Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PRESENTASI KELOMPOK 3

"SURVEI DAN PENILAIAN KONDISI PERKERASAN”

 MUHAMMAD WALID
 MUTHOHAR
 NUR AINI
 NUR INTAN SIREGAR
 OZI YAZID FADLI
SURVEI KONDISI JALAN

 Survei kondisi struktur perkerasan jalan secara umum


dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
 Suvei Kondisi
 Survei Evaluasi
SURVEI
KONDISI
 Survei kondisi dilakukan dengan maksud untuk menentukan
kondisi struktur perkerasan jalan pada suatu waktu tertentu.
 Kekuatan struktur perkerasan jalan dan juga penyebab kerusakan
tidak diperhatikan pada tahapan survei ini.
 Survei kondisi bertujuan untuk menunjukkan kondisi perkerasan
pada waktu saat dilakukan survei, jadi sifatnya kualitatif.
 Informasi yang diperoleh dari hasil survei akan digunakan
untuk menetapkan :
 Macam studi
 Penilaian prioritas dan macam program pemeliharaan
 Survei kondisi sangat berguna untuk persiapan analisis struktural
secara detail dan untuk kegiatan rehabilitasi jalan.
SURVEI
 Survei evaluasi EVALUASI
adalah survei untuk menentukan kelayakan/
kemantapan struKtural dari suatu perkerasan, dan untuk mencari
jawaban mengapa perkerasan kondisinya menjadi seperti keadaan
yang sekarang.
 Survei kondisi biasanya merupakan bagian dari survei evaluasi.
 Survei evaluasi mempertimbangkan lebih banyak faktor, seperti :
 Macam/jenis perkerasan
 Tebal perkerasan
 Kualitas material perkerasan
 Lalu lintas, dll
 Jadi survei evaluasi lebih melibatkan banyak faktor daripada
survei kondisi, karena dilakukan lebih detail.
LANGKAH-LANGKAH
 SURVEI
Langkah-langkah survei seperti yang disarankan oleh Asphalt
Institute MS-17 adalah sebagai berikut :
 Langkah awal dari kegiatan survei kerusakan secara detail adalah :
 Mempelajari gambar pelaksanaan proyek (as-built drawing),
 Mempelajari sejarah pemeliharaan, dan
 Mempelajari hasil survei kondisi perkerasan yang terakhir dilakukan.
 Hal ini akan membantu memisahkan pekerjaan ke dalam bagian-
bagian jalan yang kondisi perkerasan dan permukaannya sama.
 Langkah selanjutnya adalah melakukan survei kondisi secara sepintas
di lokasi kerusakan utk menilai kondisi kerusakan secara umum.
 Survey sepintas ini perlu dilakukan utk membantu perencanaan
survei detail nantinya.
SURVEI DETAIL KERUSAKAN
 JALAN
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil survei
kondisi kerusakan jalan secara sepintas, selanjutnya
dilakukan survei kerusakan jalan yang lebih detail.
 Perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan survei
kerusakan jalan secara detail diantaranya adalah :
 Buku manual identifikasi kerusakan
 Denah/profil gambar jalan dari rencana proyek asli
 Pita ukur/meteran dan mistar pengukur
 Formulir survei kerusakan da/atau lembaran peta
 Alat tulis, kamera foto, video, cat semprot, kalkulator, dll.
SURVEI DETAIL KERUSAKAN
 JALAN
Survei dilakukan oleh paling sedikit 2 orang. Hal ini dimaksudkan
untuk keamanan saat survei, serta kemudahan dalam pengukuran
dengan menggunakan pita ukur (meteran).
 Identifikasi tipe-tipe kerusakan harus konsisten dengan deskripsi
yang sesuai dengan deskripsi pada buku manual yang diacu.
 Pengukuran dimensi kerusakan perlu dilakukan untuk
memperhitungkan tingkat keparahan dan luasnya kerusakan jalan,
dengan cara :
 Lebar retakan di permukaan jalan perlu diukur untuk mempertimbangkan
tingkat parahnya retakan
 Jarak atau area kerusakan jalan harus diukur dengan menggunakan pita
ukur, agar dimensi luas kerusakan dapat didefinisikan.
 Kedalaman kerusakan tipe alur diukur dengan menggunakan mistar straight
edge dan penggaris.
SISTEM PENILAIAN
KONDISI PERKERASAN
 Hal yang sangat pentingJALAN
dalam pengelolaan sistem pekerasan jalan
adalah kemampuan dalam menentukan gambaran kondisi saat sekarang
dari suatu jaringan jalan, dan memperkirakan kondisinya di masa
datang.
 Untuk dapat memprediksi kondisi perkerasan dengan baik, maka
diperlukan suatu sistem penilaian untuk identifikasi. Sistem ini
dipergunakan sebagai suatu alat untuk menilai kerusaka perkerasan
jalan.
 Terdapat beberapa sistem penilaian kondisi perkerasan, diantaranya :
 Sistem Penilaian Bina marga
 Sistem penilaian Asphalt Institute
 Sistem penilaian Metode PCI.
SISTEM PENILAIAN MENURUT BINA

MARGA
Bina Marga telah menerbitkan petunjuk teknis untuk penilaian kondisi
perkerasan jalan, salah satunya yaitu Petunjuk Teknis tentang
Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten (SK.
77/KPTS/Db/1990).
 Buku pedoman ini mencakup prosedur perencanaan umum dan
penyusunan program untuk pekerjaan berat (Peningkatan dan
rehabilitasi jalan) dan pekerjaan ringan (pemeliharaan jalan) untuk
jalan kabupaten.
 Prosedur yang terdapat pada petunjuk teknis ini meliputi kegiatan :
 Kaji ulang dan pemutakhiran data base jalan
 Survei
 Analisa biaya
 Penaksiran biaya
 Persiapan program tahunan.
SISTEM PENILAIAN MENURUT BINA
 MARGA
Kegiatan survei yang dilakukan menurut pedoman
yang dikeluarkan oleh Bina Marga meliputi kegiatan
survei :
 Survei penjajakan kondisi jalan
 Survei penyaringan ruas jalan
 Survei kecepatan
 Survei lalu lintas
 Survei kependudukan
 Survei hambatan lalu lintas.
SURVEI PENYUSUNAN PROGRAM BINA
 SurveiMARGA
Penjajakan Kondisi Jalan
Survei ini dilakukan pada jalan yang mantap (kondisi baik dan
sedang) setiap tahunnya untuk memutahirkan data invetarisasi
kondisi jalan.
 Survei penyaringan Ruas Jalan.
survei ini dilakukan pada sepertiga bagian jarinagn jalan yang
tidak mantap (kondisi rusak/rusak berat) setiap tahunnya,
untuk :
 Memutakhirkan data inventarisasi kondisi jalan
 Mengumpulkan informasi mengenai kondisi jalan dengan foto-foto,
yang dapat digunakan untuk penaksiran biaya peningkatan jalan dan
untuk penyaringan program.
 Survei Kecepatan.
survei ini dilakukan pada semua ruas jalan yang terbuka utk
SURVEI PENYUSUNAN PROGRAM BINA
 SurveiMARGA
Lalu Lintas
Survei ini dilakukan pada ruas-ruas jalan yang terbuka untuk kendaraaan
roda 4 dan telah dilakukan survei penyaringan ruas jalan.
Survei lalu lintas berguna untuk mendapatkan data lalu lintas harian rata-
rata (LHR) yang akan digunakan dalam memperkirakan nilai manfaat dari
peningkatan jalan dan dalam menentukan standar desain jalan yang
sesuai.
 Survei Kependudukan.
Survei ini dilakukan pada ruas-ruas jalan yang tertutup untuk kendaraan
roda 4 dan telah disurvei penyaringan ruas jalan.
survei ini berguna untuk mendapatkan data penyebaran jumlah penduduk
yang akan digunakan dalam memperkiraan potensi jumlah penduduk yang
akan menggunakan jalan, jika jalan ditingkatkan.
SURVEI PENYUSUNAN PROGRAM BINA
 MARGA
Survei Hambatan Lalu Lintas.
Survei ini dilakukan pada ruas-ruas jalan yang tertutup untuk
kendaraan roda 4 dan telah disurvei penyaringan ruas jalan.
Survei hambatan lalu lintas berguna untuk mendapatkan data
mengenai jenis, lokasi, dan lama hambatan yang memperngaruhi
akses jalan yang bersangkutan.
Informasi dari survei kependudukan dan survei hambatan lalu
lintas berguna untuk memperkirakan nilai manfaat yang timbul
dari peningkatan suatu jalan dan memenuhi standar perancangan
jalan yang sesuai.
SISTEM PENILAIAN MENURUT ASPHALT
 INSTITUTE
Dalam sistem penilaian menurut Asphalt Institute, sistem
penilaiannya disebut Pavement Condition Rating (PCR).
 Nilai PCR diberi angka 0 sampai 100, diperoleh dengan
mengurangi nilai 100 dengan jumlah nilai kerusakannya.
 Nilai pengurangan kerusakan ditentukan dari tingkat parahnya
kerusakan dan kemungkinan meluasnya dari setiap tipe kerusakan
yang diamati dalam setiap bagian.
 Nilai PCR yang lebih tinggi menunjukkan bahwa kondisi perkerasan
semakin bagus.
 Pemilihan nilai pengurangan yang sebenarnya, umumnya agak
subyektif, karena tergantung pada personil penilai.
Contoh Format Penilaian Kondisi Perkersasan
Aspal Sistem Penilaian Asphalt Institute
Kerusakan Rentang Nilai Nilai
Retak Melintang 0 – 5 …………….
Retak Memanjang 0 – 5 ……………..
Retak Kulit Buaya 0 – 10 ……………..
Retak Susut 0 – 5 ……………..
Alur 0 – 10 ……………..
Keriting 0 – 5 ……………..
Butiran Lepas (Ravelling) 0 – 5 ………………
Sungkur (Shoving) 0 – 10 ……………….
Lubang (Pothole) 0 – 10 ……………….
Kelebihan Aspal (excess asphalt) 0 – 10 ……………….
Agregat licin 0 – 5 ………………
Drainase Buruk 0 – 10 ……………….
Jumlah Nilai Kerusakan ……………….
Nilai Kondisi = 100 – Jumlah Nilai Kerusakan ………………...
A. Cara Menghitung Nilai
 Beberapa Kondisi
tipe kerusakan lebih mempengaruhi kinerja
perkerasan daripada tipe kerusakan yang lian.
 Dengan menggunakan sistem penilaian, kerusakan yang kurang serius
akibatnya bagi perkerasan diberi nilai 0 – 5.
 Kerusakan yang sifatnya lebih serius, yaitu kerusakan yang
secara langsung mempengaruhi kekuatan perkerasan, maka diberi
nilai 0 – 10.
 Nilai 0 berarti perkerasan tidak mengalami kerusakan.
 Nilai 1 menunjukkan kerusakan tidak banyak dan tidak
menyebabkan distorsi yang besar.
 Nilai 10 untuk kerusakan alur, menunjukkan bahwa alur telah meluas
di seluruh areal permukaan perkerasan, sangat dalam sehingga
mengganggu, dan membahayakan keamanan kendaraan yang lewat,
terutama saat hujan.
B. Interprestasi Nilai
 Terdapat 2 caraKondisi
dimana nilai kondisi dapat digunakan.
 Pertama, nilai kondisi digunakan sebagai pengukur relatif yang
akan memberikan cara rasional dalam membuat rangking kondisi
jalan.
 Kedua, nilai kondisi dipakai sebagai pengukur absolut.
 Nilai kondisi memberikan indikator dari tipe dan tingkat besarnya
pekerjaan perbaikan jalan yang akan dilakukan.
 Sebagai aturan umum, jika nilai kondisi di antara 80 sampai 100,
maka hanya diperlukan operasi pemeliharaan normal, contohnya :
pengisian retakan, penutupan lubang, atau hanya pemberian seal-
coat saja.
 Jika nilai kondisi di bawah 80, maka diperlukan pelapisan tambahan
(overlay).

