Anda di halaman 1dari 18

Pemodelan 3D Nilai Suseptibilitas Magnetik Pasir Besi

Pantai Pasia Nan Tigo

Oleh
Anisa Rahmi

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
LATAR BELAKANG
Sumatera Barat mempunyai potensi sumber daya alam yang kaya dengan
tambang mineral salah satunya adalah pasir besi seperti yang ada di
Pantai Pasia Nan Tigo Padang Sumatera Barat.

Pasir besi adalah partikel yang mengandung besi terdapat di sepanjang


pantai yang terbentuk karena proses penghancuran batuan asal oleh cuaca dan
air permukaan, yang kemudian tertransportasi dan diendapkan di sepanjang
pantai (Hilman, 2014). Pasir besi memiliki mineral-mineral magnetik seperti
magnetite (Fe3O4), hematite (α-Fe2O3), dan maghemite (γ-Fe2O3)
(Yulianto , 2002).

Metoda Kemagnetan Batuan (Rock Magnetism Method) merupakan salah satu metode Geofisika
berdasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnet dipermukaan bumi. Metode
kemagnetan umumnya digunakan untuk mengetahui sifat magnetik batuan. Dilakukan dengan
berbagai variasi pengukuran dengan instrumen yang berbeda.
LATAR BELAKANG
Pemanfaatan mineral magnetik

magnetite (Fe3O4)

Tinta foto kopi dan printer laser

maghemite (γ-Fe2O3)

Nanopartikel sebagai
pengobatan kanker
Pita Kaset
Baterai Lithium
LATAR BELAKANG

Hematite (α-Fe2O3)

Media Penyimpanan
Pewarna dan bahan
campuran cat
Suseptibilitas
  magnetik adalah salah satu parameter magnetik yang merupakan ukuran mudah
tidaknya suatu bahan untuk termagnetisasi. Nilai suseptibilitas magnetik () semakin besar jika di
dalam bahan tersebut banyak dijumpai mineral magnetik, karena nilai suseptibilitas tergantung
pada kandungan senyawa besi oksida (Mullins, 1997).

Pemodelan 3D Nilai Suseptibilitas Magnetik Pasir Besi


Pantai Pasia Nan Tigo
IDENTIFIKASI MASALAH
BATASAN MASALAH
1. Belum diketahui jenis mineral magnetik di
Pantai Pasia Nan Tigo Padang Sumatera Barat.
2. Belum ada dimanfaatkan mineral mgnetik 1. Penelitian ini mengetahui pola sebaran
yang bernilai ekonomis tinggi. nilai suseptibilitas magnetik dari pasir
3. Belum ada yang meneliti atau melihat besi Pantai Pasia Nan Tigo.
potensi mineral magnetik yang terdapat 2. Sampel yang digunakan adalah sampel
pada pasir besi dikawasan Pantai Pasia Nan pasir besi yang diambil berdasarkan
Tigo Padang Sumatera Barat. kedalaman sekitaran Pantai Pasia Nan
4. Analisis pola sebaran dilakukan secara Tigo Padang Sumatera Barat.
horizontal dan vertikal. 3. Pola sebaran dilakukan dengan
5. Belum pernah dilakukan kajian tentang menggunakan Software Rockwork 16.
persebaran mineral magnetik di Pantai Pasia

Nan Tigo dengan Rockwork dan Surfer.


RUMUSAN MASALAH MANFAAT PENELITIAN

Bagaimanakah sebaran mineral magnetik pasir 1. Memberikan informasi tentang sebaran


besi Pantai Pasia Nan Tigo Padang
Sumatera Barat berdasarkan kedalaman mineral magnetik pasir besi Pantai Pasia
menggunakan Software Rockwork 16?. Nan Tigo Padang Sumatera Barat.
2. Memberikan manfaat kepada masyarakat

TUJUAN PENELITIAN
dan pemerintah dalam bidang: Bidang
industri, Bidang Kedokteran dan Bidang
untuk mengetahui sebaran mineral magnetik ekonomi
pasir besi pada Pantai Pasia Nan Tigo Padang 3. Sebagai ide dan referensi dalam
Sumatera Barat berdasarkan kedalaman dengan pengembangan penelitian pada bidang
menggunakan Software Rockwork 16. kemagnetan batuan bagi peneliti lainnya.
KAJIAN TEORITIK

PASIR BESI

Pasir Besi adalah partikel yang mengandung besi, terdapat di sepanjang pantai,
terbentuk karena proses penghancuran batuan asal oleh cuaca, dan air permukaan,
yang kemudian tertransportasi dan diendapkan di sepanjang pantai. Gelombang laut
dengan energi tertentu memilah dan mengakumulasi endapan tersebut menjadi pasir
besi yang memiliki nilai ekonomis.

Endapan ini mengandung mineral utama, seperti magnetite (Fe3O4), hematite


(Fe2O3), dan ilmenite (FeTiO3) serta mineral lainnya pirhotite (FenSn), pyrite (FeS2),
kalkopyrite (CuFeS2), kromite (FeO,Cr2O3), serta unsur jejak (trace element) lainnya,
antara lain : Mn, Mg, Zn, Na, K, Ni, Cu, Pb, As, Sb, W, Sn, V (Hilman, 2014).
KAJIAN TEORITIK

MINERAL MAGNETIK

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk


melalui proses geologis. Merupakan salah satu bahan
padatan organik yang terbentuk dari reaksi-reaksi
kimia yang terbentuk secara alamiah.
3 sifat kemagnetan :
1. Lemah (Diamagnetik),
2. Sedang (Paramagnetik) dan
3. Kuat (Ferromagnetik).

Mineral yang tergolong ferromagnetik disebut


sebagai mineral magnetik. Beberapa mineral
magnetik yaitu magnetite (Fe3O4), hematite (βFe2O3),
dan maghemite (Fe2O3).
KAJIAN TEORITIK

MINERAL MAGNETIK
Dapat dijumpai pada batuan beku, sedimen dan metamorf. Magnetite bersifat ferimagnetik
Magnetite
dengan temperatur Curie 580 oC, struktur kristal oktahedral.
(Fe3O4)

Dapat dijumpai pada tanah dan sedimen. Mineral hematite bersifat ferromagnetik,
Hematite (α-Fe2O3)
dengan temperatur Curie 675 oC, struktur kristal heksagonal.

Bentuk magnetik atau susunan kristal tidak sama. Banyak ditemukan pada tanah.
Maghemite (γ-Fe2O3)
Temperatur Curie sekitar 645 oC

Mineral magnetik yang bersifat anisotropi dengan sifat fisik yang berbeda-beda. Mineral
Ilmenite (FeTiO2)
ini umumnya banyak tersebar pada batu dan pasir yang memiliki bentuk Kristal heksagonal.

Mineral sulfida besi yang ekivalen dengan magnetite bersifat ferrimagnetik, dengan
Greigite (Fe3S4) temperatur Curie 330oC. Dapat dijumpai pada sedimen lacustrine dan marine.

Bentuk struktur heksagonal dan bersifat antiferromagnetik dengan temperatur Curie


Geothite (α-FeOOH)
sekitar 120 oC . Dapat dijumpai pada tanah dan sedimen.
KAJIAN TEORITIK

SUSEPTIBILITAS MAGNETIK

Suseptibilitas magnetik adalah salah satu parameter magnetik yang merupakan ukuran mudah
tidaknya suatu bahan untuk termagnetisasi jika bahan tersebut dikenakan medan magnetik luar.
persamaan umumnya yaitu

Dimana:
M adalah Magnetisasi, H adalah medan magnet luar sedangkan χ adalah suseptibilitas magnetik.

Pengukuran suseptibilitas magnetik dapat dilakukan hampir pada semua bahan. Suseptibilitas
magnetik yang diukur pada suatu rentang medan magnetik tertentu akan memberikan
hubungan magnetisasi dengan medan tersebut. Suseptibilitas magnetik diukur
menggunakan Susceptibility Meter. Nilai suseptibilitas magnetik untuk setiap bahan berbeda-
beda, hal ini bergantung dengan jenis bahan.Suseptibilitas magnetik ini akan menentukan sifat
magnetik pada setiap bahan.
KAJIAN TEORITIK

ROCKWORK
RockWorks adalah paket perangkat lunak terintegrasi untuk
manajemen data geologi, analisis, dan visualisasi. RockWorks
mengkhususkan diri dalam visualisasi data bawah permukaan
sebagai log, penampang, diagram pagar, model solid, peta struktural
dan isopach baik dalam 2D ​dan jendela 3D dinamis.
POLA SEBARAN
Pola adalah bentuk, patrun atau model yang bisa dipakai
untuk membuat atau untuk menghasilkan suatu atau
bagian dari sesuatu. Pola dalam geografi merupakan
gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran sungai,
pola pemukiman, daerah lipatan, daerah patahan, dan
lain-lain. Penyebaran/ pola sebaran merupakan prinsip
dasar dalam mengkaji setiap gejala dan fakta geografi, Berbagai macam variasi pola sebaran
baik gejala alam maupun manusia. Ada tiga macam (Bintarto dan Surastopo Hadisumarno, 1978)
variasi pola persebaran, yaitu Pola kelompok, random
dan seragam.
KERANGKA BERFIKIR

Gambar. Kerangka berfikir Analisis pola sebaran nilai suseptibilitas


magnetik pasir besi Pantai Pasia Nan Tigo Padang berdasarkan

kedalaman menggunakan Rockwork16.


Kajian Suseptibilitas Magnetik Pasir Besi Pantai Arta

20
Sebagai Fungsi Jarak Dari Tepi Laut (Irma).

20
Kajian Sebaran Mineral Magnetik Sedimen Sungai

20
Menggunakan Metoda Kemagnetan Batuan

19
(Nurpadilah).

Kajian Suseptibilitas Magnetik Bergantung Frekuensi terhadap


20 Pasir Besi Kabupaten Takalar (Tiwow).
18

Pengukuran suseptibilitas dan hysteresis magnetik untuk


20

mengetahui karakteristik magnetik endapan pasir besi


17

pada
beberapa lokasi di Sulawesi Utara (tamuntuan).
METODE PENELITIAN 3. WAKTU DAN TEMPAT

1. JENIS PENELITIAN PENELITIAN


Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif menggunakan data nilai
suseptibilitas magnetik dari sampel
pasir besi yang diolah menggunakan
Rockwork16.
2. VARIABEL PENELITIAN
Variabel terikat: nilai suseptibilitas magnetik.
Variabel kontrol: jarak dan kedalaman.
Variabel bebas: Pola Sebaran.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
suseptibilitas magnetik yang diukur menggunakan
Susceptibility Meter tipe MS2B.
4. INSTRUMEN PENELITIAN
Pengukuran nilai suseptibilitas magnetik (χ) dilakukan dengan menggunakan alat Susceptibility
Meter tipe MS2B. Alat tersebut merupakan buatan Bartington Inggris dengan menggunakan
sensor MS2B yang terhubung dengan MS2 meter dan bekerja berdasarkan interaksi coil akibat
adanya sampel. Sampel yang diukur menggunakan alat ini adalah berupa silinder dengan
diameter 1 inci.

Gambar Bartington Magnetic Susceptibility Meter tipe MS2B


di Laboratorium Geofisika FMIPA UNP.
5. PROSEDUR PENELITIAN

Pengambilan sampel Pengukuran Nilai


Suseptibilitas

Mencatat Hasil pengukuran


Preparasi sampel suseptibilitas dan Pembuatan
pola sebaran menggunakan
Rockwork 16
TEKNIK ANALISA DATA

1. Data yang dihasilkan dari pengukuran nilai suseptibilitasnya menggunakan Magnetic


Susceptibility Meter tipe MS2B dan akan dibuat pada Tabel

2. Data hasil pengukuran nilai suseptibilitas magnetik diplot pada Microsoft excel
yang ditampilkan dalam bentuk grafik. Grafik yang terbentuk akan memperlihatkan
perbedaan respon mineral magnetik dengan menggunakan frekuensi rendah dan
frekuensi tinggi.
3. Selanjutnya pembuatan Pola Sebaran Nilai Suseptibilitas magnetik Pasir Besi Pantai Pasia
Nan Tigo Padang Sumatera Barat dengan menggunakan Rockwork16.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai