Anda di halaman 1dari 20

HARGA POKOK PROSES LANJUTAN

MASALAH PERSEDIAAN AWAL DAN PERSEDIAAN AKHIR BARANG DALAM PROSES


TUJUAN PEMBELAJARAN

Mampu menghitung unit ekuivalen dengan Menyajikan laporan


menggunakan metode FIFO harga pokok produksi

1 2 3

Menghitung unit ekuivalen


dengan menggunakan
metode average
MASALAH KHUSUS DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PROSES

1. Adanya persediaan barang dalam proses pada awal periode dan akhir
2. Adanya produk yang hilang dalam proses
3. Adanya produk rusak dalam proses
4. Adanya tambahan biaya bahan setelah departemen awal
A. Adanya persediaan barang dalam proses awal
Apabila pada awal periode terdapat persediaan barang dalam proses. Maka akan
menimbulkan , masalah untuk menentukan harga pokok produk jadi, hal ini timbul
karena barang dalam proses pada awal periode telah mempunyai harga pokok yang
berasal dari periode sebelumnya.
Maka untuk menentukan harga pokok produk jadi terdapat 2 metode yang dapat
dipergunakan yaitu:
1. METODE HARGA POKOK RATA-RATA (AVERAGE COSTING
METHOD)

 Adapun prinsip pencatatan dalam metode ini adalah sebagai berikut:

 Di departemen awal (pertama)

 a. Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya dengan cara : biaya yang telah melekat pada persediaan
barang dalam proses ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode berjalan
 b. Dihitung unit ekuivalen produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Barang jadi ditambah barang
dalam proses akhir
 c. Harga pokok rata-rata dihitung dengan cara membagi jumlah total biaya dibagi jumlah unit ekuivalen
DEPARTEMEN II/ LANJUTAN

 a. Dihitung harga pokok rata-rata dari departemen sebelumnya. Harga pokok tersebut terdiri dari
harga pokok persediaan awal dan ditambah harga pokok yang diterima pada periode yang
bersangkutan.
 b. Hitung harga pokok rata-rata per satuan yang ditambahkan dalam deparetemen yang bersangkutan
 c. Menghitung harga pokok rata-rata per satuan di departemen yang bersangkutan dengan cara: harga
pokok rata-rata dari departemen yang mendahului ditambah harga pokok rata-rata di departemen yang
bersangkutan.
2. METODE FIFO/ MPKP

 Prinsip pencatatan dalam metode ini adalah sbb:


 a. Harga pokok barang dalam proses awal tiap departemen tidak perlu dipecah harga
pokoknya menurut jenis biaya. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa barang
yang pertama masuk pertama dikeluarkan (dipindahkan ke departemen berikutnya
atau kegudang)
 b. Harga pokok per satuan tiap departemen untuk periode yang sedang berjalan
dihitung berdasarkan: total biaya dibagi unit ekuivalen
LANJUTAN

 c. Unit ekuivalen ditentukan dengan memperhatikan tingkat penyelesaian barang dalam proses awal periode. Karena
persediaan barang dalam proses awal telah mengalami proses pada periode sebelumnya, maka dalam jumlah unit
ekuivelen periode berjalan , jumlah tersebut hanya dihitung sesuai sesuai dengan tingkat penyelesaiannya. Selanjutnya
produksi yang merupakan hasil proses periode berjalan, baik barang jadi maupun barang dalam proses akhir unit
ekuivalennnya dihitung sesuai dengan persentase tingkat jadinya.
 d. Perhitungan biaya dilakukan sbb:
 harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang / depertemen berikutnya terdiri dari : harga pokok persediaan barang
dalam proses awal ditambah biaya penyelesaian, dan harga pokok produksi yang dihasilkan pada periode yang
bersangkutan
 harga pokok persediaan akhir dihitung berdasarkan tingkat penyelesaian dikalikan harga pokok per unit.
CONTOH:

CV LATIHAN pada tanggal 1 februari terdapat persediaan barang dalam proses sebanyak 20.000 unit dengan
tingkat penyelesaian BBB 100% dan BK 75%,
Harga pokok produk barang dalam proses awal sbb;

BBB Rp 40.000
BTKL Rp 45.000
BOP Rp 15.000
Data selama bulan Februari 2008 sebagai berikut :
LANJUTAN

 Produk masuk proses 250.000 unit, produk jadi yang di transfer ke Gudang 245.000,
produk dalam proses akhir sebanyak 25.000 unit dengan tingkat penyelesaian BBB
100%, BTK 80%, dan BOP 50%, sedangkan biaya yang dikeluarkan selama bulan
Februari
 Biaya bahan baku 75.000
 Biaya tenaga kerja 87.500
 Biaya overhead pabrik 84.875
JAWAB AVERAGE

Ket ( BDP awal Biaya Prod Total biaya Unit Ekuivalen Biaya/unit

BBB 40.000 75.000 115.000 245.000 + (25.000 x 100%) = 270.000 0,43

BTKL 45.000 87.500 132.500 245.000 + (25.000 x 80% ) = 265.000 0.50

BOP 15.000 84.875 99.875 245.000 + (25.000 x 50% ) = 257.500 0,39

Jumlah 100.000 247.375 347.375 1,32


LANJUTAN

 Harga pokok produk jadi 245.000 unit x Rp 1.32 = Rp 323.400


 Harga pokok BDP akhir
 BBB 25.000 x 100% x 0, 43 = 10.750
 BTL 25.000 x 80% x 0,50 = 10.000
 BOP 25.000 x 50% x 0,39 = 4.875
 Rp 25.625
 Rp 349.025
METODE FIFO

Ket BDP awal Biaya Pro Unit Ekuivalen Biaya/unit


BDP awal 100.000
BBB 75.000 225.000 + 25.000 x 100%+ 20.000 x0% = 250.000 0.3
BTKL 87.500 225.000 + 25.000 x 80% + 20.000 x 25% = 250.000 0,35
BOP 84.875 225.000 + 25.000 x 50% + 20.000 x 25% = 242.500 0,35
100.000 247.375 1
Harga
pokok
produk
jadi
 Harga pokok produk jadi 245.000 terdiri dari :

 Berasal dari bdp awal 100.000


 Biaya tambahann :

 BTKL 20.000 x 25% x 0.35 1.750


 BOP 20.000 X 25% x 0,35 1.750 103.500
 Produk jadi yang berasal dari yang masuk proses 225.000 x Rp 1 225.000
 Harga pokok barang jadi 328.500
 Harga pokok BDP akhir :

 BBB 25.000 x 100% X 0.30 = 7.500


 BTKL 25.000 x 80% x 0,35 = 7.000
 BOP 25.000 x 50% x 0,35 = 4.375 18.875
 Jumlah 347.375
LANJUTAN

Produk masuk proses 250.000 unit, produk jadi yang ditransfer ke gudang 245.000 unit, dan produk dalam
proses akhir sebanyak 25.000 unit dengan tingkat penyelesaian BBB 100 %, BTK 80%, BOP 50%, adapun jumlah
biaya produksi selama bulan Februari adalah sbb:
BBB Rp 75.000
BTK Rp 87.500
BOP Rp 84.875
Buatlah laporan harga pokok produksi!
LATIHAN
 Barang dalam proses awal periode sebanyak 1.500 unit dengan tingkat penyelesaian BBB 80%, BTKL 60% dan BOP
50%, dengan harga pokok 120.000, Biaya tenaga kerja 180.000 dan BOP 225.000
 Biaya yang masuk selama periode berjalan

 Biaya bahan baku Rp 1.800.000, BTKL Rp 2.430.000 dan BOP Rp 3.000.000

 Produk Jadi yang di transfer ke Gudang sebanyak 7.850 unit

 BDP akhir sebanyak 1.150 unit, BBB 70%, BTK 50% dan BOP 40%

 Rumus:

 Persediaan awal + produk masuk proses = produk yang di proses- produk jadi + BDP akhir

 Produk jadi 7.850

 Masuk proses 7.500

 Bdp akhir 1.150


PERTANGGUNGJAWABAN FISIK

 Persediaan awal 1.500


 7.500
 Produk yang diproses 9.000
 Produk jadi 7.850
 Produk dlam proses akhir 1.150
 Total 9.000
PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA

 BDP AWAL

 BIAYA BAHAN BAKU 120.000


 BIAYA TENAGA KERJA 180.000
 BIAYA OVERHEAD 225.000
 HARGA POKOK BDP AWAL 525.000

 BIAYA YANG DIKELUARKAN

 BIAYA BAHAN BAKU 1.800.000


 BTK 2.430.000
 BOP 3.000.000
7.230.000
TOTAL BIAYA 7.755.000
UNIT EKUIVALEN

KETERANG BDP AWAL BIAYA YG TOTAL UNIT EKUIVALEN


AN7 DIKELUAR
KAN
BBB 120.000 1.800.000 1.920.000 7.850 + (1.150 * 70%)= 8.655 221,84
BTKL 180.000 2.430.000 2.610.000 7.850 + (1.150 * 50%) = 8.425 309,79
BOP 225.000 3.000.000 3.225.000 7.850 + (1.150 * 40%) = 8.310 388,08
525.000 7.230.000 7.755.000 919,71
 HARGA POKOK PRODUK JADI 7.850 * 919,71 = 7.219.723,5
 HARGA POKOK BDP AKHIR

 BBB 1.150 * 70% = 805 * 221,84 = 178.581,2


 BTKL 1.150 * 50% = 575* 309,79 = 178.129,2
 BOP 1.150 * 40% = 460 * 388.08 = 178.516,8
 JML 525.227,25
 7.754.950.75

Anda mungkin juga menyukai