Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengertian taqlid
Taqlid secara bahasa merupakan asal kata dari bahasa Arab “Qallada-
Yuqallidu-qilâdan-Taqlîdan” yaitu meletakkan kalung di leher. Sedangkan

Nur Khasanah, Achmad Irwan


Hamzani, Havis Aravik
157 – Fakultas Agama Islam
Universitas Ibn Khaldun Bogor
menurut istilah, Taqlid adalah:
1. Mengikut pendapat orang lain tanpa mengetahui hujjah/dalil kebenaran pendapat
tersebut.
2. Suatu ungkapan yang mencerminkan sikap seseorang yang mengikuti
orang lain, baik dalam pendapatnya maupun perbuatannya dengan
meyakini realitasnya tanpa melakukan penyelidikan dan pemikiran
terhadap dalilnya.
3. Beramal berdasarkan pendapat orang lain tanpa mengetahui dalil-
D
alilnya.1
Ibnu
Khaldun menjelaskan bahwa taqlid adalah sikap yang diambil oleh orang

yang dikuasai untuk mengikuti orang yang menguasai atas dasar kerelaan. 2 Sedangkan
menurut Tajuddin Al-Subki, Taqlid didefinisikan sebagai mengikuti pendapat orang lain
tanpa mengetahui dalilnya.3
2. Kriteria taqlid
1. Orang yang taklid itu jahil atau tidak berilmu, ia sulit untuk mengenal (memahami)
hukum Allah dan Rasul-Nya.
2. Bertaklid pada orang yang diketahui keilmuannya.
3. Tidak nampak bagi orang yang taklid itu kebenaran dan ia pun tidak mengetahui
pendapat lainnya yang lebih kuat. Jadi orang yang taklid hanyalah mengikuti orang
yang ia ketahui jelas benarnya.
4. Taklid tidak menyelisihi dalil dan ijma’ (kata sepakat ulama).
5. Tidak boleh mewajibkan mengikuti madzhab imam tertentu dalam semua masalah,
namun yang diperintahkan adalah untuk mengikuti kebenaran. 4
3. Fungsi taqlid

Mudrik Al Farizi, “Ijtihad, Taqlid Dan Talfiq”, Al-Mabsut; Jurnal Studi Islam dan Sosial,
Vol. 8, No. 2, 2014, h.6
2

Alfa Syahriar dan Ahmad Fauzan Mubarok, “Analisis Kritis Implementasi Taqlid Dalam
Beragama Dalam Tinjauan Ushul Fiqh Empat Mazhab dan Pengaruhnya Terhadap Nilai-Nilai
Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”, Yudisia, Vol. 9, No. 1, Jan-Jun 2018, h.106.
3
ajuddin Al-Subki, Jam'ul jawami'. Beirut: Dar al-Fikr. 2000, h.393.
4
Muhammad abduh Tuasikal, “ 5 syarat untuk taqlid, “ https://muslim.or.id/24884-5-syarat-untuk-taklid.html,
diakses pada tanggal 12 oktober 2022.
4. Contoh taqlid
Contohnya yaitu sikap seseorang yg mengikuti pendapat orang lain belum
tentu tahu dalil-dalilnya, seperti seseorang yang melakukan gerakan ruku dan sujud
ketika dia hanya mengikuti pandangan guru ngajinya, tanpa pernah tau dari mana
dalil yang melandasinya.
5. Hukum taqlid
hukum taklid terbagi kepada dua macam, yaitu taklid yang diperbolehkan dan taklid yang
dilarang atau haram:
1. Taklid yang diperbolehkan atau mubah, yaitu taklid bagi orang-orang yang belum
sampai pada tingkatan sanggup mengkaji dalil dari hukum-hukum syari‟at.
Sebagaimana yang dikatakan Imam Hasan al-Banna, taklid adalah sesuatu yang
mubah dan diperbolehkan oleh syari‟at, namun meski demikian, hal itu tidak
berlaku bagi semua manusia. Taklid hanya dibolehkan bagi setiap muslim yang
belum sampai pada tingkatan Nazar atau tidak memiliki kemampuan untuk
mengkaji dalil dari hukum-hukum syari‟at, yaitu bagi orang yang tidak memiliki
keahlian dalam mengkaji dalil-dalil hukum, atau kemampuan untuk menyimpulkan
hukum dari Al-Quran dan hadis, serta tidak mengetahui ijma dan qiyas.
2. Taklid yang dilarang atau haram, yaitu bagi orang-orang yang sudah mencapai
tingkatan nazar atau yang sanggup mengkaji hukum-hukum syari‟at. 5 Dalam
persoalan ijtihad dan taklid ini, Syaukani mengomentari bahwa, ijtihad wajib atas
orang yang memiliki kualifikasi mujtahid. Taklid dilarang bagi mereka karena
berdasarkan Al-Quran surat an-Nisa‟ ayat 59.

5
Yahya Muhammad, Ijtihad wa al-Taqlid wa al-Ittiba‟ wa Al-Nazar, cet 1 (Bayrut: Muassasah Intisyar Al Arabi,
2000), h. 143.

Anda mungkin juga menyukai