000/mm),
• hipersegmentasi neutrophil,
• trombositopenia (50.000-180.000/mm3),
• sumsum tulang terlihat megaloblastik,
• LDH, bilirubin, besi serum, dan saturasi transferin ↑,
• kadar vit B12 <80 pg/mL (normal 200-800 pg/mL),
• kadar as. Folat <3 ng/mL (normal 74-640 ng/mL)
Etiologi
Anemia Defisiensi Asam Folat
Anemia Defisiensi B12
• Kekurangan masukan asam
folat • penderita alkoholik
• Gangguan absorpsi kronik,
• Kekuarangan factor intrinsic • pembedahan lambung
seperti pada anemia pernisiosa • ileum terminale,
dan postgastrektomi malabsorpsi
• Infeksi parasite • dan lain-lain
• Penyakit usus dan keganasan
• Obat yang bersifat antagonistic
terhadap asam folat seperti
metotrexat
Tatalaksana
• Diet gizi seimbang,
• Defisiensi as. Folat: 5 mg (100 µg/kg/hari)
selama 4 bulan
• Defisiensi vit B12: dosis awal 25- 100 µg/hari x 2
minggu diikuti suplementasi kalium.
• Rumatan 200- 1000 µg IM setiap bulan
II. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan
suatu kegagalan dari
pansitopenia
sumsum tulang untuk
memproduksi sel darah
Terapi utama adalah hindari pemaparan lebih lanjut terhadap agen penyebab.
Tetapi sering sulit untuk mengetahui penyebab karena etiologinya yang tidak
jelas atau idiopatik.
Terapi suportif diberikan sesuai gejala yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
(1) anemia, (2) neutropenia, dan (3) trombositopenia.
Pada Anemia
• Berikan tranfusi packed red cell jika hemoglobin kurang dari 7g/dL, berikan
sampai hb 9-10 g/dL .
• Pada pasien yang lebih muda mempunyai toleransi kadar hemogoblin
sampai 7-8g/dL;
• pasien yang lebih tua kadar hemoglobin dijaga diatas 8g/dL .
Pada Neutropenia
• fokus dalam menjaga perawatan higienis mulut dan gigi, cuci tangan yang
sering.
• Jika terjadi infeksi maka identifikasi sumbernya, serta berikan antibiotik
spektrum luas sebelum mendapatkan kultur untuk mengetahui bakteri gram
positif atau negatif.
• Tranfusi granulosit diberikan pada keadaan sepsis berat kuman gram negatif,
dengan netropenia berat yang tidak memberikan respon terhadap pemberian
antibiotik.
Pada Trombositopenia
Terapi jangka panjang terdiri dari : (1) Terapi imunosupresif , dan (2) terapi
transplantasi sumsum tulang.
Terapi Imunosupresif
Terapi imunosupresif adalah dengan pemberian anti lymphocyte globuline
(ALG) atau anti thymocyteglobulin (ATG), kortikosteroid, siklosporin yang
bertujuan untuk menekan proses imunologik.
Berdasarkan Genetik:
• Thalassemia -β disebabkan oleh kelainan pada rantai globin –β
• Thalassemia -α disebabkan oleh kelainan pada rantai globin –α
Berdasarkan klinisnya
Thalassemia Mayor
• Terjadi karena gen penyandi hemoglobin pada 2 alel kromosom mengalami kelainan
• Pasien membutuhkan transfusi darah sejak tahun pertama pertumbuhan pada rentang usia
6-24 bulan dan kontinyu sampai seumur hidupnya
Thalassemia Intermedia
• Sama seperti halnya Talasemia mayor, individu dengan Talasemia intermedia terjadi akibat
kelainan pada 2 kromosom yang menurun dari ayah dan ibunya.
Thalassemia Intermedia
Thalassemia Minor
Gejalaklinis dan laboratorium
Anamnesis: memiliki riwayat keluarga
sama dengan pasienThalassemia
Thalassemia
mayor, ttetapi frekuensi kebutuhan
b. Pemeriksaan klinis: tanpa gejala
transfusi darah jarang
Pemeriksaan
Fisik
•Tampak anemis/pucat
•Ikterik
•Hepatosplenomegali
Thalassemia Minor
• Hb normal atau sedikit rendah
• MCV dan MCH rendah (< normal)
• RDW Normal/ meningkat (relatif normal)
• Retikulosit meningkat
• Jumlah eritrosit meningkat
• Morfologi darah: mikrositik, hipokrom, anisositosis, poikilositosis, ditemukan
tear drops cell, elips dan sel target.
Tatalaksana Medikamentosa
•Asam folat 2x1 mg/hari