Anda di halaman 1dari 38

Aspek Pajak Dalam

Industri Perbankan
Konvensional

Oleh : Kelompok 2

Alysha Cindy Theresia Sinaga (1706107661)


Mona Srirahayu Putri (1706107850)
Rizky Adi Saputra (1706108014)
Topik Pembahasan

● Definisi Bank Konvensional


● Aspek Hukum Perbankan Konvensional
● Aspek Akuntansi Perbankan Konvensional
● Aspek Perpajakan Perbankan Konvensional
A. Definisi Perbankan
Konvensional
Perbankan merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya

Konvensional sebenarnya berasal dari bahasa Inggris “convention”, yang


berarti pertemuan, jadi bank konvensional adalah bank yang mekanisme
operasinya berdasarkan sistem yang disepakati bersama dalam suatu
pertemuan (kesepakatan)
Jenis-Jenis Bank
● Bank Umum
Terdiri dari bank konvensional dan Syariah yang
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
● Bank Perkreditan Rakyat
Terdiri dari bank konvensional dan Syariah yang
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

Undang-Undang No. 10 tahun 1999 tentang Perubahan atas


Undang-Undang No. 7 tahun 1992
Bentuk Pendapatan Perbankan
● Hasil Bunga Pinjaman
● Pendapatan per-jasa (Fee Based Income)
● Keuntungan Investasi
● Keuntungan Lainnya
B. Aspek Hukum Perbankan
▪ Hukum yang mengatur masalah perbankan disebut
hukum perbankan (Banking Law)

▪ Sumber Hukum Perbankan:


1. Formal
2. Material

▪ Prinsip-prinsip hukum perbankan


● Prinsip Kepercayaan
Prinsip yang melandasi hubungan antara bank dengan nasabah

● Prinsip Kerahasiaan
Prinsip yang mewajibkan bank menjaga rahasia keuangan
internal

● Prinsip Kehati-hatian
Prinsip yang melekat karena perbankan mempunyai tugas vital serta dipercayai
oleh masyarakat banyak

● Prinsip Mengenal Nasabah


Prinsip yang mempunyai unsur pelayanan serta pencegahan dalam bertransaksi
Tujuan dan Fungsi Perbankan

Berdasarkan dari UU Nomor 10 Tahun 1998, tujuan


perbankan Indonesia adalah menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbungan ekonomi, dan stabilitas nasional
ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.

1. Menghimpun dana masyarakat


2. Menyalurkan dana masyarakat
3. Menjaga stabilitas nasional
4. Mendukung kelancaran pembayaran
5. Sarana investasi
C. Aspek Akuntansi Perbankan

1. Pedoman Akuntansi Perbankan


Konvensional
● Penyusunan dan penyajian laporan
keuangan Bank berpedoman kepada
Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia
(PAPI) 2008.
● PSAK bertujuan untuk mengatur
pengakuan, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan bank.
Aspek Akuntansi Perbankan

Perbedaan akuntansi perbankan dengan


akuntansi perusahaan biasa :
Perbedaan yang mendasar pada sisi penghimpunan dana atau pasiva. Pada
sisi penghimpunan dana diperbankan umumnya pada sisi Hutang adalah
bersumber pada himpunan dana pihak ketiga atau nasabah, sedangkan pada
Akuntansi perusahaan yang bergerak bukan disektor keuangan seperti
perbankan pada sisi pasiva yang khususnya pada poisisi hutang umumnya
adalah Hutang Bank.
Laporan Keuangan Perbankan
1. Neraca
● Aktiva  menggambarkan pola pengalokasian
dana bank yang mencerminkan posisi kekayaan
yang merupakan hasil penggunaan dana bank
dalam berbagai bentuk;
● Sisi pasiva menggambarkan kewajiban bank
yang berupa klaim pihak ketiga atau pihak
lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan
dalam bentuk rekening giro, tabungan, deposito
berjangka dan instrument-instrument utang
atau kewajiban bank lainnya
Laporan Keuangan Perbankan
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Komitmen dan Kontijensi
● Komitmen  suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan
(Irrecovable) secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang
disepakati bersama dipenuhi, seperti komitmen kredit, komitmen penjualan atau
pembelian aktiva bank dengan syarat Repurchase Aggrement (Repo), serta
komitmen penyediaan fasilitas perbankan lainnya.
● Kontijensi  adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya
tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa
yang akan datang.
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuagan
memuat posisi devisa neto menurut jenis mata uang serta aktivitas-aktivitas lain
seperti kegiatan wali amanat, penitipan harta (Custodianship), dan penyaluran kredit
kelolaan
D. Aspek Perpajakan Perbankan

Angsura Withhol
PPh
Badan
n PPh
Pasal 25
ding PPN
Tax
•Pembentukan Dana
Cadangan •Wajib Pajak •BungaTab •Jasa terutang
•Bunga Kredit Non
Lama PPN
Perfirming
•Loan Write-Off •Wajib Pajak ungan dan •Jasa tidak
•Interest Subsidy for Staff
Loan Baru Desposito terutang PPN
PPH BADAN
1. Pembentukan Dana Cadangan

Perbankan merupakan perusahaan yang boleh


mengakui pencadangan sebagai biaya Pasal 9 ayat
(1) Undang-Undang PPh. Besarnya dana cadangan
yang boleh dikurangkan diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan No. 219/PMK.011/2012.
Biaya cadangan yang boleh
dikurangkan
Bank Umum
(Konvensional & Syariah)

Cadangan Piutang Tak Tertagih


Biaya cadangan yang boleh
dikurangkan

Bank Perkreditan Rakyat


(Konvensional & Syariah)

Cadangan Piutang Tak Tertagih


Kriteria kualitas kredit

Kredit ●


Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu;
Memiliki mutasi rekening yang aktif;
Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash

Lancar

collateral).

Perhatian
• Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum
melampaui 90 (sembilan puluh) hari;
• Mutasi rekening relatif aktif;
• Kadang terjadi cerukan

Khusus •

Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan;
Didukung oleh pinjaman baru.

Kurang Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 (sembilan

puluh) hari;

Mutasi rekening relatif rendah;

Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 (sembilan puluh) hari;

Lancar

Terdapat likuidasi masalah keuangan yang dihadapi debitur;

Dokumentasi pinjaman lemah.
Kriteria kualitas kredit
• Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau
bunga yang telah melampaui 180 (seratus delapan
puluh) hari;
Diraguka • Terjadi cerukan yang bersifat permanen;
• Terjadi wanprestasi lebih dari 180 (seratus delapan
n puluh) hari;
• Terjadi kapitalisasi bunga;
• Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk
perjanjian kredit maupun peningkatan jaminan.

• Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga


yang melampaui 270 hari;
Macet • Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
• Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak
dapat dicairkan pada nilai wajar
Cara perhitungan cadangan
piutang
• Besarnya nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang pada
cadangan paling tinggi adalah
- 100% (seratus persen) dari nilai agunan yang bersifat likuid;
- 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai agunan lainnya atau sebesar
nilai yang ditetapkan perusahaan penilai.

• Jumlah piutang yang digunakan sebagai dasar untuk membentuk dana


cadangan adalah pokok pinjaman yang diberikan oleh bank umum atau
BPR baik menjalankan dengan prinsip konvensional maupun prinsip
syariah.

• Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih.
Cara perhitungan cadangan
piutang (cont..)
• Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau sebagian
tidak dipakai untuk menutup kerugian jumlah kelebihan cadangan tersebut
diperhitungkan sebagai penghasilan.

• Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk menutup
kerugian namun tidak mencukupi, jumlah kekurangan cadangan tersebut
diperhitungkan sebagai kerugian.
Contoh Soal
Bank ABC mengklisikasikan piutang nya dengan rincian dan
klasifikasi sebagai berikut :

1. A sebesar 1000, kategor Lancar , nilai agunan berupa cash


sebesar 500
2. B sesebar 2000, kategori Kurang Lancar, agunan cash sebesar
300, tanah senilai 1000
3. C sebesar 3000, kategori Diragukan, agunan cash sebesar 500,
tanah dan bangunan senilai 100
4. D sebesar 4000, kategori Macet., agunan cash sebesar 500,
tanah senilei 2000
Perhitungan cadangan piutang Bank
ABC adalah...
2. Bunga Kredit Non Performing
• Bunga kredit non performing merupakan kredit yang diberikan oleh bank
yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan, dan macet.

• Penghasilan bank berupa bunga kredit non-performing diakui pada saat


bunga tersebut diterima oleh bank (cash basis).

• Dalam hal bank membukukan penerimaan bunga kredit non-performing


sebagai pengurangan pokok kredit, saat pengakuan penghasilan ditunda
hingga saat diterimanya penghasilan bunga setelah pelunasan pokok
kredit

Keputusan Dirjen Pajak KEP-184/PJ./2002


3. Penghapusan Piutang Tak
Tertagih
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dapat dibebankan sebagai pengurang
penghasilan bruto, sepanjang memenuhi persyaratan :

a. telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;


b. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
c. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tersebut telah diserahkan perkara
penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani
piutang negara, atau terdapat perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur atas piutang yang nyata-
nyata tidak dapat ditagih tersebut, atau telah dipublikasikan dalam penerbitan
umum atau khusus, atau adanya pengakuan dari debitur bahwa hutangnya telah
dihapuskan untuk jumlah utang tertentu

(Peraturan Menteri Keuangan No. 207/PMK.010/2015 tentang Perubahan Kedua


PMK.105/PMK.03/2009)
3. Penghapusan Piutang Tak
Tertagih (cont)
• Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat huruf c tidak berlaku untuk piutang yang nyata-
nyata tidak dapat ditagih kepada debitur kecil atau debitur kecil lainnya.

• Piutang debitur kecil merupakan piutang yang jumlahnya tidak melebihi Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah), yang merupakan gunggungan jumlah piutang dari beberapa kredit yang
diberikan oleh suatu institusi bank/lembaga pembiayaan dalam negeri, sedangkan Piutang yang
nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada debitur kecil lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) adalah piutang debitur kecil lainnya yang jumlahnya tidak melebihi Rp 5.000.000,00 (lima
juta rupiah).

• Apabila Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dibayar seluruhnya atau dibayar sebagian
oleh debitur, jumlah piutang yang dibayar seluruhnya atau dibayar sebagian tersebut merupakan
penghasilan bagi kreditur pada tahun pajak diterimanya pembayaran

(Peraturan Menteri Keuangan No. 207/PMK.010/2015 tentang Perubahan Kedua


PMK.105/PMK.03/2009)
4. Interest Subsidy for Staff Loan
Dalam hal terjadi pemberian pinjaman (kredit) oleh perusahaan kepada karyawannya dengan
tingkat suku bunga yang lebih rendah dari tingkat suku bunga yang berlaku di pasar, perlakuan
Pajak Penghasilannya adalah bagi perusahaan yang memberikan pinjaman maka selisih tingkat
suku bunga yang dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain (Harga Pokok atau tingkat suku bunga
pinjaman yang dibayarkan untuk dana tersebut) dengan bunga yang dibebankan kepada karyawan,
merupakan koreksi fiskal bagi perusahaan yang memberikan pinjaman karena tidak boleh
dibiayakan

Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak SE-16/PJ.43/1999


ANGSURAN PPH
PASAL 25
Perhitungan Secara Umum

Angsuran 25 = (PPh terutang menurut SPT Tahunan


tahun pajak tahun lalu – kredit pajak dalam negeri &
luar negeri) / 12 atau jumlah bulan dalam tahun pajak

Wajib Pajak Bank :

• Wajib Pajak Lama  PPh terutang berdasarkan


laporan laba rugi fiskal triwulan terakhir yang
disetahunkan dikurangi PPh Pasal 24, dibagi 12
(dua belas
• Wajib Pajak Baru  PPh terutang berdasarkan
laporan laba rugi fiskal triwulan I yang
disetahunkan, dibagi 12 (dua belas)

PMK No. 255/PMK.03 Tahun 2008 dan perubahannya


PMK 208/PMK.03/2009
Contoh Soal
Laba kena pajak Bank A pada kuartal pertama (Januari - Maret)
sebesar Rp. 15.000.000.000, berapakah angsuran PPh Pasal 25
yang harus dibayar pada kuartal selanjutnya?
WITHHOLDING
TAX
Atas penghasilan berupa bunga dengan nama dan dalam
bentuk apapun yang diterima atau diperoleh dari deposito
dan tabungan serta Sertifikat Bank Indonesia. Termasuk
bunga yang diterima atau diperoleh dari deposito dan
tabungan yang ditempatkan diluar negeri melalui bank
yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia
atau cabang bank luar negeri di Indonesia

Dikenakan PPh final 20% untuk WPDN dan BUT, 20%


atau tarif treaty untuk WPLN

PP 131 Tahun 2000 sebagaimana diubah terakhir


dengan PP 123 Tahun 2015
PPN
Jasa Keuangan yang tidak dikenakan PPN
menurut Pasal 4A Ayat 3 huruf a Undang-
Undang PPN
a. jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan,
dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu ;

b. jasa menempatkan dana, meminjamkan dana, atau meminjamkan dana kepada pihak lain dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya;

c. jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, berupa :

1. sewa guna usaha dengan hak opsi;

2. anjak piutang;

3. usaha kartu kredit;dan/atau

4. pembiayaan konsumen;

d. jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah dan fidusia;dan

e. jasa penjaminan.
Penegasan Perlakuan PPN atas Usaha
Perbankan (SE-121/PJ/2010 )

TIDAK DIKENAKAN PPN

Kegiatan usaha bank umum yang merupakan penyerahan jasa keuangan yang tidak
terutang PPN, yang karakteristiknya sebagai berikut :
1) jasa keuangan yang diserahkan berupa jasa pembiayaan yang mendapatkan imbalan
berupa bunga, atau
2) jasa keuangan yang diserahkan secara langsung oleh bank kepada nasabah, dalam hal
jasa keuangan tersebut bukan jasa pembiayaan.

Kegiatan tsb meliputi :


• menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu;
• memberikan kredit;
• menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank
lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel
unjuk, cek atau sarana lainnya;
• melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit;
Penegasan Perlakuan PPN atas Usaha
Perbankan (SE-121/PJ/2010 )

• menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip


Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
• menerbitkan surat pengakuan utang;
• menjamin atas risiko sendiri
1. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya
tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
2. surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih
lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
3. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
5. obligasi;
6. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
7. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
• melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan
dengan UU Perbankan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penegasan Perlakuan PPN atas Usaha
Perbankan (SE-121/PJ/2010 )
Kegiatan usaha Bank Umum yang merupakan penyerahan jasa yang terutang PPN
meliputi :
a. memindahkan uang untuk kepentingan bukan nasabah;
b. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk
surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
c. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;
d. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
e. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak;

36
Penegasan Perlakuan PPN atas Usaha
Perbankan (SE-121/PJ/2010 )
f. membeli, menjual atau menjamin untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya;
1) surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa
berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat
dimaksud;
2) surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak
lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
3) kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
5) obligasi;
6) surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
7) instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.

g. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan UU Perbankan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

37
KESIMPULAN
● Bank Konvensional  badan usaha untuk menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya dalam bentuk kredit yang mekanisme
operasinya berdasarkan sistem yang disepakati bersama
dalam suatu pertemuan (kesepakatan)
● Aspek hukum perbankan dilandasi oleh prinsip
kepercayaan, Prinsip kerahasiaan, Prinsip kehati-hatian
dan prinsip mengenal nasabah.
● Aspek Akuntansi  mengacu pada PAPI
● Aspek Perpajakan  PPh Badan, Angsuran PPh Pasal 25,
Withholding Tax dan PPN

Anda mungkin juga menyukai