Anda di halaman 1dari 99

KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA( K3RS )

Budhy Vipyana, SKM

Disampaikan dalam rangka Pelatihan CSSD


Yang Diselenggarakan PIPSI
Jakarta 2020
PENDAHULUAN

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


( K3 ) memiliki kedudukan penting di
Rumah Sakit
Karakteristik Rumah Sakit
Padat modal,Padat Teknologi, Padat Pakar
Bidang pekerjaan dengan keterlibatan manusia tinggi
Terbukanya akses bagi bukan pekerja RS dengan leluasa
Kegiatan yang terus menerus 24 jam dan 7 hari seminggu
PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah tempat kerja :


Yang memiliki risiko tinggi terhadap
keselamatan dan kesehatan sumber daya
Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung maupun lingkungan Rumah
Sakit
PENDAHULUAN

• Dalam rangka pengelolaan dan


pengendalian risiko yang berkaitan dgn
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di RS
maka perlu diselenggarakan K3 di RS agar
tercipta kondisi RS yang sehat,aman, aman
selamat dan nyaman.
Mengapa perlu K3 ?
• Setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan & kesehatan
• Produktifitas karyawan yang tinggi hanya
dpt dicapai bila karyawan sehat
• Perlu pemeliharaan kesehatan yang teratur
dan berkesinambungan
• Perlunya suatu lingkungan kerja yang bersih
& sehat
Rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat kerja,
yang mempunyai banyak potensi bahaya bagi
pekerja nya.

Padat teknologi  alat-alat canggih :


 Radiologi  CT Scan 64 Slices, MRI,
 Komputer yang canggih
 Bahan Kimia / Desinfektan terkini
 Mesin Sterilisasi yang canggih
Filosofi K3 Menurut IASP
• K3 adalah tanggung jawab moral/etik
• K3 adalah budaya bukan sekedar program
• K3 adalah tanggung jawab manajemen
• Pekerja harus di didik untuk bekerja aman
• K3 adalah cermin kondisi ketenagakerjaan
• Semua kecelakaan dapat dicegah
• Program K3 bersifat spesifik
• K3 baik untuk bisnis
PENGERTIAN K3
• Upaya terpadu seluruh karyawan RS, untuk
menciptakan lingkungan kerja, proses kerja,
tempat kerja RS yang sehat, aman dan
nyaman termasuk pasien, pengunjung /
pengantar orang sakit dan masyarakat
lingkungan RS
Dasar Hukum
• UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
• UU No. 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan
• UU No. 44 Tahun 2009 ttg Rumah Sakit
• UU No. 13 Tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan
• PMK No. 66 Tahun 2016 ttg K3 RS
Tujuan K3RS ?
• Melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan keselamatan dan
kesehatan kerja serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan
Mengapa K3RS ?
• Pekerja yang sering cedera di RS :
 Perawat
 Pekerja dapur
 Pemeliharaan alat
 Laundry
 Cleaning Service
 Teknisi
 Petugas CSSD
Mengapa K3RS ?
• Bagian Pemeliharaan alat : Solvent, asbes,
listrik, bising dan panas
• Pekerja di bagian Cleaning Servis, terpajan :
detergen, desinfektan, tertusuk jarum suntik
dll.
• Pekerja dapur : terpotong jari, tertusuk, luka
bakar, keletihan, stress kerja dll.
KESELAMATAN KERJA
• Usaha untuk menciptakan keadaan dan cara
kerja yang aman, bebas dari kecelakaan;
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala
bentuk kerugian baik terhadap manusia, maupun
yang berhubungan dengan peralatan, obyek
kerja, tempat bekerja dan lingkungan kerja ,
secara langsung dan tidak langsung
KESEHATAN KERJA
• Upaya untuk menciptakan tenaga kerja yang
sehat dan produktif
Upaya peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan
yang setinggi tingginya bagi pekerja di semua jabatan,
pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko
akibat faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
mengadaptasi antara pekerjaan dengan manusia dan
manusia dengan jabatannya.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

 Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi


keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya
manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja di rumah sakit
Pelaksanaan K3RS Meliputi :

1. Manajemen Risiko
2. Keselamatan dan Keamanan RS
3. Pelayanan Kesehatan Kerja
4. Pengelolaan B3
5. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
6. Pengelolaan Prasarana RS
7. Pengelolaan Peralatan Medis
8. Kesiapsiagaan Kondisi Kedaruratan Bencana
1.Manajemen Risiko

adalah PENDEKATAN PROAKTIF


untuk MengIDENTIFIKASI, MENILAI &
Menyusun PRIORITAS RISIKO,
Dengan tujuan untuk MENGHILANGKAN atau
MEMINIMALKAN DAMPAKNYA.

Made by Dr. Awan TP


Pengertian

• Bahaya/hazard  kondisi yg berpotensi


menyebabkan sakit, cedera, kematian atau
kerugian lain

• Risiko  kemungkinan timbulnya dampak buruk


dari bahaya yang ada terhadap lingkungan,
kesehatan & peralatan/sarana RS
LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN RISIKO
MENENTUKAN KONTEKS

MENILAI / ASESMEN RISIKO DOKUM


ENTASI
KOMUN IDENTIFIKASI RISIKO
IKASI &

& MONITO
ANALISA RISIKO RING
KONSUL
TASI &
EVALUASI RISIKO REVIEW

PERLAKUAN RISIKO

Dokumen RISK REGISTER


Made by Dr. Awan TP
Potential
Hazard

24 arjaty/2008
Potensi bahaya menurut area kerja:
Pelayanan Pasien
Potensi bahaya menurut area kerja :
Penunjang pelayanan pasien
2. KESELAMATAN DAN KEAMANAN
RUMAH SAKIT
• Keselamatan :
Gedung, properti, teknologi medis dan informasi,
peralatan dan sistem tdk berpotensi mendatangkan
risiko thd pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
Keamanan :
• Melindungi properti milik RS, pasien, staf, keluarga,
pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan atau
pengrusakan oleh orang yang tidak berwenang
Upaya Pengendalian
1.Menghilangkan kondisi tdk standar
- APD tidak cukup/tidak benar
- Alat material rusak
- Kurang penerangan
2. Menghilangkan tindakan yang tidak standar
- Lalai memakai APD
- Bercanda
- Salah mengangkat, meletakkan, mengambil
Upaya Pengendalian
3. Mengurangi unsur kesalahan
- kurang pengetahuan dan keterampilan
- Stress
4. Kewaspadaan standar
5. Inspeksi bangunan/gedung
6. Area berisiko dipantau
7. Staf, vendor dan pihak ketiga diidentifikasi
8. Area berisiko diidentifikasi
9. Anggaran
(1) Jejas perkutaneus:
● tertusuk jarum
● teriris benda tajam

33 arjaty/2008
Jangan menutup jarum

34 arjaty/2008
• Jangan
membengkokkan,
mematahkan atau
menutup jarum

• kalau harus ditutup,


gunakan cara one-
handed
35 arjaty/2008
IDENTIFIKASI RISIKO SISTEM PERKABELAN
SUHU DAN CAHAYA
Kondisi Ruangan CSSD
• Kelembaban udara :35-75
%
• Temperatur ruangan : 18-
22 C
• Dinding, lantai dan plafon
licin (cat epoxy, vinyl).
• Jumlah dan jenis koloni
kuman : Max 200 kol.
• Jumlah partikel udara :
<0,15 mg/m3
• Kebisingan : Max. 60 Db.A
• Pencahayaan : Min. 100 lux
HAZARD ERGONOMI
Apa Job Hazard di CSSD ?

Penerimaan Barang Kotor Dan Daerah


Kontaminasi
• Terpajan darah, cairan tubuh pada
Instrumen
• Penanganan salah terhadap benda- benda
tajam
• Terpajan thd zat-zat kimia yang digunakan
di CSSD
• Lantai licin, potensial jatuh
Tindakan Safety
• Jangan memasukkan tangan ke dalam wadah
berisi barang terkontaminasi tanpa melihat
jelas isi wadah
• Pastikan agar bagian yang runcing dari
instrumen mengarah berlawanan thd tubuh
kita pada saat transportasi
• Buang limbah benda tajam ke dalam wadah
khusus dan tahan tusukan
Tindakan Safety
• Ikuti petunjuk/rekomendasi pabrik untuk
penggunaan zat kimia scr aman
• Gunakan APD ( Sarung tangan, penutup
kepala, penutup kaki, gown, masker, goggle.
• Pasang rambu-rambu pada daerah licin
Penyiapan Proses Sterilisasi dan Daerah
Sterilisasi

