Anda di halaman 1dari 21

Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal

Neonatal

DISTOSIA

Yetty dwi fara


Learning Outcome

– HARDSKILL
Mahasiswa mampu Memahami patofisiologi, penegakkan
diagnosa dan farmakologi Distosia karena kelainan presentasi
 
– SOFTSKILL
Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan dan
mengidentfikasi kasus distosia
Pokok Bahasan
– Konsep dasar distosia
– Pengertian distosia
– Patofisiologi distosia
– Etiologi distosia
– Diagnosis distosia
– Faktor predisposisi distosia
Apa itu distosia???
Distosia Bahu
Impaksi bahu anterior dibelakang symphysis pubis
(bahu posterior dibelakang sacral promontory)
yang menghambat pelahiran bayi secara spontan
merupakan keadaan darurat obstetric
- tidak dapat diprediksi
Distosia bahu - seringkali tidak dapat dihindarkan

0,6% - 1,4% dari semua persalinan pervaginam1)

Semua pelayanan kebidanan wajib memiliki


pengetahuan tentang faktor risiko dan
manajemen distosia bahu

1)
Davis DD, Roshan A, Canela CD, et al. Shoulder Dystocia. [Updated 2020 Dec 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470427/
Kelainan His

Klasifikasi Letak dan


Distosia bentuk janin

Kelainan
jalan lahir
Inersia Uteri
(Hypotonic uterine
contraction ):
a. Primer
b. Sekunder

Distosia karena
kelainan HIS antara Tetania Uteri (Hypertonic
lain berupa : Uterine Contraction)

Aksi Uterus Inkoordinasi


(Incoordinate Uterine
Action)
3. Distosia kelainan bentuk janin
Adalah penyulit persalinan karena adanya kelainan bentuk janin.
Contoh:
a. Makrosomia
b. Makrosefalus
c. Hidrosefalus
d. Anensefalus
e. Kembar siam
Macam-macam Kelainan letak,
persentasi atau posisi :

1. Posisi oksipitalis 2. Presentasi 3. Presentasi 4. Presentasi Dahi


posterior persisten puncak kepala Muka

5. Letak sungsang 6. Letak Lintang 7. Presentasi Ganda


FAKTOR RISIKO

 Obesitas ibu
 pertambahan berat badan yang berlebihan
 makrosomia
 riwayat persalinan dengan bayi besar
 diabetes pada ibu
 kehamilan lewat bulan (>41 minggu)
 kala 1 dan /atau kala 2 persalinan memanjang

Sumber: Hill, M. G., & Cohen, W. R. (2016). Shoulder dystocia: prediction and management. Women’s Health, 12(2), 251-261
Mekanisme Normal

umumnya bahu masuk panggul dalam diameter oblique. Dengan majunya


persalinan maka bahu turun dan sesuai dengan bentuk jalan lahir, diameter
bisacrimialis akan berputar ke diameter anteroposterior panggul. Dengan
mekanisme ini bahu depan ada di bawah symphysis pubis sedikit di samping garis
tengah dan kemudian lahir

Mekanisme pada distosia bahu

tertahannya bahu lebih mudah terjadi bila bahu memasuki panggul dengan
diameter bisacromialis pada diameter anteroposterior (PAP), tidak pada
salah satu diameter oblique. Jarang terjadi kedua bahu tertahan di atas
PAP. Biasanya bahu belakang dapat melewati promomtorium tetapi yang
depan tertahan oleh symphysis pubis.
Patofisiologi
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang
menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang
belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring
(oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu
meneran akan meyebabkan bahu depan (anterior) berada di
bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran
menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada
posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi
benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak
bisa lahir mengikuti kepala.
Distosia bahu Ditandai dengan salah satu parameter:1)

1. Gagal melahirkan bahu janin dengan cara biasa (traksi


bawah yang lembut)
2. Memerlukan manuver tambahan untuk melahirkan
bayi
3. Interval kelahiran kepala – tubuh bayi lebih dari 1
menit

Davis DD, Roshan A, Canela CD, Varacallo M. Shoulder Dystocia. 2020 Dec 2. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan–. PMID: 29261
1)

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29261950/
Diagnosis hanya dapat dibuat jika kepala
Diagnosis
telah lahir

1. Kepala bayi telah lahir namun masih erat berada di vulva


2. Kepala bayi telah lahir tetapi tertarik kembali ke dalam
vagina (turtle sign)
3. Tidak terjadi putar paksi luar
Komplikasi

Trauma persendian : dislokasi persendian bahu,


fraktur tulang humerus, fraktur tulang leher
Perinatal Trauma medula oblongata : asfiksia, gangguan
jantung
Trauma pleksus brakhialis

Trauma jalan lahir, perdarahan pasca salin, infeksi


Ibu
Profilaksis

Komplikasi tidak dapat dicegah, tapi dapat


diperbaiki dengan mengenal keadaan yang dapat
menyebabkan distosia bahu dengan
mempraktekkan keahlian perawatan kebidanan
Usaha tambahan
1. Beri anastesi

2. Pemeriksaan vaginal terhadap janin dan


panggul untuk mengesampingkan komplikasi –
komplikasi lain yang menghalangi turunnya badan

3. Episiotomy
HELPER
H = call for Help
E = Evaluate for episiotomy
L = Legs (Mc. Robert Maneuver)
P = Pressure (Suprapubic)
E = Enter pelvis / Enter Maneuvers (Internal rotation)
R = Remove posterior arm

HELPERR
1)
Roll The patient

Baxley, E. G., & Gobbo, R. W. (2004). Shoulder dystocia. American Family Physician, 69(7), 1707-1714.
1)
 Manuver paling umum

 Rekomendasi American Collage Of


Obstetricians and Gynecologists (ACOG)
Mc. Robert sebagai manuver awal untuk mengatasi
distosia bahu  sederhana, logis dan efektif
 40% kasus distosia terselesaikan dengan
manuver ini tanpa memerlukan manuver
lebih lanjut

Sumber : Gesner T, Toncar A, Griggs, Jr RP. McRobert's Maneuver. [Updated 2020 Aug 15]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537280/
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai