Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN KESEHATAN

Fungsi-fungsi manajemen
PERENCANAAN (PLANNING)
Perencanaan adalah suatu kegiatan
atau proses penganalisaan dan
pemahaman sistem, penyusunan
konsep dan kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai
tujuan demi masa depan yang lebih
baik.
Berisi 3 kesimpulan:
1. Perencanaan harus didasarkan pada analisis dan pemahaman
sistem dengan baik
2. Perencanaan pada hakikatnya menyusun konsep dan
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan
misi organisasi.
3. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi
untuk mencapai tujuan demi masa depan yang lebih baik.

“Perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan


suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu
program atau kegiatan yang akan dilaksanakan”.
Jenis-jenis perencanaan
1. Berdasarkan jangka waktu berlakunya rencana:
Panjang (10-25 tahun), menengah (5-7 tahun),
pendek (1 tahun).
2. Berdasarkan tingkatan: Induk, Operasional, Harian.
3. Berdasarkan ruang lingkupnya: Strategis, Taktis,
Menyeluruh, Terintegrasi.

Pada kenyataannya sulit memisahkan tujuan


hanya berdasarkan masing-masing jenis.
• Proses perencanaan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah.
• Tahapan proses perencanaan:

Identifikasi Masalah  Prioritas Masalah

Evaluasi  Pelaksanaan  Perencanaan


Identifikasi masalah
1. Sumber masalah kesehatan dapat dapat diperoleh
dari berbagai cara antara lain:
2. Laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada.
3. Survailance epidemiologi atau pemantauan
penyebaran penyakit
4. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk
memperoleh masukan perencanaan kesehatan
5. Hasil kunjungan lapang, supervisi dan sebagainya.
Penentuan prioritas masalah
Dalam mengidentifikasi masalah tentunya
didapatkan lebih dari satu masalah, dengan
berbagai pertimbangan perlu ditentukan
masalah yang menjadi prioritas, dengan cara:
1. Tehnik skoring: memberikan nilai (scor)
terhadap masalah tersebut dengan
menggunakan parameter (ukuran) antara lain:
Prevalence, Severity, Rate of increase, degree
of unmeet need, social benefit, technical
feasibility, resources availability
Penentuan prioritas masalah
2. Tehnik Non-skoring: Masalah dinilai dengan
diskusi kelompok “Nominal Group
Tecnique” (NGT): 1) Delphi Technique:
peserta diskusi memiliki keahlian yang sama,
2) Delbeq Technique: peserta diskusi
memiliki keahlian yang berbeda-beda.
Perencanaan pemecahan
masalah
1. Menetapkan Tujuan:
membuat ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin
dicapai dalam perencanaan tersebut.
Tujuan yang baik apabila dirumuskan secara kongkrit
dan dapat diukur.
1) Tujuan Umum: masih bersifat umum, lingkup luas,
dapat dijabarkan dalam tujuan khusus, pada
umumnya bersifat abstrak.
2) Tujuan Khusus: jembatan untuk mencapai tujuan
umum, tujuan umum dapat tercapai tujuan-tujuan
khusus sudah tercapai.
2. Menetapkan rencana kegiatan: Uraian
tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada umumnya mencakup 3 hal pokok:
• Persiapan,
• Pelaksanaan (kegiatan pokok),
• Penilaian (kegiatan mengevaluasi kegiatan
dalam rangka pencapaian program).
3. Menetapkan Sasaran (target group): adalah
kelompok masyarakat tertentu yang akan
digarap oleh program yang direncanakan
tersebut.
1) Sasaran langsung: kelompok yang langsung
dikenai oleh program.
2) Sasaran tak langsung: kelompok yang menjadi
sasaran antara program tersebut, namun
berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung.
4. Waktu: Tergantung dengan jenis perencanaan
yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang
ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan.
Oleh karena waktu dan kegiatan dijadikan
dalam satu matriks ”Gant Chart”.
5. Organisasi dan Staf: Diuraikan organisasi
dan sekaligus staf atau personel yang akan
melaksanakan kegiatan atau program, uraian
tugas (jobdescription) setiap staf.
6. Rencana anggaran: uraian tentang biaya-
biaya yahg diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan mulai dari persiapan sampai pada
evaluasi, meliputi: biaya personalia,
operasional, sarana prasarana, penilaian, dll.
7. Rencana Evaluasi: suatu uraian tentang
kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai
sejauhmana tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan tersebut telah tercapai.
PENGORGANISASIAN
(ORGANIZING)

