Cu.m50720221093harga Pokok Proses Lanjutan 3
Cu.m50720221093harga Pokok Proses Lanjutan 3
1 2 3
1. Adanya persediaan barang dalam proses pada awal periode dan akhir
2. Adanya produk yang hilang dalam proses
3. Adanya produk rusak dalam proses
4. Adanya tambahan biaya bahan setelah departemen awal
A. Adanya persediaan barang dalam proses awal
Apabila pada awal periode terdapat persediaan barang dalam proses. Maka akan
menimbulkan , masalah untuk menentukan harga pokok produk jadi, hal ini timbul
karena barang dalam proses pada awal periode telah mempunyai harga pokok yang
berasal dari periode sebelumnya.
Maka untuk menentukan harga pokok produk jadi terdapat 2 metode yang dapat
dipergunakan yaitu:
1. METODE HARGA POKOK RATA-RATA (AVERAGE COSTING
METHOD)
a. Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya dengan cara : biaya yang telah melekat pada persediaan
barang dalam proses ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode berjalan
b. Dihitung unit ekuivalen produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Barang jadi ditambah barang
dalam proses akhir
c. Harga pokok rata-rata dihitung dengan cara membagi jumlah total biaya dibagi jumlah unit ekuivalen
DEPARTEMEN II/ LANJUTAN
a. Dihitung harga pokok rata-rata dari departemen sebelumnya. Harga pokok tersebut terdiri dari
harga pokok persediaan awal dan ditambah harga pokok yang diterima pada periode yang
bersangkutan.
b. Hitung harga pokok rata-rata per satuan yang ditambahkan dalam deparetemen yang bersangkutan
c. Menghitung harga pokok rata-rata per satuan di departemen yang bersangkutan dengan cara: harga
pokok rata-rata dari departemen yang mendahului ditambah harga pokok rata-rata di departemen yang
bersangkutan.
2. METODE FIFO/ MPKP
c. Unit ekuivalen ditentukan dengan memperhatikan tingkat penyelesaian barang dalam proses awal periode. Karena
persediaan barang dalam proses awal telah mengalami proses pada periode sebelumnya, maka dalam jumlah unit
ekuivelen periode berjalan , jumlah tersebut hanya dihitung sesuai sesuai dengan tingkat penyelesaiannya. Selanjutnya
produksi yang merupakan hasil proses periode berjalan, baik barang jadi maupun barang dalam proses akhir unit
ekuivalennnya dihitung sesuai dengan persentase tingkat jadinya.
d. Perhitungan biaya dilakukan sbb:
harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang / depertemen berikutnya terdiri dari : harga pokok persediaan barang
dalam proses awal ditambah biaya penyelesaian, dan harga pokok produksi yang dihasilkan pada periode yang
bersangkutan
harga pokok persediaan akhir dihitung berdasarkan tingkat penyelesaian dikalikan harga pokok per unit.
CONTOH:
CV LATIHAN pada tanggal 1 februari terdapat persediaan barang dalam proses sebanyak 20.000 unit dengan
tingkat penyelesaian BBB 100% dan BK 75%,
Harga pokok produk barang dalam proses awal sbb;
BBB Rp 40.000
BTKL Rp 45.000
BOP Rp 15.000
Data selama bulan Februari 2008 sebagai berikut :
LANJUTAN
Produk masuk proses 250.000 unit, produk jadi yang di transfer ke Gudang 245.000,
produk dalam proses akhir sebanyak 25.000 unit dengan tingkat penyelesaian BBB
100%, BTK 80%, dan BOP 50%, sedangkan biaya yang dikeluarkan selama bulan
Februari
Biaya bahan baku 75.000
Biaya tenaga kerja 87.500
Biaya overhead pabrik 84.875
JAWAB AVERAGE
Ket ( BDP awal Biaya Prod Total biaya Unit Ekuivalen Biaya/unit
Produk masuk proses 250.000 unit, produk jadi yang ditransfer ke gudang 245.000 unit, dan produk dalam
proses akhir sebanyak 25.000 unit dengan tingkat penyelesaian BBB 100 %, BTK 80%, BOP 50%, adapun jumlah
biaya produksi selama bulan Februari adalah sbb:
BBB Rp 75.000
BTK Rp 87.500
BOP Rp 84.875
Buatlah laporan harga pokok produksi!
LATIHAN
Barang dalam proses awal periode sebanyak 1.500 unit dengan tingkat penyelesaian BBB 80%, BTKL 60% dan BOP
50%, dengan harga pokok 120.000, Biaya tenaga kerja 180.000 dan BOP 225.000
Biaya yang masuk selama periode berjalan
BDP akhir sebanyak 1.150 unit, BBB 70%, BTK 50% dan BOP 40%
Rumus:
Persediaan awal + produk masuk proses = produk yang di proses- produk jadi + BDP akhir
BDP AWAL