• Aset yang tersedia untuk dijual atau habis pakai untuk pelayanan dalam kegiatan usaha
normal RS.
• Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan.
• Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses atau
pemberian jasa.
SIFAT PERSEDIAAN
• Merupakan aset lancar karena masa perputarannya biasanya kurang atau sama dengan
satu tahun.
• Merupakan jumlah yang besar terutama dalam industri RS.
• Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan laba rugi karena kesalahan dalam
penentuan persediaan akhir periode akan mengakibatkan kesalahan dalam jumlah aset
lancar, total aset, harga pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih, taksiran pajak
penghasilan, pembagian dividen dan saldo laba, kesalahan tersebut akan berpengaruh
terhadap laporan keuangan periode berikutnya
CONTOH PERSEDIAAN DI RS
• Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaan.
• Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di Neraca betul-betul ada (existency) dan dimiliki oleh
perusahaan pada tanggal Neraca.
• Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan (valuation) sesuai dengan standar akuntansi di Indonesia.
• Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak bergerak lambat dan ketinggalan mode sudah
dibuatkan allowance yang cukup.
• Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang cukup.
• Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang mempunyai pengaruh yang besar
terhadap laporan keuangan.
• Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku di Indonesia.
PROSEDUR AUDIT
• Risiko kadaluwarsa.
• Opportunity cost Rp 6.000.000,- x 10%/th (bunga bank) = Rp 600.000,-
• Risiko pemborosan pemakaian.
Rekomendasi:
• Penetapan min dan maks untuk setiap jenis barang.
• Pembelian dilakukan ketika barang pada posisi antara min dan maks dengan
memperhatikan lead time.