PIUTANG USAHA
Dosen Pengampu:
Nurul Fachriyah, SE., MSA., Ak.
Oleh:
b. Konfirmasi kedua tidak cukup karena masih ada 10 debitur yang tidak menjawab konfrimasi.
auditor harus melakukan prosedur alternatif lain seperti analytical, equalization,
recalculation, dan subsequent event. Pengujian analitikal dimaksudkan untuk membantu
auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit
lebih intensif. Untuk itu, auditor melakukan perhitungan berbagai ratio-rasio untuk meyakini
saldo piutang klien. Sedangkan recalculation melibatkan pengecekan ulang atas sampel
kalkulasi yang dilakukan oleh klien. Pengecekan ulang kalkulasi klien ini terdiri dari
pengujian atas keakuratan perhitungan klien dan mencakup prosedur seperti perkalian faktur
penjualan, penjumlahan jurnal dan buku tambahan dll. Recalculation melibatkan pengecekan
ulang atas suatu perhitungan, pelaksanaan ulang melibatkan pengecekan atas prosedur lain.
Didalam proses audit terdapat subsequent event yaitu proses penelaah transaksi-transaksi
setelah tanggal neraca untuk mengevaluasi jumlah yang material dan peristiwa-peristiwa
yang penting atau luar biasa sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan audit
untuk auditor semakin meyakini transaksi piutang klien. Dari penjalasan diatas dapat
disimpulkan prosedur alternatif lain yang dapat dipilih auditor untuk untuk memverifikasi
kedua debitur yang tidak menjawab konfirmasi adalah analytical, equalization,
recalculation, dan subsequent event.
c. Faktor yang menentukan kapan harus menggunakan konfirmasi positif maupun negatif
1. Konfrmasi positif biasa dilakukan untuk jumlah sampel kecil dengan saldo yang
besar. Bentuk konfrmasi positif, biasanya menyebutkan informasiyang dibutuhkan
auditor dan responden menjawab setuju atau tidak. Namun, terkadang pada
konfirmasi positif auditor mengkosongkan informasi yang hendak ditanyakan dan
pihak responden lah yang mengisikan informasi tersebut. Konfrmasi positif dapat
dijadikan sebagai bukti audit jika responden membalas konfrmasi yang diberikan.
2. Konfirmasi negatif biasa dilakukan untuk sampel dalam jumlah besar dengan
saldo kecil. Bentuk konfrmasi ini juga mencantumkan informasi yang hendak
ditanyakan kepada pihak responden, juga bentuk konfrmasi negatif meminta
penerima konfirmasi untuk memberikan jawaban hanya jika ia tidak setuju dengan
informasi yang disebutkan dalam permintaan konfrmasi. Namun, pada konfrmasi
negatif dapat dijadikan alat bukti audit meski tidak mendapatkan jawaban. Hal ini
dikarenakan, pada konfirmasi negatif, responden tidak perlu menjawab jika informasi
yang tercantum sudah sesuai
d. Implikasi auditor jika klien tidak menjawab konfirmasi positif atas piutang
Permintaan konfirmasi yang tidak dijawab tidak memberikan bukti audit mengenai asersi
laporan keuangan yang dituju oleh prosedur konfirmasi. Apabila surat konfirmasi tidak
kembali sesuai dengan jadwal maka dapat dilakukan prosedur alternatif, yaitu tindak lanjut
terhadap konfirmasi positif yang tidak dikembalikan oleh debitur. Prosedur alternatif dapat
dilakukan dengan memeriksa bukti pelunasan piutang oleh debitur bersangkutan setelah
tanggal neraca.
Untuk konfirmasi positif yang tidak dijawab, auditor dapat memeriksa dokumentasi berikut
ini untuk memverifikasi keberadaan dan akurasi transaksi-transaksi penjualan yang
membentuk saldo akhir akun piutang usaha :
3. Dokumen Pengiriman
Pemeriksaan dokumen pengiriman menjadi penting dalam menentukan apakah penjualan/
pengiriman benar-benar aktual dan juga untuk pengujian cutoff/ pisah batas.
Jika hasil dari konfirmasi ternyata didapat adanya perbedaan maka auditor harus
menentukan dan mempelajari apa penyebab perbedaan tersebut. Jika dari hasil
konfirmasi ternyata ada perbedaan maka auditor menentukan dan mempelajari apa
penyebab perbedaan tersebut, perbedaan dalam konfirmasi yang sering terjadi :
- Pembayaran telah dilakukan sebelum tanggl konfirmasi dilakukan
- Barang belum diterima, hal ini disebabkan perusahan mencatat penjualan pada
tanggal pemgiriman dan pelanggan mencatat akuisisi Ketika barang diterima