DENGAN KOMPLIKASI
Disusun Oleh:
Pembimbing:
Usia : 52 tahun
Suku : sunda
Agama : Islam
o Keluhan Utama:
– Pusing
– Pasien datang ke IGD dengan keluhan pusing sejak 3 minggu SMRS. Keluhan disertai dengan lemas
+, mual +. Keluhan demam, muntah, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, hilang indra penciuman &
perasa, BAB cair disangkal. Pasien mengaku sering merasa haus sehingga banyak minum & sering
buang air kecil, menurut pasien terkadang mudah lapar tetapi BB menurun. Kadang kaki kesemutan
& baal. Terdapat luka di kaki kanan sejak 1 bulan SMRS. Pasien mengaku memiliki riwayat penyakit
diabetes melitus & hipertensi. Pasien rutin minum obat glibenclamid 2x1/2 tablet setiap hari.
II. Anamnesa
–
– Riwayat TB paru pada keluarga disangkal
Riwayat penyakit DM diakui.
– Riwayat penyakit hipertensi diakui. – Riwayat asma dan alergi pada keluarga
– Riwayat penyakit hepatitis disangkal. disangkal
VITAL SIGNS:
- Kesadaran : Compos mentis
- Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
- Tekanan Darah : 160/90 mmHg
- Nadi : 114 kali/menit
- Respirasi : 22 kali/menit
- Suhu : 36,2 0C
- Saturasi : 98% RA
- BB/TB : 65 kg/150cm
STATUS GENERALIS:
- Kulit : Berwarna coklat muda, suhu normal, dan turgor kulit baik.
- Kepala : Bentuk oval, simetris, ekspresi wajah terlihat lemah.
- Rambut : Hitam, lebat, tidak mudah dicabut.
- Alis : Hitam, tumbuh lebat, tidak mudah dicabut.
- Mata : Tidak exopthalmus, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat
dan isokor, tidak terdapat benda asing, pergerakan bola mata baik.
- Hidung : Tidak terdapat nafas cuping hidung, tidak deviasi septum, tidak ada sekret,
dan tidak hiperemis.
- Telinga : Bentuk normal, liang telinga luas, tidak ada sekret, tidak ada darah, tidak
ada tanda radang, membran timpani intak.
- Mulut : Bibir tidak sianosis, gigi geligi lengkap, gusi tidak hipertropi, lidah tidak
kotor, mukosa mulut basah, tonsil T1-T1 tidak hiperemis.
- Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening pada submentalis,
subklavikula, pre-aurikula, post-aurikula, oksipital,
sternokleidomastoideus, dan supraklavikula. Tidak terdapat pembesaran
tiroid, trakea tidak deviasi, dan Jugular Venous Pressure bernilai 5+2
cmH2O.
- Thoraks : Normal, Simetris kiri dan kanan, tidak terlihat pelebaran vena, tak terdapat
spider nevy.
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri pada saat statis dan
dinamis, perbandingan trasversal : antero posterior = 2:1, tidak terdapat
retraksi dan pelebaran sela iga.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak terdengar adanya krepitasi ,
fremitus taktil dan vokal kiri simetri kanan dan kiri.
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru dan terdapat peranjakan paru hati pada
sela iga VI.
Auskultasi : Suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS IV linea midklavikula sinistra, dan tidak terdapat
thrill
Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS V linea para sternalis dextra, batas jantung
kiri pada 2 cm lateral ICS V linea midklavikula sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur dan gallop
- Abdomen
Inspeksi : Tampak simetris, datar, tidak tegang, tidak terdapat kelainan kulit, tidak
ditemukan adanya spider nevy. tidak terlihat massa, tidak pelebaran vena,
tidak terdapat caput medusa.
Auskultasi : Bising usus (+), bising aorta abdominalis tidak terdengar.
Palpasi : Supel, turgor baik, tidak terdapat nyeri tekan pada epigastik. Tidak terdapat
nyeri lepas, tidak teraba massa, hepatomegaly (-) splenomegaly (-),
Ballotement (-), Undulasi (-).
Perkusi : Suara timpani di semua lapang abdomen, tidak terdapat nyeri ketuk pada
epigastrium, shifting dullness (-).
- Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”, Tidak terdapat udem pada tungkai bawah, tidak
terdapat palmar eritem, tidak terdapat clubbing finger.
Terdapat ulkus diabetikum ar pedis dextra
- Refleks fisiologis dan patologis : tidak dilakukan pemeriksaan.
IV. Pemeriksaan Penunjang
– Elektrokardiografi (EKG)
IV. Pemeriksaan Penunjang
– Radiologi
Drag picture to placeholder or click icon to add
PEMERIKSAAN 31/8 NORMAL
Hematologi Rutin
Hematokrit 21 35-47 %
MCV 92 80-96 fL
Kimia Klinik
ULKUS
NEUROPATI
DIABETIKU
DIABETIK
M
DM
NEFROPATI
HT
DIABETIK
VI. Terapi yang diberikan
• Menurut American
Diabetes Association (ADA)
tahun 2010, Diabetes
DIABETE melitus merupakan suatu
kelompok penyakit
metabolik dengan
S karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena
MELITUS kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau kedua-
duanya.
Epidemiologi
– DM tipe 1
– Penurunan BB yang cepat
– Hiperglikemia berat disertai ketosis
– Ketoasidosis diabetik
– Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
– Hiperglikemia dengan asidosis laktat
– Gagal dengan ADO dosis optimal
– Stres berat (infeksi sitemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke)
– Kehamilan dengan DM/DM gestasional yang tidak terkendali dengan pengaturan diet
– Kontraindikasi ADO
Insulin
Komplikasi
KAD
AKUT
HIPEROSMOLA HIPOGLIKE
R NON KETOTIK MI
Komplikasi
kronik
NO TEORI KASUS
sebabnya
- Gejala klasik DM (4P) disertai GDS 174. Gula darah terkontrol karena
- GDS ≥ 200 mg/dl pasien rutin minum obat glibenclamid 2x1/2
- GDP ≥ 126 mg/dl
- TTGO ≥ 200 mg/dl tablet setiap hari.
- HbA1c ≥ 6,5%
Analisa Kasus 5 Tatalaksana
Kronik :
Analisa Kasus
Anamnesis : pusing disertai dengan lemas +, mual +. Terdapat luka di kaki kanan
sejak 1 bulan SMRS.
Pemeriksaan fisik :
Ureum darah 94
LFG : 22 ml/mnt1,73m2
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Klasifikasi DM dibagi menjadi DM
tipe I, DM tipe II, DM tipe lain, dan DM gestasional. Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi : Riwayat
keluarga, Umur, Riwayat DM gestasional, Riwayat lahir dengan BB rendah, kurang dari 2,5 kg. Faktor risiko
yang bisa dimodifikasi : Berat badan lebih, Kurang aktifitas fisik, Hipertensi, Dislipidemia, Diet tak sehat.
Manifestasi klinisnya berupa keluhan klasik DM (4P) poliuria, Polidipsia, polifagia, penurunan berat
badan yg tidak dapat dijelaskan sebabnya dan keluhan lain seperti lemah badan, kesemutan, gatal, mata
kabur serta disfungsi ereksi pada laki-laki. Diagnosis ditegakkan gejala klasik DM (4P) disertai GDS ≥ 200
mg/dl, GDP ≥ 126 mg/dl, TTGO ≥ 200 mg/dl, HbA1c ≥ 6,5%. Pilar penatalaksanaan DM 1. Edukasi 2.
Terapi gizi medis 3. Latihan jasmani dan 4. Intervensi farmakologis. Komplikasi DM dibagi menjadi akut :
KAD, hyperosmolar non ketotik, hipoglikemia dan kronik dibagi menjadi 1. mikroangiopati : retinopati
diabetic, nefropati diabetic, neuropati diabetic 2. Makroangiopati : Pembuluh darah jantung atau koroner
atau otak, Pembuluh darah tepi contonya ulkus diabetikum.
CKD
(Sumber: Suwitra K., 2009)
Definisi
1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural
atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), dengan
manifestasi:
- kelainan patologis
- terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau
kelainan dalam tes pencitraan (imaging tests)
2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m 2 selama 3 bulan, dengan atau
tanpa kerusakan ginjal
Klasifikasi
Atas Dasar Derajat (stage) Penyakit
LFG
Derajat Penjelasan
(ml/mnt/1,73m2)
Kerusakan ginjal dengan LFG
1 > 90
normal atau ↑
Kerusakan ginjal dengan LFG ↓
2 60 – 89
ringan
Kerusakan ginjal dengan LFG ↓
3 30 – 59
sedang
Kerusakan ginjal dengan LFG ↓
4 15 - 29
berat
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG yang dihitung dg
mempergunakan rumus “Kockcroft-Gault”
Penyakit ginjal non diabetes - Penyakit glomerular (penyakit autoimun, infeksi sistemik, obat,
neoplasia)
- Penyakit vascular (penyakit pembuluh darah besar, hipertensi,
mikroangiopati)
- Penyakit tubulointerstitial (pielonefritis kronik, batu, obstruksi,
keracunan obat)
- Penyakit kistik (ginjal polikistik)
Gejala Klinis
uremik akibat ↓ sistem
imun
– Urine
– Darah
– Radiologi
– Foto polos abdomen
– IVP
– USG abdomen
– Foto pedis, manus, kolumna spinal
– EKG
– Biopsi Ginjal
Penatalaksanaan
LFG
Derajat Rencana Tatalaksana
(ml/menit/1,73m2)
– Pengobatan ISK
Pengendalian
Tekanan Darah
Normal Target
Sampel dari whole blood
- Rerata gula puasa < 100 80 – 120
- Rerata gula menjelang < 100 100 – 140
tidur
– Obat-obat nefrotoksik
– Bahan radiokontras
Memperlambat Perburukan Fungsi Ginjal
Pengendalian diabetes
Pengendalian hipertensi
Pengendalian dislipidemia
Pengendalian anemia
Pengendalian hiperfosfatemia
Terapi terhadap kelebihan cairan dan gangguan keseimbangan elektrolit
Pencegahan dan Terapi terhadap
Komplikasi
– Anemia
– Osteodistrofi renal
– Mengatasi hiperfosfatemia
Derajat I Ulkus superficial dan terbatas di kulit II Claudicatio intermitten yaitu sakit bila berjalan, hilang bila istirahat
Derajat II Ulkus dalam mengenai tendo sampai kulit dan tulang IIa Bila keluhan sakit pada jarak jalan >200 m
Derajat III Abses yang dalam dengan atau tanpa ostemoielitis IIb Bila keluhan sakit pada jarak jalan <200 m
Dearjat IV Gangren jari kaki atau kaki bagian distal dengan atau tanpa selulitis III Rest pain : sakit meskipun waktu istirahat (malam hari)
Derajat V Gangren seluruh kaki dan sebagian tungkai bawah IV Ulkus / gangrene
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Pengelolaan kaki diabetic berdasarkan kriteria Wagner.
Tatalaksana Edukasi
Bedah profilaksis
Prevensi
Perawatan luka
Evaluasi Radiologi
Koreksi Stress
Pembedahan
Evaluasi radiology
Pembedahan
Control metabolic
– Prognosis penderita kaki diabetik sangat tergantung dari usia karena semakin tua usia
penderita diabetes mellitus semakin mudah untuk mendapatkan masalah yang serius pada
kaki dan tungkainya, lamanya menderita diabetes mellitus, adanya infeksi yang berat,
derajat kualitas sirkulasi, dan keterampilan dari tenaga medis atau paramedis