Anda di halaman 1dari 20

ASKEP KLIEN DENGAN TBC

Oleh
Ns. Khoiril Nisah, S.Kep
Tubercolosis
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
aerob gram+ (mycobacterium tuberculosis)
Klasifikasi (ALA)
0: tdk terdapat bacil TBC, tdk infeksi,riwayat
kontak (-),tuberkulin (-)
1: terdapat bacil TBC, infeksi tidak nyata,
riwayat kontak (+),tuberkulin tes (-)
2: infeki (+),tidak sakit,tuberkulin (+), X-ray dan
sputum (-)
3: infeksi positif dan sakit, tuberkulin dan
sputum (+)
Keluhan
 Demam, sub febris  sering
 Batuk, awal non produktif  produktif
hemoptoe
 Anoreksi
 Anak rewel
 Nyeri dada, sesak lanjut
 Malaise
Patofisiologi
Basil masuk melalui udara  alveoli  radang
 saluran limfe  sirkulasi darah  limfosit
T sensitif
Makrofag sembuh jaringan fibrotik

Tidak sembuh  infeksi jaringan


infeksi limfogen
infeksi hematogen
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Radiolgis
2. Pemeriksaan lab : darah, sputum, tuberculin

Therapi
 Rifampisin 10 – 15 mg/kg/hr. PO 1x/hr

lambung kosong. 6 – 9 bulan


 INH 10 – 20 mg/kg/hr. PO 18 – 24 bulan

 Streptomycin 30 -50 mg/kg/hr. IM 1x/hr

selama 1 bulan atau 2 – 3x/mg selama 1 – 3


bulan.
 Pirazinamid 30 – 35 mg/kg/hr PO selama 4 –
6 bulan.
 Ethambutol tidak jelas
 PAS  jarang digunakan
 Corticosteroid  situasional
PENGKAJIAN
 data tergantung tingkat / klasifikasi
Rasa nyaman / nyeri : nyeri dada >>, batuk,
gelisah, berhati – hati daerah dada
Akt istirahat : lemah, sulit tidur, kesd
menurun, atensi menurun, HR meningkat,
tachipnea
Food/fluid : nafsu makan menurun, BB turun,
turgor turun, lemak turun ( kurus )
 Respirasi : batuk produktif/ non produktif,
nafas pendek, RR meningkat, gerak dada
asimetris, perkusi dulnes & vocal fremitus
turun, bunyi napa turun: bilateral/ unilateral 
pleural eff  pneumo thoraks
ronchi, whizeeng, pleural friction rub
sputum : purulen, mucoid, kuning/ bercak
darah
 Ego integrity: stress, perasaan tdk berdaya,
putus asa, menolak, cemas individu &
keluarga
 Safety: kondisi yang memperburuk,
demam/sub febris akut
 Interaksi sosial: perasaan terisolasi
 Teaching/learning: riwayat kontak TBC, status
kes jelek, tdk partisipasi thd tx, gagal
memperbaiki TBC
Study diagnosis
 Sputum kultur: (+) mico TBC aktif
 Skin test: (+) undurasi > 10 mm
 X Ray: gambaran infiltrasi
 Kultur jaringan: (+) mico TBC
 Lab: elektrolit, BGA abnormal
 Fungsi paru: VC & sat O2 menurun, dead
space meningkat
Prioritas keperawatan
1. Memperbaiki/mempertahankan
ventilasi/oksigenasi
2. Mencegah penyebaran infeksi
3. Mendukung tingkah laku yg mempertahankan
kes
4. Membantu strategi koping efektif
5. Memberi informasi ttg proses, prognosis &
Tx
Kriteria keberhasilan
1. Fungsi resp adekuat
2. Komplikasi dapat dicegah
3. Gaya hidup berubah
4. Strategi koping efektif
5. Mengerti prosedur
Diagnose keperawatan
1. Jalan napas tidak efektif b/d penumpukan
sekret/ serangan batuk, odem trakhea/faring
2. Gg pertukaran gas b/d kerusakan membran
kapiler/oedem
3. Gg kebutuhan nutrisi (kurang) b/d anoreksi,
sesak,batuk, sputum yg meningkat
4. Resiko terjadi penularan/ reaktivasi b/d
malnutrisi, lingk jelek, kurang pengetahuan
5. Kurang pengetahuan
6. Gg konsep diri (…)
7. Tidak efektif koping individu/ keluarga
8. Gg rasa nyaman (….)
9. Resiko kebosanan/ putus obat
Dx. 1
1. Atur posisi  semi/ high fowler
2. Bantu latihan batuk/napas
3. Bersihkan sekret, k/p uap hangat
4. Lakukan suction
5. Pertahankan intake cairan
6. Berikan O2
7. Kolaborasi: obat (mukolitik, bronchodilator,
kortikosteroid), siapkan intubasi
Dx. 2
1. Kaji ulang : sesak, takipneu, bunyi napas,
ekspansi paru
2. Nilai kesadaran
3. Nilai perub warna kulit
4. Batasi aktivitas
5. Kolaborasi: cek BGA
Dx. 3
1. Catat status nutrisi klien
2. Monitor intake output & BB
3. Lakukan perawatan mulut
4. Berikan makan porsi kecil tapi sering
5. Beri makanan dari rmh tdk kontra indikasi
6. Kolaborasi: konsul ahli gizi,konsul Tx
sebelum & sesudah makan, monitor lab
(alb,globulin)
Dx. 4
1. Jelaskan proses peny dan cara penularan
2. Identifikasi bahaya penularan (angg kelg,
teman dekat)
3. Anjurkan klien batuk/ mengeluarkan sekret
 pada t4 tertutup
4. Monitor suhu tubuh
5. Identifikasi faktor resiko  reaktivasi TBC
6. Anjurkan pentingnya kontrol, tdk putus obat
7. Kolaborasi: obat program, sputum kultur
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai