Anda di halaman 1dari 22

KREDIT BERMASALAH

Kredit bermasalah (problem loan) adalah


suatu keadaan debitur tidak dapat
memenuhi kewajiban kredit yang ia peroleh
dari bank, yaitu kewajiban atas pembayaran
bunga dan pokok pinjaman.
Diantaranya :
 Kerugian materi, misal nilai jaminan sudah
tidak cukup lagi untuk menutup seluruh
kewajiban debitur akibat biaya denda yang
terus membengkak,biaya pengadilan,dll
 Pencadangan kredit
 Reputasi
 Cash flow bank terganggu
 Kesempatan bisnis
 Alokasi sumber daya
(Nonperforming Loan) Bank Indonesia (BI) melalui
Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan
bahwa standar rasio kredit bermasalah (NPL)
adalah kurang dari 5% (PBI Nomor: 3/25/2001).
Secara matematis NPL dapat dirumukan sebagai
berikut: =
Jumlah Kredit Bermasalah × 100%
Total Kredit
Kredit Bermasalah = Kurang Lancar + Diragukan + Macet
Total Kredit = Lancar + Perhatian Khusus + Kurang Lancar +

Diragukan + Macet
Adalah penggolongan kualitas kredit berdasarkan status
kelancaran pembayaran kewajiban dan prospeknya
dimasa mendatang.
Merujuk pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
No.31/147/KEP/DIR tentang kualitas aktiva produktif
pasal 3, kualitas aktiva produktif termasuk didalamnya
kredit di nilai berdasarkan; prospek usaha, kondisi
keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur,
kemampuan membayar.
Klasifikasinya menjadi 5 kolektibilitas :
a)Lancar
b)Dalam perhatian khusus
c)Kurang lancar
d)Diragukan
e)Macet
a) Lancar (pas) Suatu kredit dapat dikatakan lancar
apabila: 1) Pembayaran angsuran pokok dan atau
bunga tepat waktu 2) Memiliki mutasi rekening
yang aktif 3) Bagian dari kredit yang dijamin
dengan agunan tunai (cash collateral).
b) Dalam Perhatian Khusus (special mention)
Dikatakan dalam perhatian khusus apabila
memenuhi kriteria diantara lain: 1) Terdapat
tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau
bunga yang belum melampui dari 90 hari 2)
Kadang-kadang terjadi cerukan 3) Jarang terjadi
pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan
4) Mutasi rekening reklatif aktif 5) Didukung
dengan pinjaman baru.
c) Kurang Lancar (substandard)
Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di
antaranya:
1)Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok
dan atau bunga yang telah melampui 90 hari
2)Sering terjadi cerukan

3)Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih


dari 90 hari
4)Frekuensi mutasi rekening reklatif rendah

5)Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi


debitur
6)Dokumen pinjaman yang lemah.
d) Diragukan (doubtful)
Dikatakan diragukan apabila memenuhi
kriteria di antaranya:
1.Terdapat tunggakan pembayaran angsuran
pokok dan atau bunga yang telah melampaui
180 hari
2.Terjadi cerukan yang besifat permanen
3.Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
4.Terjadi kapitalisasi bunga
5.Dokumen hukum yang lemah, baik untuk
perjanjian kredit maupun peningkatan
jaminan.
e) Macet (loss)
Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria
antara lain:
1)Terdapat tunggakan pembayaran angsuran
pokok dan atau bunga yang telah melampaui
270 hari
2)Kerugian operasional ditutup dengan
pinjaman baru
3)Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan
tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar.
Tindakan pertama untuk mecegah timbulkan kredit macet adalah
berhati-hati dalam pemberian kredit.
Beberapa langkah konkrit dalam tindakan konservatif tersebut adalah
:
Mengikuti prosedur pemberian kredit dengan baik
Hindari sikap subjektivitas dalam pemberian kredit.
Seorang AO harus memiliki prinsip sendiri berdasarkan analisis yang
dilakukannya.
angan segan-segan menolak suatu permohonan kredit kalau
memang dari hasil analisis diperoleh kesimpulan tidak layak untuk
dibiayai oleh bank.
Lengkapi dokumentasi sebelum kredit direalisasi.
Seorang AO harus menyadari bahwa tidak semua keinginan nasabah
dapat dan harus dipenuhi oleh bank.
Memantau perkembangan aktivitas rekening debitur pada bank.
Melakukan kunjungan ke debitur secara teratur secara periodik.
Untuk kredit yang berbentuk cicilan seperti term loan, KPR,dll Ao
dapat melakukan pemantauan dengan memperhatikan ketertiban cicilan
setiap periode angsuran.
 Perputaran piutang dagang semakin
panjang
 Posisi kas memburuk
 Persedian meningkat dengan tajam
 Debt Equity Ratio semakin tinggi
 Rasio likuiditas memburuk
 Penjualan menurun
 Penjualan meningkat tetapi laba menurun
 Meneruskan hubungan dengan debitur
 Melikuidasi jaminan
 Tidak melakukan tindakan sama sekali
1.Dari pihak perbankan, artinya dalam melakukan analisisnya,pihak analis
kurang teliti,sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak diprediksi
sebelumnya atau mungkin salah dalam melakukan perhitungan.
2.Dari pihak nasabah, ada 2 hal yaitu: adanya unsur kesengajaan, adanya
unsur tidak sengaja.

PENYELAMATAN TERHADAP KREDIT MACET DILAKUKAN DENGAN CARA :


 Rescheduling

Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu


kredit atau jangka waktu angsuran.
 Reconditioning

Maksudnya adalah bank mengubah berbagai persyaratan seperti;


-Kapitalisasi bunga
-Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu
-Penuruna suku bunga
-Pembebasan bunga
-Kombinasi
-Penyitaan jaminan
 Restructuring

Merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah


modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan
tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak
Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam
valuta rupiah maupun valuta asing untuk memperoleh
pendapatan utama bank.
Yang termasuk dalam komponen Aktiva Produktif:
1. Kredit

2. Surat Berharga

3. Penempatan antar bank

4. Penyertaan

5. Komitmen dan kontinjensi


(NPL) Dalam penerapannya PT Bank
Internasional Indonesia Tbk. menggunakan
prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia
dalam penyusunan standar pelaporan
keuangannya.
Untuk tahun 2013 PT Bank Internasional
Indonesia Tbk. memberikan kredit (dalam
jutaan) sebesar Rp. 94.500.410,- dengan
pendapatan provisi sebesar Rp. 363.799,-
maka jurnalnya adalah :
Jurnal Kredit
Jurnal realisasi kredit (dalam jutaan rupiah)
Db. Kredit diberikan 94.500.410,-
Kr. Pendapatan Provisi-Kredit diberikan 363.799,-
Kr. Kas/Rekening nasabah 94.136.611,-

Untuk pendapatan bunga, bank akan mejurnal:


Db. Piutang pendapatan bunga 5.800.847,-
Kr. Pendapatan Bunga 5.800.847,-
Bunga sebesar Rp. 56.742,- (dalam jutaan)
yang mengalami penurunan nilai akan
dinihilkan nilainya dengan melakukan jurnal:
Db. Pendapatan bunga 56.742,-
Kr. Piutang pendapatan bunga 56.742,-

Selanjutnya bunga yang telah dibatalkan


sebelumnya dicatat sebagai tagihan kontijensi
dengan jurnal:
Db. Tagihan kontijensi kredit 56.742,-
Kr. Kontra-Tagihan kontijensi kredit 56.742,-
Jika telah dilakukan penilaian kredit dan
ditemukan bukti obyektif penurunan nilai,
maka dibentuklah cadangan kerugian
penurunan nilai:
Db. Kerugian Penurunan Nilai Kredit xxx
Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai xxx

Dan apabila debitur benar-benar tidak dapat


membayar pokok kredit maupun bunganya,
maka bank akan menghapusbukukan kredit:
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai xxx
Kr. Kredit yang diberikan xxx

(Kredit tersebut telah dihapusbuku, akan tetapi masih bisa ditagih. Bila
nanti sudah dihapustagih maka kredit tersebut tidak ditagih kembali)
Jika terjadi pembayaran atas NPL maka
didahulukan untuk pelunasan pokok pinjaman
dan jika terjadi kelebihan maka dicatat
sebagai pendapatan bunga dengan jurnal:

Db. Kas xxx


Kr. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai xxx
Kr. Pendapatan bunga kredit xxx
Pada saat pengakuan pendapatan atas
penerimaan kembali pinjaman yang telah
dihapusbuku, dijurnal:
Db. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai xxx
Kr. Koreksi atas beban penyesuaian xxx

Bersamaan dengan itu dilakukan jurnal:


Db. Kontra-Tagihan kontijensi kredit xxx
Kr. Tagihan kontijensi kredit xxx

Sebesar dengan jumlah tunggakan yang


dilunasi.
Diketahui saldo PPAP pada bulan Desember
2011 sebesar Rp 500.000.000,00. setelah
dilakukan penilaian PPAP yang wajib dibentuk
pada akhir bulan desember 2011 adalah Rp
1.200.000.000,00.

Bagaimana jurnalnya?

Penyisihan penghapusan kredit Rp 700 jt


PPAP – Kredit diberikan Rp 700 jt
Contoh 2
Dihapusbukukan kredit macet atas nama Pak
Budi sebesar Rp 50.000.000,00 dengan
tunggakan bunga Rp 12.000.000,00

Jawab :
PPAP-kredit diberikan Rp 50 juta
Kredit yang diberikan Rp 50 juta
Pendapatan bunga Rp 12 juta
Piutang bunga Rp.12 juta

Anda mungkin juga menyukai