Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

LANSIA DENGAN ALZHEIMER

KELOMPOK I:
1. ABDUL RAHMAN TOMIA
2. ADI MEGA RUMADAN
3. ADRIANA C PASALE
4. ALING SEAY
5. APRILITA S REWI

6. ANAALA PELU
7. FADILA KALUKU

8. ANGELIKA L. RISTERU
9. PITER J.M. ELLY
1. PENGKAJIAN
a. AKTIVITAS ISTIRAHAT
GEJALA:  MERASA LELAH
TANDA:  SIANG/MALAM GELISAH, TIDAK BERDAYA, GANGGUAN POLA
TIDUR
LETARGI: PENURUNAN MINAT ATAU PERHATIAN PADA AKTIVITAS
YANG BIASA, HOBI, KETIDAKMAMPUAN UNTUK MENYEBUTKAN
KEMBALI APA YANG DIBACA/ MENGIKUTI ACARA PROGRAM TELEVISI.
B. SIRKULASI
GEJALA: RIWAYAT PENYAKIT VASKULER SEREBRAL/SISTEMIK.
HIPERTENSI, EPISODE EMBOLI (MERUPAKAN FACTOR PREDISPOSISI).
LANJUT
.
c Integritas Ego

Gejala : Curiga atau takut terhadap situasi/orang khayalan, kesalahan persepsi



terhadap lingkungan, kesalahan identifikasi terhadap objek dan orang, penimbunan
objek : meyakini bahwa objek yang salah penempatannya telah dicuri. kehilangan
multiple, perubahan citra tubuh dan harga diri yang dirasakan.
Tanda : Menyembunyikan ketidakmampuan ( banyak alasan tidak mampu untuk

melakukan kewajiban, mungkin juga tangan membuka buku namun tanpa membacanya)
, duduk dan menonton yang lain, aktivitas pertama mungkin menumpuk benda tidak
bergerak dan emosi stabil, gerakan berulang ( melipat membuka lipatan melipat
kembali kain ), menyembunyikan barang, atau berjalan-jalan.
LANJUT
d. Eliminasi
Gejala: Dorongan berkemih
Tanda: Inkontinensia urine/feaces, cenderung konstipasi/ imfaksi dengan diare.

e. Makanan dan Cairan


Gejala: Riwayat episode hipoglikemia (merupakan factor predisposisi) 
perubahan dalam pengecapan, nafsu makan, kehilangan berat badan,
mengingkari terhadap rasa lapar/ kebutuhan untuk makan.
Tanda:   Kehilangan kemampuan untuk mengunyah, menghindari/menolak
makan (mungkin mencoba untuk menyembunyikan keterampilan). dan tampak
semakin kurus (tahap lanjut).
LANJUT

f. Hygene
Gejala : Perlu bantuan /tergantung orang lain

Tanda : tidak mampu mempertahankan penampilan, kebiasaan


personal yang kurang, kebiasaan pembersihan buruk, lupa untuk
pergi kekamar mandi, lupa langkah-langkah untuk buang air,
tidak dapat menemukan kamar mandi dan kurang berminat pada
atau lupa pada waktu makan: tergantung pada orang lain untuk
memasak makanan dan menyiapkannya dimeja, makan,
menggunakan alat makan.
LANJUT
g. Neurosensori

Gejala :   Pengingkaran terhadap gejala yang ada terutama perubahan kognitif,
dan atau gambaran yang kabur, keluhan hipokondria tentang kelelahan, pusing atau kadang-
kadang sakit kepala. adanya keluhan dalam kemampuan kognitif, mengambil keputusan,
mengingat yang berlalu, penurunan tingkah laku ( diobservasi oleh orang terdekat).
Kehilangan sensasi propriosepsi ( posisi tubuh atau bagian  tubuh dalam ruang tertentu ). dan
adanya riwayat penyakit serebral vaskuler/sistemik, emboli atau hipoksia yang berlangsung
secara periodic ( sebagai factor predisposisi ) serta aktifitas kejang ( merupakan akibat
sekunder  pada kerusakan otak ).
Tanda : Kerusakan komunikasi : afasia dan disfasia; kesulitan dalam menemukan kata- kata
yang benar ( terutama kata benda ); bertanya berulang-ulang atau percakapan dengan
substansi kata yang tidak memiliki arti; terpenggal-penggal, atau bicaranya tidak terdengar.
Kehilangan kemampuan untuk membaca dan menulis bertahap ( kehilangan keterampilan
motorik halus ).
LANJUT
h. Kenyamanan

Gejala :  Adanya riwayat trauma kepala yang


serius ( mungkin menjadi factor predisposisi
atau factor akselerasinya), trauma kecelakaan
( jatuh, luka bakar dan sebagainya).
Tanda : Ekimosis, laserasi dan rasa
bermusuhan/menyerang orang lain
LANJUT

i. Interaksi sosial
Gejala : Merasa kehilangan kekuatan. factor
psikososial sebelumnya; pengaruh personal dan
individu yang muncul mengubah pola tingkah laku
yang muncul.
Tanda : Kehilangan control social,perilaku tidak
tepat.
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum

Klien dengan penyakit Alzheimer umumnya


mengalami penurunan kesadaran sesuai dengan
degenerasi neuron kolinergik dan proses
senilisme. Adanya perubahan pada tanda-tanda
vital, meliputi bradikardi, hipotensi, dan
penurunan frekuensi pernafasan.
LANJUT

a. B1 (Breathing)

Gangguan fungsi pernafasan :


Berkaitan dengan hipoventilasi inaktifitas, aspirasi makanan atau
saliva dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas.
Inspeksi: di dapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk
batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak nafas, dan
penggunaan otot Bantu nafas.
Palpasi : Traktil premitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru
LANJUT

Auskultasi : bunyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi, stridor,


ronkhi, pada klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan
batuk yang menurun yang sering didapatkan pada klien dengan inaktivitas.
b. B2 (Blood)
Hipotensi postural : berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan
juga gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh sistem persarafan
otonom.
LANJUT

c. B3 (Brain)
Pengkajian B3 merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap
dibandingkan dengan pengkajian pada sistem lainnya.
Inspeksi umum, didapatkan berbagai manifestasi akibat perubahan tingkah
laku.
Pengkajian Tingkat Kesadaran:
Tingkat kesadaran klien biasanya apatis dan juga bergantung pada
perubahan status kognitif klien.
LANJUT

 Pengkajian fungsi serebral:

Status mental : biasanya status mental klien


mengalami perubahan yang berhubungan dengan
penurunan status kognitif, penurunan persepsi,
dan penurunan memori, baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
:
PENGKAJIAN SARAF KRANIAL

Saraf I. Biasanya pada klien penyakit alzherimer tidak ada


kelaianan fungsi penciuman
Saraf II. Tes ketajaman penglihatan mengalami perubahan,
yaitu sesuai dengan keadaan usia lanjut biasanya klien dengan
alzheimer mengalami keturunan ketajaman penglihatan
Saraf III, IV dan VI. Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan
pada saraf ini
Saraf V. Wajah simetris dan tidak ada kelainan pada saraf ini.
LANJUT

Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal

Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan


proses senilis serta penurunan aliran darah regional
Saraf IX dan X. Kesulitan dalam menelan makanan yang
berhubungan dengan perubahan status kognitif
Saraf XI. Tidak atrofi otot strenokleidomastoideus dan trapezius.
Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak
ada vasikulasi dan indera pengecapan normal.
Pengkajian sistem motorik

Inspeksi umum pada tahap lanjut klien akan


mengalami perubahan dan penurunan pada fungsi
motorik secara umum.
Tonus Otot. Didapatkan meningkat.

Keseimbangan dan Koordinasi. Didapatkan mengalami


gangguan karena adanya perubahan status kognitif dan
ketidakkooperatifan klien dengan metode pemeriksaan.
PENGKAJIAN REFLEKS

Pada tahap lanjut penyakit alzheimer sering mengalami


kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba untuk berdiri
dengan kepala cenderung ke depan dan berjalan dengan gaya
berjalan seperti didorong. Kesulitan dalam berputar dan hilangnya
keseimbangan (salah satunya ke depan atau ke belakang) dapat
menyebabkan klien sering jatuh.
Pengkajian sistem sensorik

Sesuai barlanjutnya usia, klien dengan penyakit


alzheimer mengalami penurunan terhadap sensasi
sensorik secara progresif. Penurunan sensori yang
ada merupakan hasil dari neuropati perifer yang
dihubungkan dengan disfungsi kognitif dan persepsi
klien secara umum.
D I A G N O S A K E P E R AWATA N YA N G
MUNGKIN MUNCUL

1. Perubahan pola eliminasi urine/alvi


berhubungan dengan kehilangan fungsi
neurologi/tonus otot, ketidakmampuan untuk
menentukan letak kamar mandi/mengenali
kebutuhan

2. Perubahan pola tidur berhubungan dengan


perubahan pada sensori
no Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil

1. Perubahan pola
INTERVENSI
Setelah diberikan a. Kaji pola sebelumnya Memberikan informasi mengenai
eliminasi asuhan keperawatan, dan bandingkan dengan perubahan yang munkin selanjutnya
berhubungan diharapkan pola pola yang sekarang memerlukan pengkajian atau
dengan kehilangan eliminasi terpenuhi b.     Letakkan tempat tidur intervensi
fungsi dengan kriteria hasil : dekat dengan kamar mandi b.    Meningkatkan orientasi atau
neurologi/tonus jika memungkinkan. penemuan kamar mandi.
otot, Buatkan tanda tertentu Inkontinensia mungkin disertai
ketidakmampuan atau pintu berkode khusus. ketidakmampuan untuk menemukan
untuk menentukan Berikan cahaya yang tempat berkemih atau defekasi.
letak kamar cukup terutama malam c.    Menstimulasi kesadaran pasien,
mandi/mengenali hari. meningkatkan pengaturan fungsi
kebutuhan c.     Buat program latihan tubuh.
defekasi atau kandung
kemih. Tingkatkan
partisipasi pasien sesuai
tingkat kemampuannya.
Anjurkan untuk minum d. Menurunkan resiko
adekuat selama siang hari konstipasi atau dehidrasi.
(paling sedikit 2 liter sesuai Pembatasan minum pada
toleransi). Diet tinggi serat dan sore menjelang malam hari
sari buah. Batasi minum saat dapat menurunkan
menjelang malam dan waktu seringnya berkemih atau
tidur. inkontinensia pada malam
e.     Pantau penampilan atau hari.
warna urine, catat konsistensi e. Mungkin diperlukan
dari feses. untuk memfasilitasi atau
f. Berikan obat pelembek menstimulasi defekasi yang

feses metamacil, gliserin teratur

suppositoria sesuai dengan


indikasi.
2. Perubahan Setelah diberikan a. Berikan lingkungan yang a.Hambatan kortikal pada informasi reticular
pola tidur asuhan keperawatan nyaman untuk meningkatkan tidur akan berkurang selama tidur, meningkatkan
berhubung diharapkan perubahan (mematikan lampu, ventilasi respons otomatik, karenanya respons
an dengan pola tidur klien dapat ruang adekuat, suhu yang sesuai. kardiovaskular terhadap suara meningkat selama
perubahan teratasi dengan kriteria Menghindari kebisingan) tidur
pada hasil : b.      Anjurkan latihan saat siang b.  Aktivitas fisik dan mental yang lama
sensori -          Tidak terjadi hari dan turunkan aktivitas mengakibatkan kelelahan yang dapat
perubahan tingkah mental/fisik pada sore hari meningkatkan kebingungan , aktivitas yang
laku dan penampilan c.      Berikan makanan kecil sore terprogram tanpa stimulasi berlebihan
(gelisah) hari, susu hangat, mandi, dan meningkatkan waktu tidur.
-          Mampu masase punggung c. Menurunkan kebutuhan akan bangun untuk
menciptakan pola d.     Turunkan jumlah minuman berkemih selama malam hari
tidur yang adekuat sore hari. Lakukan berkemih d. Menurunkan stimulasi sensori dengan
dengan penurunan sebelum tidur menghambat suara lain dari lingkungan sekitar
terhadap pikiran yang e.      Anjurkan klien untuk yang akan menghambat tidur.
melayang-layang mendengarkan  musik yang e. Efektif menangani pseudodemensia atau depresi,
(melamun) lembut meningkatkan kemampuan untuk tidur, tetapi

-          Mampu f. Berikan obat sesuai indikasi: antikolinergik dapat mencetuskan bingung,
- Antidepresi, seperti amitriptilin memperburuk kognitif dan efek samping hipotensi
menentukan penyebab
(elavil), doksepin ortostatik Gunakan dengan hemat, hipnotik dosis
tidur inadekuat
(senequan),trasolon (desyrel) rendah efektif mengatasi insomnia.
 
EVALUASI

1. Perubahan pola eliminasi urine/alvi


berhubungan dengan kehilangan fungsi
neurologi/tonus otot, ketidakmampuan untuk
menentukan letak kamar mandi/mengenali
kebutuhan
 Klien menciptakan pola eliminasi yang
adekuat/sesuai
LANJUT

2. Perubahan pola tidur berhubungan dengan perubahan


pada sensori
Tidak terjadi perubahan tingkah laku dan penampilan
(gelisah)
Klien menciptakan pola tidur yang adekuat dengan
penurunan terhadap pikiran yang melayang-layang
(melamun)
Klien menentukan penyebab tidur inadekuat
TH
E
EN
D

Anda mungkin juga menyukai