Anda di halaman 1dari 12

Journal of Applied Accounting and Taxation Article History

Vol. 5, No. 1, March 2020, 24-35 Received January, 2020


e-ISSN: 2548-9925 Accepted March, 2020

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghindaran Pajak


Indah Novriyantia, and Winanda Wahana Warga Dalamb,*
a
Program Studi Akuntansi Manajerial, Politeknik Negeri Batam, indahnov28@gmail.com, Indonesia
b
Program Studi Akuntansi Manajerial, Politeknik Negeri Batam, winanda@polibatam.com, Indonesia

Abstract. Non-compliance of taxpayers triggers a reduction in the value of taxes received by the state. The results of the tax
amnesty program prove that there are still many taxpayers who deliberately do not pay taxes to the state treasury. The purpos e
of this study is to examine the factors that influence tax avoidance. The object of this research is a manufacturing company,
registered with IDX in 2013-2017. The data used in this study are secondary data. The samples used in this study were 240
companies. Analysis technique uses panel data regression analysis. The results of this study are profitability has a positive
effect and leverage has a negative effect on tax avoidance. While the size of the company, the intensity of fixed assets and
sales growth does not affect tax avoidance.

Keywords: tax avoidance, Tax, Manufacturing

*
Corresponding author. E-mail: winanda@polibatam.ac.id
I. Novriyanti, W.W.W. Dalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 24-35 25

Pendahuluan penghindaran pajak. Hal ini terjadi karena


perusahaan yang memiliki laba besar akan lebih
Pajak adalah sumber pendapatan bagi negara mudah memanfaatkan celah dalam mengelola biaya
yang paling berkontribusi dalam penyelenggaraan pajaknya (Dewinta & Setiawan, 2016). Faktor
kegiatan bernegara. Warga negara Indonesia yang selanjutnya adalah leverage yang merupakan rasio
berstatus wajib pajak diharuskan membayar pajak pengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan
ke kas negara. Dalam pelaksanaannya, wajib pajak hutang dalam membiayai aktivitas operasinya.
dan pemerintah tidak memiliki keselarasan tujuan. Tingginya tingkat leverage akan mempengaruhi
Bagi wajib pajak, pajak yang dibayarkan adalah tingginya jumlah pendanaan dari utang yang
biaya yang bisa memperkecil laba bersih. Namun menimbulkan beban bunga dan beban bunga akan
bagi pemerintah pajak adalah sumber pembiayaan mempengaruhi berkurangnya biaya pajak (Dharma &
negara yang dibutuhkan dalam pembangunan Ardiana, 2016).
nasional. Karena ketidakselarasan tujuan tersebut, Ukuran perusahaan menjadi faktor ketiga dalam
wajib pajak cenderung melakukan upaya untuk perusahaan untuk melakukan tindakan penghindaran
meminimalkan biaya pajak dengan melakukan pajak. Ukuran perusahaan yang semakin besar akan
tindakan penghindaran pajak. mempengaruhi tingginya tingkat penghindaran pajak
Program pengampunan pajak (tax amnesty) agar mencapai penghematan beban pajak yang
yang diselenggarakan pemerintah selama 2 tahun maksimal (Darmawan & Sukartha, 2014). Faktor
yaitu tahun 2016 dan 2017 dilakukan melalui keempat adalah intensitas aset tetap. Semakin tinggi
beberapa periode menghasilkan nilai yang cukup aset tetap akan mempengaruhi biaya depresiasi yang
signifikan yaitu sebesar Rp 3.460,80 triliun di tahun semakin tinggi sehingga nilai pajak yang dibayar
2016 dan Rp 4.884,26 triliun di tahun 2017. Dapat berkurang. Berarti semakin tinggi jumlah aset,
dikatakan bahwa terdapat banyak wajib pajak di perusahaan cenderung tidak melakukan penghindaran
Indonesia yang dengan sengaja menerapkan tindakan pajak (Adisamartha & Noviari, 2015). Faktor yang
penghindaran pajak yang mengakibatkan pendapatan terakhir adalah pertumbuhan penjualan. Peningkatan
negara menjadi berkurang. Dilihat dari laporan pertumbuhan penjualan akan membuat perusahaan
tahunan Direktorat Jendral Pajak, pajak yang mendapat profit yang tinggi jadi perusahaan akan
diterima negara pada tahun pada tahun 2016 sebesar melakukan praktik penghindaran pajak (Dewinta &
Rp 1.105,97 triliun atau 81,61 % dari target dan pada Setiawan, 2016).
tahun 2017 sebesar Rp 1.151,03 triliun atau 89,67% Beberapa riset sebelumnya yang menggunakan
dari target (www.pajak.go.id). Tindakan faktor-faktor diatas untuk melihat pengaruhnya
penghindaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak terhadap praktik penghindaran pajak memiliki hasil
dapat secara ilegal maupun legal. Secara ilegal yaitu yang berbeda. Penelitian oleh Dewinta & Setiawan
dengan tax evasion sedangkan tindakan secara legal (2016), Darmawan & Sukartha (2014) dan Puspita &
dengan tax avoidance. Tax avoidance adalah upaya Febrianti (2017) menunjukkan terdapat pengaruh
penghindaran pajak secara legal karena tidak profitabilitas terhadap penghindaran pajak. Penelitian
bertentangan dengan ketentuan perpajakan karena mengenai pengaruh leverage terhadap penghindaran
metode dan teknik yang digunakan dengan pajak dilakukan oleh Dharma & Ardiana (2016)
memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang ada menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif
dalam undang-undang dan peraturan perpajakan terhadap penghindaran pajak, sedangkan penelitian
untuk dapat memperkecil jumlah pajak terutang Darmawan & Sukartha (2014), Dewinta & Setiawan
(Pohan, 2016). Tindakan ini menjadi kendala bagi (2016), Irianto, Sudibyo, & Wafirli (2017) dan
pemerintah untuk melaksanakan pembangunan Hidayat (2018) menunjukkan leverage tidak
karena setiap tahunnya nilai pajak yang dianggarkan berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
tidak sesuai dengan realisasinya. Pemerintah Penelitian Dewinta & Setiawan (2016), Dharma &
berharap semua wajib pajak menyetorkan pajaknya Ardiana (2016) dan Irianto, Sudibyo, & Wafirli
ke kas negara secara benar dan jujur. (2017) menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh
Salah satu faktor yang menjadi penyebab positif terhadap penghindaran pajak sedangkan
perusahaan melakukan tindakan penghindaran pajak Muzakki & Darsono (2015) dan Dharma & Ardiana
adalah profitabilitas yang dapat dilihat dari Return on (2016) menyatakan intensitas aset tetap berpengaruh
Asets (ROA). Tingkat profitabilitas perusahaan yang negatif terhadap penghindaran pajak. Pertumbuhan
semakin tinggi mempengaruhi tingginya tingkat penjualan didukung oleh penelitian Puspita &
Febrianti (2017) serta penelitian Dewinta & Setiawan
26 I. Novriyanti, W.W.W. Dalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 24-35

(2016) yang menyatakan adanya pengaruh positif memiliki informasi mengenai kondisi actual internal
pertumbuhan penjualan terhadap penghindaran pajak. perusahaan dibandingan pihak principal Hal tersebut
Penelitian yang dilakukan Permata, Nurlaela, & memicu adanya perbedaan kepentingan yang
Mastoh W (2018) menunjukkan bahwa pertumbuhan menyebabkan ketidakefesienan informasi yang
penjualan tidak berpengaruh terhadap penghindaran diperoleh (Jensen & Meckling 1976).
pajak.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
sebelumnya yang dilakukan Irianto, Sudibyo, &
Wafirli (2017) yang meneliti pengaruh profitabilitas, Penghindaran pajak adalah menghindari pajak
leverage, ukuran perusahaan dan intensitas modal yang harus dibayarkan agar terlihat lebih kecil dari
terhadap penghindaran pajak pada perusahaan yang harus dibayarkan semestinya namun tidak ada
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2015. peraturan pajak yang dilanggar. Walaupun secara
Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian peraturan pajak tidak dlilanggar namun dari pihak
sebelumnya yaitu menggunakan tahun terbaru 2012- kantor pajak kurang baik karena dapat menurunkan
2017 dengan tujuan untuk memberi informasi terbaru pendapatan pajak pemerintah. Pemerintah sendiri
bagi pengguna laporan keuangan serta penambahan mengetahui bahwa perusahaan yang secara legal
variabel independen berupa pertumbuhan penjualan dikenakan pajak berusaha untuk menghindari pajak
yang mengacu pada penelitian Permata, Nurlaela, & dengan berbagai cara agar pejak yang dikenakan
Mastoh W (2018). Penelitian tersebut dilakukan lebih kecil.
terhadap sektor industri dan kimia yang terdaftar di
BEI tahun 2012-2016. Profitabilitas
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang Menurut Kasmir (2014) pengertian rasio
mempengaruhi penghindaran pajak dengan judul profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
“Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran menghasilkan laba atau keuntungan. Penelitian ini
Perusahaan, Intensitas Aset Tetap dan Pertumbuhan menggunakan return on Asset (ROA) yaitu jumlah
Penjualan Terhadap Penghindaran Pajak” laba dibagi dengan jumlah aktiva. menurut (Kasmir,
2014). Semakin tinggi rasio ROA semakin effisien
Kerangka Teori dan Pengembangan Hipotesis perusahaan menggunakan assetnya dalam
menghasilkan laba perusahaan.
Kerangka Teori
Leverage
Teori Agensi
Hanafi & Halim (2016) mengatakan bahwa
Teori ini menjelaskan mengenai hubungan antara leverage menilai memenuhi kewajiban jangka
pemegang saham sebagai principal dan manajemen Panjang. Perusahaan yang sehat adalah perusahaan
sebagai agen. Dimana dimana prinsipal yang total hutangnya menilai tidak lebih besar dari
mempercayakan pengelolaan operasi perusahaan pada total assetnya. Leverage membandingkan total
kepada agen sehingga agen memiliki tanggung jawab hutang jangkan panjangnya terhadap total asset, rasio
penuh atas pekerjaannya terhadap prinsipal. ini digunakan manajemen perusahaan untuk
Hubungan keagenan ini membuat agen terikat untuk mengetahui apakah dilakukan pendanaan dilakukan
selalu membuat keputusan terbaik demi kepentingan oleh perusahaan tesebut.
prinsipal. Dalam praktiknya tidak selalu berjalan
dengan yang diharapkan kedua belah pihak sehingga Ukuran Perusahaan
menimbulkan masalah yaitu asymmetry information.
Teori ini mengatakan bahwa pihak agen lebih banyak Ukuran perusahaan yand dimaksud adalah besar
I. Novriyanti, W.W.W. Dalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 24-35 27

kecilnya perusahaan. besar kecilnya perusahaan Saat profit perusahaan tinggi, biaya pajak yang
ditentukan oleh total penjualan, total asset, dan dibayarkan semakin besar. Hal ini berkaitan dengan
tingkat rata-rata tingkat penjualan (Seftianne & konflik kepentingan dimana membuat agen berusaha
Handayani, 2011). Dalam penelitian ini ukuran untuk meminimalkan biaya pajak agar tidak
perusahaan menggunakan total asset tolak ukurnya. mengurangi kompensasi kinerja agen dengan
memanfaatkan biaya depresiasi sebagai pengurang
Intensitas Aset Tetap laba kena pajak. Tindakan tersebut dilakukan agar
profit perusahaan tetap stabil dan pihak principal
Insensitas asset tetap perusahaan menggambarkan merasa puas atas kinerja agen.
biaya depresiasi perusahaan. biaya depresiasi tersebut Dapat dilihat dari hasil penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan asset tetap. Asset tetap ini dilakukan Dewinta & Setiawan (2016) menunjukkan
adalah salah satu bentuk investasi perusahaan yang hasil bahwa ROA berpengaruh terhadap
dilakukan untuk menghasilkan laba. Laba ini akan penghindaran pajak. Hal ini juga didukung oleh
mempengaruhi jumlah pajak yang akan dikenakan. penelitian yang dilakukan Puspita & Febrianti
Maka besar kecilnya laba akan dipengaruhi metode (2017) yang menunjukkan hasil yang sama. Menurut
depresiasi yang digunakan perusahaan. apabila uraian tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi
depresiasi besar maka laba kena pajak perusahaan profitabilitas suatu perusahaan, maka semakin
semakin kecil, dan sebaliknya apabila depresiasi nya meningkat pula keinginan perusahaan untuk
kecil maka lama kena pajak perusahaan akan melakukan tindakan penghindaran pajak. Jadi penulis
semakin besar. menyimpulkan hipotesis pertama yaitu :

Pertumbuhan Penjualan H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap


penghindaran pajak
Menurut Widarjo & Setiawan (2009) pertumbuhan
penjualan mempresentasikan kemampuan perusahaan Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak
dalam menjalankan target dan strateginya.
Perusahaan yang berhasil menjalankan target dan Perusahaan menggunakan leverage dengan tujuan
strateginya maka perusahaan akan mendapatkan mendapatkan keuntungan yang lebih besar yang akan
profit yang lebih tinggi, semakin tinggi profit yang berpengaruh ke pemegang saham. Tingkat leverage
didapat oleh perusahaan maka perusahaan akan yang tinggi di perusahaan akan mengurangi biaya
cenderung semakin tinggi untuk melakukan pajaknya karena leverage erat hubungannya dengan
penghindaran pajak, hal ini dikarenakan semakin biaya bunga yang akan memperkecil nilai laba kena
tinggi profit akan menghasilkan pajak terhutangnya pajak. Berdasarkan teori akuntansi positif, semakin
yang juga tinggi. tinggi hubungan perusahaan dengan pihak kreditur
maka perusahaan akan menjaga laba periode berjalan
Pengembangan Hipotesis dengan mengalokasikan laba periode mendatang ke
laba periode berjalan. Jadi dengan tingkat hutang
Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran yang semakin tinggi, upaya perusahaan untuk
Pajak melakukan penghindaran pajak semakin kecil. Dapat
dilihat hubungan antara leverage dan penghindaran
Menurut Kasmir (2014) mengatakan bahwa pajak perusahaan dalam penelitian Dharma &
profitabilitas menilai perusahaan apakah dapat Ardiana (2016) menunjukkan bahwa leverage
mendapatkan keuntungan atau laba pada satu periode berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.
akuntansi. Rasio ini memberikan ukuran sebuah Dari hasil penelitian tersebut, penulis menyimpulkan
efektivitas manajemen perusahaan yang ditujukkan hipotesis kedua yang akan diajukan adalah sebagai
dengan laba yang dihasilkan. berikut :
28 I. Novriyanti, W.W.W. Dalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 24-35

untuk melakukan penghindaran pajak. Penelitian


H2: Leverage berpengaruh negatif terhadap yang dilakukan Adisamartha & Noviari (2015) yang
penghindaran pajak menunjukkan bahwa intensitas aset tetap perusahaan
berpengaruh negatif terhadap tindakan penghindaran
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap pajak. Jadi penulis menyimpulkan hipotesis keempat
Penghindaran Pajak sebagai berikut:

Ukuran perusahaan merupakan skala perbandingan H4 : Intensitas aset tetap berpengaruh negatif
antara perusahaan besar dan perusahaan kecil. Dalam terhadap penghindaran pajak
penelitian ini ukuran perusahaan ditentukan oleh nilai
asetnya. Berdasarakan teori agensi, agen akan Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki Penghindaran Pajak
perusahaan sebagai peluang dalam meningkatkan
keuntungan yang lebih besar, namun untung yang Pertumbuhan penjualan menunjukkan peningkatan
besar akan mempengaruhi biaya pajak yang semakin laba dari suatu penjualan yang dihasilkan.
besar pula. Hal itu mendorong perusahaan untuk Pertumbuhan penjualan yang meningkat akan
melakukan tindakan penghindaran pajak. Penelitian mempengaruhi peningkatan operasi perusahaan
sebelumnya yang dilakukan Darmawan & Sukartha sehingga menghasilkan profit yang semakin tinggi.
(2014) dan Irianto, Sudibyo, & Wafirli (2017) serta Berdasarkan dengan teori agensi, agen akan
Dewinta & Setiawan (2016) membuktikan bahwa memperoleh laba yang besar apabila pertumbuhan
ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif penjualan meningkat namun akan mempengaruhi
terhadap tindakan penghindaran pajak. Dari uraian nilai pajak yang akan dibayarkan sehingga agen akan
tersebut, hipotesis ketiga yang penulis ajukan adalah: berusaha meminimalkan nilai pajak perusahaan untuk
pelaporan kepada pihak prinsipal. Hal ini didukung
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap oleh penelitian Dewinta & Setiawan (2016) yang
penghindaran pajak menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.
Pengaruh Intensitas Aset Tetap terhadap Penulis menyimpulkan hipotesis kelima yang
Penghindaran Pajak diajukan sebagai berikut :

Rasio intensitas aset tetap menggambarkan H5: Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif
hubungan antara aktiva tetap dan saham perusahaan. terhadap penghindaran pajak
Perusahaan berusaha untuk mendapatkan keuntungan
dari berbagai sisi perusahaan, salah satunya aset. Berdasarkan penjelasan diatas maka model
Perusahaan yang memiliki aset yang banyak akan penelitian sebagai berikut:
mempengaruhi biaya depresiasinya, sehingga biaya
depresiasi dapat mengurangi biaya pajak yang akan
dibayar. Jika dihubungkan dengan teori agensi, agen
cenderung memilih peluang untuk meningkatkan laba
perusahaan yang tidak beresiko. Investasi berupa aset
menjadi salah satu pilihan karena penggunaan aset
yang semakin tinggi akan menghasilkan penjualan
yang tinggi dan berpengaruh terhadap keuntungan
yang diterima. Laba tinggi akan mempengaruhi nilai
pajak yang dibayar, namun hal ini dapat dicegah
dengan pemanfaatan biaya depresiasi dari aset yang Gambar 1. Model Penelitian
dimiliki. Jadi, tingkat investasi terhadap aset yang Sumber: Penulis
tinggi membuat semakin kecil usaha perusahaan
I. Novriyanti, W.W.W. Dalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 24-35 29

Metode Penelitian Ukuran Perusahaan

Penelitian ini adalah merupakan penelitian Menentukan ukuran sebuah perusahaan dapat
kuantitatif yang menggunakan data sekunder, yaitu diukur menggunakan transformasi total aset yang
dengan cara mengumpulkan dan menganalisa aa dimiliki perusahaan ke dalam bentuk logaritma
laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di IDX natural. Menurut Murhadi (2013) ukuran perusahaan
(Indonesian stock exchange) tahun 2013-2017. dihitung dengan rumus berikut :
Variabel dependennya adalah penghindaran pajak
dan variable idependennya adalah profitabilitas, Ukuran Perusahaan Log atural Total sset
leverage, ukuran perusahaan, intensitas asset
tetapdan pertumbuhan penjualan. Berikut definisi Intensitas Aset Tetap
operasional variabel penelitian ini.
Aset merupakan hal penting bagi perusahaan
Penghindaran Pajak dalam menjalankan operasinya. Menurut Darmadi
(2013) rumus intensitas asset tetap adalah hasil
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pembagian total asset tetap terhadap total asset.
penghindaran pajak yang dihitung melalui Cash ETR
dengan tujuan melihat kas yang dibayarkan untuk Total sset Tetap
pajak yaitu dapat dilihat dalam laporan arus kas. ntensitas sset Tetap
Total sset
Menurut Goh, Lee, Lim, & Shevlin (2013) rumus
menghitung CETR sebagai berikut: Pertumbuhan Penjualan

as Pajak ang iba ar Menurut Horne & Wachowicz (2013), rumus


ash T
Laba sebelum Pajak untuk menghitung pertumbuhan penjualan sebagai
berikut:
Profitabilitas ( )

Profitabilitas sebagai variabel independen dalam


penelitian ini diukur menggunakan rasio Return on Selain itu, data dalam penelitian ini diolah
Asets (ROA) yang merupakan pengukuran rasio dengan menggunakan Eviews versi 9. Metode
berdasarkan kemampuan perusahaan untuk Analisa data adalah menggunakan metode statistik
menghasilkan profit. Menurut Brigham & Houston deskriptif. Penelitian ini menggunakan menggunakan
(2001) rumus menghitung ROA sebagai berikut : uji asumsi klasik yand terdiri dari uji dan uji
heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis pertama
Laba ersih sampai hipotesis keenam menggunakan uji t statistik
eturn n sset dengan analisis regresi linear berganda, serta melihat
Total sset
bagaimana koefisien determinasi antar variabel.
Leverage Penelitian ini menggunakan perusahaan yang tercatat
di IDX (Indonesian Stock Exchange). Sampel
Variabel leverage dalam penelitian ini diukur penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dengan
menggunakan proksi debt to assets ratio. Rasio ini teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling
membandingkan total hutang dibagi dengan total dengan kreteria:
asset, hal ini menunjukkan kemampunan perusahaan
dalam membayar hutang-hutangnya. Menurut Kieso, 1. Perusahaan manufaktur yang tercatat di IDX
Weygandt, & Wardield (2011) rasio leverage dapat yang tercatat selama 2013 sampai dengan 2017,
dirumuskan sebagai berikut: tidak mengalami delisting dan IPO selama
periode penelitian.
Total utang 2. Data yang digunakan adalah perusahaan yang
ebt to sset atio memiliki data yang lengkap terkait data vaiabel
Total sset penelitian.
30 I. Novriyanti, W.W.W. Dalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 24-35

3. Perusahaan memiliki nilai laba sebelum pajak Tabel 1


Jumlah Sampel
positif.
4. Perusahaan yang memiliki beban pajak positif
dikeluarkan dari sampel.
5. Perusahaan yang digunakan adalah perusahaan
yang melaporkan laporan keuangan
menggunakan mata uang rupiah

Sementara terkait uji asumsi klasik, Basuki &


Prawoto (2016) menyatakan bahwa uji asumsi klasik
yang digunakan dalam regresi linier dengan
pendekatan Ordinary Least Squared (OLS) meliputi
uji linieritas, autokorelasi, heteroskdastisitas,
multikolinieritas dan normalitas. Namun tidak semua
uji perlu dilakukan, karena :
Analisis deskriptif merupakan gambaran suatu
a. Model diasumsikan bersifat linier, maka tidak
data yang dilihat dari nilai mean, maximum,
perlu uji linieritas
minimum, dan standar deviasi. Hasil ini diperoleh
b. Pada syarat BLUE (Best Linier Unbias
berdasarkan data keuangan yang ditentukan oleh
Estimator) uji normalitas tidak termasuk
penulis yang dapat dilihat pada tabel 2.
didalamnya.
c. Uji autokorelasi hanya dibutuhkan pada data Tabel 2
time series. Statistik Deskriptif
d. Jika model regresi terdapat lebih dari satu
variabel independen maka harus dilakukan uji
multikolinearitas
e. Heteroskedastisitas sering terjadi pada data cross
section.

Pembahasan

Deskripsi Sampel Penelitian

Tabel dibawah ini (tabel 1) menunjukkan statistik


deskriptif. Perusahaan go public yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2013-2017 Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel
merupakan populasi dalam penelitian ini. Namun 2, maka dapat diketahui jumlah data yang digunakan
jumlah tersebut dikurangi dengan kriteria sampel dalam penelitian ini adalah 240 data sampel. Variabel
yaitu perusahaan yang termasuk dalam sektor dependen berupa penghindaran pajak yang diukur
manufaktur sebanyak 165 perusahaan. Perusahaan dengan Cash ETR. Cash ETR diukur menggunakan
yang melakukan IPO selama tahun observasi tax payment dibagi dengan laba sebelum pajak dan
sebanyak 23 perusahaan, perusahaan yang dikali -1. Rata-rata perusahaan mempunyai total
melakukan delisting selama tahun observasi beban pajak sebesar -36% dari laba sebelum pajak,
sebanyak 5 perusahaan, perusahaan yang pindah beban pajak tertinggi sebesar (-0,0220), beban pajak
sektor ke non manufaktur sebanyak 2 perusahaan, terendah sebesar (-2,698) dan standar deviasi antara
perusahaan yang menyajikan laporan keuangan tidak nilai tertinggi dan terendah sebesar 0,3185.
dalam satuan rupiah sebanyak 7 perusahaan, dan Variabel independen dalam penelitian ini terdiri
perusahaan yang memiliki nilai laba sebelum pajak atas lima variabel yaitu profitabilitas, leverage,
negatif sebanyak 80 perusahaan. Jadi, total sampel ukuran perusahaan, intensitas asset tetap, dan
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pertumbuhan penjualan. Rata-rata perusahaan dapat
sebesar 48 perusahaan per tahun dan jumlah menghasilkan laba bersih sebesar 10% dari total aset.
observasi keseluruhan selama periode 2013-2017 Laba bersih tertinggi sebesar 0,6572 dari total aset,
adalah 240 perusahaan (48 x 5 tahun) yang dapat laba bersih terendah sebesar (-0,0020) dari total aset
dilihat pada tabel 1. dan standar deviasi antara nilai tertinggi dan terendah
I. Novriyanti, W.W.W. Dalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 24-35 31

sebesar 0,0967. Variabel independen kedua yaitu sebesar 0,1632.


leverage dengan menggunakan alat ukur debt to Variabel independen ketiga yaitu size dihitung
asset. Rata-rata perusahaan menggunakan total utang dengan menggunakan logaritma natural aset. Rata-
0,3967 dari total aset. Total utang tertinggi sebesar rata ukuran perusahaan sebesar 21,7460 dari total
0,8809, total utang terendah sebesar 0,0837 dan aset. Ukuran perusahaan tertinggi sebesar 26,4124
standar deviasi antara nilai tertinggi dan terendah dari total aset oleh PT Astra International Tbk. tahun
sebesar 0,1632. 2017, ukuran perusahaan terendah sebesar 18,7117
Variabel independen ketiga yaitu size dihitung dari total aset oleh PT Lionmesh Prima Tbk. tahun
menggunakan logaritma natural aset. Rata-rata 2015 dan standar deviasi antara nilai tertinggi dan
ukuran perusahaan sebesar 21,7460 dari total aset. terendah sebesar 1,6559.
Ukuran perusahaan tertinggi sebesar 26,4124 dari Variabel independen keempat yaitu intensitas aset
total aset, ukuran perusahaan terendah sebesar tetap. Rata-rata intensitas asset tetap adalah sebesar
18,7117 dari total aset dan standar deviasi antara nilai 0,4234. Intensitas aset tetap tertinggi sebesar 0,8081
tertinggi dan terendah sebesar 1,6559. Variabel oleh PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. tahun 2016,
independen keempat yaitu intensitas aset tetap. Rata- total aset tetap terendah sebesar 0,1001 oleh PT Delta
rata perusahaan menggunakan aset tetap sebesar Djakarta Tbk. tahun 2017 dan standar deviasi antara
0,4234 dari total aset. Total aset tetap tertinggi nilai tertinggi dan terendah sebesar 0,1610.
sebesar 0,8081, total aset tetap terendah sebesar Variabel independen kelima yaitu pertumbuhan
0,1001 dan standar deviasi antara nilai tertinggi dan penjualan Rata-rata pertumbuhan penjualan sebesar
terendah sebesar 0,1610. Variabel independen kelima 0,0758. Pertumbuhan penjualan tertinggi sebesar
yaitu pertumbuhan penjualan diukur menggunakan 4,1873 oleh PT Jembo Cable Company Tbk. tahun
nilai penjualan bersih periode berjalan dikurang 2013, pertumbuhan penjualan terendah sebesar (-
penjualan bersih periode lalu dibagi dengan 0,7599) oleh PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
penjualan bersih periode lalu. Rata-rata pertumbuhan tahun 2015 dan standar deviasi antara nilai tertinggi
penjualan sebesar 0,0758. Pertumbuhan penjualan dan terendah sebesar 0,6760.
tertinggi sebesar 4,1873, pertumbuhan penjualan
terendah sebesar (-0,7599) dan standar deviasi antara Uji Asumsi Klasik
nilai tertinggi dan terendah sebesar 0,6760.
Berdasarkan uji statistik deskriptif pada tabel Berdasarkan hasil dari uji multikolinearitas, VIF
diatas, variabel dependen berupa penghindaran pajak kurang dari 10 (dapat dilihat dari tabel 3). Oleh sebab
yang diukur dengan Cash ETR. Rata-rata perusahaan itu, dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan
mempunyai total beban pajak sebesar -36% dari laba dalam penelitian ini tidak ada multikolinearitas.
sebelum pajak, beban pajak tertinggi sebesar (- Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa,
0,0220) oleh PT Ricky Putra Globalindo Tbk. Tahun maka data yang digunakan dapat digunakan untuk
2016 dan beban pajak terendah sebesar (-2,698) oleh penelitian ini.
PT Sepatu Bata Tbk. Tahun 2013 serta standar
deviasi antara nilai tertinggi dan terendah sebesar Tabel 3
0,3185. Rata-rata ROA dalam penelitian ini adalah Uji Multikolinearitas
10%.
Laba bersih tertinggi sebesar 0,6572 dari total aset
oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk. tahun 2013,
laba bersih terendah sebesar (-0,0020) dari total aset
oleh PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. tahun 2017
dan standar deviasi antara nilai tertinggi dan terendah
sebesar 0,0967. Variabel independen kedua yaitu
leverage dengan menggunakan alat ukur debt to asset
ratio. Rata-rata perusahaan menggunakan total utang Sementara terkait heterokedastisitas, dapat dilihat
0,3967 dari total aset. Total utang tertinggi sebesar pada tabel 4. Tabel tersebut menunjukkan bahwa
0,8809 oleh PT Jembo Cable Company Tbk. tahun nilai F-statistic adalah 1,5722. Nilai ini diatas 0,05
2013, total utang terendah sebesar 0,0837 oleh PT maka angka tersebut dapat disimpulkan bahwa data
Semen Baturaja (Persero) Tbk. tahun 2014 dan tersebut tidak ada heteroskeditas, maka data
standar deviasi antara nilai tertinggi dan terendah penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian.
32 I. Novriyanti, W.W.W. Dalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 24-35

Tabel 4 Berdasarkan pengujian hipotesis kedua


Uji Heterokedastisitas
menunjukkan leverage berpengaruh negative
terhadap penghindaran pajak. Hali ini nilai signifikan
sebesar 0,0259. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Dharma & Ardiana (2016) tetapi tidak
sejalan dengan penelitian Irianto, Sudibyo, dan
Wafirli (2017) yang menunjuukan leverage tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis
Analisa Data kedua (H2) terdukung yaitu secara negatif leverage
terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini
Tabel dibawah adalah hasil uji hipotesis antara sama dengan penelitian yang dilakukan Dharma &
variable independen, variabel kontrol dan variabel Ardiana (2016), tetapi tidak sejalan dengan penelitian
dependen (tabel 4), sebagai berikut: Irianto, Sudibyo, & Wafirli (2017) menunjukkan
leverage tidak ada pengaruh sama sekali dengan
Tabel 5 penghindaran pajak.
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin
tinggi hutang perusahaan maka semakin rendah
tindakan manajemen melakukan penghindaran pajak
Hal ini karena utang perusahaan mempengaruhi nilai
beban bunga yang akan mengurangi nilai laba kena
pajak perusahaan. Perusahaan yang tergolong besar
cenderung menggunakan hutang dari pihak ketiga.
Hal tersebut karena dana dari pihak ketiga yang
dipinjamkan biasanya dengan nilai yang cukup besar.
Sehingga perusahaan memiliki peluang untuk lebih
memperluas usahanya. Namun, semakin besarnya
sebuah perusahaan maka nilai laba yang dihasilkan
Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat menunjukkan semakin besar, sehingga pemanfaatan nilai bunga
bahwa hipotesis pertama (H1) terdukung yaitu secara dari pinjaman pihak ketiga dapat dijadikan
positif profitabilitas berpengaruh terhadap pengurang laba kena pajak perusahaan.
penghindaran positif. Penelitian ini juga sejalan Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) tidak
dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh terdukung. Penelitian ini sejalan. Penelitian ini
Puspita & Febrianti (2017) dan Dewinta & Setiawan sejalan dengan penelitian Cahyono, Andini, &
(2016). Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan Raharjo (2016) dan Permata, Nurlaela, & Mastoh W
penelitian yang dilakukan oleh Cahyono, Andini, & (2018) tetapi tidak sejalan dengan penelitian Irianto,
Raharjo (2016) menunjukkan tidak pengaruh antara Sudibyo, & Wafirli (2017) dan Dewinta & Setiawan
profitabilitas terhadap penghindaran pajak. (2016) menemukan bahwa ukuran perusahaan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin berpengaruh secara positif terhadap penghindaran
tinggi profit sebuah perusahaan maka tingkat pajak.
penghindaran pajak semakin tinggi. Hal tersebut Hasil penelitian ini membuktikan bahwa besar
karena profit perusahaan sangat mempengaruhi nilai kecilnya sebuah perusahaan tidak bisa dijadikan
pajak yang akan dibayarkan dan perusahaan dasar dalam memperhitungkan tingkat penghindaran
berupaya untuk mencari celah untuk melakukan pajaknya. Hal tersebut karena perusahaan besar yang
tindakan untuk meminimalkan biaya pajak. cenderung memiiki aset banyak belum tentu secara
Perusahaan akan mengupayakan untuk memperkecil efektif menggunakan aset nya dalam menghasilkan
nilai pajak dengan memanfaatkan biaya depresiasi. laba tinggi yang akan mempengaruhi nilai pajak yang
Semakin efektif penggunaan aset tetap maka laba akan dibayarkan.
yang dihasilkan semakin banyak dan semakin Penggunaan asset yang dilakukan secara terus
produktif pula aset yang digunakan. Hal tersebut menerus untuk menghasilkan produksi barang atau
dapat menjadi pemicu bagi perusahaan untuk jasa yang diharpkan untuk menghasilkan laba yang
melakukan tindakan penghindaran pajak. tinggi. maka ketika perusahaan tidak menggunakan
asset tetap secara efektif maka laba yang dihasilkan
I. Novriyanti, W.W.W. Dalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 24-35 33

juga semakin berkurang sehingga laba yang rendah tinggi tingkat utang sebuah perusahaan maka
tersebut semakin berkurang sehingga laba yang semakin minim tindakan penghindaran pajak yang
rendah tidak dapat menjadi pemicu perusahaan untuk dilakukan. Hal ini karena utang perusahaan
melakukan tindakan penghindaran pajak mempengaruhi nilai beban bunga yang akan
Hasil pengujian hipotesis keempat (H4) tidak mengurangi nilai laba kena pajak perusahaan.
terdukung. Penelitian ini sejalan dengan hasil Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
penelitian Puspita & Febrianti (2017) dan penghindaran pajak
Adisamartha & Noviari (2015) tetap tidak sejalan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga
dengan penelitian Dharma & Ardiana (2016) dan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak
Muzakki & Darsono (2015) yang menyatakan berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini
intensitas aset tetap berpengaruh negatif terhadap dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,3592
penghindaran pajak. yang lebih besar dari tingkat signifikansi (5%).
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin Penelitian ini sejalan dengan penelitian Cahyono,
tinggi banyak aset tetap sebuah perusahaan tidak Andini, & Raharjo (2016) dan Permata, Nurlaela, &
menjamin bahwa penghindaran pajak semakin tinggi. Mastoh W (2018) tetapi tidak sejalan dengan
Hal ini bisa disebabkan karena perusahaan tidak penelitian Irianto, Sudibyo, & Wafirli (2017) dan
terlalu mengutamakan investasi berupa aset tetap Dewinta & Setiawan (2016) yang menyatakan
sehingga aset yang sedikit dan penggunaannya yang ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
tidak efektif dalam menghasilkan laba, sehingga laba penghindaran pajak.
yang kecil tidak membuat perusahaan merasa harus Hasil pengujian keempat menunjukkan bahwa
mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk pajaknya. intensitas asset tetap tidak berpengaruh terhadap
Hasil pengujian hipotesis kelima (H5) tidak penghindaran nilai signifikan sebesar 0,0923.
terdukung yaitu pengaruh pertumbuhan penjualan Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian puspita
terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini sejalan & Febrianti (2017) dan Adisamarha & Novriari
dengan hasil penelitian Permata, Nurlaela, & Mastoh (2015) tidak sejalan dengan penelitian Dharma &
W (2018) dan tidak sejalan dengan penelitian Ardiana (2016) dan Muzakki & Darsono (2015) yang
Dewinta & Setiawan (2016) dan Hidayat (2018) yang menyatakan intensias aset tetap berpengaruh negatif
menunjukkan adanya pengaruh positif antara terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini
pertumbuhan penjualan terhadap penghindaran pajak. membuktikan bahwa semakin tinggi banyak aset
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tetap sebuah perusahaan tidak menjamin bahwa
peningkatan penjualan dari periode sebelum ke penghindaran pajak semakin tinggi. Hal ini bisa
periode sekarang tidak dapat dijadikan tolak ukur disebabkan karena tidak efektifnya penggunaan aset
untuk menentukan tingkat penghindaran pajak. Hal tetap dalam menghasilkan laba, sehingga laba yang
ini karena semakin tinggi peningkatan penjualan dihasilkan tidak menjadi pemicu perusahaan dalam
perusahaan maka akan lebih mendapat perhatian dari meminimalkan biaya pajak perusahaan.
petugas pajak. Sehingga perusahaan lebih waspada Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima
dalam melakukan manajemen pajak dan memperkecil menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak
tindakan untuk menghindari pajak. berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama dibuktikan dengan nilai signifikan sebesar 0,0621.
menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian permata,
positif terhadap penghindaran pajak. Hal ini terbukti murlaela & mastoh W (2018) dan tidak sejalan
dengan nilai signifikansi sebesar 0,0001 dengan dengan penelitian Dewinta dan Setiawan (2016) dan
tingkat signifikansi 5%. Penelitian ini sejalan dengan Hidayat 2018) menunjuukan adanya pengaruh positif
hasil penelitian Puspita & Febrianti (2017) dan antara pertumbuhan penjulan terhadap penghindaran
Dewinta & Setiawan (2016), tetapi tidak sejalan pajak. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
dengan penelitian Cahyono, Andini, & Raharjo peningkatan penjualan perusahaan dari periode lalu
(2016) yang menunjukkan tidak ada pengaruh antara ke periode sekarang tidak bisa menjadi total ukur
profitabilitas terhadap penghindaran pajak. perusahaan dalam melakukan tindakan penghindaran
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin pajak.
34 I. Novriyanti, W.W.W. Dalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 24-35

Daftar Pustaka
Kesimpulan dan Saran
Adisamartha, I. P., & Noviari, N. (2015). Pengaruh Likuiditas,
Simpulan Leverage, Intensitas Persediaan, dan Intensitas Aset Tetap pada
Tingkat Agresivitas Wajib Pajak Badan. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 973-1000.
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
pengujian dalam penelitian ini sebagai berikut: Arianandini, P. W., & Ramantha, I. W. (2018). Pengaruh
a. Terdapat pengaruh positif antara Profitabilitas Profitabilitas, Leverage, dan Kepemilikan Institusional pada Tax
terhadap penghindaran pajak. Artinya semakin Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 2088-2116.
tinggi profit sebuah perusahaan maka akan
Basuki, A. T., & Prawoto, N. (2016). Analisis Regresi Dalam
cenderung melakukan praktik penghindaran Penelitian Ekonomi & Bisnis : Dilengkapi Aplikasi SPSS &
pajak. EVIEWS. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
b. Terdapat berpengaruh negatif antara Leverage
terhadap penghindaran pajak. Artinya semakin Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2001). Manajemen Keuangan (2
besar tingkat hutang perusahaan maka praktik ed.). Jakarta: Erlangga.
penghindaran pajaknya semakin kecil.
Cahyono, D. D., Andini, R., & Raharjo, K. (2016). Pengaruh
c. Tidak ada pengaruh antara ukuran perusahaan Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris,
terhadap penghindaran pajak. Artinya besar Ukuran Perusahaan (Size), Leverage (DER), dan Profitabilitas
kecilnya sebuah perusahaan tidak dapat (ROA) Terhadap Tindakan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).
dijadikan tolok ukur dalam upaya melakukan Journal of Accounting.
penghindran pajak.
d. Tidak ada pengaruh antara intensitas aset tetap Darmadi, I. N. (2013). Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Manajemen Pajak Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif.
terhadap penghindaran pajak. Artinya Simposium Nasional Akuntansi 17 Mataram, Lombok.
kepemilikan aset yang banyak tidak dapat
mempengaruhi tindakan penghindaran pajak. Darmawan, I. H., & Sukartha, I. M. (2014). Pengaruh Penerapan
e. Tidak ada pengaruh antara pertumbuhan Corporate Governance, Leverage, Return on Assets, dan Ukuran
terhadap penghindaran pajak. Artinya peningkata Perusahaan Pada penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi
n penjualan dari periode lalu ke periode sekarang Universitas Udayana, 143-161.
tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk Dewinta, I. A., & Setiawan, P. E. (2016). Pengaruh Ukuran
menentukan penghindaran pajak. Hal itu Penjualan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan
disebabkan pertumbuhan penjualan yang tinggi Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal
belum tentu berpengaruh terhadap laba yang Akuntansi Universitas Udayana , 1584-1613.
dihasilkan karena setiap periode juga
menghasilkan harga pokok penjualan yang Dharma, I. S., & Ardiana, P. A. (2016). Pengaruh Leverage,
Intensitas Aset Tetap, Ukuran Perusahaan, dan Koneksi Politik
berbeda. Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana , 584-613.
Saran
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program
Terdapat beberapa saran untuk penelitian IBM SPSS 23. Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.
selanjutnya sebagai berikut:
Goh, B. W., Lee, J., Lim, C. Y., & Shevlin, T. (2013). The Effect
a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat of Corporate Tax Avoidance on the Cost of Equity. Research
memperluas sampel, tidak hanya sebatas sektor Collection School of Accountancy, 1-51.
manufaktur, namun menambah sampel pada
seluruh sektor perusahaan di BEI. Gujarati, D. N. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi Lima,
b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.
menambah rentang waktu yang lebih lama agar
Hanafi, M. M., & Halim, A. (2016). Analisis Laporan Keuangan
dapat menggambarkan efek langsung dari tax (Kelima ed.). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
avoidance yang dilakukan perusahaan.
c. Penelitian selanjutnya dapat menambah alat Hidayat, W. W. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan
ukur yang digunakan pada variabel Pertumbuhan Penjualan Terhadap Penghindaran Pajak: Studi
penghindaran pajak (tax avoidance). Kasus Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Riset
Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT , 19-26.
I. Novriyanti, W.W.W. Dalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 24-35 35

Horne, V., & Wachowicz. (2013). Prinsip-Prinsip Manajemen Pohan, C. A. (2016). Manajemen Perpajakan Strategi
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Perencanaan Pajak dan Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Irianto, B. S., Sudibyo, Y. A., & Wafirli, A. (2017). The Influence
of Profitability, Leverage, Firm Size and Capital Intensity Towards Puspita, D., & Febrianti, M. (2017). Faktor-Faktor yang
Tax Avoidance . International Journal of Accounting and Taxation Memengaruhi Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur di
, 33-41. Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 38-46.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of The Firm: Seftianne, & Handayani, R. (2011). Faktor-Faktor yang
Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor
Journal of Financial Economics 3, 305-360. Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 39-56.

Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan (Pertama ed.). Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. R&D. Bandung: Alfabeta.

Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Wardield, T. D. (2011). Watts, R. L., & Zimmerman, J. L. (1986). Positive Accounting
Intermediate Accounting. United States America: John Willey dan Theory. USA: Prentice-Hall.
Sons.
Widarjo, W., & Setiawan, D. (2009). Pengaruh Rasio Keuangan
Murhadi, W. R. (2013). Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan terhada Kondisi Financial Distress Perusahaan Otomotif. Jurnal
Valuasi Saham. Jakarta: Salemba Empat. Bisnis dan Akuntansi, Vol.11 No.2.

Muzakki, M. R., & Darsono. (2015). Pengaruh Corporate Social Widarjono, A. (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya
Responsibility dan Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak. (Ketiga ed.). Yogyakarta: Ekonisia.
Diponegoro Journal of Accounting, 1-8.
Winarno, W. W. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistik
Permata, A. D., Nurlaela, S., & Mastoh W, E. (2018). Pengaruh dengan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Size, Age, Profitability, Leverage dan Sales Growth Terhadap Tax
Avoidance . Jurnal Akuntansi dan Pajak, 10-20.

Anda mungkin juga menyukai