Kerukunan antara
Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berjalan di bawah hukum
syariat islam.
Bagaimana bisa?Ya, pemerintah memberikan peraturan spesial untuk Aceh agar tidak
memerdekakan diri sendiri serta mendirikan negeri khilafah seperti yang rakyatnya
tuntut zaman dahulu.
konflik agama di aceh tahun 2015Di tahun 2015, kerusuhan antara umat muslim dan
nasrani sempat terjadi. Demonstran dari kubu Islam menginginkan pemerintah untuk
membongkar beberapa gereja Kristen di Aceh. Korban pun berjatuhan, beberapa
orang dari kedua belah suku banyak yang terluka.Untungya kompani ini tidak
melebar dan dapat diatasi sebelum permasalahannya melebar.
2. Konflik Poso
Berbeda dengan perselisihan agama di Aceh, konflik di Poso pada tahun 2000 tidak
berhasil dibendung.Permasalahan antara dua agama ini terjadi selama bertahun-
tahun.Perselisihan politik itu awalnya terjadi karena masalah agama.konflik agama
di poso Pada tahun 1990-an, Poso dipenuhi oleh penduduk beragama Islam,
namun seiring berjalannya tahun, banyak orang luar yang datang ke Poso sehingga
agama Kristen menjadi dominan. Kurangnya peran pemerintah membuat konflik
ini berlangsung selama puluhan tahun dengan jumlah korban jiwa sangat tinggi.
Perselisihan agama ini berakhir di tahun 2001 setelah adanya mediasi oleh mantan
Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla.
3. Konflik Tanjung Balai
Pada Sabtu, 20 Juli 2016, 11 wihara dan 2 yayasan dirusak oleh warga mengamuk
di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Beberapa bangunan disamping tempat
beribadah umat Buddha tersebut hangus terbakar, termasuk delapan mobil dan
beberapa motor yang terparkir di depannya.kerusuhan tanjung balai Menurut catatan
pemerintah, jumlah kerugian mencapai lebih dari Rp3 milyar rupiah.Kerusuhan ini disulut oleh
konflik agama antara umat Islam dan Buddha.Kabarnya, sebagian warga Tanjungbadai merasa
tersinggung setelah mendengar pemeluk agama Buddha berdarah Tionghoa protes akan
kerasnya suara adzan dari sebuah masjid lokal.Belum lagi rumor seorang wanita yang melempari
masjid dengan batu dan mengusir imam di dalamnya menyebar secara cepat.Tidak ada tindakan
hukum yang ditempuh kedua belah pihak.
Sampai sekrang, ke-11 wihara tersebut selalu dijaga polisi setiap jam beribadah.
4. Konflik Sampang
Konflik antar agama berikutnya terjadi antara pengikut Ahlus Sunnah Wal Jamaah
dan penganut Islam Syiah.Perselisihan keyakinan tersebut menelan korban.
Dua orang warga Syi’ah tewas sementara enam lainnya mengalami luka berat dan
harus dirawat di rumah sakit setempat.konflik agama
Konflik Sampang berawal di tahun 2004, dan berpuncak pada pembakaran rumah
Ketua Ikatan Jamaah Ahl Al-Bait, atau yang dikenal sebagai IJABI.
2 rumah jamaah syi’ah lainnya dibakar, dan mushola pun rusak diamuk 500 warga
yang mengaku sebagai jamaah Ahlus Sunnah Wal-Jamaah.
5. Konflik Papua
Baru kemarin rasanya media massa dipenuhi oleh berita konflik antar agama di Papua.Dari kabar yang
beredar, konflik tersebut dimulai dengan tuntutan Persekutuan Gereja-gereja di Kabupaten Jayapura
(PGGJ) untuk membongkar menara Masjid Al-Aqsha Sentani.
menara Masjid Al-Aqsha Sentani Alasan dibalik tuntutan PGGJ adalah menara Masjid Al-Aqsha Sentani
yang dibangun terlalu tinggi dari bangunan-bangunan lain di sekitarnya……sehingga dikhawatirkan
menghalangi pemandangan dan membuat gereja disampingnya tampak terhempit.Menanggapi
tuntutan masyarakat Papua, Kementerian Agama ikut angkat bicara dan turun tangan.DIkutip dari
detik.com, Menag menyatakan, “Selesaikan dengan musyawarah. Kami mendukung penuh langkah-
langkah pemuka agama, tokoh masyarakat, dan Pemda yang akan melakukan musyawarah antar
mereka.” Ia juga menghimbau Kakanwil dan Kakankemenag untuk terus proaktif dalam memantau kasus
pembangunan menara dan penuntutan PGGJ di tahun 2018 tersebut.
1. Pengertian Kerukunan
Kerukunan berasal dari kata rukun. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, rukun adalah perihal keadaan hidup rukun atau
perkumpulan yang berdasarkan tolong menolong dan persahabatan. Kata kerukunan berasal dari kata dasar rukun,
berasal dari bahasa Arab ruknun (rukun) jamaknya arkan berarti asas atau dasar, misalnya: rukun islam, asas Islam
atau dasar agama Islam.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti rukun adalah sebagai berikut: Rukun : (1) sesuatu yang harus dipenuhi
untuk sahnya pekerjaan, seperti: tidak sah sembahyang yang tidak cukup syarat dan rukunnya(2) asas, berarti: dasar,
sendi: semuanya terlaksana dengan baik, tidak menyimpang dari rukunnya rukun islam: tiang utama dalam agama
islam; rukun iman: dasar kepercayaan dalam agama Islam. Secara etimologi kata kerukunan pada mulanya adalah dari
Bahasa Arab, yakni rukun yang berarti tiang, dasar, atau sila.
Jamak rukun adalah arkaan. Dari kata arkaan diperoleh pengertian, bahwa kerukunan merupakan suatu kesatuan
yang terdiri dari berbagai unsur yang berlainan dari setiap unsur tersebut saling menguatkan. Kesatuan tidak dapat
terwujud jika ada diantara unsur tersebut yang tidak berfungsi. Sedangkan yang dimaksud kehidupan beragama ialah
terjadinya hubungan yang baik antara penganut agama yang satu dengan yang lainnya dalam satu pergaulan dan
kehidupan beragama.
2. Pendapat Para Pakar
Secara terminologi banyak batasan yang diberikan oleh para ahli sebagai berikut:
1. W.J.S Purwadarminta Menyatakan Kerukunan adalah sikap atau sifat menenggang berupa
menghargai serta membolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang
lainya yang berbeda dengan pendirian.
2. Dewan Ensiklopedi Indonesia, Kerukunan dalam aspek sosial, politik, merupakan suatu sikap
membiarkan orang untuk mempunyai suatu keyakinan yang berbeda. Selain itu menerima
pernyataan ini karena sebagai pengakuan dan menghormati hak asasi manusia.
3. Ensiklopedi Amerika, Kerukunan memiliki makna sangat terbatas. Ia berkonotasi menahan diri dari
pelanggaran dan penganiayaan, meskipun demikian, ia memperlihatkan sikap tidak setuju yang
tersembunyi dan biasanya merujuk kepada sebuah kondisi dimana kebebasan yang di perbolehkannya
bersifat terbatas dan bersyarat. Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa kerukunan
adalah suatu sikap atau sifat dari seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta
memberikan kebenaran atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hakhak asasi manusia.
3. KERUKUNAN ANTAR
UMAT BERAGAMA
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan
agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing untuk
melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah
hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan
lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan
perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar
umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama
yang berbeda, sebab hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri. Kerukunan antar
umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi antar umat beragama.
Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus bersikap lapang dada dan
menerima perbedaan antar umat beragama.
Lanjutan
Selain itu masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal
beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya tidak saling mengganggu.
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu bentuk hubungan yang harmonis dalam
dinamika pergaulan hidup bermasyarakat yang saling menguatkan yang di ikat oleh sikap
pengendalian hidup dalam wujud:
1. Saling hormat menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
2. Saling hormat menghormati dan berkerjasama intern pemeluk agama, antar berbagai
golongan agama dan umatumat beragama dengan pemerintah yang sama-sama
bertanggung jawab membangun bangsa dan Negara.
3. Saling tenggang rasa dan toleransi dengan tidak memaksa agama kepada orang lain.
4. Ada lima kualitas kerukunan umat beragama yang perlu
dikembangkan, yaitu: nilai,,,.
1. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar umat beragama dengan
pemerintah.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan mengarahkan seluruh
umat untuk hidup rukun dalam bingkai teologi dan implementasi dalam menciptakan kebersamaan dan sikap
toleransi.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka memantapkan pendalaman dan
penghayatan agama serta pengalaman agama yang mendukung bagi pembinaan kerukunan hidup antar umat
beragama.
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural umat
manusia yang fungsinya dijadikan sebagai pedoman bersama dalam melaksanakan prinsip-prinsip berpolitik dan
berinteraksi sosial satu sama lainya dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan. Dari sisi ini maka kita
dapat mengambil hikmah bahwa nilai-nilai kemanusiaan itu selalu tidak formal akan mengantar nilai pluralitas
kearah upaya selektifitas kualitas moral seseorang dalam komunitas masyarakat mulya (makromah), yakni
komunitas warga memeliki kualitas ketaqwaan dan nila-nilai solidaritas sosial.
Lanjutan...
1. Pendirian rumah ibadah: Apabila dalam mendirikan rumah ibadah tidak melihat situasi dan kondisi umat
beragama dalam kacamata stabilitas sosial dan budaya masyarakat setempat maka akan tidak menutup
kemungkinan menjadi biang dari pertengkaran atau munculnya permasalahan umat beragama.
2. Penyiaran agama: Apabila penyiaran agama bersifat agitasi dan memaksakan kehendak bahwa agama
sendirilah yang paling benar dan tidak mau memahami keberagamaan agama lain, maka dapat
memunculkan permasalahan agama yang kemudian akan menghambat kerukunan antar umat
beragama, karena disadari atau tidak kebutuhan akan penyiaran agama terkadang berbenturan dengan
aturan kemasyarakatan.
3. Perkawinan beda agama: Perkawinan beda agama disinyalir akan mengakibatkan hubungan yang tidak
harmonis, terlebih pada anggota keluarga masing-masing pasangan berkaitan dengan perkawinan,
warisan dan harta benda, dan yang paling penting adalah keharmonisan yang tidak mampu bertahan
lama di masing masing keluarga.
Lanjutan...
4. Penodaan agama: Melecehkan atau menodai dokterin suatu agama tertentu. Tindakan ini
sering dilakukan baik perorangan atau kelompok. Meski dalam skala kecil, baru-baru ini
bepenodaan agama banyak terjadi baik dilakukan oleh umat agama sendiri maupun dilakukan
oleh umat agama lain yang menjadi provokatornya.
5. Kegiatan aliran sempalan : Suatu kegiatan yang menyimpang dari suatu ajaran yang sudah
diyakini kebenarannya oleh agama tertentu hal ini terkadang sulit di antisipasi oleh masyarakat
beragama sendiri, pasalnya akan menjadikan rancuh diantara menindak dan menghormati
perbedaan keyakinan yang terjadi didalam agama ataupun antar agama.
6. Berebut kekuasaan: Saling berebut kekuasaan masing-masing agama saling berebut
anggota/jamaat dan umat, baik secara intern, antar umat beragama, maupun antar umat
beragama untuk memperbanyak kekuasaan.
8. Faktor Pendukung Terjadinya
Kerukunan Antar Umat Beragama
1. Memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar umat beragama
dengan pemerintahan.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan mengarahkan
seluruh umat beragama untuk hidup rukun dalam bingkai teologi dan implemrntasi dalam menciptakan
kebersamaan dan sikap toleransi.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka memantapkan pendalaman dan
penghayatan agama serta pengamalan agama yang mendukung bagi pembinaan kerukunan antar umat
beragama.
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural
umat manusia yang berfungsinya dijadikan sebagai pedoman bersama dalam melaksanakan prinsip-prinsip
berpolitik dan berintraksi sosial satu sama lainnya dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan.
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan yang mengarahkan
kepada nilai-nilai ketuhanan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan nilai-nilai sosial keagamaan.
9. Makna Kerukunan Antar Umat Beragama Dalam
Konteks Keislaman dan Keindonesian
Istilah kerukunan umat beragama identik dengan istilah toleransi. Istilah toleransi
menunjukkan pada arti saling memahami, saling mengerti, dan saling membuka diri dalam
bingkai persaudaraan. Bila pemaknaan ini dijadikan pegangan, maka "toleransi" dan "kerukunan"
adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia. Dalam konteks ke-
Indonesiaa, kerukunan beragama berarti kebersamaan antara umat beragama dengan
Pemerintah dalam rangka suksesnya pembangunan nasional dan menjaga Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Ajaran Islam mengungkapkan hidup damai, rukun dan toleran.
Kerukunan umat beragama adalah kondisi dimana antar umat beragama dapat saling
menerima, saling menghormati keyakinan masing-masing, saling tolong menolong, dan
bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam konteks ke-Indonesiaa, kerukunan
beragama berarti kebersamaan antara umat beragama dengan pemerintah dalam rangka
suksesnya pembangunan nasional dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selamat belajar semoga
menjadi muslim sejati