Anda di halaman 1dari 54

MANAGEMENT & MODERN

WOUNDS

Heny Marlina Riskawaty.,S.Kep.,Ners.,M.Kep


Latar Belakang

 Perkembangan IPTEK-Kes - Praktik


perawatan Luka-Pasien dengan kondisi
penyakit (Degeneratif & Metabolik) meningkat.
Kondisi tersebut biasanya disertai suatu luka
Perawatan yang tepat di perlukan agar proses
penyembuhan bisa tercapai optimal.
 Dengan demikian Tenaga kesehatan di
tuntut untuk mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang adekuat dengan proses
perawatan luka. Terdiri dari :
Pengkajian yang komprehensif
Intervensi & Implementasi yang tepat
Evaluasi hasil yang di temukan
Dokumentasi hasil dengan sistematis.
Isu Perawatan Luka

Cost effectivenes Manajemen


perawatan Luka Modern Perkembangan
Produk Perawatan Luka Modern.
Memahami produk dengan baik, Prinsip:
Pertimbangan Biaya (Cost)
Kenyamanan (Comfort)
Keamanan (Safety)
Management Wounds
Pengkajian Luka
Persiapan Dasar Luka (Wound Bed
Preparation)
Proses Penyembuhan Luka (Wound
Healing)
Pencucian Luka (Wound Cleansing)
Debridement Luka
Balutan Luka (Wound Dressing Selection)
• Inovasi dalam Woundcare
• “Universal Precaution” dalam perawatan
luka
Pengkajian Luka
Tujuan
a.Menilai Keseriusan Luka
b.Menyesuaikan Kondisi Luka dengan
Proses Penyembuhan Luka
c.Pemilihan cairan pencucian luka yang
tepat
d.Pemilihan Wound Dressing/balutan luka
yang tepat
e.Evaluasi Kemajuan Kondisi Luka
Klasifikasi Luka dalam
Pengkajian Terkini

Warna dasar luka RYB (Red Yellow


Black Merah, Kuning, Hitam)
(Netherlands Woundcare, 1984)
Red in wound bed
Luka dengan dasar Merah tua atau terang
dan selalu tanpak lembab
Luka Bersih, dengan banyak vaskularisasi
karena mudah berdarah
Luka diisi jaringan granulasi atau
perkembangan epitel baru
Tujuan Perawatan
• Pertahankan Keadaan Luka Lembab dan
bersih
• Cegah terjadinya trauma pada jaringan
epitelisasi/granulasi
• Cegah terjadinya perdarahan
• Balutan Luka cukup mampu mengatasi
jumlah eksudat yang keluar
Luka Kuning/Yellow
• Luka dengandasar luka kuning, kuning
kecoklatan, kuning kehijauan, kuning pucat
merupakan kondisi luka terinfeksi.
• Luka terinfeksi dapat dinilai dari peningkatan
jumlah leukosit darah dalam tubuh dan
peningkatan suhu tubuh.
• Jaringan nekrotik yang berwarna kuning
harus dibersihkan sebelum perbaikan dan
penyembuhan jaringan.
Tujuan Perawatan
Meningkatkan system autolysis
debridement agar luka berwarna merah
Mengabsorbsi/menyerap eksudat atau
cairan luka yang diharapkan
Menghilangkan Luka yang tidak sedap
Mengurangi atau menghindari terjadinya
infeksi
Luka Hitam/Black
Luka dengan dasar luka hitam, hitam
kecoklatan,hitam kehijauan
Necrosis terjadi Suplai darah pada
jaringan tidak mencukupi, baik karena
cidera, radiasi atau paparan bahan kimia
Dapat pula terjadi karena perawatan luka
yang tidak sempurnaPelepasan enzim
tertentu disimpan lisosom yang mampu
mencerna komponen sel itu sendiri.
Tujuan perawatan
Meningkatkan suport sistem autolisis
debridment agar luka menjadi berwarna
merah
Menyerap eksudat atau cairan luka yang
dihasilkan
Menghasilkan bau yang tidak sedap
Mengurangi atau menghindari terjadinya
infeksi
Macam-macam Pengkajian luka
1. Pengkajian kulit
 Observasi inspeksi Monitoring Luka
 Evaluasi
o Integritas
o Temperatur
o Tekstur
o Adanya lesi
2. Pengkajian HolistikFaktor-faktor
penyembuhan luka (Carvile K,1998)
Etiologi luka (Trauma,tekan,Diabetes dll)
Durasi Luka (Akut atau Kronis)
Penyakit yang mendasari
Status mental
Pola hidup
Efek psikososial (Harga diri,Perubahan
fungsi tubuh, Kualitas hidup,Finansial.
Lanjut…
3. Hal terperinci dalam pengkajian luka
a.Lokasi (letak luka)
b.Dasar luka
c.Cairan luka
d.Bau dan infeksi
e.Tepi Luka
f.Kulit sekitar Luka
Persiapan Dasar Luka (Wound
Bed Preparation)
Ad Manajemen luka untuk mempercepat
penyembuhan endogen atau untuk
memfasilitasi efektivitas dari tindakan
terapeutik lainnya.(Schultz, et al.,2003)
Tujuan : Menciptakan lingkungan
penyembuhan luka yang optimal dengan
menghasilkan dasar luka yang
bervaskularisasi,stabil, dengan eksudat
minimal.
Kerangka Kerja “TIME”
• Ad Suatu pendekatan sistematis yang
bertujuan agar penyembuhan luka dapat
tercapai.(Falanga, et al.,2003)
T Tissue Management (Manajemen
Jaringan)
I  Inflamation and Infection Control
(Inflamasi dan pengendalian infeksi )
M  Moisture Balance (keseimbangan
kelembaban)
E  Epithelial (edge) advancement
(Perluasan Epitel/tepi)
• T  Terdapat jaringan necrotik/mati dan
harus diangkat
• I  Adanya peningkatan eksudat,
perubahan warna, bau tidak sedap
• M  Perbaikan keadaan”Moisture
balance” dengan menyerap eksudat
ataumenambahkan kelembaban pada kulit
kering
• E  Daerah tepi luka tidak mengalami
kemajuan.
Proses Penyembuhan Luka (Wound
Healing)
Suatu proses yang kompleks karena berbagai
kegiatan bio-seluler, bio-kimia terjadi
kesinambungan. Penggabungan respon
vaskuler, aktivitas seluler dan terbentuknya
bahan kimia sebagai substansi mediator
didaerah luka yang saling keterkaitan
dalamproses penyembuhan luka
( Darwis.,1998).
Tahapan penyembuhan luka
1. Fase Hemostasis & Inflamasi
a. Fase Hemostasis
1) Beberapa saat setelah luka
2) Vasokonstriksi pembuluh darah
3) Pembentukan pembekuandarah (clot) oleh
trombosit dan tromboplastin
b. Fase Inflamasi
1) Terjadi 1 jam setelah luka  2-5 hari
2) Tanpak kemerahan,bengkak,nyeri teraba
lebih hangat.
2. Fase Proliferasi
Terjadi hari ke 2 atau 3 setelah luka
3. Fase remodelling/Maturasi
Terjadi 3 minggu sampai 2 tahun.
Terapi Electrical Muscle Stimulation (Veinoplus
Arterial) Terhadap Proses Penyembuhan Luka
Pada Pasien DFU (Syahid.,2017)
Pencucian Luka (Wound Cleansing)
• Proses secara mekanis melepaskan
ikatan jaringan dan bakteri, bakteri debris
kontaminen, inflamasi dan jaringan
necrotik pada permukaan luka kemudian
mengangkat atau membuang materi-
materi ini dari permukaan kulit (Barr,
JE.,2003)
Tujuan
Memebrikan rehidrasi permukaan pada
luka untuk menyediakan lingkungan yang
lembab
Menurunkan bakterial load (jumlah
bakteri) pada permukaan luka dan
mengurangi insiden infeksi luka atau
kolonisasi bakteri yang berlebihan
Membersihkan luka dari balutan lama
• Membuang cairan luka yang berlebihan
• Debridment jaringan nekrotik
• Mempersiapkanluka sebelum di balut
• Dilakukan setiap ganti balutan
• Psikologis : bersih & nyaman.
Karakteristik Larutan Pencuci Luka

Tidak toksisk terhadap jaringan yang


sehat
Efektif pada adanya material organik
sperti darah, slough atau jaringan nekrotik
Mampu untuk menurunkan jumlah
mikroorganisme
Hipoalergenik dan tidak menimbulkan
reaksi sensitivitas
Mudah di dapat, cost-effektive dan aman.
Macam-macam Cairan
Pencucian Luka
• Cairan Normal salin (Nacl 0,9 %)
• Air Keran (Tap Water)
• Cairan Luka Komersial mengandung
“Surface active agent (Surfactant)” zat
aktif pembersih permukaan yang
memudahkan pengangkatan/pelepasan
kontaminant luka.
• Air rebusan daun jambu biji (Pradika,2016)
Irigasi Luka Tekanan 15 PSI dapat
menurunkan jumlah bakteri pada luka.
(Lestari.,2017)
Debridement Luka
• Suatu komponen integral pada persiapan
dasar luka, bersama-sama dengan
keseimbangan bakteri dan keseimbangan
kelembaban/ moisture balance.(Falanga,
2000).
Tujuan
• Menurunkan jumlah bakteri
• Mengendalikan dan berpotensi mencegah
infeksi luka terutama pada luka yang
mengalami perburukan.
• Memfasilitasi visualisasi pada dinding
sekitar luka.
Tehnik Debridement
1. Debridement Autolisis
 merupakan Lysis jaringan oleh sel
darah putih dan enzim tubuh yang
memasuki tempat luka selama proses
inflamasi normal.
2. Debridement Mekanis
 dengan memberikan kekuatan luar
yang cukup besar untuk memisahkan
jaringan nekrotik
3. Debridement Kimiawi
 Proses Kimiawi dalam membuang
jaringan dengan menggunakan enzim
4. Debridement Biologycal
 Menggunakan larva lalat atau belatung
Bakteri Count
Balutan Luka (Wound Dressing Selection)
• Tujuan:
 Menciptakan lingkungan yang kondusif
terhadap penyembuhan pertahankan
kelembaban
 Melindungi luka dari jaringan sekitarnya
 Melindungi luka dari trauma dan invasi
bakteri
 Mengurangi nyeri
 Mempertahankan temperatur luka
 Mengontrol dan mencegah perdarahan
• Memberikan kompresi terhadap
perdarahan vena
• Menampung cairan eksudat
• Meningkatkan kenyamanan
• Mengurangi stress pada pasien dan
keluarga dengan melakukan penutupan
luka.
Kriteria Balutan Ideal
Mempercepat penyembuhan luka
Mengangkat eksudat berlebihan
Tidak meningkatkan infeksi
Tidak menyebabkan alergi
Mudah dalam penggunaan
Nyaman dipakai
Tidak menganggu fungsi tubuh
Cost-effektive
Inovasi dalam Woundcare

Perawatan Luka konvensional Wound Modern


• Sering mengganti balutan • Mengurangi cost
• Balutan cepat kering perawatan luka
• Kurang menyerap eksudat • Mempertahankan
• Beresiko menimbulkan luka kelembaban 5-7 hari
baru pada saat • Menyerap eksudat
penggantian balutan baru dengan baik
• Menimbulkan nyeri saat • Tidak menimbulkan nyeri
penggantian balutan saat mengganti balutan
• Resiko teradi infeksi sangat • Tidak bau.
besar
Madu (Honey)
• Bergman et all,1983 • Madu mengandung
40% glukosa,40%
fruktosa,20% air dan
asam
amino,vitamin,biotin,a
sam nikotinin,asam
folit,tiamin,kalsium,zat
besi, magnesium
Fospor dan kalium
• Madu juga
mengandung zat
antioksida dan H2O2
(Hidrogen Peroksida)
sebagai penetral
radikal bebas.
Mekanisme unik dalam madu
• Madu mempunyai • Madu memiliki efek
efek nutrisi pada luka anti bakteri pada
yang mensuplai gula beberapa jenis luka
ke sel darah putih infeksi misalnya:
yang memerangi Staphilococcus
infeksi aureus.(Cooper et
al.,1999)
Universal Precaution” dalam perawatan luka

• Petunjuk untuk mencegah penularan


infeksi melalui darah dan cairan tubuh
yang di anggap sebagai sumber infeksi
yang potensial.
• “MELINDUNGI DIRI – MELINDUNGI PASIEN”
TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai