Anda di halaman 1dari 35

Mutu Pelayanan

Keperawatan
Yuda Ayu Timorita, S.Kep., Ns., M.Kep
ayutimorita@gmail.com / 0822 4371 1141
Table of Contents
0 Peningkatan Mutu
1 RS
0 Mutu Prioritas RS
2
0 OPPE
3
0
1
PENINGKATAN MUTU RS
DEFINISI
Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau
jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya
untuk memberikan kebutuhan kepuasan (American Society
for Qulity Control)

Indikator mutu asuhan kesehatan adalah petunjuk atau


tolak ukur yang mengacu pada indicator yang relevan
berkaitan dengan struktur, proses dan outcomes.
Syarat Indikator Mutu

Specific

Measurable

Aggressive but Attainable

Result Oriented

Time Bound
1. Spesific
Indikator mutu harus menggambarkan hasil spesifik
yang diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Indikator
mutu harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas
sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan
strategi dan kegiatan yang spesifik pula
2. Measurable
Indikator haruslah sesuatu yang terukur dan dapat
dipergunakan untuk memastikan apa dan kapan
pencapaiannya. Untuk itu metodologi untuk mengukur
pencapaian target indikator harus ditetapkan sebelum
indikator diukur
3. Aggressive but Attainable
Apabila indikator dijadikan ukuran keberhasilan suatu
unit kerja atau program, maka pemilihan indikator dan
target harus menantang namun tetap layak dan
rasional. Sebagai contoh, menetapkan indikator tingkat
kematian pasien di IGD tentu tidak rasional ketika
targetnya adalah meniadakan kematian
4. Result Oriented
Indikator harus menspesifikkan hasil yang ingin dicapai

5. Time Bound
Indikator sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang
relatif pendek, muai dari beberapa minggu sampai
beberapa bulan, paling lama 1 tahun
0
2
MUTU PRIORITAS RS
Contoh
Area Prioritas pelayanan Klinis RS Islam Kendal tahun 2020-
2021: Pelayanan Bedah Orthopaedi
Dasar Pemilihan:
1. Pelayanan Bedah Orthopaedi memiliki tujuan strategi RS
2. Pelayanan Bedah Orthopaedi menglami system
pelayanan klinis yang kompleks yang perlu efisiensi
(high cost)
Indikator Mutu Area Klinik
1. Emergency respon time (waktu tanggap pelayanan gawat
darurat) pasien bedah orthopaedi < 5 menit
2. Angka waktu lapor hasil test test kritis laboratorium pasien
bedah orthopaedi < 30 menit
3. Waktu tunggu hasil pelayanan rontgen pasien bedah
orthopaedi < 24 jam
4. Angka kepatuhan pelaksanaan site marking pasien bedah
orthopaedi
5. Angka kepatuhan DPJP terhadap CP bedah orthopaedi
6. Tingkat kelengkapan pengisian lembar resume medis
pasien bedah orthopaedi
Indikator Mutu Area Manajemen
1. Angka kepatuhan penulisan resep pasien bedah
orthopaedic BPJS sesuai dengan Formularium Nasional
2. Angka ketepatan waktu penyediaan dokumen rekam
medis pelayanan bedah orthopaedic rawat jalan < 10
menit
3. Angka ketepatan waktu tunggu pembayaran pasien bedah
orthopaedic rawat inap < 120 menit
Indikator Mutu Area Sasaran Keselamatan Pasien
1. Angka kepatuhan petugas dalam melakukan identifikasi
pasien bedah orthopaedic
2. Prosentase catatan komunikasi melalui telepon yang
diverifikasi oleh DPJP bedah orthopaedic
3. Angka kepatuhan pelaksanaan double check pemberian
lidocain pada pasien OA
4. Angka kepatuhan pelaksanaan time out dalam prosedur
pembedahan pasien bedah orthopaedi
5. Angka kepatuhan cuci tangan petugas pada pasien bedah
orthopaedic
6. Kepatuhan upaya pencegahan resiko cidera akibat pasien
jatuh pasien bedah orthopaedi
0
3
OPPE
Penilaian Kinerja (Penilaian
Praktik Profesional)

Penilaian Praktik Profesional


Berkelanjutan (OPPE)

Penilaian Praktik Profesional


Fokus (FPPE)
Penilaian Praktik Profesional
Berkelanjutan
(OPPE)
Perilaku

Pengembangan Profesional

Kinerja Klinis
Penilaian Perilaku
Staf medis adalah Model dalam menumbuhkan budaya
aman (safety Culture)
Budaya Aman:
1. Partisipasi penuh dari semua staf untuk melaporkan
bila ada IKP, tanpa ada rasa takut untuk melaporkan
dan disalahkan (No Blame Culture)
2. Saling meghormati satu sama lain
3. Tidak terjadi sikap saling mengganggu
Perilaku yang TIDAK mendukung
Budaya Keselamatan
1. Perilaku yang menganggu (disruptive), spt: perilaku
tidak layak yang dilakukan secara berulang, tindakan
verbal dan non verbal yang membahayakan atau
mengintimidasi staf lain, celetukan maut (komentar
sembrono di depan pasien yang berdampak
menurunkan kredibilitas staf klinis lain), komentar
negative didepan pasien, memarahi staf, melempar alat
bedah atau RM
Perilaku yang TIDAK mendukung
Budaya Keselamatan
2. Perilaku yang tidak layak (inappropriate), spt: kata-kata
atau Bahasa tubuh yang merendahkan orang lain
3. Perilaku yang melecehkan (harassment), terkait dengan
Ras, Agama, Suku, Gender
4. Pelecehan Seksual
Pengembangan Profesional
1. Asuhan pasien
2. Pengetahuan medik/klinik: penerapan PPK-CP, Revisi pedoman pelayanan, hasil
pertemuan profesi atau publikasi
3. Evidence Based Practice : survey klinis, partisipasi dalam pertemuan ilmiah
4. Kepandaian berkomunikasi antar personal: Case Conference
5. Profesionalisme: Praktik berbasis etik, tepat waktu dalam pelayanan rajal dan
ranap
6. Praktik berbasis system: Memahami Regulasi RS, system asuransi Medis/asuransi
kesehatan, ex. JKN/BPJS
7. Mengelola sumber daya: berpartisipasi dalam kendali mutu dan kendali biaya,
kepedulian terhadap biaya yang ditanggung oleh pasien, berpartisipasi dalam
proses seleksi pengadaan
Kinerja Klinis
Thanks!
Do you have any questions?
ayutimorita@gmail.com
0822 4371 1141

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai