Anda di halaman 1dari 12

Mikumm...

RDS
(RESPIRATORY DISTRES
SYNDROM)

PSIK – C 2010
Kelompok Genap
DEFINISI
 Gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi
premature
 Sekumpulan temuan klinis, radiologis, dan histologis
yang terjadi terutama akibat ketidakmaturan paru dengan
unit pernapasan yang kecil dan sulit mengembang dan
tidak menyisakan udara diantara usaha napas.
ETIOLOGI
 Defisiensi Surfaktan
Terjadi pada bayi prematur atau kurang bulan, karena
kurangnya produksi surfaktan. Produksi surfaktan ini
dimulai sejak kehamilan minggu ke-22, makin muda usia
kehamilan, makin besar pula kemungkinan terjadi RDS.

 Faktor Penyebab defisiensi surfaktan :


- prematur
- asfiksia perinatal
- maternal diabetes
- seksio caesaria
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinikal yang timbul dan gejala menetap dalam 48-96 jam
pertama setelah bayi lahir yaitu :
 Sesak nafas pada bayi prematur segera setelah lahir, yang ditandai
dengan frekuensi nafas meningkat / takipnea (>60x/menit)
 Sesak nafas berat (dyspnea )

 Pernafasan cuping hidung

 Grunting

 Retraksi dinding dada

 Sianosis

 Kulit kehitaman akibat hipoksia

 Retraksi antariga atau dada setiap kali bernapas


STADIUM RDS
Berdasarkan foto thorak, menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium
RDS yaitu :
 Stadium pertama, terdapat sedikit bercak retikulogranular
dan sedikit bronchogram udara
 Stadium kedua, bercak retikulogranular homogen pada
kedua lapangan paru dan gambaran airbronchogram udara
terlihat lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi
bayangan jantung dengan penurunan aerasi paru
 Stadium ketiga, alveoli yang kolaps bergabung sehingga
kedua lapangan paru terlihat lebih opaque dan bayangan
jantung hampir tak terlihat, bronchogram udara lebih luas
 Stadium keempat, seluruh thorax sangat opaque (white lung)
sehingga jantung tak dapat dilihat.
PATHWAY

Klik Di
sini
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Rontgen : untuk melihat densitas atelektasis dan elevasi
diaphragma dengan overdistensi duktus alveolar.
2. Bronchogram udara : untuk menentukan ventilasi jalan nafas.
3. Data Laboratorium :
- Profil paru :
 Lecitin/Sphingomielin (L/S) ratio 2 : 1 atau lebih mengindikasikan
maturitas paru
 Phospatidyglicerol : meningkat saat usia gestasi 35 minggu

 Tingkat phosphatydylinositol

- Analisa Gas Darah :


PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 kurang dari 60 mmHg, saturasi
oksigen 92% – 94%, pH 7,31 – 7,45
- Level pottasium : meningkat sebagai hasil dari release potassium
dari sel alveolar yang rusak.
PENATALAKSANAAN
 Pemberian oksigen
 Pertahankan nutrisi adekuat

 Pertahankan suhu lingkungan netral

 Diit 60 kcal/kg per hari (sesuaikan dengan protokol yang


ada) dengan asam amino yang mencukupi untuk mencegah
katabolisme protein dan ketoasidosis endogenous
 Pertahankan PO2 dalam batas normal

 Intubasi bila perlu dengan tekanan ventilasi positif


 Salah satu pengobatan terbaru dan telah diterima
penggunanya adalah  pemberian surfaktan eksogen

Nb : Surfaktan eksogen adalah adalah derivate dari sumber alami misalnya


manusia (didapat dari cairan amnion atau paru sapi,tetapi bisa juga berbentuk
surfakatan buatan).
KOMPLIKASI
JANGKA PENDEK
 Kebocoran alveoli
 Jangkitan penyakit kerana keadaan penderita yang memburuk
dan adanya perubahan jumlah leukosit dan thrombositopeni.
 Perdarahan intrakranial dan leukomalacia periventrikular

 Patent ductus arteriosus (PDA) : komplikasi bayi dengan RDS


terutama pada bayi yang dihentikan terapi surfaktannya.
JANGKA PANJANG
 Bronchopulmonary Dysplasia (BPD) : penyakit paru kronik
yang disebabkan pemakaian oksigen pada bayi dengan masa
gestasi 36 minggu.
 Retinopathy prematur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi-perfusi.
 Ketidakefektifan pola napas b.d hipoventilasi.

 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipoksemia.


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Klik Disini
...Thinkyu...

Anda mungkin juga menyukai