Anda di halaman 1dari 3

10.

3 Prosedur Pemeriksaan (Audit Procedures) Piutang Usaha yang Disarankan


1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan
penerimaan kas. Hasil dari evaluasi internal control atas piutang berupa kesimpulan
apakah internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas
berjalan efektif atau tidak. Jika auditor menyimpulkan bahwa internal control berjalan
efektif, berarti luasnya pengujian atas kewajaran saldo piutang per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) dan saldo penjualan untuk periode yang diperiksa bisa dipersempit dan
ini berarti kemungkinan terjadinya kesalahan adalah kecil. Jika disimpulkan sementara
bahwa internal control lemah, auditor tidak perlu melakukan compliance test, tetapi
langsung melakukan substantive test yang diperluas.

2&3. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule Piutang usaha per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca). Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) yang antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo
piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collectionsnya. Selain itu perlu juga
diminta rincian piutang pegawai, wesel tagih, uang muka dan lain-lain, per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca).

4. Periksa mathematical accuracynya dan check individual balance ke sub ledger lalu
totalnya ke general ledger. Auditor harus mencheck penjumlahan (footing dan
crossfooting) dan rincian-rincian yang diberikan klien dan saldo masing-masing
pelanggan atau pegawai harus dicocokkan dengan saldo menurut sub ledger piutang
usaha, lalu total dari masing-masing rincian dicocokkan dengan saldo general ledgernya.
Jika ada saldo yang tidak cocok atau ditemukan kesalahan penjumlahan, beritahu kepada
klien dan minta mereka memperbaikinya.
5. Test check umur piutang usaha dari beberapa customer ke subledger piutang usaha dan
sales invoice. Prinsipnya adalah semakin tua umur piutang usaha, semakin besar
kemungkinan piutang usaha tersebut tak tertagih. Karena itu auditor harus yakin bahwa
tidak terjadi pergeseran umur piutang usaha. Perhatikan apakah tanggal faktur penjualan
dicatat dengan benar di subledger tersebut dan apakah umur piutang sesuai dengan
jangka waktu antara tanggal faktur dengan tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
Selain itu harus diperhatikan jangka waktu kredit (term of credit) yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan yang biasanya dicantumkan di masing-masing invoice.

6. Kirimkan konfirmasi piutang usaha.


a) Konfirmasi piutang usaha adalah surat yang ditandatangani klien, yang
ditujukan ke pelanggannya untuk meminta penegasan (konfirmasi) mengenai
saldo utang pelanggan tersebut per tanggal tertentu (biasanya tanggal laporan
posisi keuangan [neraca]).
b) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirimi surat
konfirmasi harus dijelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan. Pemilihan bisa
menggunakan statistical sampling atau random/judgement sampling.
c) Tentukan apakah akan menggunakan konfirmasi positif atau konfirmasi
negatif. Pada konfirmasi positif, pelanggan diminta untuk memberikan
jawaban baik saldonya cocok maupun tidak cocok. Pada konfirmasi negatif,
pelanggan diminta untuk memberikan jawaban hanya jika saldonya tidak
cocok.
d) Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di surat
konfirmasi.
e) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk
dicari perbedaannya. Jawaban konfirmasi bisa digolongkan dalam beberapa
bentuk yaitu: Confirmed Balance (CB), Reporting Difference (RD),
Dikembalikan oleh Kantor Pos (Returned by Post Office-RPO), Tidak dijawab
(No Reply – NR).
f) Buat ikhtisar (summary) dari jawaban hasil konfirmasi piutang. Tujuan unruk
mengetahui berapa banyak konfirmasi yang dijawab dengan saldo yang sesuai
maupun yang berbeda, yang akan mempengaruhi keyakinan auditor terhaadap
kewajaran saldo piutang.
7. Periksa subsequent collections. Periksa buku penerimaan kas/bank bulan januari sampai
dengan mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan. Catat nomor bukti
penerimaan kas/bank dan jumlahnya untuk pelunasan piutang yang berasal dari penjualan
kredit di periode yang diaudit (saldo piutang per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca)). Kemudian periksa kelengkapan bukti penerimaan kas/bank tersebut beserta
otorisasinya.

Anda mungkin juga menyukai