Anda di halaman 1dari 15

Askep Pada Ibu Hamil (Preeklamsia)

 
Disusun oleh kelompok 1:
DEVI FANESA PAKAYA (201801099)
NUR FADILAH M DIRAN (20180121)
RAHMA (201801126)
FADIL HIDAYAT (201801101)

 
HERIYANTO (201801103)
IBRAHIM KADIR (201801107)
 
INDAH SUWANDEWI (201801109)
MOH DUR SULE (201801114)
SINTA (201801135)
CHADIJA ALANG (201801097)
NILUH GABRIELA (201801119)
Definisi
 Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,
dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya
terjadi dalam trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya,
misalnya pada molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2014).

Etiologi
Etiologi pasti Preeklampsia Berat masih belum diketahui. Walaupun
begitu, beberapa peneliti menduga kuat adanya hubungan antara
preeklamsia dengan kelainan pada pembuluh darah plasenta.
Patofisiologi
 Pada Preeklampsia yang berat dapat terjadi perburukan patologis pada
sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh
vasospasme dan iskemia (Cunningham, 2013).

Klasifikasi
 Menurut nita dan Mustika (2013) Preeklamsia digolongkan ke dalam
preeklamsia dan preeklamsia berat dengan tanda dan gejalanmya.
Tanda dan Gejala

 Menurut Mitayani (2014) Preeklamsi berat dapat di disertai dengan


satu atau lebih tanda dan gejala yaitu:
Tekanan darah tinggi diakibatkan pembuluh darah plasenta
mengalami kelainan sehingga menjadi lebih sempit dibanding
normalnya, hal ini menyebabkan gangguan dalam aliran darah melalui
pembuluh darah sehingga muncul tanda dan gejala peningkatan
tekanan darah dan gangguan pertumbuhan janin.

Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
 Radiologi
Penatalaksanaan

 Pada preeklamsia berat, pengobatan yang dilakukan adalah secara


medical, yaitu sebagai berukut :
 Posisikan tidur miring kiri
 Bebaskan jalan napas jika terjadi sumbatan
 Berikan oksigen jika terjadi sesak napas
 Tanda vital di periksa setiap 30 menit, memeriksa reflex patella setiap
jam.
 Memasang infus dengan cairan dextrose 5% dimana setiap 1 liter
diseringi dengan cairan infus RL (60-125 cc/Jam) 500 cc.
 Pemberian anti kejang/ anti konvulsan magnesium sulfat (MgSO4)
sebagai pencegah dan terapi kejang. MgSO4 merupakan obat pilihan
untuk mencegah dan mengatasi kejang pada preeklamsia berat dan
eklamsia.
 Jika pasien mengalami penurunan kesadaran: bebaskan jalan napas,
barikan pada satu sisi, ukur suhu, dan periksa apakah ada kaku kuduk.
 
Konsep Asuhan Keperawatan Teori

1.Pengkajian
a.Primer (A.B,C,D,& E)
b.Sekunder
1).Kaji riwayat kesehatan sekarang
2).Kaji riwayat kesehatan keluarga
3).Anamnesa singkat (AMPLE)
4). Pemeriksaan Head to toe
2.Diagnosa Keperawatan
a).Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah,Penurunan kosentrasi haemoglobin Penurunan aliran
darah arteri dan vena.
b).Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan hipertensi
NEXT...........

3.Intervensi
DIAGNOSA 1 :
Standar Luaran Keperawatan Indonesia
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x6 jam diharapkan
keadekuatan aliran darah pasien dapat dibuktikan dengan indicator
sebagai berikut: dari kurang ke meningkat (1-5)
 Kriteria hasil:
 edema perifer menurun
 akral membaik
 turgo kulit membaik
 tekanan darah sistolik membaik
 tekanan darah diastolic membaik
NEXT..........

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


#Perawatan Sirkulasi
1).Obervasi :
Periksa sirkulasi perifer (mis; nadi,edema,pengisian kapiler, warna, suhu)
identifikasi factor resiko gangguang sirkukasi
monitor panas, kemerahan,nyeri atau bengkak pada ektermitas
2).Terapeutik
hindari pemesangan infus atau pengambilan darah di area keterbatan perfusi.
Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstermitas dengan keterbatan perfusi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
Lakukan hidrasi
3).Edukasi
Anjurkan behenti merokok
Anjurkan olahraga rutin
Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan
NEXT.........

#Majemen sensasi perifer


1).Observasi
 Identikasi penyebab perubahan sensasi
 Periksa perbedaan sensasi panas dan dingin
 Monitor perubahan kulit
2).Terapeutik
 Hindari pemakain benda-benda yang berlebihan suhungnya (mis.
Terlalu panas atau dingin)
3).Edukasi
 Anjurkan pengunaan thermometer untuk menguji suhu
4).Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik
NEXT..........

DIAGNOSA 2 :
Standar Luaran Keperawatan
 setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perfusi selebral
efektif yang dibuktikan dengan (1-5) kr
 Kriteria hasil :
 Sakit kepala
 Penurunan kesadaran
 Reflex saraf baik
 Gelisah
 Demam
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
#Pemantauan Neurologis
1).Observasi
 Monitor Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaktifitas pupil
NEXT........

 Monitor tingkat kesadaran (mis. menggunakan Glasgow Coma Scale)


 Monitor tingkat orientasi
 Monitor ingatan terakhir, rentang perhatian, memori masa lalu,
mood, dan perilaku
 Monitor tanda-tanda vital
 Monitor status pernapasan : AGD, oksimetri nadi, kedalaman nafas,
pola nafas, dan usaha nafas
 Monitor parameter hemodinamika invasive, jika perlu
 Monitor ICP (Intracranial Pressure) dan CPP (Cerebral Perfusion
Pressure)
 Monitor reflex kornea
 Monitor batuk dan reflex muntah
 Monitor irama otot, gerakan motoric, gaya berjalan, dan propriosepsi
 Monitor kekuatan pegangan
NEXT........

 Monitor adanya tremor


 Monitor kesimetrisan wajah
 Monitor gangguan visual: diplopia, nistagmus, pemotongan bidang
visual, penglihatan kabur, dan ketajaman penglihatan
 Monitor keluhan sakit kepala
 Monitor karakteristik berbicara: kelancaran kehadiran afasia, atau
kesulitan mencari kata
 Monitor diskriminasi tajam/tumpul atau panas dingin
 Monitor parastesi (mati rasa dan kesemutan)
 Monitor pola berkeringan
 Monitor respon Cushing
 Monitor balutan kraniotomi atau laminektomi terhadap adanya
drainase
NEXT........

 Monitor respon terhadap pengobatan Terapeutik


 Tingkatkan frekuensi pemantauan neurologis, jika perlu
 Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan intracranial
 Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
2).Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
NEXT ASKEP........

4.Implementasi dan Evaluasi


Implementasi dan evaluasi menyesuaikan dengan intervensi
keperawatan. Pada evaluasi menggunakan SOAP yakni subjektif,
objektif, assessment dan planning
TERIMAKASIH

FROM : GROUP ONE

Anda mungkin juga menyukai