Kelompok 5 :
Rahmatullah 11180340000176
Riki Ardiansyah 11180340000177
Muhammad Adam Ardiansyah 11180340000205
Musytarak
1. Pengertian
• Kata Musytarak adalah bentuk mashdar yang berasal dari kata kerja
اشترك- يشتركyang berarti bersekutu, berserikat dan bercampur
seperti dalam ungkapan اشترك القوم yang berarti kaum yang
bersekutu.
• Musytarak Menurut Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya Ushul
Fiqh:
لفظ يتناول افرادا مختلفة الحدود على سبيل البد ل
“Satu lafadz yang menunjukkan lebih dari satu makna yang berbeda-
beda batasannya dengan jalan bergantian.”
Contoh Musytarak :
• Seperti kata قرءyang dalam pemakaian bahasa arab
dapat berarti masa suci dan bisa pula masa haidh,
adapula lafadz عينbisa berarti mata, sumber mata air,
dzat, harga, orang yang memata-matai dan emas, kata يد
musytarak antara tangan kanan dan kiri, kata سنةdapat
berarti tahun untuk hijriyah, syamsiyah, bisa pula tahun
masehi.
Sebab-Sebab Terjadinya Lafadz Musytarak
1. Apabila lafadz tersebut mengandung arti bahasa dan istilah syara’, maka
yang ditetapkan adalah arti istilah syara’, kecuali ada indikasi- indikasi yang
menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah arti dalam istilah bahasa.
2. Apabila lafadz tersebut mengandung banyak arti, maka yang ditetapkan
adalah salah satu arti saja dengan dalil-dalil (qarinah) yang menguatkan
dan menunjukkan salah satu arti tersebut. Baik berupa qarinah lafdziyah
maupun qarinah haliyah. Yang dimaksud qarinah lafdziyah adalah suatu
kata yang menyertai nash. Sedangkan qarinah haliyah adalah
keadaan/kondisi tertentu masyarakat arab pada saat turunnya nash
tersebut.
3. Jika tidak ada qarinah yang dapat menguatkan salah satu arti lafadz lafadz
tersebut, menurut golongan Hanafiyah harus dimauqufkan sampai adanya
dalil yang dapat menguatkan salah satu artinya. Menurut golongan
Malikiyah dan Syafi’iyah membolehkan menggunakan salah satu artinya.
Contoh Lafadz Musytarak
Umum
ِّ َؤَا َح ّ َل الل َّ ُه ال ْبَيْ َع َو َح ّ َر َم
الربَا
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba” (Al_baqarah: 275).
Shighat ‘Am
َ ٍ ك ُُّل ن َ ْف
سذا ِئ َق ُة ال َْم ْو ِت
“Tiap-tiap yang berjiwa akan mati”. (Ali
‘Imran, 185)
Shighat ‘Am
Khusus