Mengatur personel atau staf yang ada di dalam


institusi tersebut agar semua kegiatan yang telah
ditetapkan dalam rencana tersebut dapat berjalan
dengan baik, yang akhirnya semua tujuan dapat
dicapai.
Pengkoordinasian kegiatan yang akan dilakukan suatu
institusi, guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, pengorganisasian mencakup beberapa
unsur pokok: al:
1. Hal yang diorganisasikan ada 2 macam yaitu:
a. Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai
kegiatan yang ada di dalam rencana sehingga
membentuk satu kesatuan yang terpadu untuk
mencapai tujuan
b. Pengorganisasian tenaga pelaksana ialah mencakup
pengaturan hak dan wewenang setiap tenaga
pelaksanan sehingga setiap kegiatan mempunyai
penanggung jawabnya
2. Proses pengorganisasian ialah langkah-
langkah yang harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga semua kegiatan dan tenaga
pelaksana dapat berjalan sebaik-baiknya.
3. Hasil pengorganisasian, ialah terbentuknya
wadah atau sering disebut “Struktur
Organisasi” yang merupakan perpaduan
antara kegiatan dan tenaga pelaksana.
• Pengorganisasian adalah suatu proses yang
menghasilkan organisasi (struktur organisasi).
• Struktur organisasi adalah visualisasi kegiatan
dan pelaksana kegiatan (personel) di dalam
suatu organisasi. Berdasarkan pembagian
kegiatan dan pelaksanaan tugas, fungsi dan
wewenang, maka organisasi secara umum
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Organisasi Lini: Pembagian tugas dan
wewenang terdapat perbedaan yang tegas
antara pimpinan dan pelaksana.
b. Organisasi Staf: Pembagian tugas dan
wewenang tidak terdapat perbedaan yang
tegas antara pimpinan dan pelaksana
c. Organisasi Lini dan Staf: adalah gabungan
dari organisasi lini dan staf
PENGAWASAN DAN
PENGARAHAN

Fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya


dengan perencanaan dan pengorganisasian
adalah fungsi pengarahan dan pengawasan.
Tanpa disertai pengawasan dan pengarahan
perencanaan dan pengorganisasian yang baik
tidak dapat mencapai tujuan secara efektif dan
efisien
Agar pengawasan dapat berjalan dengan baik, ada 3 hal
yang perlu diperhatikan:
1. Objek Pengawasan; yaitu hal-hal yang harus diawasai
dalam pelaksanaan suatu rencana. Dikelompokkan
menjadi 4 yaitu:
a. Kuantitas dan kualitas program: barang atau jasa
yang dihasilkan oleh kegiatan atau program tersebut.
b. Biaya program: dengan menggunakan 3 standar: 1)
modal yang dipakai, 2) pendapatn yang diperoleh, 3)
harga program
c. Pelaksanaan (implementasi) program:
pengawasan terhadap waktu pelaksanaan,
tempat pelaksanaan, dan proses pelaksanaan.
Apakah sesuai dengan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan
d. Hal-hal yang bersifat khusus: yang
ditetapkan oleh pimpinan atau manajer
2. Metode Pengawasan: pengawasan bukan
mencari kesesalahan, namun mencari umpan
balik yang selanjutnya memberikan
pengarahan dan perbaiklan apabila kegiatan
berjalan dengan tidak semestinya, dapat
dilakukan dengan cara:
a. Melalui kunjungan langsung atau observasi
terhadap objek yang diawasi
b. Melalui analisis terhadap laporan-laporan
yang masuk
c. Melalui pengumpulan data atau informasi
yang khusus ditujukan terhadap onjek
pengawasan
d. Melalui tugas dan tanggung jawab para
petugas khususnya para pimpinan.
Pejabat/pimpinan diberikan wewenang untuk
memberikan pengawasan dan pengarahan
3. Proses Pengawasan: pengawasan adalah
suatu proses, berarti terdiri dari beberapa
langkah:
a. Menyusun rencana pengawasan: mencakup
tujuan, objek, cara, dan sebagainya
b. Pelaksanaan pengawasan: melakukan
kegiatan pengawasan sesuai rencana
c. Menginterpretasi dan menganalisis hasil-
hasil pengawasan. Hasil pengawasan berupa:
data, dokumen, foto, hasil rekaman, untuk
diolah, diinterpretasikan dan diolah
d. Menarik kesimpulan dan tindak lanjut. Dari
hasil analisis kemudian disimpulkan
sehingga muncul saran/rekomendasi dan
tindak lanjut dari pengawasan tersebut
Pengarahan pada hekekatnya adalah keputusan
pimpinan yang dilakukan agar kegiatan yang
direncanakan berjalan dengan baik, dengan
pengarahan ini diharapkan:
1. Adanya kesatuan perintah, menghindari kesalahan
persepsi para pelaksana.
2. Adanya hubungan langsung antara pimpinan dan
bawahan, mempererat hubungan pimpinan dan
bawahan.
3. Adanya umpan balik langsung, sehingga dapat
segera melakukan perbaikan.
Bagi para pelaksanan, pengawasan dapat bermanfaat
untuk:
1. Bawahan memperoleh informasi yang jelas tentang
apa yang harus dilakukan, apabila kurang jelas dapat
lengsung ditanyakan sehingga menghindari kesalahan.
2. Bawahan secara langsung dalam proses belajar,
karena akan mendapatkan informasi dan ketrampilan
yang benar/baru.
3. Bawahan lebih merasa diperhatikan atau dihargai oleh
pimpinan

Anda mungkin juga menyukai