Anda di halaman 1dari 13

AUDIT PERSEDIAAN

SERIAL AUDIT UNTUK PROFESI AUDITOR INTERNAL RUMAH SAKIT


PENGERTIAN PERSEDIAAN

• Aset yang tersedia untuk dijual atau habis pakai untuk pelayanan dalam kegiatan usaha
normal RS.
• Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan.
• Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses atau
pemberian jasa. 
SIFAT PERSEDIAAN

• Merupakan aset lancar karena masa perputarannya biasanya kurang atau sama dengan
satu tahun.
• Merupakan jumlah yang besar terutama dalam industri RS.
• Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan laba rugi karena kesalahan dalam
penentuan persediaan akhir periode akan mengakibatkan kesalahan dalam jumlah aset
lancar, total aset, harga pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih, taksiran pajak
penghasilan, pembagian dividen dan saldo laba, kesalahan tersebut akan berpengaruh
terhadap laporan keuangan periode berikutnya
CONTOH PERSEDIAAN DI RS

• Obat dan BHP Medis


• Reagen
• Bahan gizi (kering)
• Alat Tulis dan Cetakan (ATK)
• Bahan rumah tangga.
• Suku cadang teknik.
• Peralatan dan Mesin dengan nilai di bawah kapitalisasi.
TUJUAN AUDIT PERSEDIAAN

• Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaan.
• Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di Neraca betul-betul ada (existency) dan dimiliki oleh
perusahaan pada tanggal Neraca.
• Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan (valuation) sesuai dengan standar akuntansi di Indonesia.
• Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak bergerak lambat dan ketinggalan mode sudah
dibuatkan allowance yang cukup.
• Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang cukup.
• Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang mempunyai pengaruh yang besar
terhadap laporan keuangan.
• Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku di Indonesia.
PROSEDUR AUDIT

• Lakukan observasi atas stock opname yang dilakukan perusahaan.


• Minta daftar persediaan akhir dan lakukan prosedur pemeriksaan berikut ini:
• Cek mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian), cocokkan quantity per book dengan stock
card, cocokkan quantity per count dengan count sheet, cocokkan total value dengan buku besar
persediaan.
• Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
• Periksa unit price dari raw material, work in process, finished goods dan supplies.
• Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving.
PROSEDUR AUDIT

• Periksa kejadian setelah tanggal neraca


• Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian
• Periksa jawaban konfirmasi dari bank, perjanjian kredit, notulen rapat
• Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal neraca
• Seandainya ada barang dalam perjalanan lakukan prosedur berikut ini: Minta rincian barang
dalam perjalanan per tanggal neraca, periksa mathematical accuracy.
• Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku di Indonesia.
• Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat jurnal adjustment jika diperlukan.
KASUS PERSEDIAAN:
JAWAB B JIKA BENAR ATAU S JIKA SALAH
1. Kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode akan mengakibat- kan kesalahan
dalam perhitungan harga pokok penjualan dan laba perusahaan hanya untuk periode tersebut.
2. Adalah satu tujuan pemeriksaan persediaan adalah untuk memeriksa apakah persediaan yang
tercantum di Neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh RS pada tanggal Neraca.
3. Dalam keadaan inflasi, penggunaan FIFO akan menghasilkan laba yang paling rendah
dibandingkan dengan penggunaan LIFO dan Average cost.
4. Untuk menghindari kerepotan dalam melaksanakan stok opname, RS bisa saja menghitung
jumlah persediaan akhir dengan menggunakan gross profit method, karena metode tersebut
sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
KASUS PERSEDIAAN:
JAWAB B JIKA BENAR ATAU S JIKA SALAH
5. Perpetual system biasanya digunakan pada RS yang jenis persediaanya banyak tetapi nilai persediaan per unitnya
kecil.
6. Jika ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit yang diperoleh perusahaan dari bank, hal tersebut harus dijelaskan
dalam catatan atas laporan keuangan.
7. Untuk memeriksa kewajaran dari nilai persediaan yang tercantum di Neraca, auditor harus memeriksa kewajaran dari
jumlah atau kuantitas persediaan dan unit costnya.
8. Pencantuman inventory di Neraca berdasarkan Replacement cost adalah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indoensia.
9. Untuk memeriksa kewajaran kuantitas persediaan auditor harus melakukan pemeriksaan secara fisik dari persediaan
tersebut sedapat mungkin 100%.
10. Observasi dari inventory taking harus dilakukan pada tanggal Neraca atau segera setelah atau sebelum tanggal Neraca.
PERPUTARAN PERSEDIAAN – JUMLAH HARI
RATA-RATA PERSEDIAAN TERSIMPAN
1. Pengendalian intern yang baik antara lain menetapkan rata-rata jumlah hari masa
simpan persediaan haruslah sesuai kebutuhan, tenggang waktu antara pesan dengan
penerimaan barang.
2. Persediaan yang terlalu minim jumlahnya akan berisiko kehabisan (stock out) yang
akan mengganggu pelayanan dan terjadinya opportunity cost.
3. Sebaliknya, jika persediaan terlalu banyak akan berisiko biaya simpan yang tinggi,
risiko kerusakan dan opportunity cost karena banyaknya uang mengendap di pos
persediaan.
PERPUTARAN PERSEDIAAN – JUMLAH HARI
RATA-RATA PERSEDIAAN TERSIMPAN
Prosedur:
1. Lakukan perhitungan perputaran persediaan untuk setiap jenis persediaan:
Perputaran Persediaan = Pemakaian selama 1 tahun : Persediaan
2. Rata-rata tersimpan = 365 hari : Perputaran Persediaan
3. Kriteria untuk barang yang bersangkutan = 30 hari.
4. Hitung selisih masa simpan, analisis dampaknya dan berikan rekomendasi.
PERPUTARAN PERSEDIAAN – JUMLAH HARI
RATA-RATA PERSEDIAAN TERSIMPAN
Ilustrasi Kasus:
Berdasarkan audit yang dilakukan SPI atas persediaan AAA diperoleh data:
• Sisa 31 Desember 2019 255 unit
• Pembelian selama tahun 2020 2.450 unit
• Sisa 31 Desember 2020 500 unit
• Kriteria masa simpan 30 hari
Maka
Pemakaian selama tahun 2020 = 255 + 2.450 – 500 = 2.205 unit atau 6 unit per hari (2.205 : 365)
Perputaran persediaan = 2.205 : 500 = 4,41
Sisa 500 unit akan habis (masa simpan) = 365 hari : 4,41 = 82 hari
Kriteria masa simpan = 30 hari
Kelebihan persediaan = 42 hari x 6 unit/hari = 252 unit. Jika harga perolehan Rp 250.000,- maka terjadi over investment dalam persediaan Rp
63.000.000,-
ANALISIS DAMPAK OVERSTOCK

• Risiko kadaluwarsa.
• Opportunity cost Rp 6.000.000,- x 10%/th (bunga bank) = Rp 600.000,-
• Risiko pemborosan pemakaian.
Rekomendasi:
• Penetapan min dan maks untuk setiap jenis barang.
• Pembelian dilakukan ketika barang pada posisi antara min dan maks dengan
memperhatikan lead time.

Anda mungkin juga menyukai