• Luka bakar pada kulit / membran mukosa


akibat zat kimia atau akibat terlalu
dekatnya posisi terhadap sumber panas
( Sterilisasi uap atau kereta barang yang
panas )
• Luka bakar elektris, akibat penggunaan
instrumen/ alat listrik
• Luka pada mata, akibat cipratan zat kimia
Tindakan Safety
• Gunakan sarung tangan tahan panas pada
saat menangani kereta mesin sterilisasi atau
pada saat berhubungan dengan obyek lain
bersuhu tinggi
• Letakkan kereta mesin sterilisasi yang
panas, di luar daerah lalu lalang petugas
CSSD agar tidak tersentuh
• Hati-hati saat menggunakan scaler panas
dan pemotong kantung sterilisasi
• Pengoperasian mesin sterilisasi hanya boleh
dilakukan oleh petugas terlatih
3. PELAYANAN KESEHATAN KERJA
 Tujuan: Menciptakan tenaga kerja yang
sehat dan produktif
Kegiatan Promotif
 Makanan tambahan bagi petugas yang bekerja di
area berisiko
Senam kesehatan/rekreasi
Kegiatan Preventive
Imunisasi
Pemeriksaan pra bekerja
Medical Check Up
Serveilans medik & lingkungan kerja
3. PELAYANAN KESEHATAN KERJA
 Tujuan: Menciptakan tenaga kerja yang
sehat dan produktif
Kegiatan Kuratif
 Pengobatan dan Perawatan
 Penanganan Kecelakaan kerja
 Penanganan pasca pemanjanan

Kegiatan Rehabilitatif
 Rehabilitasi Medik
4. PENGELOLAAN B3
• B3 adalah Bahan-bahan yang selama
pembuatan, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan, penggunaan dan pembuangan
limbah dapat melepaskan debu, partikel, gas,
serat, radiasi yang bisa menimbulkan iritasi,
korosif, keracunan, kebakaran, ledakan dan
bahaya lain yang bisa menimbulkan gangguan
kesehatan, cacat, kematian dan kerusakan harta
benda dan lingkungan hidup.
KEGIATAN

1. Identifikasi dan Inventarisasi B3


( Jenis, lokasi dan jumlah )
2. Mengawasi pelaksanaan kegiatan B3
KEGIATAN
1. Menyiapkan dan memiliki MSDS
( Material Safety Data Sheet )
2. Menyiapkan Sarana B3
- Lemari B3
- Penyiram badan ( body wash )
- Pencuci mata ( eyewasher )
- APD
- Rambu dan Simbol B3
- Spill Kit
- Pedoman B3
- Penanganan Kedaruratan
adalah lembar petunjuk
yang berisi informasi
bahan berbahaya tentang
Nama kimia, pemaparan,
Gejala keracunan, target
Organ, pertolongan
pertama, pencegahan
pemaparan
Bensin

Nama Kimia : C6H2


Nama Lain : Benzena, Benzol, Phenyl hydride.

Pemaparan : Inhalasi, absorbsi kulit,tertelan,kontak dengan mata/kulit


Gejala Keracunan
 Iritasi mata
 Iritasi kulit, dermatitis, terbakar
 Iritasi hidung, saluran napas,kejang2,depresi CNS, Sakit kepala,
pusing,mual,Pneumonia,coma,gangguankeseimbangan,Anoreksia,gagalrenal,liver,
lemas,depresi sumsum tulang,leukemia,Kematian mendadak o.k. VF,
Rhabdomiolisis
Target Organ : Mata, kulit, sistim pernapasan,darah,CNS, Bone Marrow
Pertolongan Pertama
 Irigasi mata dengan air secepatnya
 Bilas kulit dengan sabun secepatnya
 Berikan oksigen/bantuan pernapasan
 Tertelan : Gastric lavase

Pencegahan Pemaparan : Hindari kontak dengan mata/kulit


Definisi Spill Kit

Perangkat untuk
menangani
tumpahan B 3
dan Limbah B3
5. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN
• Bencana yang mungkin terjadi di RS
• Banyak bahan-bahan yang mudah terbakar
• Memastikan SDM RS, pasien, pendamping
pasien, pengunjung mapun lingkungan aman
dan selamat dari api dan asap.
KEGIATAN
• Identifikasi Area berisiko
• Inventarisasi dan pengecekan sarana proteksi
kebakaran;
• Aktif ; APAR, Hydran, Detektor asap, Sprinkler
• Pasif : Jalur evakuasi, pintu darurat, tangga
darurat, titik kumpul aman, ram,
kompartemen
• Simulasi kebakaran
• Apa yang anda lakukan bila terjadi kebakaran
Kecil ? Berteriak "Code Red", ambil APAR
terdekat dan segera padamkan api dengan APAR
• Dimana letak alat pemadam api pada unit
anda ? Cari tahu masing-masing
• Bagaimana anda melaporkan kejadian
kebakaran ? Lapor ke pos SATPAM psw 146
• Bila anda harus mengevakuasikan pasien
prosesnya bagaimana ?
6. PENGELOLAAN PRASARANA RS

-Semua sistem utilitas RS berfungsi efisien,


efektif dan aman.
- Termasuk listrik, air, ventilasi dan aliran udara, gas
medik, perpipaan, pemanasan dan limbah.
KEGIATAN
- Daftar inventaris
- Pemeriksaan, pengujian
- Label pada tuas kontrol sistem utilitas
- Dokumentasi
7. PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS

RS melakukan program untuk pemeriksaan, uji


coba dan pemeliharaan peralatan medis dan
Mendokumentasikan hasilnya
Tujuan :
Menjamin peralatan medis yang digunakan layak
pakai.
7. PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS

KEGIATAN :
- Daftar Inventaris
- Penandaan
- Inspeksi
- Uji fungsi dan uji coba
- Pemeliharaan preventif dan kalibrasi
- Petugas kompeten dan terlatih
PEMELIHARAAN DAN SERTIFIKASI
ALAT MEDIS

Kalibrasi Eksternal :
· Tempat Kalibrasi : BPFK dan GPS
· Pelaksana kalibrasi : Unit Pemeliharaan.

Kalibrasi Internal :
Kalibrasi yang dilakukan oleh internal bagian pemeliharaan yang terdiri dari alat :
·Syringe Pump
· Infus pump
· Tensimeter
· Timbangan Berat Badan
· EKG
8. KESIAPAN PENANGGULANGAN BENCANA

RS melakukan program manajemen Disaster


untuk menanggapi keadaan disaster dan
bencana alam
KEGIATAN:
- Identifikasi risiko bencana ( jenis, kemungkinan terjadi,
konsekwensi bahaya, ancaman dan kejadian )
- Analisa risiko kerentanan bencana
- Menentukan peran RS dlm peristiwa dan kejadian
- Komunikasi pada waktu kejadian
- Mengelola SDM selama kejadian
- Penetapan peran dan tanggung jawab staf
Bencana Di RS

• Kebakaran
• Gempa Bumi
• Ancaman Bom
• Banjir
• UGD
• Operator
• Pos Keamanan
• Ketua K3
• UGD
• Operator
• Pos Keamanan
• Ketua K3
HIJAU
• Pasien bisa berjalan/berlari tanpa bantuan
• Menuju tangga darurat
• Ikuti arah Exit

• KUNING
• Tak dpt berjalan sendiri
• Tandu, digendong , tarik selimut dsb
• MERAH
• Pasien ICU, ICCU,OK,VK, Kondisi kritis dan
bergantung peralatan BHD

• HITAM
• Sanga kritis, harapan hidup kecil/ Sdh meninggal
• Dievakuasi belakangan
• Evakuasi dipimpin oleh Ka. Unit setelah mendapat instruksi dari
Ka. TDB melalui Danru ( SATPEKA )
• Pada waktu evakuasi, perhatikan dan ikuti tanda Exit, yaitu arah
jalan menuju tangga darurat.
• Tanda Exit akan tampak menyala apabila listrik dipadamkan
• Evakuasi harus menggunakan tangga darurat yang berada pada
wing kiri atau wing kanan gedung dan tidak dibenarkan
menggunakan Lift.
• Dilarang Evakuasi menggunakan tangga service ( tangga
operasional ) yang terletak di depan Lift
• Pada waktu evakuasi tidak boleh terjadi arus balik dan berdesak-
desakan
• Dipapah
• Digendong
• Strecher
• Tandu
• Tarik Selimut
Digendong
Tips Mencegah Kecelakaan Kerja
Di Rumah Sakit

• Kenali sumber bahaya ( hazard ) ditempat kerja anda


• Miliki pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
• Laksanakan SPO ( Standar Prosedur Operasional ) pada
pekerjaan yang anda lakukan
• Lakukan isolasi pada pekerjaan yang membahayakan
lingkungan : Contoh ; meracik / menyiapkan obat
khemoterapi
• Pastikan ventilasi di lingkungan kerja anda baik
• Gunakan APD dalam bekerja
• Periksa kesehatan secara berkala
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai