Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

NY.E DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG DAHLIA 3


RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun oleh : Dosen Pembimbing :


Elinda nur malikasari (201911006) Faradisa S.Kep M.Kep
Rahma safitri (201911027)
Risky Syukron (201911028) Pembimbing : Dyah Kusuma
Wahyu nurrohmah (201911037)
DEFINISI

Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal


untuk mempertahankan metabolisme serta
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi
struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi
penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam
darah (Muttaqin dan Sari, 2011).

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat


disimpulkan bahwa gagal ginjal kronik adalah suatu
keadaan dimana ginjal mengalami kerusakan
sehingga tidak mampu lagi mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme yang ada di dalam tubuh dan
menyebabkan penumpukan urea dan sampah
metabolisme lainnya serta ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit.
Etiologi Gagal Ginjal
Kronis

Pada dasarnya, penyebab gagal ginjal kronik adalah penurunan laju filtrasi glomerulus atau yang
disebut juga penurunan glomerulus filtration rate (GFR).

Gangguan pembuluh darah : berkurangnya Infeksi : bakteri E.Coli yang berasal dari
aliran darah pada ginjal berbagai jenis lesi kontaminasi tinja pada traktus urinarius
vaskuler dapat menyebabkan iskemik ginjal bakteri. Bakteri ini mencapai ginjal melalui
dan kematian jaringan ginjal. aliran darah

Gangguan imunologis : seperti Gangguan tubulus primer : terjadinya


glomerulonephritis nefrotoksis akibat analgesik atau logam
berat.

Gangguan metabolik : seperti DM yang Kelainan kongenital dan herediter : penyakit


menyebabkan mobilisasi lemak meningkat polikistik sama dengan kondisi keturunan
sehingga terjadi penebalan membrane kapiler yang dikarakteristik oleh terjadinya kista
dan di ginjal atau kantong berisi cairan didalam ginjal
Patofisiologi Gagal Gagal ginjal merupakan sebuah fenomena kehilangan
Ginjal Kronis secara bertahap fungsi dari nefron.

Terjadi ketidakseimbangan antara filtrasi dan reabsorpsi disertai dengan hilangnya kemampuan
pemekatan urin. Perjalanan gagal ginjal kronik dibagi menjadi 3 stadium, yaitu

Stadium I Stadium II
Stadium pertama merupakan sebuah proses Tahap ini merupakan insufisiensi ginjal
penurunan cadangan ginjal. Selama stadium dimana lebih dari 75% jaringan yang berfungsi
ini kreatinin serum dan kadar BUN normal telah rusak dan GFR (Glomerulus Filtration Rate)
dan pasien asimptomatik. besarnya hanya 25% dari normal.

Stadium III
Stadium ini merupakan stadium akhir dimana 90 % dari
massa nefron telah hacur Klien akan mulai merasakan
gejala yang lebih parah karena ginjal tidak lagi dapat
mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit
dalam tubuh.
Manifestasi Klinis Gagal
Ginjal Kronis

Penyakit ginjal stadium akhir ( ESRD) Gangguan gastrointestinal


Sindrom uremik (lemah, latergi, anoreksia, Anoreksia, nausea, fomitus yang berhubungan
mual, muntah, kelebihan volume cairan dengan metabolisme protein dalam usus,
(volume overload), pruritus, yang ditandai perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi
dengan GFR kurang dari 5-10 ml/ menit, dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia

Gangguan muskuluskeletal
Resiles leg sindrom (pegal pada kakinya Gangguan kardiovaskuler
sehingga selalu digerakkan), burning feet Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat
syndrom (rasa kesemutan dan terbakar, perikarditis, effusi perikardiac dan gagal jantung
terutama ditelapak kaki), tremor, miopati akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung
(kelemahan dan hipertropi otot-otot dan edema.
ekstremitas.

Gangguan pulmoner Gangguan integumen


Nafas dangkal, kusmaul, batuk dengan kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-
sputum kental dan riak, suara krekles. kuningan
Penatalaksanaan Gagal
Ginjal Kronis

 Konservatif
 Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin  Operasi
 Observasi balance cairan  Pengambilan batu
 Observasi adanya odema  Transplantasi ginjal
 Batasi cairan yang masuk
 Timbang BB tiap hari

 Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan
mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk
mempermudah maka dilakukan :
 AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
 Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
Pemeriksaan Penunjang

Radiologi EKG
Pemeriksaan Pielografi Retrograd

USG Biopsi ginjal

IVP (Intra Vena Pielografi)

Renogram
Komplikasi

Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi,


Anemia akibat penurunan eritropoetin,
asidosis metabolik, katabolisme dan
penurunan rentang usia sel darah merah.
masukan diit berlebih.

Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade


jantung akibat produk sampah uremik dan
dialisis yang tidak adekuat.

Hipertensi akibat retensi cairan dan Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat
natrium serta malfungsi sistem retensi fosfat, kadar kalsium serum
reninangiotensin-aldosteron. rendah, metabolisme vitamin D dan
peningkatan kadar aluminium.
ASUHAN
KEPERAWATAN
Tanggal pasien masuk : 14 Desember 2021
Tanggal pengkajian : 16 Desember 2021
Jam masuk pasien : 06.43 WIB
Jam pengkajian : 08.00 WIB
Diagnosa keperawatan : CKD
 
DATA UMUM Biodata penanggung jawab
Biodata pasien Nama : Ny.L
Nama pasien : Ny. E Umur : 16 tahun
Umur : 41 tahun Jenis kelamin : Perempuan
Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : pelajar
Pekerjaan : Swasta Agama : islam
Agama : Islam Alamat : Tugurejo kec.
Status perkawinan : Menikah semarang
Alamat : Tugurejo kec. semarang Hub.dengan pasien : Anak Pasien
 
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama :
Sesak nafas
Riwayat kesehatan sekarang :
Pasien mengatakan datang ke rumahsakit pada tanggal 14 desember 2021
pada pukul 06.43 WIB dengan keluhan sesak nafas, pusing dan lemas. pada
pengkajian tanggal 15 desember 2021 pasien mengeluh BAK sehari hanya
satu kali (setetes-setetes) dan pasien menjalani terapi hemodialisa selama
1 tahun. Dirinya mengatakan minumnya dalam sehari mencakup sampai
1200 ml pasien tampak terpasang terpasang infus RL 10 TPM dan oksigen
dengan nasal kanul 5 LPM
TD : 223/113 , N : 90 , RR : 22 ,S : 36,8 ,SPO2 : 96

Riwayat kesehatan masa lalu :


Klien mengatakan memiliki riwayat darah tinggi dan satu tahun lalu
dokter mengatakan ginjalnya rusak atau mengecil dan dianjurkan
untuk terapi hemodialisa setiap hari selasa dan jumat .
Riwayat kesehatan keluarga :
Pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan
maupun menular apapun.
POLA FUNGSIONAL GORDON
Pola Persepsi dan Management Kesehatan :
Pasien mengatakan sadar akan kesehatannya yang harus dijaga. pasien juga mengatakan
selalu memeriksakan kesehatannya ke dokter dan rutin memeriksakan keadaannya
dirumahssakit , selama terdiagnosa gagal ginjal pasien rutin menjalani terapi hemodialisa
sudah satu tahun setiap hari selasa dan jumat.

Keterangan Sebelum sakit Saat sakit


Pola Nutrisi Metabolik :
A : TB : 158 cm
Frekuensi 2x sehari 3x sehari
BB : 81kg
B :HB : 8.10 Jenis Nasi, lauk Bubur, lauk
HT : 24.40 paauk,kopi , teh pauk, hangat
Limfosit : ,buah
Lekosit : 5.90
Eritrosit : 2.81 Porsi Satu porsi habis Setengah porsi
C : Turgor kulit tidak elastis Pola minum Air putih, teh, kopi Air putih dan
sirup
Berat badan kg Kg

Keluhan - Mual
Pola eliminasi

Eliminasi urine Eliminasi alvi

Keteran Sebelum Saat Keterangan Sebelum sakit Sesudah sakit


gan sakit sakit
Frekuen 1x sehari 1x Frekuensi 4x sehari 1x sehari
si sehari
Konsite Lunak Padet Pancaran Sedang Setetes
nsi
Jumlah ± 400 cc/hari 200 cc/hari
Bau Khas Khas
Warna Kuning Kuning Bau Amoniak amoniak
kekuning kecoklta
an n sedikit Warna Kuning Kuning pekat
kehitam Perasaan Lega,nyaman Tidak lega dan
an setelah bak kurang nyaman
Pola Aktivitas dan Latihan
Pola Istirahat Tidur

Keteranga Sebel Saat Aktifitas Mandiri Dibantu Keterangan


n um sakit
sakit Mandi      Klien dapat
Jumlah jam 2 jam 1 jam sendiri
tidur siang Makan/ minum      Klien dapat
Jumlah jam 4 jam 2-3 jam sendiri
tidur Berpindah      Klien dapat
malam tempat sendiri
Pengantar - - Berjalan      Klien dapat
tidur sendiri
Berpakaian      Klien dapat
Gangguan - Susah sendiri
tidur mengont BAB/BAK      Klien dapat
rol tidur sendiri
Perasaan nyam Kurang Pergi ke toilet      Klien dapat
waktu an nyaman sendiri
bangun Keterangan Klien mandiri
Pola Persepsi Sensori dan Kognitif :
Klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan ,namun klien mengatakan penglihatannya
sedikit kabur , penglihatan klien normal tidak terdapat gangguan , klien mengatakan masih
dapat merasakan nyeri klien mengatakan dapat berbicara dan mengingat dengan baik.

 
Pola Persepsi Diri dan Konsep Diri :
Klien berharap ingin segera pulih ,tidak lemas dan berkeinginann untuk sembuh dan bisa
melakukan tugas sebagai istri dan ibu dirumah dan merasa bersyukur sudah mendapatkan
penanganan dari rumah sakit selama klien sakit
Status emosi: mudah panik dan stress
Citra diri : klien mengatakan bersyukur dengan anggota tubuhnya dan bersyukur masih
diberikan anggota tubuh yang lengkap dan kuat menjalani dirinya yang berjuang untuk
sembuh.
Peran diri: klien mengatakan sebagai istri dan ibu bagi anak anaknya
Ideal diri : klien ingin segera sembuh dan berkumpul kembali Bersama keluarga anak dan
suaminya
Harga diri : klien selalu merasa rendah diri atas kondisinya saat ini yang tidak seperti
layaknya seorang istri bagi suaminya .
Pola Hubungan dan Peran Dengan Orang Lain:
Pasien mengatakan mampu berkomunikasi dengan baik
pasien mengatakan tidak percaya dengan saudaranya , setiap ada sesuatu pasien
selalu bercerita pada anak – anaknya ,pasien mengatakan selama sakit anaknnya dan
suaminya jarang menjenguk karena keterbatasan kendaraan yang dimiliki
keluarganya

Pola Seksual dan Reproduksi:


Klien mengatakan tidak memiliki masalah
reproduksi selama menjadi ibu , klien memiliki anak
perempuan
Pola Koping Toleransi dan Stress:
Klien selalu menceritakan dan mencari solusi dengan
anaknya , karena tidaka ada yang dapat klien
percaya .
Pola nilai dan keyakinan:
Klien tidak memiliki keyakinan khusus yang
bertentangan dengan kesehatan dan
pengobatannya.
Antropometri : PEMERIKSAAN FISIK
Tinggi badan : 158 cm Tanda tanda vital :
Berat badan sebelu HD : 71 kg TD : 223/113mmHg
Berat badan sesudah HD : 73,6 kg Nadi : 90x/menit
RR :22x/menit
Pemeriksaan fisik (head to toe ) : Suhu : 36,8’C
 Kepala : Rambut pendek rapi Spo2 : 96 dengan o2 nasal kanul ( 5 LPM )
tipis dan sedikit beruban,
terdapat kerontokan
 Mata : Konjungtiva anemis ,  Thorak
 Jantung
 Paru paru
sclera tidak ikterik (tidak  Inspeksi : kulit tidak pucat
 Inspeksi :
kuning), fungsi penglihatan  Palpasi : denyut aorta
sedikit kabur Pergerakan dada
teraba, tidak ada benjolan
 Hidung :Bersih, tidak ada simetris, bentuk
 Perkusi : redup
dada terdapat
sumbatan, tidak ada cuping  Auskultasi : ada bunyi
hidung benjolan dada
jantung tambahan
 Telinga :telinga simetris, tidak sebelah kiri dan
 Abdomen :
terdapat lesi pada
ada serumen  Inspeksi : rata
 Mulut :Rongga mulut bersih,gigi bagian mamae
 Auskultasi: terdengar bunyi
berlubang, gusi tidak ada  Palpasi : Adanya
peristaltik usus
nyeri tekan
perdarahan.  Palpasi: tidak ada nyeri
 Leher : tidak ada pembesaran  Perkusi : redup
tekan
 Auskultasi : Ronkhi
tiroid, tidak ada nyeri telan  Perkusi: timpani
DATA PENUNJANG
Hasil laboratorium (14-12-2021 / 21.07 WIB

Pemeriksaan Nilai normal


a. HB : 8.10 11,7 – 15,5
a. HT : 24.40 •) 35 – 47
a. Trobost : 228 150 - 440
a. Limfosit : 5.90 25- 40
a. Lekosit : 8,98 3.6 - 11
a. Eritrosit : 2.81 3,8 – 5,2
a. Ureum 102.0 10.0 – 50.0
a. Creatinin 7,32 0,60 – 0,90
a. Kalium : 3,93 3,5 – 5,0
a. Natrium : 134.5 135 - 145
1. Hasil pemeriksaan radiologi ( 14-12-2021 )
Terpasang kateter double lumen dengan ujung distal
terproyeksi pada paravertebral kanan setinggi corpus V ,
Thoracal VI
- COR : ukuran membesar apeks bergeser ke laterokaudal
pinggang jantung mendatar , elevasi main bronchus kiri
- Aorta baik
- Pulmo : coracan bronchovasculer meningkat infiltrate pada
paracardial kanan
I. IMT ( INDEKS MASA TUBUH )
I. TERAPI IMT = BB (KG) / TB x TB
1. NacL 0.9% 8 tpm (500 ml) = 73,6 / 160 x 160
2. Furosemide 6A /24 jam = 28 , 75
3. Nosorbid inj @ 10 3mg/jam = overweight ( berat badan berlebih
4. Clonidine 0,15 mg 3x sehari  )
5. Betahistin mesilat 6mg 3x1
6. Candesartan 16mg 1x1
7. Omperazol 20 mg 2x1
8. Bisoprolol 2,5 mg 2x1
9. Salbutamol 2mg 3x1
10. Amplodipine 10 mg 1x1
11. Osteocal 500mg 3x1
I. BALANCE CAIRAN
Input = output
- Input
Makan : 700
Minum : 1200
Obat : 150 = IWL = (15xBB)/24
Infus : 500 = (15x 71)/24
Jumlah = 2550 = 44,4 + output
= 44,4 + 300
= 344,4
Jadi input = output
= 2550 – 344,4
- Output
= 2, 205,6
BAB : 100
BAK : 200
Muntah : -
Jumlah = 300
 
Analisa Data Etiologi Problem
Ds: klien mengatakan sesak nafas Penurunan Pola nafas tidak
Do: ekspansi paru efektif
- Klien tampak sesak nafas
- Klien tampak tidak nyaman
- Klien tampak terpasang o2 dengan nasal kanul 5lpm
- TD: 223/113 mmHg
- N :90x/menit
- RR :22x/menit
- S: 36,8’C
- Spo2 : 96
Ds: klien mengatakan BAK hanya sekali sehari Gangguan Hipervolemia
Do: Mekanisme
- Asites pada perut regulasi
- Turgor kulit tidak elastis
- Ureum 102.0
- Creatinin 7,32
Ds : klien mengatakan pusing dan lemas Perubahan Penurunan curah
- TD: 223/113 mmHg afterload jantung
- N :90x/menit (Dypsnea)
- RR :22x/menit
- S: 36,8’C
Spo2 : 96 terpasang nasal kanul 5 lpm
 
PRIORITAS MASALAH

Diagnosa Keperawatan Prioritas Rasional


Pola nafas tidak efektif b.d Tinggi Bila pola nafas tidak diatasi
hambatan upaya nafas terlebih dahulu akan
mengancam jiwa pasien
Hypervolemia b.d Sedang Karena jika tidak segera
gangguan mekanisme diatasi dapat membuat
regulasi fungsi ginjal semakin
menurun dan beresiko
mengalami overhidrasi
Resiko Penurunan curah Rendah karena jika tidak diatasi
jantung akan semakin membuat
b.d perubahan afterload tekanan darah menjadi
(dypsnea) afterload
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi •I

Keperawatan
Pola nafas tidak Setelah dilakukan O:
efektif b.d tindakan keperawatan - Identifikasi etiologi atau factor
hambatan selama 3x24 jam pencetus sesak nafas
upaya nafas diharapkan pola nafas - Kaji pola nafas pasien
klien efektif dengan KH: - Kaji frekuensi nafas pasien
- Pola nafas stabil  
- Hambatan (secret) nafas N:
bersih - Posisikan pasien semi fowler
- Dipsnea menurun  
  E:
- Ajarkan teknik batuk efektif
 
K:
pasang oksigen
Hypervolemia b.d Setelah dilakukan Manajemen hypervolemia
gangguan tindakan O
mekanisme keperawatan - Periksa Tanda Dan Gejala Hipervolemia
regulasi selama 3x24 jam (Edema, Dypsnea , suara nafas tambahan )
  diharapkan volue - Monitor vital sign
cairan seimbang - Monitor intake dan output cairan
dengan kriteria  
hasil : T
-tekanan darah kembali - Batasi asupan cairan dan garam
normal - Tinggikan kepala tempat tidur 30-40
Mampu membatasi dan - Lakukan prosedur hemodialisa
memonitor asupan - Mengevaluasi prosedur hemodialisa
cairan E
  - Anjurkan melapor jika bb bertambah
  K
- Kolaborasi pemberian deuretik jika perlu
Penurunan Setelah dilakukan O
curah jantung tindakan keperawatan - Identifikasi Tanda Dan Gejala primer
b.d perubahan selama 3x24 jam penurunan curah jantung
afterload diharapkan ketidak - Monitor vital sign
(dypsnea) adekuatan jantung - Monitor saturasi oksigen
  memompa darah T
menigkat dengan - Posisikan pasien semi fowler
kriteria hasil - berikan terapi relaksasi untuk
- Tekanan darah dalam mengurangi stress
nilai normal - berikan dukungan emosianal dan
- Palpitasi menurun spiritual
- Lemas berkurang E
  - ajarkan pasien mengukur berat badan
harian
- anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
K
- kolaborasi pemberian antiaritmia jika
perlu
Implementasi
Tgl/jam No. Dx Implementasi Respon klien
16 -12- 1 mengkaji pola nafas pasien Ds: klien mengatakan nafasnya terasa sesak
2021/   Do: klien tampak kooperatif dengan
09.00   - TD: 223/113 mmHg
  - N : 100 x/menit
  - RR :25x/menit
  - S: 36,8’C
  Spo2 : 92
memberikan Terapi Oksigen Ds: klien mengatakan bersedia dipasang oksigen
dengan nasal kanul 5 LPM Do: klien setelah terpasang oksigen dengan nasal
  kanul 5 liter tampak kooperatif Dengan
- TD: 223/113 mmHg
- N : 89 x/menit
- RR :22x/menit
- S: 36,8’C
Spo2 : 97
 
09.15 2 memeriksa adanya Ds : klien mengatakan tangan dan perutnya
tanda dan gejala membesar
hypervolemia Do : tidak terdapat odema , tampak
  terdapat asites pada bagian perut
   
meninggikan Ds : pasien mengatakan posisi tidurnya
kepala tempat tidur sudah nyaman saat ini
pasien Do : klien tampak tenang dan nyaman
 
  Ds : klien mengatakan mudah haus namun
Memonitor intake bak klien sediikit setetes setetes , minum
dan output cairan klien dalam sehari minum sampai 1200 ml
  Do : klien tampak kooperatif mukosa bibir
  kering
 
 
09.20 3 mengidentifikasi Ds : klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi
tanda dan gejala klien mengatakan sering terasa lemas dan pusing
primer penurunan Do : klien tampak kooperatif da terasang o2 dengan nasal kanul
curah jantung - TD: 223/113 mmHg
  - N :90x/menit
  - RR :22x/menit
  - S: 36,8’C
  Spo2 : 96
  Ds : klien mengatakan bersedia dilakukan pemantauan tanda tanda
  vital
  Do : pasien tampak kooperatif
Memonitor vital sign Dengan
pre hd QB : 170 ,UF rate : 780 ,TD : 223/153 ,N : 90 ,S : 36,9
BB : 71
 Intra hd
QB : 170 ,UF rate : 780 , TD : 219/134 ,N : 98 ,S : 36
BB : 71 
Post hd
QB : 170 ,UF rate : 780 ,TD : 211/110 ,N : 96 ,S : 36 ,BB : 73,6
17- 1 mengatur posisi Ds : klien bersedia diatur posisinya
12- nyaman semi semi fowler pasien mengatakan
202 fowler nyaman dengan posisinya saat ini
1/   Do : pasien tampak nyaman dan
10.0   kooperatif
0    
mengkaji Ds : klien mengatakan setelah
frekuensi nafas terpasang o2 dengan nasal kanul
klien pola nafasnya jauh lebih membaik
dan sedikit teratasi
Do : pasien tampak nyaman
terpasang o2 nasal kanul 5 lpm
dengan
N : 89
RR : 20
SPO2 : 97
10.30 2 membatasi asupan Ds : klien mengatakan setelah diberikan penjelasan klien
cairan dan garam semakin paham untuk membatasi asupan cairannya klien
  paham untuk memonitor minumnya dan cairan infus klien
  Do : klien tampak kooperatif dan memhami Batasan cairan
  nya
meninggikan kepala Ds : klien bersedia diatur posisinya pasien mengatakan
tempat tidur 30-40 nyaman dengan posisinya saat ini
  Do : pasien tampak nyaman dan kooperatif
 
Melakukan prosedur Ds : klien tampak siap dan rutin mengikuti terapi
hemodialisa hemodialisa setiap hari selasa dan kamis
  Do : klien tampak kooperatif dan tidak cemas
 
Mengevaluasi prosedur Ds : klien mengatakan setelah dilakukan terapi hemodialisa
hemodialisa klien mengatakn badan terasa lebih enakan dan enteng
Do : klien tampak nyaman dan kooperatif
10.20 3 Mengubah Posisi pasien Ds : klien bersedia diatur posisinya semi fowler
menjadi posisi semi fowler pasien mengatakan nyaman dengan posisinya
  saat ini
  Do : pasien tampak nyaman dan kooperatif
   
memberikan terapi relaksasi Ds : klien mengatakan bersedia setelah dilakukan
nafas dalam untuk relaksasi nafas dalam klien mengatakn jauh lebih
mengurangi stress tenang
  Do : klien tampak nyaman dan kooperatif
   
memberikan dukungan Ds : klien mengatakan setelah diberikan dukungan
emosianal dan spiritual dan ada yang mendengarkan keluh nya klien
  terasa lega dan pikiran sedikit berkurang
Do : klien tampak nyaman saat didengarkan dan
diberi dukungan
 
Mengajarkan pasien rajian Ds : klien mengatakan selalu mengukur berat
menimbang berat badan badanya saat sebelum dan sesdudah hemodialisa
harian Ds : pasien tampak kooperatif
 
 
18- 1 mengkaji Ds : klien mengatakan setelah terpasang o2 dengan nasal kanul
12- frekuensi pola nafasnya jauh lebih membaik dan klien mengatakan mencoba
2021/ nafas melatih dengan melepas nasal kanul nya
09.00 pasien Do : pasien tampak nyaman dan semnagat berlatih memonitor pola
nafasnya tanpa o2 nasal kanul lepas pasang dengan N : 90 ,RR : 20
  SPO2 : 98 ,Terpasang o2 nasal kanul
 
Memposisi Ds : klien bersedia diatur posisinya semi fowler pasien
kan pasien mengatakan nyaman dengan posisinya saat ini
semi fowler Do : pasien tampak nyaman dan kooperatif

Mengajarka Ds : klien mengatakan setelah diajarkan


n teknik Klien mampu memhami dan dapat megantisipasi bila muncul
batuk secret
efektif bila Do : klien tampak paham dan kooperatif
terdapat
secret
 
 
10.00 2 Menganjurkan Ds : pasien mengatakan
melapor selalu mencatat BB nya
apabila terjadi selama terapi hemodalisa
kenaikan BB Do : klien tampak
koopertif

10.30 3 menganjurkan Ds : klien mengatakan selama


beraktivitas fisik sakit tidak terlalu banyak aktivitas
sesuai toleransi hanya berjalan untuk buang air
  kecil saja , semuanya klien
  kerjakan mandiri
  Do : klien tampak kooperatif
   
Memonitor vital Ds : klien mengatakan bersedia
sign dilakukan pemantauan tanda
tanda vital
Do : pasien tampak kooperatif
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai