Anda di halaman 1dari 7

Ta’abbudi

dan
Ta’aqquli
Kelompok 10 :
Devi Indah Nuriana 11180340000191
Siti Nurasyiah Jamil 11180340000090
Vivi Ariatul Laela 11180340000128
PENGERTIAN TA’ABBUDI & TA’AQQULI

 Ta’abbudi menurut etimologi berasal dari bahasa Arab, sebagai masdar dari fi’il
ta’abbada-yata’abbadu-ta’abbudan yang berarti penghambaan diri, ketundukan dan
kerendahan diri, kepatuhan, penyembahan, ketaatan kepada Allah Swt. Secara
terminologi, ta’abbudi ialah ibadah yang tidak dapat diteliti dengan akal mengapa
dikerjakan demikian.
 Sedangkan ta’aqquli sebagai masdar dari fi’il ta’aqqala-yata’aqqalu-ta’aqqulan, yang berarti
sesuatu yang masuk akal (rasional). Maka dapat dikatakan, ta’aqquli bersifat ma’qulatul
ma’na, yaitu hukum-hukum yang memberi peluang dan kemungkinan kepada akal untuk
memikirkan, baik sebab maupun illat ditetapkannya.
 Ta’abbudi menurut al-Syatibi ialah sesuatu yang maknanya tidak memerlukan penjelasan
akal secara khusus (al-Syatibi : 318) atau sesuatu hukum atau illat yang sudah ditetapkan
batasannya oleh syariat tanpa harus menambah atau mengurangi maknanya (al-Syatibi :
314).
PENGERTIAN TA’ABBUDI & TA’AQQULI

 Menurut al-Syatibi, setidaknya terdapat tiga macam ketentuan yang bersifat ta’abbudi ini yaitu:
1) Ta’abbudi yang diketahui melalui proses penelitian (istiqra’) terhadap al-Qur’an dan Sunnah.
2) Ta’abbudi yang telah ditetapkan oleh Allah pada praktik sebagian masalah syariat, tidak pada
semua praktik syariat.
3) Bentuk-bentuk ibadah pada masa fase fitrah (sebelum datangnya Rasul membawa wahyu) adalah
belum jelas.

 Terdapat tiga kategori yang bersifat ta’aqquli ini yaitu:


1) Makna yang ma’qul dari suatu ayat atau hadis dapat diketahui dengan metode istiqra’ (induktif).
2) Dalam masalah muamalah, syari’at telah mendasari ketentuan hukumnya dengan illat dan
hikmah.
3) Pada fase fitrah urusan muamalah sudah dilakukan oleh manusia menurut pemikiran mereka
sendiri dan tidak semua yang mereka lakukan salah.
Objek Ta’abbudi

01. Hukum-hukum yang berhubungan dengan


masalah ibadah mahdhah (murni) dan hal-
hal yang daruriyyah

02. Beberapa aspek di dalam hokum keluarga


(al-ahwal al-syakhsiyyah)

Hal-hal yang berkaitan dengan akhlak yang


03. bersifat permanen,
Objek Ta’aqquli
01. Muammalah
• Muamalah adalah sebuah hubungan manusia dalam interaksi sosial
sesuai syariat, karena manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak dapat hidup berdiri sendiri.
• Prinsip dalam hal mu‘amalah ialah kebiasaan manusia dalam
mengurus kebutuhan-kebutuhan hidup duniawinya; yang menjadi
prinsip dalam hal ini adalah kebolehan atas segala sesuatu selama
tidak ada larangan dari Allah,

02. Ibadah ghairu mahdhoh


yaitu ibadah yang dilakukan disamping merupakan alat komunikasi dengan
tuhan juga secara langsung merupakan alat komunikasi social dengan
sesame manusia
Perbedaan Konsep Ta’abbudi dan Ta’aqquli

Ta’abbudi Ta’aqquli
 Segala ketentuan nash dalam bidang ibadah  Segala ketentuan hukum Islam atau ketentuan nash
yang harus diterima dan ditaati meski tidak yang diterima dan ditaati karena mengandung maslahat
diketahui alasan dan tujuannya secara rasional.  bersifat rasional dan mengandung maslahat yang
 ketaatan mutlak, bersifat nonrasional, namun umumnya telah diketahui manusia, namun mengandung
memiliki nilai ta‘aqquli unsur ta‘abbudi.
 Objeknya ibadah mahdhah  Objeknya adalah masalah muamalah
 Bersifat statis, sehingga tidak bisa menggunakan  Bersifat dinamis, sangat berpeluang dikembangkan
ijtihad melalui ijtihad.
 Keberadaannya menjaga kemurnian ibadah  Keberadaannya memberi kontribusi yang lebih besar
terhadap perkembangan hukum Islam.
Jazakumullah
Khair 
Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai