Anda di halaman 1dari 11

FATWA, MUSTAFTI DAN MUFTI

KELOMPOK 12
M. Iqbal 11180340000016
Fattah Maula Majjid 11180340000028
Mujahid Al-Fitra 11180340000006
A. Fatwa

◦ Pengertian Fatwa
◦ Secara etimologis, fatwa berarti, petuah, nasehat dan jawaban atas pertanyaan yang berkaitan dengan
hukum.
◦ Dalam terminologi ushul fikih,fatwa dimaknai sebagai pendapat yang dikemukakan seorang mujtahid
atau fakih sebagai jawaban yang diajukan oleh peminta fatwa dalam suatu kasus yang sifatnya tidak
mengingat.
◦ Dengan kata lain,fatwa adalah pendapat hukum yang tidak mengikat yang dikeluarkan untuk menanggapi
persoalan hokum
A. Fatwa
◦ Metode Penetapan Fatwa
Sebelum fatwa ditetapkan hendaklah ditinjau lebih dahulu pendapat para imam madzhab dan Ulama yang
mu’tabar tentang masalah yang akan difatwakan tersebut, secara seksama berikut dalildalilnya. Masalah
yang telah jelas hukumnya hendaklah disampaikan sebagaimana adanya. Dalam masalah yang terjadi
khilafah dikalangan madzhab maka,
1.Penetapan fatwa di dasarkan pada hasil usaha penemuan titik temu di antara pendapat pendapat Ulama
madhzab melalui metode al-jam’uwa al-taufiq.
2.Jika usaha penemuan titik temu tidak berhasil dilakukan, penetapan fatwa didasarkan pada hasil tarjih
melalui metode muqaranah dengan menggunakan kaidah-kaidah Usul Fiqh Muqaran.
A. Fatwa
◦ Macam-macam Fatwa
◦ Fatwa yang dikeluarkan berdasarkan perintahundang-undang (UU)
◦ Fatwa yang dikeluarkan atas permintaan dari kementrian atau Lembaga.
◦ Fatwa berdasarkan permintaan dari masayarakat umum.
B. Mufti

◦ Pengertian Mufti
◦ Mufti adalah Lembaga atau ulama (perorangan) yang memberikan pendapat atau keputusan mengenai
ajaran islam atas permintaan atau pertanyaan dari seseorang atau dari kelompok (kolektif).
◦ Secara filosofis, memberi fatwa berarti menyampaikan hukum Allah kepada masyarakat.
B. MUFTi
Syarat seorang mufti sebagai berikut :

◦Seorang mufti harus mengetahui hukum Islam secara mendalam berikut dalil-dalilnya.
◦Seorang mufti tidak dibenarkan berfatwa hanya didasarkan keinginan dan kepentingan tertentu atau
dugaan-dugaan semata tanpa didasarkan pada argument (dalil) yang bisa dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
◦Orang yang menguasai ilmu al-quran dan hadist
◦Menguasai hukum islam secara mendalam berikut dalil-dalilnya, baik dari al-quran maupun hadis, dan
◦Memahami cara menggali istinbat hukum
c. Mustafti
◦ Pengertian Mustafti
◦ Mustafti menurut bahasa berasal dari kata istafta -yastaftii- istiftaan –fahua mustaftin dari wazan
istaf’ala- yastaf’ilu- istif’aalan-fahua mustaf’ilun, yang artinya orang yang meminta fatwa. Menurut
istilah mustafti adalah orang-orang yang tidak mempunyai suatu pengetahuan tentang hukum syara’ baik
secara sebagian maupun keseluruhan.
◦ Adapun dalam tingkatan seseorang dalam mepunyai pengetahuan, ada 3 penyebutan yaitu:
1.Muqolid, adalah orang yang tidak mempunyai pengetahuan, oleh karenanya tidak bias menghasilkan
pendapat sendiri dan mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui dadil-dalilnya.
2.Muttabi, adalah orang yang mampu menghasilkan pendapat tapi dengan metode yang sudah dirintis oleh
ulma-ulama sebelumnya.
3.Mujtahid,adalah orang yang mampu menghasilkan pendapat dengan ijtihadnya sendiri.
Mustafti
Menurut imam As Subki orang awam terbagi pada beberapa kelompok,yaitu;
1. Orang awam yang tidak mempunyai keahian sama sekali
2.Orang ‘alim namun belum sampai pada tingkat mujtahid
3.Orang yang mampu melakukan ijtihad tapi baru sampai pada tingkatan dzon(dugaan kuat)
Mustafti
◦ Syarat-Syarat Istifta dan Kewajiban Mustafti
Termasuk syarat istifta adalah mustafti harus kuat sangkaannya bahwa mufti yang di ikutinya adalah ahli
ijtihad dengan pengetahuannya sendiri melalui fatwa fatwanya dan masyarakat mengambil fatwa
fatwanya, ahli agama dengan pengetahuannya kesepakatan masyarakat. Imam al Hudhori biek juga
menyampaikan dalam kitabnya ushul fiqh bahwa para ulama sepakat orang ‘awam ( mustafti) tidak boleh
meminta fatwah kecuali kepada orang yang di kenalnya karena kemashuran ilmu dan keadilanya. Jika
fatwah seorang ulama tidak di ketahui kealimannya maka sebaiknya tidak didiamkan sampai mengetahui
sifat keadilannya. Karena dia belum di ketahui (bebas dari) kedustaan dan kepalsuan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai