Anda di halaman 1dari 42

CASE REPORT SESSION (CRS)

GANGGUAN PSIKOTIK AKUT


Oleh:
Nurul Aina Mardhiyah, S.Ked G1A220093
Andini Agustina, S.Ked G1A220107
Muhammad Hafizh Pane, S.Ked G1A220118
  
Pembimbing:
dr. Diva Mariska Tarastin, Sp.KJ
PENDAHULUAN

Gangguan psikotik akut didefinisikan sebagai suatu gangguan kejiwaan


yang terjadi selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala
psikosis, dan dapat kembali ke tingkat fungsional premorbid

Gangguan psikotik akut dapat menjadi gejala awal dari penyakit psikotik lainnya, seperti
schizophrenia
STATUS PSIKIATRI
RIWAYAT PSIKIATRI
Pemeriksaan dilakukan tanggal 02 September 2021 pukul 11.10 WIB di
poliklinik RSJ daerah Jambi. Riwayat psikiatri diperoleh secara
alloanamnesis dan autoanamnesis
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. H
Tanggal lahir/Umur : Jambi, 15 Agustus 1979/37 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Tebing Tinggi
Agama : Islam
Status perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : Tamat SMA
Keluhan Utama: Os datang ke poliklinik RSJ Jambi dengan keluhan sering
berbicara sendiri ±10 hari sebelum masuk RSJ

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


±10 hari sebelum masuk RSJ, saudara kandungnya mengatakan Os sering berbicara
sendiri. Selain itu Os juga mengeluhkan bahwa dirinya sulit tidur. Os mengalami sulit untuk
mengawali tidur, sering terbangun saat tidur dan sulit untuk melanjutkan tidurnya lagi. Os
sulit tidur karena merasa bahwa orang disekitar sedang mebicarakan dirinya. Os juga
merasa sering diteror melalui Facebook. Os juga sering meracau setiap malam dan
berjalan mondar-mandir tanpa alasan yang jelas. Os pernah mendengarkan suara anaknya
berbicara ditelfon padahal menurut anaknya mereka tidak saling menelfon.
Keluhan Utama: Os datang ke poliklinik RSJ Jambi dengan keluhan sering
berbicara sendiri ±10 hari sebelum masuk RSJ

Os mengatakan bahwa bahwa dia pernah hampir terlindas truk batu bara, namun
peristiwa tersebut disangkal oleh saudara kandungnya. Melihat hantu(-), Masalah rumah
tangga(-), masalah keluarga (-), perasaan ingin bunuh diri (-), perasaan sedih dan gelisah (-)
Menurut saudara kandung pasien, os mengalami perubahan perilaku setelah os
bertengkar dengan tetanggga disekitar rumah ±10 hari SMRSJ. Saat os sulit tidur, os sering
mebersihkan rumah, mandi dan merias wajahnya. Os sering memarahi orang disekitarnya
tanpa alasan yang jelas. Saudara kandung os sering melihat os berhalusinasi seperti ada
yang berbisik terus.
Riwayat penyakit dahulu

● Riwayat gangguan psikiatri


Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa
● Riwayat kondisi medik (-)
● Riwayat penggunaan zat adiktif dan alkohol (-)
● Riwayat gangguan neurologi (-)
● Riwayat trauma (-)

Riwayat penyakit keluarga Riwayat alergi

Dalam keluarga pasien tidak ada Riwayat alergi


yang mengalami gejala serupa. tidak ada
Riwayat kehidupan pribadi

● Riwayat Pranatal dan Perinatal


Pasien lahir pada tanggal 15 Agustus 1979 namun pasien tidak mengetahui
riwayat kelahirannya. Pasien hanya ingat bahwasanya pernah diberitahu orang
tuanya bahwa pasien lahir normal di rumah.
● Masa Kanak-kanak Awal (lahir – usia 3 tahun)
Pasien tidak ingat dengan lengkap Pertumbuhan dan perkembangan pasien saat
usia 0-3 tahun. Seingat pasien ibu pasien mengatakan perkembangan pasien
sama dengan anak lainnya.
Riwayat kehidupan pribadi

● Masa Kanak-kanak Menengah (usia 3 tahun – 11 tahun)


Proses pertumbuhan dan perkembangan pasien sama seperti anak-anak lain
seusianya. Pasien tinggal bersama orang tuanya. Pasien masuk ke Sekolah Dasar
(SD) pada usia 6 tahun dan menjalankan sekolah seperti biasa.
● Masa Kanak-kanak Akhir (Remaja)
Pasien merupakan anak yang memiliki banyak teman dan bisa bergaul. Pasien
melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pasien
menjalankan sekolah seperti biasanya. pasien sering bermain dengan teman
sebayanya layaknya anak perempuan pada umumnya.
Riwayat kehidupan pribadi

● Masa Dewasa
a. Riwayat pendidikan: Pasien lulusan SMA dan tidak pernah tinggal kelas.
b. Riwayat pekerjaan: Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
c. Riwayat perkawinan: Pasien sudah menikah.
d. Aktivitas sosial: Sebelumnya pasien merupakan pribadi yang ramah, pandai
bergaul dan pandai bersosialisasi dengan orang sekitarnya. Hubungan dengan
teman kerjanya pun baik.
e. Latar belakang beragama: Kehidupan beragama pasien cukup baik.
f. Riwayat hukum: Pasien tidak pernah terlibat dan memiliki masalah kriminal.
Pemeriksaan Status Psikiatri

1) Keadaan Umum
Penampilan : Pasien berpenampilan sesuai usia, rapi
Kesadaran : Compos mentis
Orientasi : Waktu, Tempat, dan Orang baik
Sikap dan perilaku : Kooperatif

2) Gangguan berpikir
Bentuk pikir : Psikosis
Arus pikir : Koheren
Isi pikir : Waham curiga
Pemeriksaan Status Psikiatri

3) Alam perasaan
a. Mood : Eutimik
b. Afek : Eutimik

4) Persepsi
a. Halusinasi : Auditori (+), Visual (-)
b. Ilusi : Tidak ada
Pemeriksaan Status Psikiatri

5) Fungsi intelektual
a. Daya konsentrasi : Kurang
b. Orientasi : Waktu, Tempat, Orang baik
c. Daya ingat :
Segera (immediate) : Baik
Baru saja (recent) : Baik
Agak lama (recent past) : Baik
Jauh (remote) : Baik
d. Pikiran abstrak : Baik
Pemeriksaan Status Psikiatri

6) Pengendalian impuls : Baik


7) Daya nilai : Baik
8) Tilikan/insight : III
9) Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGN Kesadaran : Compos mentis TB : 155 cm
TD : 120/80 mmHg BB : 50 kg
Nadi : 92 x/I IMT ; 20.8
RR : 18 x/i
Suhu : 36.0 oC
Saturasi O2 : 99%

Kepala : Normochepal, rambut hitam, tidak mudah


dicabut
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil bulat, isokor (+/+), refleks cahaya (+/+)
Hidung : Deformitas septum (-), epistaksis (-)
Telinga : Serumen minimal, Nyeri tekan tragus (-)
Mulut : Bibir kering (-), Malampati I, gigi komplit
Leher : Mobile, pembesaran kgb (-), trakea ditengah
JANTUNG
Inspeksi : Ictus cordis tidakPARU terlihat
Palpasi
Inspeksi : Ictuskanan
: Simetris cordisdanteraba
kiri, pergerakan dada simetris, retraksi
Perkusi dinding dada : (-), sikatriks (-)
Batas atas :: Fremitus
Palpasi ICS II linea parastenalis
taktil dada kanan sinistra
= kiri
Batas
Perkusi bawah : ICS V linea
: Sonor pada kedua paru midclavicularis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : BJ1- BJ2 reguler, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN

Inspeksi : Datar, Simetris, Bekas Operasi (+)


Palpasi : Defans Muskular (-), Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani pada 4 kuadran
Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas superior dan inferior:


Akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Neurologis
GCS :15 (E4 V6 M5)
Pemeriksaan Psikometrik : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang Lainnya
Laboratorium darah rutin : Tidak dilakukan
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia
F23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik akut dengan gejala skizofrenia
F23.2 Gangguan Psikotik Lir skizofrenia akut
F23.3 Gangguan Psikotik Akut lainnya dengan predominan waham

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : Gangguan Psikotik Akut
Axis II : Tidak dijumpai ciri kepribadian yang khas
Axis III : Tidak ada kondisi medik umum
Axis IV : Terdapat masalah dengan lingkungan sosial
Axis V : GAF Scale saat ini : 70-61
(Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan, fungsi secara umum baik)
TATALAKSANA
Farmakoterapi
Risperidon 2x1 mg
Lorazepam 1x 1 mg

Terapi Suportif
Memberikan dukungan, empati, dan semangat kepada pasien.
Psikoedukasi
Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai
penyakitnya, diharapkan pasien mampu mengenali gejala,
mencegah munculnya gejala dan mendapatkan pertolongan.
Menjelaskan kepada pasien untuk menyadari bahwa obat
merupakan kebutuhan bagi dirinya agar sembuh sehingga
tidak terjadi putus obat.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku
kacau/aneh.

EPIDEMIOLOGI
Insidensi gangguan psikotik akut 10 kali lebih tinggi terjadi di negara-negara
berkembang daripada negara-negara industri. Beberapa klinisi meyakini bahwa
gangguan ini lebih sering terjadi pada pasien dengan kelas sosioekonomi
yang rendah, pasien dengan gangguan kepribadian, dan imigran.
ETIOLOGI
• Pernah memiliki gangguan kepribadian
• suatu pertahanan terhadap fantasi yang dilarang, pemenuhan harapan
yang tidak tercapai, atau suatu pelepasan dari situasi psikosial tertentu

BENTUK PSIKOTIK AKUT


Bentuk-bentuk psikotik akut berdasarkan PPDGJ-III
• F 23.0 Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia
• F 23.1 Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia
• F 23.2 Gangguan psikotik lir-skizofrenia (schizophrenia-like akut)
• F 23.3 Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham
• F 23.8 Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya
• F 23.9 Gangguan psikotik akut dan sementara YTT
PATOFISIOLOGI
Hiperaktivitas Dopaminergik
1. Obat-obat antipsikosis
2. Obat-obat yang meningkatkan aktifitas dopaminergik, seperti levodopa
(suatu precusor), amphetamine (perilis dopamine), atau apomorphine
(suatu agonis reseptor dopamine langsung)
3. Pasien skizofrenia yang belum pernah dirawat dengan obat-obat
antipsikosis
4. pasien skizofrenia yang dirawat atau yang tidak dirawat
5. Perawatan yang berhasil pada pasien skizofrenia
GAMBARAN KLINIS

Sekurangnya satu gejala psikosis utama, biasanya dengan onset yang


tiba-tiba, tetapi tidak selalu memasukkan keseluruhan pola gejala yang
ditemukan pada skizofrenia

Gejala afektif, konfusi, dan gangguan pemusatan perhatian mungkin lebih


sering ditemukan pada gangguan psikotik akut daripada gangguan psikotik
kronis

• Perubahan emosional, pakaian atau perilaku yang aneh


• Berteriak-teriak atau diam membisu
• Gangguan daya ingat untuk peristiwa yang belum lama terjadi
DIAGNOSIS
DSM-V
gejala psikotik yang berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan
yang tidak disertai dengan satu gangguan mood, gangguan yang berhubungan dengan zat,
atau suatu gangguan psikotik karena kondisi medis umum

PPDGJ-III
Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas
a) Onset yang akut
b) Adanya sindrom yang khas
c) Adanya stress akut yang berkaitan
d) Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
Tidak ada gangguan yang memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif
Tidak ada penyebab organik

Gejala psikotik berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan
DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis Banding:
• Gangguan buatan (factitious disorder) dengan tanda dan gejala psikologis
yang menonjol
• Berpura-pura (malingering)
• Gangguan psikotik karena kondisi medis umum
• Gangguan psikotik akibat zat

Gangguan psikiatrik tambahan yang harus dipertimbangkan di dalam


diagnosis banding
gangguan identitas disosiatif dan episode psikotik yang disertai dengan gangguan
kepribadian ambang dan skizotipal
TATALAKSANA
1. Rawat Inap
2. Psikoterapi
3. Farmakoterapi
Obat antipsikotik antagonis reseptor dopamine dan benzodiazepine
• Risperidone
PROGNOSIS & KOMPLIKASI
Gangguan psikotik akut memiliki prognosis yang baik
Penelitian di Eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari
semua pasien tidak memiliki masalah psikiatrik berat lebih lanjut

Pasien dengan gejala dominan waham atau halusinasi memiliki tingkat


kekambuhan dan komplikasi berupa schizophrenia yang lebih tinggi

Komplikasi yang terjadi dibedakan menjadi komplikasi psikiatri, kematian,


komplikasi sosial, dan komplikasi akibat penggunaan obat antipsikotik
ANALISIS KASUS
● Analisa Kasus
Menurut PPDGJ III untuk diagnosis pasti harus memenuhi kriteria:
a. Onset dari gejala psikotik harus akut
b. Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu
sejak berkembangnya keadaan psikotik yang jelas
c. Baik kriteria untuk Skizofrenia (F20.-) maupun untuk gangguan psikotik
polimorfik akut (F23.-) tidak terpenuhi.
Menurut DSM-5 gangguan psikotik akut didefinisikan sebagai suatu
gangguan kejiwaan yang terjadi selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan,
dengan gejala psikosis, dan dapat kembali ke tingkat fungsional
premorbid.
● Analisa Kasus
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status psikiatri, Ny. H
didiagnosis dengan gangguan psikotik akut sesuai dengan PPDGJ III
dimana untuk diagnosis pasti harus memenuhi kriteria yaitu onset dari
gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang dari keadaan non
psikotik sampai jelas psikotik) serta Waham dan halusinasi harus
sudah ada dalam sebagian besar waktu sejak berkembangnya keadaan
psikotik yang jelas
● Evaluasi Diagnostik
Aksis 1 Multiaksial
• Pasien sudah mengalami gejala ±10 hari
• Pasien mengalami kesulitan tidur dimana sebelumnya ada pertengkaran antara
pasien dengan tetangga disekitar rumah
• Pasien selalu curiga dengan orang orang disekitar sedang membicarakan
dirinya dan pasien juga merasa sering diteror melalui facebook
• Pasien juga sering meracau setiap malam dan mondar mandir tanpa alasan
yang jelas
• Pasien pernah berbicara sendiri ditelpon

Dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan


psikotik akut dengan onset dari gejala psikotik kurang dari 1 bulan
dan terdapat waham dan halusinasi.
● Evaluasi Diagnostik
Multiaksial
Aksis 2
Pada masa kanak-kanak hingga saat ini pasien tumbuh dan berkembang dengan
baik sebagaimana orang pada umumnya. Tidak terdapat gangguan kepribadian
yang khas dan ciri-ciri retardasi mental.

Maka diagnosis aksis II yaitu tidak terdapat ciri kepribadian yang khas
● Evaluasi Diagnostik
Multiaksial
Aksis 3
Menurut anamnesis pasien tidak memiliki masalah dengan kondisi medik umum.

Aksis 4
Menurut alloanamnesis dengan saudara kandung pasien, pasien mengalami
keadaan sulit tidur, berbicara sendiri, selalu curiga dengan lingkungan disekitarnya yaitu
setelah kejadian pasien dengan tetangga disekitar rumah bertengkar. Maka diagnosis
aksis IV yaitu terdapat masalah dengan lingkungan sosisal

Aksis 5
GAF Scale saat ini adalah 70-61, yaitu beberapa gejala ringan dan
menetap, disabilitas ringan, fungsi secara umum baik.
● TATALAKSANA

Farmakoterapi
• Pasien mendapat terapi risperidon 2x1mg karena merupakan obat
antipsikosis atipikal berfungsi untuk menghambat Dopamine D2
Receptors dan Serotonin 2A Receptors (Serotonin-dopamine
antagonists) dengan peningkatan pelepasan dopamin di regio sentral
otak
• Pasien juga diberikan lorazepam 1 x 1 mg dimana Lorazepam
merupakan golongan benzodiazepin
● TATALAKSANA

Terapi Suportif
• Memberikan dukungan, empati, dan semangat kepada pasien
• Membantu pasien untuk mengetahui lebih banyak mengenai
penyakitnya, diharapkan pasien mampu mengenali gejala, mencegah
munculnya gejala dan mendapatkan pertolongan. Menjelaskan
kepada pasien untuk menyadari bahwa obat merupakan kebutuhan
bagi dirinya agar sembuh sehingga tidak terjadi putus obat.
● PROGNOSIS

Prognosis
• Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Karena pasien tidak memiliki riwayat gangguan organ vital yang dapat mengancam
kehidupan pasien
• Quo Ad Fungtionam : Dubia Ad Bonam
Karena setelah diberikan terapi antipsikotik dan sedasi diharapkan pasien dapat
menjalankan fungsi kehidupan dan aktivitas seperti normal
• Quo Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
Karena berdasarkan perbandingan GAF scale saat ini 70-61, yaitu beberapa gejala
ringan dan menetap, disabilitas ringan, fungsi secara umum baik
KESIMPULAN
KESIMPULAN
• Gangguan Psikotik Akut adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku
kacau/aneh
• Penegakan diagnosis gangguan psikotik akut menurut DSM-V yaitu ada satu (atau lebih)
gejala berikut yaitu waham, halusinasi, bicara terdisorganisasi
• Lama suatu epiode gangguan adalah sekurangnya 1 hari tetapi kurang dari 1 bulan dan
gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum
• Tatalaksana terdiri dari terapi suportif, farmakoterapi, psikoterapi
• Umumnya pasien dengan gangguan psikotik akut memiliki prognosis yang baik
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai