Anda di halaman 1dari 45

MANAJEMEN

PERSEDIAAN

AZNEDRA, S.E.,M.M
 Suatu aktiva yang meliputi barang-barang
milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam suatu periode usaha yang normal, atau
 Persediaan barang-barang yang masih dalam
pengerjaan/ Proses produksi, atau
 Persediaan bahan baku yang menunggu
penggunaannya dalam suatu proses produksi
Pengertian Persediaan
Teknik Persediaan
Cara-cara Penentuan Jumlah Persediaan
 Periodic System
 Perpetual System (Book Inventory)

Metode Penilaian Persediaan


 Cara First in, First Out (FIFO Method)
 Cara Rata-rata Tertimbang (Weighted Average
Method)
 Cara last In, First Out (LIFO Method)
Pengertian Persediaan
Macam Persediaan
Manajemen Persediaan
-
Pengelompokan Persediaan

1. Fluktuation Stock : untuk menjaga terjadinya fluktuasi


permintaan dan untuk mengatasi jika terjadi
kesalahan/penyimpangan dalam perkiraan penjualan,
waktu produksi atau pengirman barang.
2, Anticipation Stock : untuk menghadapi permintaan yang
dapat diramalkan, misalnya musim permintaan tinggi,
sukar memperoleh bahan baku.
3. Lot size Inventory : persediaan dalam jumlah besar
yang melebihi kebutuhan saat itu, hal ini untuk
mendapatkan quantity discount dan penghematan biaya
pengangkutan.
4. Pipeline Inventory : persediaan yang sedang dalam
proses pengiriman dari tempat asal ke tempat dimana
barang tsb akan digunakan yang dapat memakan waktu 8
beberapa hari/minggu.
B. MANAJEMEN PERSEDIAAN
• Mengelola persediaan biasanya dilakukan dengan cara berikut ini:
1. Analisis ABC
• Merupakan penerapan persediaan dengan menggunakan prinsip
Pareto yaitu membagi persediaan ke dalam 3 kelompok
berdasarkan nilai volume tahunan dalam jumlah uang. Untuk
menentukan nilai tahunan dari volume dalam analisis ABC dengan
cara mengukur permintaan tahunan dari setiap butir persediaan
dikalikan dengan biaya per unit.
• Cara mengelompokkannya :
a. Persediaan kelompok A adalah persediaan yang jumlah nilai uang
per tahunnya tinggi, tetapi biasanya volumenya kecil.
b. Persediaan kelompok B adalah persediaan yang jumlah nilai uang
per tahunnya sedang, tetapi biasanya volumenya sedang.
c. Persediaan kelompok C adalah persediaan yang jumlah nilai uang
per tahunnya rendah, tetapi biasanya volumenya besar.
• Dengan pengelompokan tersebut maka cara pengelolaan masing-
masing akan lebih mudah sehingga peramalan, pengendalian fisik,
keandalan pemasok dan pengurangan besar stock pengaman dapat
menjadi lebih baik. 9
Gambar : Grafik dari analisis ABC

•  
% Pemakaian
 

80 - A
70 -
60 -
50 -
40 - B
30 -
20 - C
10 -
0 | | | | | | | | |
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 % dari
keseluruhan
persediaan
•  

10
2. Pencatatan yang Akurat
• Keakuratan catatan mengenai persediaan ini penting
dalam sistem produksi sehingga memungkinkan
perusahaan untuk fokus pada persediaan yang
dibutuhkan dan memberi keyakinan tentang segala
sesuatu yang terjadi pada persediaan.
• Dengan demikian perusahaan dapat membuat
keputusan mengenai pemesanan, penjadwalan serta
pengangkutannya.
3. Penghitungan Siklus (Cycle Counting)
• Usaha membuat catatan persediaan yang akurat harus
dilakukan dengan cara catatan atau arsip harus
diverifikasi melalui pemeriksaan atau audit yang
berkelanjutan. Audit seperti itu disebut sebagai
penghitungan siklus. Disamping itu penghitungan siklus
menggunakan pengelompokan lewat analisis ABC.
11
Manajemen Persediaan
1. Jika persediaan terlalu tinggi maka
a) Biaya penyimpanan tinggi
b) Biaya bunga tinggi
 Jika Investasi dibiayai Modal Asing  biaya bunga

 Jika Investasi dibiayai Modal Sendiri Opportunity cost

c) Biaya pemeliharaan di gudang tinggi


d) Kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas,
keausan.
e) Memperkecil keuntungan perusahaan
DAGANGANE
ISIH MAS??

Manajemen Persediaan
2. Jika persediaan terlalu kecil, maka proses
produksi akan terganggu akibatnya :
 Perusahaan tidak dapat bekerja dengan full
capasity, artinya: capital assets dan direct
labour tidak bekerja dengan sepenuhnya.
 Penjualan turun, akibatnya:
 Perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan
konsumen
 Turunnya market share
 Turunnya laba
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INVESTASI DALAM PERSEDIAAN
1. Tingkat penjualan
Makin tinggi omzet penjualan makin besar investasi pada persediaan.

2. Sifat teknis dan sifat produksi


 Produksi pesanan  persediaan beragam & banyak
 Produksi masal  persediaan bisa diatur

3. Lamanya proses produksi


 Proses lama  BDP tinggi

4. Daya tahan bahan baku dan produk akhir


 Barang tahan lama  persediaan relatif tinggi
 Barang tahan tidak lama  persediaan relatif rendah
 Barang musiman  persediaan tinggi pada musimnya

5. Lama pembelian & pengiriman


Keuntungan Pengendalian
Persediaan
1. Pengadaan dan Penyimpanan untuk memenuhi kebutuhan
dalam kuantitas dan kualitas
2. Memininumkan penanaman modal / investasi bahan
3. Terjaminnya barang yang diterima sesuai dgn spesifikasi
purchase order
4. Terlindung dari pencurian, kerusakan dan kerusakan mutu
5. Dapat melayani produksi dengan bahan-bahan yang
dibutuhkan pada waktu, tempat serta mencegah
penyalahgunaan dan penyelewengan
6. Pencatatan persediaan yang akurat tentang barang masuk,
keluar dan penggunaannya.
Tingkat Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan Barang Dagangan

Penjualan bersih
Inventory Turnover= ---------------------------= … kali
Persediaan rata-rata
Atau
Harga Pokok Penjualan
=------------------------------- = 360 =120 kali
Persediaan rata-rata 30

Persedi awal + Persd. akhir tahun


Persediaan rata2 = ---------------------------------------
2
 Persediaan barang per 1 Jan 2021 Rp. 20.000.000,00
 Pembelian selama tahun 2021 Rp. 380.000.000,00
 Persediaan barang akhir tahun 2021 Rp. 40.000.000,00
Tingkat Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan Barang Dagangan

Penjualan bersih
Inventory Turnover= ---------------------------= … kali
Persediaan rata-rata
Atau
Harga Pokok Penjualan
=------------------------------- = 360= 12 kali
Persediaan rata-rata 30

Persedi awal + Persd. akhir tahun


Persediaan rata2 = ---------------------------------------
2
 Persediaan barang per 1 Jan 2021 Rp. 20.000.000,00
 Pembelian selama tahun 2021 Rp. 380.000.000,00
 Persediaan barang akhir tahun 2021 Rp. 40.000.000,00
Hari Rata2 Barang Disimpan di Gudang
365 hari
= -------------------------- = .= hari
Inventory Turnover
CONTOH SOAL
 Persediaan barang per 1 Jan 2021 Rp. 20.000.000,00
 Pembelian selama tahun 2021 Rp. 380.000.000,00
 Persediaan barang akhir tahun 2021 Rp. 40.000.000,00

 Hitunglah Inventory Turnover & Hari Rata2 barang


disimpan digudang
HPP =
RATA-RATA PERSEDIAAN = 0
Jawaban
 Harga pokok penjualan ............... Rp. 360.000.000,00
0 + 000
 Rata2 Pers BD = -------------------------------------
2
= 00,00

JUTA
 Inventory Turnover = ----------------- = kali
JUTA
 Hari rata-rata barang disimpan digudang
365 hari
= ----------- = 30 hari

 Untuk menilai tingkat efisiensi, rasio tersebut dapat


dibandingkan dengan : anggaran, rasio tahun lalu,
rasio industri
PERSEDIAAN EFEKTIF
PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN
DAGANG
Persediaan Barang Dagangan
PENGENDALIAN
Dengan mempertimbangkan :
 Kemampuan menjual
 Biaya Pemesanan
 Biaya Pengiriman
 Biaya Penyimpanan di Gudang
 Lama proses pembelian sampai barang diterima
 Harga
PERSEDIAAN PADA MANUFAKTUR
(Bahan Baku)
1. Berapakah jumlah kebutuah bahan baku yg harus ada
 Jika jumlah Bahan Baku > kebutuhan bahan baku
 Biaya simpan dan biaya bunga tinggi.
 Jika jumlah Bahan Baku terlalu kecil
 Menghambat jalannya proses produksi

2. Bagaimanakah cara Pengadaan Bahan Baku


Ada 4 cara dalam Pengadaan Bahan Baku
Jumlah keseluruhan dibeli sekaligus
Dibeli secara bertahap
Pembeliaan dengan EOQ
Just in time (JIT)
Pembelian sekaligus
Keuntungan :
1. Frekuensi pembelian kecil, sehingga biaya pembelian
dapat minimal
2. Perusahaan tidak kuatir akan kekurangan Bahan Baku
3. Perusahaan mempunyai persediaan yang cukup,
sehingga stock persediaan rendah
4. Proses produksi dapat berjalan lancar

Kerugian:
1. Biaya simpan tinggi
2. Perusahaan harus menanggung oportunity cost, karena
dananya sudah terlanjur dibelikan Bahan Baku
Pembelian Bertahap
Keuntungan :
1. Biaya simpan menjadi kecil

Kerugian:
1. Biaya pesan menjadi tinggi, karena frekuensi
pembelian berulang-ulang
Economical Order Quantity (EOQ)
 Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah
pembelian bahan baku yang ekonomis.

 Atau EOQ adalah jumlah kuantitas barang yang dapat


diperoleh dengan biaya minimal / jumlah pembelian yang
optimal.

 Dasar penentuan : Perimbangan antara Biaya pesanan


dan Biaya penyimpanan

Economical Order Quantity terjadi pada saat


biaya pemesanan = biaya penyimpanan.
(procurement costs = carrying costs)
 Yang termasuk Ordering Cost (Proucurement) :
1. Biaya selama proses persiapan :
a. Persiapan yang diperlukan untuk pesanan
b. Penentuan besarnya kuantitas yang akan di pesan
2. Biaya pengiriman pesanan
3. Biaya penerimaan barang
4. Biaya selama proses pembayaran

 Yang Termasuk Carrying Cost (Storage)


1. Biaya sewa gudang
2. Biaya pemeliharaan
3. Biaya untuk menimbang barang
4. Biaya Asuransi
5. Biaya Modal
Syarat pembelian dengan EOQ
MENGHITUNG EOQ
2 xRxS
EOQ 
Pxl
 R = Jumlah (dalam unit) yang dibutuhkan selama satu
periode (satu tahun)
 S = Biaya pemesanan setiap kali pesan.
 P = Harga pembelian per unit yang dibayar.
 l = Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang
(biasanya dinyatakan dalam persentase
dari nilai rata-rata dalam rupiah dari nilai
persediaan)
2 xRxS
EOQ 
Contoh soal Pxl
 Perusahaan XYZ mmebutuhkan sebanyak 6.400 unit / tahun (
setahun =320 hari) dengan harga Rp.50/unit.
 Dalam pembelian dikeluarkan biaya –biaya sebagai berikut :
 - Pengiriman pesanan Rp. 10/kali pesan
 - B. Adm Rp. 20/ kali pesan
 - B. Penyelesaian pesanan Rp. 20 / kali pesan
 - B. Penyimpanan di Gudang Rp. 1 / unit/tahun
 Hiunglah Berapa EOQ
 R= 6.400 P = Rp.50 EOQ = √
 S= 50 l= Rp.1

 = √2 x6400x50 = 113,13 pembulatan 113 unit


 50 x1
CONTOH SOAL
 Biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang
adalah 40 % dari nilai persediaan di gudang. Biaya
pesanan adalah Rp. 15 juta setiap kali pesanan. Jumlah
material yang dibutuhkan selama setahun sebanyak
1200 unit dengan harga Rp. 1.000.000,- per unitya.

2 x 1200 x 15
EQQ   90.000  300 unit
1 x 0,40
 Ini berarti bahwa cara pembelian yang paling ekonomis
ialah pembelian bahan sebanyak 300 unit sekali
BLONJO TERUS???

pesanan, jadi kebutuhan material sebanyak 1200 unit


selama satu tahun akan dipenuhi dengan 4 kali
pesanan @ 300 unit.
Sebenarnya kebutuhan material sebanyak 1200 unit ini
dapat dipenuhi dengan berbagai cara sebagai berikut :

Satu kali pesanan sebanyak 1200 unit.


Dua kali pesanan sebanyak 600 unit setiap kali pesan.
Tiga kali pesanan sebanyak 400 unit setiap kali pesan.
Empat kali pesanan sebanyak 300 unit setiap kali pesan.
Enam kali pesanan sbanyak 200 unit setiap kali pesan.
Sepuluh kali pesan sebanyak 120 unit setiap kali pesan.
Duabelas kali pesan sebanyak 100 unit setiap kali pesan.

Management
PERHITUNGAN ECONOMICAL ORDER QUANTITY
Frekuensi Pembelian 1 Kali 2 Kali 3 Kali 4 Kali 6 Kali 10 Kali 12 Kali

Berapa bulan sekali


12 6 4 3 2 1,2 1
pesanan dilakukan
Jumlah unit setiap kali
1200 600 400 300 200 120 100
pesan
Nilai persediaan 1200 jt 600 jt 400 jt 300 jt 200 jt 120 jt 100 jt
Nilai persediaan rata 600 jt 300 jt 200 jt 150 jt 100 jt 60 jt 50 jt
Biaya penyimpanan
240 jt 120 jt 80 jt 60 jt 40 jt 24 jt 20 jt
setahun (40 %)

Biaya pesanan setahun 15 jt 30 jt 45 jt 60 jt 90 jt 150 jt 180 jt

Jumlah biaya semuanya 255 jt 150 jt 125 jt 120 jt 130 jt 174 jt 120 jt

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa biaya semuanya yang paling murah pada pesanan
sejumlah Rp. 120.000.000,- pada pesanan sebesar 300 unit setiap kali pesan.
Menetapkan EOQ berdasarkan besarnya biaya
penyimpanan per unit
 Rumus sebagai berikut :
2 xr x s
EOQ 
c

dimana c adalah biaya penyimpanan per unit.


Contoh :
 Jumlah material yang dibutuhkan selama setahun =
1600 unit.
 Biaya pesanan sebesar Rp. 100.000.000,- setiap kali
pesanan.
 Biaya penyimpanan per unit = Rp. 0,50
 Besarnya EOQ adalah :

2 x 1600 x 100
 640.000  800 unit
0,50
EOQ dengan Safety Stock
 Jika perusahaan menetapkan jumlah minimum
persediaan yang harus ada digudang (Safety Stock)
maka jumlah barang yang ada di gudang:

= EOQ + Safety Stock

 Setiap kali jumlah persediaan mencapai Safety Stock


maka perusahaan harus segera membeli sebesar
EOQ
 Persediaan digudang tidak pernah mencapai nol
EOQ dengan Safety Stock
Dari contoh perhitungan EOQ dimuka,
hitunglah besarnya jumlah barang yang
ada di gudang bila ditetapkan safety stock
sebesar 25:
= EOQ + Safety Stock

=300 + 25
= 325 unit
EOQ dengan Safety Stock
Dari contoh perhitungan EOQ dimuka,
hitunglah besarnya jumlah barang yang
ada di gudang bila ditetapkan safety stock
sebesar 25:
= EOQ + Safety Stock

= 300 + 25
= 325 unit
Reorder Point (ROP)
Reorder Point (ROP)
JUST IN TIME (JIT)
TINGKAT PERPUTARAN BAHAN
BAKU
Bahan baku yang digunakan *
TPBB =-------------------------------------- = … kali
Rata-rata bahan baku

Pesediaan bahan baku awal …… Rp ...


+ Pembelian…… Rp…
- Retur pembelian Rp …
Rp …
---------- +
Bahan baku yang tersedia …… Rp …
Persediaan akhir bahan baku……. Rp …
---------- -
Bahan baku yang digunakan ……. Rp ….
======
TK. PERPUTARAN BARANG SETENGAH
JADI
HARGA Pokok Produksi *
 TPBSD = ---------------------------------------- = … kali
Rata-rata Baraang dalam proses

 Pesediaan barang dalam proses awal …………. Rp ...


 Bahan baku yang digunakan ………………………. Rp ….
-------+
Rp ….
 Upah langsung …………………………. Rp …
 Macam2 biaya produksi tidak langsung Rp…
----- +
Rp….
 Persediaan akhir Barang dalam Proses…..……. Rp …
---------- -
 Harga Pokok Produksi …………………………..……. Rp ….
======
TINGKAT PERPUTARAN BARANG JADI
Harga Pokok Penjualan *
 TP.BARANG JADI = -------------------------------------- = … kali
Rata-rata Persediaan Barang jadi

 Pesediaan barang jadi awal tahun…… …………. Rp ...


 Harga pokok produksi………….………………………. Rp ….
-------+
 Barang jadi tersedia dijual Rp ….

 Persediaan akhir Barang jadi……………..…..…….


Rp …
-------- -
 Harga Pokok Penjualan …………………………..….. Rp ….
======
Contoh 1.
Jika diketahui : D = 1000 unit
S = Rp 10.000,- H = Rp 500 per unit per tahun
Maka:
EOQ atau Q* = = 200 unit
2(1.000)(10.000)
500
Dalam contoh ini: N = 1.000 / 200 = 5 kali pesan dalam satu tahun
Jika 1 tahun ada 250 hari kerja ,maka T = 250 / 5 = 50 hari, artinya antara pemesanan
dilakukan 50 hari setelah pemesanan sebelumnya.
Biaya persediaan total = 1.000/200(10.000) + 200/2 (500) = Rp 100.000,-
Jika L = 3 hari maka: ROP = 1.000/250 x 3 hari = 12 unit artinya pada saat persediaan
turun ke tingkat 12 unit, perusahaan harus melakukan pemesanan . Pemesanan
tersebut akan tiba dalam waktu 3 hari, tepat pada saat persediaan perusahaan telah
habis.
Jika ada buffer stok sebesar 10 unit maka ROP = 12 + 10 = 22 unit artinya pada saat
persediaan turun ke tingkat 22 unit, perusahaan harus melakukan pemesanan .
Pemesanan tersebut akan tiba dalam waktu 3 hari, tepat pada saat persediaan
perusahaan menjadi 10 unit (sebesar buffer stock).

44
2. Production Order Quantity (POQ) MODEL
 Pada model EOQ kita mengasumsikan bahwa seluruh pemesanan persediaan
diterima pada satu waktu. Meski demikian ada saat-saat tertentu dimana
perusahaan dapat menerima persediaanya sepanjang periode. Keadaan seperti
ini mengharuskan model lain yang disebut POQ yang mana dalam model ini
produk diproduksi dan dijual pada saat yang bersamaan.
 Notasi yang digunakan sama dengan yang digunakan pada model EOQ tetapi
ditambah dengan : p = Tingkat produksi tahunan dan
t = Lama jalannya produksi, dalam satuan hari .
 tahapannya:
a. Biaya penyimpanan = Tingkat persediaan tahunan x Biaya penyimpanan
per unit per tahun
Persediaan tahunan = Tingkat persediaan rata-rata x H
Tingkat persediaan maksimum
b. Tingkat persediaan rata-rata = -------------------------------------------
2

45

Anda mungkin juga menyukai