Anda di halaman 1dari 15

AUDIT PIUTANG LAYANAN DAN

PIUTANG LAINNYA
SERIAL AUDIT UNTUK PROFESI AUDITOR INTERNAL RUMAH SAKIT
PENGERTIAN PIUTANG

Piutang Layanan adalah piutang yang berasal dari pelayanan pasien dalam bentuk jasa maupun barang yang telah
dilakukan RS. Piutang lain­lain adalah piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal RS. Piutang
layanan dan piutang lain­l-ain yang diharapkan bias ditagih dalam waktu satu tahun atau kurang diklasifikasikan se­bagai
piutang lancar.
Contoh dari perkiraan yang biasa digolongkan sebagai piutang antara lain:
• Piutang layanan;
• Piutang pegawai;
• Piutang pajak;
• Piutang lain-­lain
• Penyisihan piutang tak tertagih.
TUJUAN AUDIT PIUTANG

• Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern yang baik atas piutang dan
transaksi pelayanan, piutang dan penerimaan kas.
• Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan) dari pada piutang.
• Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya
perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih).
• Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di Neraca sesuai dengan Standar Akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
PROSEDUR AUDIT PIUTANG

• Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi pelayanan, BA verifikasi, retur penjualan,
piutang dan penerimaan kas yang meliputi kelengkapan bukti pendukung, kebenaran perhitungan matematis,
otorisasi dari pejabat RS yang berwenang, kebenaran nama perkiraan yang didebet/dikredit, kebenaran
posting.
• Buat top schedule dan supporting schedule Piutang per tanggal Neraca.
• Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal Neraca yang antara lain menunjukkan nama pelanggan,
saldo piutang, umur piutang dan subsequent collectionnya.
• Periksa mathematical accuracy nya dan cek individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger.
• Test umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan billing pelayanan.
PROSEDUR AUDIT PIUTANG

• Kirimkan konfirmasi piutang:


 Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi surat konfirmasi.
 Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi negatif.
 Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat konfirmasi.
 Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari perbedaannya.
 Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi.

• Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode
sesudah tanggal Neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field work).
• Periksa apakah ada piutang yang dijaminkan untuk mengetahui kemung­kinan adanya contingent liability.
PROSEDUR AUDIT PIUTANG

• Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang disediakan
oleh klien sudah cukup dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
• Test sales cut­off dengan jalan memeriksa sales invoice,credit note lebih kurang 2 minggu
sebelum dan sesudah tanggal Neraca.
• Periksa notulen rapat, surat­surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank dan correspondence
file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan.
• Periksa apakah penyajian piutang di Neraca dilakukan sesuai dengan SAK di Indonesia.
• Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
PENGHAPUSAN PIUTANG

Piutang dihapuskan setelah memenuhi persyaratan peraturan yang berlaku, misalnya:


• Pelanggan meninggal;
• Pelanggan bangkrut;
• Pelanggan tidak diketahui domisilinya;
• Pelanggan memberikan kompensasi dalam bentuk barang.
Piutang yang dihapuskan tidak lagi dilaporkan dalam Neraca. Namun diungkapkan dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan pada periode penghapusan terjadi.
ILUSTRASI PENGHAPUSAN PIUTANG

Saudara sebagai internal auditor sedang memeriksa piutang per tanggal 31 Desember 2020 mendapatkan temuan bahwa
terdapat pelanggan bernama XYZ yang telah menunggak lebih dari 3 tahun sebesar Rp 15.000.000,- . Atas kondisi ini,
telah dilakukan penyisihan piutang sesuai kebijakan akuntansi yaitu 100% atau Rp 15.000.000,- . Berdasarkan
kunjungan ke alamat pasien yang dilakukan pada tanggal 26 Desember 2021, ternyata XYZ Budi sudah meninggal dunia
dan keluarganya tidak ada yang sanggup membayar. Bukti tertulis berupa surat keterangan kematian telah didapatkan.
Atas kejadian tersebut, perlu dilakukan penghapusan piutang dengan jurnal:
Penyisihan piutang tak tertagih Rp 15.000.000,-
Piutang Usaha Rp 15.000.000,-
Jika jurnal tersebut belum dilakukan oleh Bagian Keuangan, maka menjadi temuan SPI untuk direkomendasikan jurnal
penghapusan piutang.
ILUSTRASI PENGHAPUSAN PIUTANG

Apabila pada tanggal 18 Agustus 2021, terdapat pernyataan dari ahli waris untuk melunasi
piutang tersebut, maka piutang tersebut perlu dihidupkan kembali dengan jurnal:
Piutang Usaha Rp 15.000.000,-
Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp 15.000.000,-
Kemudian, pada tanggal 5 Januari 2021, piutang kepada XYZ benar-benar dibayar, namun hanya
sebagian, yaitu Rp 12.500.000,-. Maka dilakukan pencatatan:
Kas dan Setara Kas Rp 12.500.000,-
Piutang Usaha Rp 12.500.000,-
ANALISIS RATA-RATA UMUR PIUTANG

SPI harus memperoleh keyakinan bahwa pengelolaan piutang yang dilakukan Bagian Keuangan telah
memenuhi kriteria, bahwa (misalnya) rata-rata umur piutang tidak lebih dari 45 hari. Berdasarkan audit saudara,
piutang usaha kepada Asuransi KLM per 31 Desember 2021 sebesar Rp 1.500.000.000,- . Selama tahun 2021,
klaim yang diajukan RS kepada Asuransi KLM sebesar Rp 10.000.000.000,- .
Berdasarkan data tersebut, auditor internal melakukan analisis umur piutang sebagai berikut:
1. Perputaran Piutang = Rp 10.000.000.000,- : Rp 1.500.000.000,- = 6,67 kali.
2. Rata-rata Umur Piutang = 365 hari : 6,67 kali = 55 hari.
3. Kriteria Umur Piutang = 45 hari.
Jadi terdapat temuan selisih 10 hari (55 hari – 45 hari).
Cari sebab-sebab terjadinya molor umur piutang yang dapat berdampak terhadap kemampuan likuiditas
keuangan RS, kemudian berikan rekomendasi.
CONTOH AGING SCHEDULE PIUTANG
AUDIT PIUTANG LAINNYA – PIUTANG SEWA DAN
SEWA DIBAYAR DI MUKA
Kriteria piutang sewa adalah masa sewa yang telah dinikmati penyewa, namun sampai dengan tanggal
Neraca belum dilakukan pembayaran oleh penyewa.
CONTOH KASUS
Saudara sedang mengaudit kontrak sewa antara RS dengan Bank ABC yang menyewa ruangan untuk
ATM. Masa sewa Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2021 atau 3 tahun dengan biaya sewa Rp
30.000.000,- yang seharusnya sudah dibayar paling lambat 10 Januari 2019 lunas. Ternyata, audit saudara
memperoleh bukti bahwa pembayaran sampai dengan 31 Desember 2019 baru sebesar Rp 15.000.000,- .
Bagian Akuntansi RS telah mencatat penerimaan Rp 15.000.000,- tersebut sebagai pendapatan yang
dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun 2019.
AUDIT PIUTANG LAINNYA – PIUTANG SEWA DAN
SEWA DIBAYAR DI MUKA
ANALISIS TRANSAKSI
1. Pada saat penantatangana kontrak tidak dilakukan pencatatan akuntansi.
2. Pada saat penerimaan pembayaran Rp 15.000.000,- telah diakui semua sebagai pendapatan sewa dalam laporan laba rugi
2019.
3. Pendapatan sewa 2019 yang seharusnya diakui adalah selama 1 tahun masa sewa yaitu sebesar Rp 10.000.000,-
(30.000.000,- : 3).
4. Usulan SPI agar dilakukan koreksi pendapatan sebesar Rp 5.000.000,- dengan jurnal:
Pendapatan sewa Rp 5.000.000,-
Pendapatan sewa dibayar di muka Rp 5.000.000,-
Pendapatan sewa dibayar dimuka ini merupakan uang yang telah diterima RS tetapi masa sewanya belum berjalan.
AUDIT PIUTANG LAINNYA – PIUTANG SEWA DAN
SEWA DIBAYAR DI MUKA
Dengan kasus yang sama:
Akuntansi telah mengakui piutang sebesar Rp 15.000.000,- per tanggal 31 Desember 2019, karena jumlah harga sewa
yang Rp 30.000.000,- baru dibayar Rp 15.000.000,- .
Analisis Auditor:
1. Piutang per 31 Desember 2019 tidak ada, karena pembayaran sebesar Rp 30.000.000,- adalah separoh dari masa
sewa, yaitu 1,5 tahun atau 18 bulan Sedangkan masa sewa yang telah dinikmati Bank ABC tahun 2019 hanya 12
bulan.
2. Dasar usulan koreksi:
a. Tidak ada piutang per 31 Desember 2019
b. Pendapatan tahun 2019 sebesar Rp 10.000.000,- (Rp 30.000.000,- : 3 th)
AUDIT PIUTANG LAINNYA – PIUTANG SEWA DAN
SEWA DIBAYAR DI MUKA
Usulan jurnal koreksi:
Pendapatan sewa Rp 15.000.000,-
Piutang sewaRp 15.000.000,-
(untuk menghapus piutang sewa, karena masa sewa belum dinikmati Bank ABC)
Pendapatan sewa Rp 5.000.000,-
Pendapatan sewa dibayar di muka Rp 5.000.00,-
(Untuk mengakui bahwa pembayaran Rp 15.000.000,- masih tersisa Rp 5.000.000,- untuk masa sewa
setelah 31 Desember 2019)

Anda mungkin juga menyukai