Disusun Oleh :
Dr. Fitriani
Pembimbing
Dr. Virlie Fatra Subagja
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. E
Umur : 74 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat: Cisaga, Ciamis
NO. CM : 362xxx
Anamnesis
Keluhan Utama
Sulit membuka mulut sejak 3 hari smrs
Riwayat Kebiasaan
Pasien adalah pensiunan, sehari- hari
pasien jarang menggosok gigi hanya 2
kali sehari setelah mandi.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis, GCS 15
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Pernafasan : 22 x/menit, teratur
Nadi : 98 x/menit, teratur, kuat angkat
Suhu : 37,9°C
SpO2 : 96% FA
A. Status interna
Kepala
Bentuk lonjong, simetris, warna rambut hitam, rambut mudah rontok (-), deformitas (-)
Mata
Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Thoraks
Inspeksi
Pernapasan simetris kanan dan kiri, tidak ada yang tertinggal, retraksi intercosta (-), iktus cordis
tidak terlihat.
Palpasi
Nyeri tekan (-), fremitus taktil simetris kanan = kiri, iktus cordis teraba di ICS V linea
midclavicula sinistra.
Perkusi
Sonor pada kedua lapang paru
Batas jantung : batas atas linea parasternalis sinistra ICS II,
Batas kanan : linea parasternalis dextra ICS V.
Batas kiri: linea midclavicula sinistra ICS V.
Auskultasi
Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-),
S1 = S2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, luka/bekas luka (-), sikatrik (-)
Auskultasi : bising usus (+) 8 kali/ menit.
Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : nyeri tekan (-), soepel, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas
Ekstremitas atas : Edema (-/-), sianosis (-/-), nyeri tekan (-)
Ekstremitas bawah : Edema (-/-), sianosis (-/-), nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Telinga
Telinga kanan Telinga kiri
Auricula CAE
Bentuk Normotia Normotia Warna Merah muda Merah muda
Trauma (-) (-) Sekret (-) (-)
Tumor (-) (-) Serumen (-) (-)
Nyeri tekan (-) (-)
Membran Timpani
Retro auriculae
Intak/tidak Intak Intak
Edema (-) (-)
Warna Putih keabuan Putih keabuan
Abses (-) (-)
Cone of light (positif di jam 5) (positif di jam 7)
Fistel (-) (-)
Perforasi (-) (-)
Sikatrik (-) (-)
Kelainan lain : (-) (-)
Nyeri tekan (-) (-)
Pemeriksaan Hidung
Pemeriksaan Hidung Kanan Hidung Kiri
Keadaan Luar
Bentuk Normal Normal
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan
Dahi (-) (-)
Pipi (-) (-)
Krepitasi Tidak ada Tidak ada
Rhinoskopi anterior
Mukosa Nasi Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Vestibulum nasi Normal Normal
Kavum nasi Normal Normal
Sekret (-) (-)
Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-)
Konka Superior Tidak terlihat Tidak terlihat
Konka media Eutrofi Eutrofi
Konka inferior Eutrofi Eutrofi
Polip Tidak ada Tidak ada
Pasase udara Hambatan udara (-) Hambatan udara (-)
Rhinoskopi posterior
Choana Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Mukosa Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Muara Tuba Eustachius Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Masa
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan Transluminasi
Sinus Kanan Kiri
Pemeriksaan Orofaring
Mukosa bucal : Warna merah muda, sama dengan daerah sekitar
Ginggiva : Warna merah muda, sama dengan daerah sekitar
Gigi geligi : Warna kuning gading, caries gigi molar 2 kiri atas (+), gangren (-)
Lidah 2/3 anterior : Dalam batas normal
Pemeriksaan Orofaring
Pemeriksaan Laringofaring
Laringofaring
Mukosa :
Massa : Tidak dilakukan pemeriksaan
Lain-lain :
Pemeriksaan Kelenjar Tiroid dan Kelenjar Getah Bening (KGB)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan :
Tidak tampak pembesaran jantung
Tidak tampak tb paru aktif
Resume
Pasien datang ke IGD RSUD Banjar diantar oleh keluarga dengan keluhan sulit membuka
mulut sejak 3 hari smrs . Keluhan dirasakan terus menerus disertai demam, sulit menelan,
nyeri saat mengunyah, bengkak dibawah dagu dan nafsu makan berkurang. Pasien juga
mengeluh ada gigi berlubang lebih dari 8 minggu ,tidak nyeri dan belum pernah diobati.
Pasien adalah pensiunan, sehari- hari pasien jarang menggosok gigi hanya 2 kali sehari
setelah mandi. Pasien sudah pernah berobat untuk keluhan ini ke puskesmas, tapi pasien
dan keluarga lupa nama obatnya. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit
sedang, kesadaran Compos Mentis, TD 120/80 mmHg, pernafasan 22 x/menit teratur, nadi
98 x/menit, teratur, kuat angkat dan suhu 37,9 °C, SpO2 96 % FA. Pada pemeriksaan
didapatkan trismus 2 jari, faring dextra hiperemis (+) pus (+) edema (+), faring sinistra
hiperemis (+), pada leher terdapat edema submandibula. Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan peningkatan leukosit 11.4 ribu/mm3 dan neutrophil segmen 83 %.
Diagnosis Kerja
Abses Parafaring Dextra
Tatalaksana
Medikamentosa Non Medikamentosa
IVFD RL 20 tpm 1. Istirahat cukup
Ceftriaxone 1 x 2 gr iv 2. Edukasi posisi ½ duduk
Metronidazole 3 x 500 mg iv 3. Pemeriksaan gigi dan menjaga
Paracetamol 3x 1 gr iv kebersihsn gigi & mulut
Metilprednisolon 2x125 mg iv
Konsul Sp. THT
Prognosis
Ad Vitam : ad Bonam
Ad Functionam : ad Bonam
Ad Sanationam : ad Bonam
ANALISA KASUS DAN TINJAUAN
PUSTAKA
No. Teori Kasus
1.
Definisi
- Abses parafaring adalah infeksi di daerah parafaring yang dapat meluas dan menyebabkan
penimbunan nanah yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan gangguan menelan.
2. Sejumlah besar infeksi disebabkan oleh infeksi dibagian lain Pasien mengeluh ada gigi
seperti tonsilitis, faringitis, adenoiditis, infeksi gigi molar. berlubang lebih dari 8 minggu.
Gigi berlubang pada molar 2 kiri
atas , keluhan gigi berlubang
belum pernah diobati.
Anatomi Ruang Parafaring
Ruang parafaring (disebut juga ruang faring lateral, ruang faringomaksila, ruang
pterigomaksila, ruang pterigofaring), merupakan ruang potensial yang termasuk
bagian dari ruang leher dalam yang berbentuk piramida terbalik, yang terbentuk
dari multi komponen sistem fasia.
Batas-batas ruang parafaring :
- Inferior : kornu minor tulang hyoid
- Superior : dasar tengkorak
- Medial : dibatasi divisi viseral dari lapisan media (sepanjang otot konstriktor
faring) dan fasia otot-otot tensor dan levator veli palatini serta stiloglosus.
lateral : dipertegas oleh lapisan superfisial yang meliputi mandibula,
pterigoideus medial, dan parotis.
- Posterior : dibentuk oleh divisi prevertebra dari lapisan profunda dan sisi
posterior selubung karotis (tepatnya batas postero lateral). Batas anterior
merupakan fasia interpterigoideus dan rafe pterigomandibula.
Gejala Klinis Anamnesis
Anamnesis sulit membuka mulut sejak 3 hari smrs . disertai demam, sulit
Sulit membuka mulut menelan, nyeri saat mengunyah, bengkak dibawah dagu dan nafsu
makan berkurang, terdapat gigi berlubang lebih dari 8 minggu ,tidak
nyeri dan belum pernah diobati.
Komplikasi
Komplikasi
Angina Ludwig
Sumbatan Jalan napas Lidah terangkat (-) Sesak (-)Perubahan Suara (-)
Kesimpulan
Abses parafaring adalah suatu infeksi yang sering menimbulkan komplikasi yang berat dan bila
tidak ditangani secara tepat tidak jarang dapat menimbulkan kematian. Penyakit sistemik, sistem
imun yang kurang baik, serta faktor higienis rongga mulut sering kali mempersulit
penatalaksanaan abses parafaring. Untuk itu ketepatan dalam diagnosis, penatalaksanaan abses
parafaring yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Terimakasih