SISTEM PENILAIAN KONDISI Metode
 PCI
Penilaian kondisi kerusakan perkerasan yang dikembangkan oleh
US Army Corp of Engineer dinyatakan dalam Indeks Kondisi
Perkerasan (Pavement Condition Index, PCI).
 Penggunaan PCI untuk perkerasan bandara, jalan dan tempat
parkir telah dipakai secara luas di Amerika.
 Metode PCI memberikan informasi kondisi perkerasan hanya pada
saat survei dilakukan, tapi tidak dapat memberi gambaran prediksi
dimasa datang.
 Namun demikian, dengan melakukan survei kondisi secara
periodik, informasi kondisi perkerasan dapat berguna untuk
prediksi kinerja di masa datang.
 Prosedur penilaian kondisi perkerasan jalan ini mengacu pada
prosedur dalam buku “Pavement Management for Airport, Road
and Parking Lots”.
SISTEM PENILAIAN KONDISI Metode
 Indeks PCI
Kondisi Perkerasan atau PCI adalah tingkatan dari kondisi
permukaan perkerasan dan ukuran yang ditinjau dari fungsi daya
guna yang mengacu pada kondisi dan kerusakan di permukaan
perkerasan yang terjadi.
 PCI ini merupakan nilai indeks numerik yang nilainya berkisar
antara 0 sampai 100.
 Nilai O, menunjukkan perkerasan dalam kondisi sangat rusak, dan
nilai 100 menunjukkan perkerasan masih sempurna.
 PCI ini didasarkan pada hasil survei kondisi visual, tipe kerusakan,
tingkat keparahan kerusakan, dan ukurannya diidentifikasikan saat
survei kondisi tersebut.
 Informasi kerusakan yang diperoleh sebagai bagian dari survei
kondisi PCI,memberikan informasi sebab-sebab kerusakan, dan
apakah kerusakan terkait dengan beban atau iklim.
Istilah-istilah Dalam Hitungan
PCI
a. Nilai Pengurangan (Deduct Value, DV)
b. Kerapatan (Density)
c. Nilai Pengurang Total ( Total Deduct Value)
d. Nilai Pengurang Terkoreksi (Corrected Deduct
Value)
e. Nilai PCI
f. Unit Sampel
A. Nilai Pengurangan (Deduct Value,
 Dalam DV)metode PCI, tingkat keparahan kerusakan perkerasan
jalan merupakan fungsi dari 3 faktor utama, yaitu :
 Tipe kerusakan
 Tingkat keparahan kerusakan
 Jumlah atau kerapatan kerusakan.
 Nilai Pengurangan (Deduct Value) adalah suatu nilai pengurang untuk
setiap jenis kerusakan yang diperoleh dari kurva hubungan kerapatan
(density) dan tingkat keparahan (severity level) kerusakan.
 Nilai pengurangan dipakai sebagai tipe faktor pemberat yang
mengindikasikan derajat pengaruh kombinasi tiap-tiap tipe kerusakan,
tingkat keparahan kerusakan, dan kerapatannya.
 Didasarkan pada perilaku perkerasan, hasil pengalaman, uji lapangan
dan evaluasi prosedur, serta deskripsi akurat dari tipe kerusakan,
maka tingkat keparahan kerusakan dan nilai pengurang dapat
B.KERAPATAN
 Kerapatan adalah (DENSITY)
persentase luas atau panjang total dari suatu jenis
kerusakan terhadap luas atau panjang total bagian jalan yang diukur, dalam
satuan sq.ft atau m2, atau dalam feet atau meter.
 Dengan demikian kerapatan kerusakan dapat dinyatakan dengan
persamaan : 𝐴𝑑
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑡𝑦 % = ×
𝐴𝑠
100
atau
𝐿𝑑
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑠𝑦𝑛
𝑡𝑖 % = ×
𝐴𝑠
100
dengan :
Ad = luas total dari satu jenis perkerasan untuk setiap tingkat
kerapatan kerusakan (sq.ft atau m2)
As = luas total unit sampel (sq. atau m2)
Ld = panjang total jenis kerusakan untuk tiap tingkat keparahan kerusakan
C. NILAI PENGURANG TOTAL (Total Deduct Value,
 NilaiTDV)
pengurang total atau TDV adalah jumlah total dari nilai pengurang
(deduct value) pada masing-masing unit sampel.

D. NILAI PENGURANG TERKOREKSI (Corrected Deduct Value, CDV)


 Nilai pengurang terkoreksi atau CDV diperoleh dari kurva hubungan antar Nilai
Pengurang Total (TDV) dan nilai-nilai pengurang (DV) dengan memilih kurva
yang sesuai.
 Jika nilai CDV yang diperoleh lebih kecil dari nilai pengurang tertinggi (Highest
Deduct Vakue, HDV), maka CDV yang digunakan adalah nilai pengurang
individual yang tertinggi.
E. Nilai
 PCI
Setelah CDV diperoleh, maka PCI untuk setiap unit sampel dihitung dengan
menggunakan persamaan :
PCIS = 100 - CDV
dengan PCIS = PCI untuk setiap unit sampel atau unit penelitian, dan
CDV
adalah CDV dari setiap unit sampel.
 Nilai PCI perkerasan secara keseluruhan𝑃𝐶𝐼pada
𝑠 ruas jalan tertentu adalah :
𝑃𝐶𝐼𝑓=σ �
dengan : �

PCIf = nilai PCI rata-rata dari seluruh area


penelitian
PCIS = nilai PCI untuk setiap unit sampel
N = jumlah unit sampel

Anda mungkin juga menyukai