Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KASUS

PIUTANG USAHA

Dosen Pengampu:
Nurul Fachriyah, SE., MSA., Ak.

Oleh:

NAMIRA MUDRIKAH RAHMADHINA 210020100111009


DINDA DANELA 210020100111002

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
a. Sampel yang diambil oleh KAP Budi Hartanto hanya 35% dari nilai rupiah total piutang
usaha, itu tidak bisa mencerminkan karakteristik tertentu dalam populasi. Agar sampel
piutang mencerminkan karakteristik piutang usaha, KAP Budi Hartanto mangambil sampel
minimal 50%. Untuk jenis konfirmasi yang dipakai oleh KAP Budi Hartanto sudah tepat
dibandingkan KAP Budi Hartanto menggunakan konfirmasi negatif. Karena ada berbagai
kemungkinan jika balasan tidak diterima dan auditor tidak bisa langsung menyimpulkan
bahwasannya responden setuju dengan informasi yang disebutkan.

b. Konfirmasi kedua tidak cukup karena masih ada 10 debitur yang tidak menjawab konfrimasi.
auditor harus melakukan prosedur alternatif lain seperti analytical, equalization,
recalculation, dan subsequent event. Pengujian analitikal dimaksudkan untuk membantu
auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit
lebih intensif. Untuk itu, auditor melakukan perhitungan berbagai ratio-rasio untuk meyakini
saldo piutang klien. Sedangkan recalculation melibatkan pengecekan ulang atas sampel
kalkulasi yang dilakukan oleh klien. Pengecekan ulang kalkulasi klien ini terdiri dari
pengujian atas keakuratan perhitungan klien dan mencakup prosedur seperti perkalian faktur
penjualan, penjumlahan jurnal dan buku tambahan dll. Recalculation melibatkan pengecekan
ulang atas suatu perhitungan, pelaksanaan ulang melibatkan pengecekan atas prosedur lain.
Didalam proses audit terdapat subsequent event yaitu proses penelaah transaksi-transaksi
setelah tanggal neraca untuk mengevaluasi jumlah yang material dan peristiwa-peristiwa
yang penting atau luar biasa sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan audit
untuk auditor semakin meyakini transaksi piutang klien. Dari penjalasan diatas dapat
disimpulkan prosedur alternatif lain yang dapat dipilih auditor untuk untuk memverifikasi
kedua debitur yang tidak menjawab konfirmasi adalah analytical, equalization,
recalculation, dan subsequent event.

c. Faktor yang menentukan kapan harus menggunakan konfirmasi positif maupun negatif
1. Konfrmasi positif biasa dilakukan untuk jumlah sampel kecil dengan saldo yang
besar. Bentuk konfrmasi positif, biasanya menyebutkan informasiyang dibutuhkan
auditor dan responden menjawab setuju atau tidak. Namun, terkadang pada
konfirmasi positif auditor mengkosongkan informasi yang hendak ditanyakan dan
pihak responden lah yang mengisikan informasi tersebut. Konfrmasi positif dapat
dijadikan sebagai bukti audit jika responden membalas konfrmasi yang diberikan.

2. Konfirmasi negatif biasa dilakukan untuk sampel dalam jumlah besar dengan
saldo kecil. Bentuk konfrmasi ini juga mencantumkan informasi yang hendak
ditanyakan kepada pihak responden, juga bentuk konfrmasi negatif meminta
penerima konfirmasi untuk memberikan jawaban hanya jika ia tidak setuju dengan
informasi yang disebutkan dalam permintaan konfrmasi. Namun, pada konfrmasi
negatif dapat dijadikan alat bukti audit meski tidak mendapatkan jawaban. Hal ini
dikarenakan, pada konfirmasi negatif, responden tidak perlu menjawab jika informasi
yang tercantum sudah sesuai

d. Implikasi auditor jika klien tidak menjawab konfirmasi positif atas piutang

Permintaan konfirmasi yang tidak dijawab tidak memberikan bukti audit mengenai asersi
laporan keuangan yang dituju oleh prosedur konfirmasi. Apabila surat konfirmasi tidak
kembali sesuai dengan jadwal maka dapat dilakukan prosedur alternatif, yaitu tindak lanjut
terhadap konfirmasi positif yang tidak dikembalikan oleh debitur. Prosedur alternatif dapat
dilakukan dengan memeriksa bukti pelunasan piutang oleh debitur bersangkutan setelah
tanggal neraca.

Untuk konfirmasi positif yang tidak dijawab, auditor dapat memeriksa dokumentasi berikut
ini untuk memverifikasi keberadaan dan akurasi transaksi-transaksi penjualan yang
membentuk saldo akhir akun piutang usaha :

1. Penerimaan Kas Setelah tanggal Konfirmasi


Bukti penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi, termasuk memeriksa surat
pemberitahuan pengiriman uang (remittance advices), jurnal dalam pencatatan
penerimaan kas, atau bahkan mungkin jurnal kredit dalam master file piutang. Pada satu
sisi, pemeriksaan bukti penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi merupakan prosedur
alternatif yang sangat berguna karena menjadi logis untuk mengasumsikan bahwa
konsumen melakukan pembayaran karena terdapat piutang atas nama konsumen tersebut.
Pada sisi lainnya, pembayaran tidak menjamin bahwa piutang tersebut memang ada pada
tanggal konfirmasi. Sebagai tambahan, auditor seharusnya berhati-hati untuk
mencocokan setiap transaksi penjualan yang belum dibayar, dengan bukti pembayaran
setelahnya, karena mungkin nilainya tidak cocok karena ada dispute terkait nilai invoice.

2. Duplikasi Invoice Penjualan


Pemeriksaan duplikasi invoice, berguna untuk memverifikasi bahwa piutang untuk 1
invoice penjualan. Ada kalanya, suatu penjualan diterbitkan invoice 2 kali , sehingga
piutang tercatat 2 kali.

3. Dokumen Pengiriman
Pemeriksaan dokumen pengiriman menjadi penting dalam menentukan apakah penjualan/
pengiriman benar-benar aktual dan juga untuk pengujian cutoff/ pisah batas.

4. Korespondensi dengan Klien


Biasanya, auditor tidak perlu mereview korespondensi sebagai bagian dari prosedur
alternatif, namun korespondensi dapat digunakan untuk mengungkapkan piutang yang
dispute atau diragukan, yang tidak terungkap dengan cara lainnya.

a. Komentar atas jawaban konfirmasi:


a) Saldo yang tercantum dalam surat konfirmasi diatas telah dibayar
Auditor perlu melakukan subsequent event untuk memastikan apakah terdapat pelunasan
sebesar nominal konfirmasi setelah tanggal konfirmasi melalui rekening koran dan buku
besar piutang.
b) Kami tidak pernah menerima barang-barang sebesar angka yang tercantum dalam surat
konfirmasi anda
Auditor harus melakukan investigasi penyimpangan untuk menentukan apakah hal itu
merupakan indikasi adanya kesalahan penyajian. Auditor perlu memeriksa surat jalan
atas barang tersebut, untuk memastikan apakah terdapat pengiriman atas barang tersebut
ke debitur.
c) Saldo sebesar Rp. 16.750.330 Telah dibayar pada tanggal 23 Desember 2020
Penyimpangan jawaban konfirmasi tersebut dapat dikarenakan perbedaan dalam respons
terhadap permintaan konfirmasi akibat saat, pengukuran, atau kekeliruan teknis dalam
prosedur konfirmasi eksternal. Auditor perlu melakukan subsequent event untuk
memastikan apakah terdapat pelunasan pada tanggal 23 Desember 2020 tersebut melalui
rekening koran dan buku besar piutang.
d) Kami meragukan nilai sebesar Rp30.250.000,-, menurut kami nilai tersebut terlalu besar.
Penyimpangan jawaban konfirmasi tersebut dapat dikarenakan perbedaan dalam respons
terhadap permintaan konfirmasi akibat saat, pengukuran, atau kekeliruan teknis dalam
prosedur konfirmasi eksternal. Auditor perlu melakukan subsequent event untuk
memastikan apakah terdapat pelunasan (mutasi piutang) dari pihak ketiga tersebut.
e) Saldo sebesar 10.345.000 telah kami bayar tanggal 5 Januari 2021
Penyimpangan jawaban konfirmasi tersebut dapat dikarenakan perbedaan dalam respons
terhadap permintaan konfirmasi akibat saat, pengukuran, atau kekeliruan teknis dalam
prosedur konfirmasi eksternal. Auditor perlu melakukan subsequent event untuk
memastikan apakah terdapat pelunasan pada tanggal 5 Januari 2021 tersebut melalui
rekening koran dan buku besar piutang.
f) Jumlahnya setuju. Namun karena barang-barang dikirim kepada kami dasarnya adalah
konsinyasi maka kami akan membayar jika barang tersebut sudah terjual.
Auditor telah mendapatkan bukti audit yang relevan dikarenakan pihak ketiga setuju atas
konfirmasi tersebut. Namun, auditor tetap harus melakukan equalitation dan
recalculation untuk memastikan bahwa barang tersebut memang keluar sebagai barang
konsinyasi dan jumlah piutang adalah benar.
g) Nota kredit anda tertanggal 25 Desember 2020 sebesar Rp. 2.500.000 telah membatalkan
nilai tagihan yang anda konfirmasi.
Auditor perlu melakukan subsequent event dari tanggal konfirmasi tersebut. Auditor
perlu melakukan equalitation dan recalculation atas pengembalian barang dagang.
Auditor mencocokan antara surat jalan, bukti penerimaan, dan pencatatan di buku besar
piutang dan persediaan.
Langkah selanjutnya adalah auditor dapat melakukan :

1. Subsequent cash receipt (penerimaan kas selanjutnya) : Auditor memerika remittance


advice, ayat jurnal dalam catatan penerimaan kas, bisa juga kredit selanjutnya dalam
bentuk file induk piutang usaha.
2. Salinan faktur penjualan : auditor mengecek Salinan faktur penjualan untuk
memverifikasi faktur penjualan actual dan tanggal penagihan actual
3. Dokumen pengiriman : auditor menentukan apakah pengiriman telah benar-benar
dilakukan serta bisa juga melakukan uji pisah batas
4. Korespodensi dengan klien : auditor dapat mereview terhadap korispondensi yang
digunakan dalam hal mengungkapkan piutang yang diperselisihkan serta yang tidak
terungkap oleh cara lain.

Jika hasil dari konfirmasi ternyata didapat adanya perbedaan maka auditor harus
menentukan dan mempelajari apa penyebab perbedaan tersebut. Jika dari hasil
konfirmasi ternyata ada perbedaan maka auditor menentukan dan mempelajari apa
penyebab perbedaan tersebut, perbedaan dalam konfirmasi yang sering terjadi :
- Pembayaran telah dilakukan sebelum tanggl konfirmasi dilakukan
- Barang belum diterima, hal ini disebabkan perusahan mencatat penjualan pada
tanggal pemgiriman dan pelanggan mencatat akuisisi Ketika barang diterima

Auditor dapat mengambil keputusan dengan mengevaluasi internal control,


mengevaluasi kesalahan yang ada (kecerobohan atau fraud)

Anda mungkin juga menyukai