Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 2 SEMINAR PERPAJAKAN

Dewi Rosmawati 1802110916


Nana Alhusna 1802113441
Nazivah Arini 1802111778
Perseroan Terbatas atau PT, memiliki dasar hukum yang tercantum dalam
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT).
Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang
Undang No.40 Tahun 2007

Perseroan Terbatas, yang


selanjutnya disebut perseroan
adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam
undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.
Berdasarkan peraturan yang ada,
pemilik PT dan PT itu sendiri
PERSEROAN merupakan dua hal
yang berbeda.

TERBATAS
PT merupakan Badan
Usaha berbadan hukum,
sehingga harta pribadi
pemilik baik pengurus
maupun pemegang
saham tidak terlibat
langsung dalam kegiatan
perusahaan.
Aspek Perpajakan di PT

Berdasarkan bentuk usahanya,


PT memiliki sifat dasar adanya
pemisahan kekayaan perusahaan dengan
pemilik perusahaan.
Hal ini akan menyebabkan adanya
potensi pembebanan pajak berganda di
setiap pihak yang menerima penghasilan.
Yaitu,

Perseroan dikenakan pajak dan


ketika dibagikan dalam bentuk
dividen kepada pemegang saham
dikenakan pajak lagi.
Akan tetapi hal ini berubah sejak diterbitkannya
Omnimbus Law yang menyatakan bahwa dividen
yang diterima WP OP atau WP Badan Dalam Negeri
tidak dikenakan PPh selama di investasikan di dalam
negeri
PT adalah badan usaha yang terkena potongan:

PPh Pasal 21 PPh Pasal 23 PPh Pasal 26

Yang menjadi tanggung Terkait penyerahan jasa atau Terkait pajak yang
jawab perusahaan sebagai hadiah dan pengargaan berhubungan dengan WP
pemotong selain yang dipotong PPh 21 LN, seperti pembayaran gaji,
bunga, royalti.

PPh Pasal 4 ayat 2 Serta PT wajib untuk:

Untuk beberapa jenis Mepungut pasal 22


penghasilan yang diperoleh sepanjang memenuhi
WP, bersifat final. ketentuan/persyaratan yang
berlaku.

ASPEK PAJAK PADA PERSEROAN TERBATAS


Dalam hal ini, PT diwakili oleh direksi sesuai
dengan Pasal 98 ayat [1] UU Perseroan Terbatas,
dengan kata lain
“pertanggungjawabannya ada pada direksi
sebagai penanggung pajak. karena direksi adalah
wakil PT, otomatis direksi yang bertanggung
jawab atas utang pajak.”
Suatu PT terkadang memiliki Direksi Pinjam Nama (Nominee Agreement)

Direktur nominee adalah seorang direktur


(atau seseorang yang ditunjuk (atau dipinjam
namanya) dengan pertimbangan alasan
tertentu untuk menduduki jabatan sebagai
anggota direksi suatu perseroan untuk mewakili
kepentingan pihak-pihak tertentu dalam rangka
melaksanakan kepengurusan atas perseroan,
atau untuk mengendalikan jalannya perseroan.

Bagaimana pertanggung jawaban pajaknya ?


Dalam hukum perpajakan,
Utang pajak merupakan tanggung jawab
renteng bagi direksi PT sekalipun
direksi nominee. Apabila terjadi hal yang
tidak diinginkan pada PT tersebut, maka
berdasarkan Pasal 97 ayat (1) UUPT,

“ Direksi bertanggung jawab atas


pengurusan Perseroan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 92.”
Itu sebabnya, berdasarkan Pasal 97
ayat (1) UUPT tersebut, para
direksi nominee harus memastikan
tanggung jawab dan pencantuman
namanya dalam Akta Perusahaan
maupun dalam Anggaran Dasar
Perusahaan telah mengikuti
prosedur dan dasar hukum
di Indonesia.
CONTOH KASUS
PT. Putra Mapan Sentosa mengalami pailit dalam
kondisi insolvensi (keadaan dimana suatu badan
memiliki jumlah utang yang melebihi seluruh jumlah
harta kekayaannya) setelah terkena kasus penipuan
Surat Setoran Pajak (SSP) fiktif, yang kemudian
menyebabkan kewajiban perpajakannya masih
belum terpenuhi atau dengan kata lain masih
memiliki utang pajak yang harus dilunasi.
Apabila PT mempunyai utang pajak maka
dilakukanlah penagihan agar dapat dilunasi
oleh wajib pajaknya.

Namun, perseroan yang dipailitkan dalam


kondisi insolvensi artinya sudah tidak
mempunyai lagi aset untuk membayar
kewajibannya.

Sesuai dengan Pasal 21 dalam


hubungannya dengan Pasal 32 UUKUP,
berdasarkan kepentingan publik, PT
harus melunasi semua hutang yang
berada dalam pembayaran pajak
PEMBAHASAN
Status keberadaan utang pajak dalam kepailitan PT. Putra Mapan
Sentosa disebabkan oleh perseroan ini terlibat kasus penipuan Surat
Setoran Pajak (SSP) fiktif oleh oknum pegawai konsultan pajak yang
digunakan oleh perseroan tersebut yang bermula dari
tahun 2007 hingga 2009.

Namun, selaku konsultan pajak tidak menyetorkan uang tersebut ke


Bank Jatim akan tetapi konsultan pajak malah meminta dibuatkan
validasi Bank Jatim palsu atau fiktif seolah-olah sudah dibayarkan di
Bank Jatim.
Putusan pailit Pengadilan Niaga tidak membatasi
pembayaran utang pajak dari Perseroan Terbatas
yang dinyatakan pailit. Putusan pailit Pengadilan
Niaga menghentikan roda kegiatan usaha
perusahaan tetapi tidak termasuk penghentian
penagihan ataupun pembayaran atas utang pajak
yang belum terbayar.

DJP tetap mengejar tanggung jawab direksi PT yang


dinyatakan pailit dengan berlandaskan pada Pasal
1137 BW; pasal 21 UU No. 28 Tahun 2007
Pihak yang bertanggung jawab atas utang pajak perusahaan yang sudah dinyatakan
pailit adalah Direksi PT dalam kasus ini yaitu direktur atau pemilik PT. Putra Mapan
Sentosa sesuai dengan Pasal 1 angka 5 UU PT, direksi adalah wakil dari PT,
apabila PT dipailitkan maka direksi yang mewakili.

UU KUP mengenal istilah penanggung pajak, karena direksi adalah wakil PT,
otomatis direksi yang bertanggung jawab atas utang pajak
Penghapusan utang pajak badan yang dipailitkan dapat dihapuskan dengan
memenuhi syarat Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan Penanggung Pajak
tidak dapat ditemukan. Direksi (penanggung pajak) PT yang telah dipailitkan dan
diketahui keberadaannya bertanggung jawab atas utang pajak tersebut.

Ketentuan Pasal 21 UU KUP dan PMK No. 68 Tahun 2012 membentengi


terhindarnya penanggung pajak atas tanggung jawab melakukan pembayaran
utang pajak. UU KUP melengkapi pengaturan pada UU KPKPU atas direksi
Perseroan Terbatas yang dinyatakan pailit.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal:
1. Astri, Refi. 2019. “Pajak perseroan terbatas ( PT ).”
2. Rizki, Annisa. 2019. “Pertanggungjawaban Utang
Pajak Perseroan Terbatas yang Dinyatakan Pailit
(Studi Kasus Pt. Putra Mapan Sentosa) Jurnal.”

Internet research
1. https://klikpajak.id/blog/pajak-bisnis/pajak-badan-
usaha-pt/
2. https://m.hukumonline.com/berita/baca/lt5f31079e70
c58/pertanggungjawaban-pajak-perseroan-terbatas-
pada-direksi-nominee?page=all
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai