Pembimbing:
dr. Ida Bagus Adhi Prayoga, Sp. OT
◦ Fat Embolism (FE) adanya globul lemak pada sirkulasi pulmonal maupun
perifer.
◦ FE biasanya muncul setelah trauma atau saat dilakukan prosedur ortopedik.
◦ Beberapa penelitian mengungkapkan adanya kaitan antara FE dengan
gangguan neurokognitif dan terjadinya Deep Venous Thrombosis (DVT).
◦ Fat Embolism Syndrome (FES) gejala klinis yang mengikuti
gangguan tersebut, yaitu berupa trias:
1. Respiratoy Distress
2. Gejala Neurologis
3. Petechial Rash
EPIDEMIOLOGI
FE (Fat Embolism)
◦ Tidak mengancam nyawa dan cukup sering terjadi, pada otopsi FE ditemukan pada 68-82% pasien trauma tumpul.
◦ 87% pasien yang dioperasi ortopedik, ditemukan FE berupa gambaran material echogenic yang berjalan melewati
jantung. Emboli mayor (>1 cm) ditemukan pada 43% pasien.
◦ Angka kematian secara keseluruhan adalah 5-20%, biasanya karena gagal napas
atau gagal jantung kanan.
KRITERIA
DIAGNOSIS
◦ Kriteria Gurd:
◦ 1 mayor dan 4 minor
◦ Kriteria Schonfeld:
◦ Skor ≥5
◦ Kriteria Lindeque:
◦ Berfokus pada gejala repiratorik
◦ Adanya salah satu kriteria
mengindikasikan adanya FES.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
◦ Darah Lengkap:
◦ Anemia
◦ Trombositopenia
◦ ↑ sitokin pro inflamasi: 12 jam pasca trauma, IL-6 ↑ secara signifikan.
◦ ↑ serum lipase Hipokalsemia dan ↓albumin (albumin binding to FFA).
◦ Adanya fat globules pada darah dan urin (tidak spesifik FES).
◦ Imaging:
◦ Foto Thorax: bilateral diffuse Foto Thorax:
or patchy ill-defined opacities; bilateral diffuse
patchy infiltrates
tetapi gambaran tersebut juga
tampak pada ARDS, edema
pulmonal, aspirasi, atau infeksi.