Anda di halaman 1dari 17

EPIDURAL HEMATOM (EDH)

Pembimbing:

Dr. dr Zafrullah Khanyjasa, Sp.An., KNA 

BAGIAN/SMF ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2021
PENDAHULUAN

Epidural Hematom (EDH) merupakan kondisi yang sering


dijumpai pada cedera kepala.

Merupakan penyebab kematian terbanyak untuk kelompok usia


muda (15-44 tahun) dan merupakan penyebab kematian ketiga
secara keseluruhan

Insidensi epidural hematoma di AS: 1-2% (40.000 kasus per


tahun)

Di Indonesia, dari data cedera otak jumlah rata-rata penderita


cedera otak adalah 1.178 kasus per tahun, dengan angka kematian
berkisar antara 6,171% hingga 11,22%.
DEFINISI

Epidural hematoma (EDH)


didefinisikan sebagai
perdarahan pada ruang
epidural atau pengumpulan darah
di dalam ruang potensial antara
lapisan luar duramater (selaput
pembungkus otak) dan sisi bagian
dalam tulang tengkorak.

Rosenthal AA, Solomon RJ, Eyerly-Webb SA, Sanchez R, Lee SK, Kiffin C, Davare DL, Hranjec T CE. Traumatic Epidural Hematoma: Patient Characteristics and
Management. Am Surg. 2017;1;83(11):e.
EPIDEMIOLOGI

EDH terjadi pada sekitar 10% dari keseluruhan cedera otak traumatis (TBI)
yang membutuhkan rawat inap.

Laki-laki > perempuan.

Usia dewasa muda 20-30 tahun

Jarang terjadi setelah usia 50 hingga 60 tahun. Seiring bertambahnya usia


seseorang, dura mater (selaput pembungkus otak) menjadi lebih melekat pada
tulang atasnya.

Kebanyakan hematoma epidural terjadi akibat perdarahan arteri dari cabang


arteri meningeal media. Arteri meningeal anterior atau fistula dural arteriovenous
(AV) di verteks mungkin juga menjadi salah satu penyebabnya.

Burjorjee JE, Rooney R, Jaeger M. Epidural Hematoma Following Cessation of a Direct Oral Anticoagulant. Reg Anesth Pain Med [Internet]. 2018 Jan;1.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

Guncangan
Terjadinya cedera akselerasi-deselerasi, merupakan akibat peristiwa
guncangan kepala yang hebat, baik yang disebabkan oleh pukulan maupun
bukan karena pukulan

Benturan
•Kepala membentur atau menabrak sesuatu objek atau sebaliknya

Bonow RH, Barber J, Temkin NR, Videtta W, Rondina C, Petroni G, et al. The Outcome of Severe Traumatic Brain Injury in Latin America. World Neurosurg [Internet]. 2018
Mar;111:e82–90. Available from: https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1878875017321046
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

TRIAS :

Lucid interval (+)

Dilatasi pupil ipsilateral

Hemiparese Kontralateral

Liebeskind David S,2012.Epidural Hematoma


Sastrodiningrat A, Gofar.2012.Neurosurgery Lecture
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto polos Kepala
(+) fraktur tulang

Head CT-Scan
•(+) gambaran hiperdens berbentuk bikonveks, batas tegas
•Midline terdorong ke sisi kontralateral
• (+) garis fraktur

MRI
•(+) Massa hipertintens bikonveks yang menggeser posisi
duramater
•(+) Batas fraktur

Danhert W.1993.Radiology Review Manual


Markam S.2005. Kapita Selekta Neurologi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Danhert W.1993.Radiology Review Manual


Markam S.2005. Kapita Selekta Neurologi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Danhert W.1993.Radiology Review Manual


Markam S.2005. Kapita Selekta Neurologi
PENATALAKSANAAN

Intervensi Bedah segera


Pengamatan klinis secara ketat Indikasi Operasi

 Volume perdarahan >30 cc

 GCS <8

Mardjono M, Sidharta P.2003.Neurologi Klinis Dasar


PENATALAKSANAAN

Pengelolaan Anestesi Preoperatif


(ASA)

Pengelolaan Anestesi Intraoperatif


(General Anestesi)

Pengelolaan Anestesi Postoperatif

Bisri T. Penanganan neuroanestesia dan critical care: Cedera otak traumatik. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran; 2012. 1–254 p.
ANESTESI UMUM

Anestesi umum (GA) merupakan jenis


anestesi yang dipilih dalam kasus bedah
EDH.

GA bertujuan untuk menghilangkan nyeri


secara sentral disertai dengan hilangnya
kesadaran, dan bersifat pulih kembali
(reversibel).

Trias anestesi meliputi sedasi, analgesi,


dan relaksasi.

Mangku, G.2010. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi;Jakarta;Indeks


Mansyur A.2007. Anestesi Umum dalam Pengantar Anestesi;Jakarta;Balai Penerbit;FKUI
ANESTESI UMUM

Prinsip pengelolaan anestesi pada proses operasi, diantaranya :

Jalan napas selalu bebas sepanjang waktu


Ventilasi kendali : oksigenasi adekuat
Hindari lonjakan tekanan darah
Hindari faktor mekanis yang meningkatkan tekanan vena serebral
seperti :
Tidak ada batuk atau mengejan
Tidak ada penekanan pada abdomen atau tahanan
pengembangan thoraks

Pemberian cairan dengan tepat

Mangku, G.2010. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi;Jakarta;Indeks


Mansyur A.2007. Anestesi Umum dalam Pengantar Anestesi;Jakarta;Balai Penerbit;FKUI
PROGNOSIS

Mortalitas: 9,4-33%, rata-rata sekitar 10%.


Karena perdarahan epidural tidak melibatkan
kerusakan struktural otak yang mendasarinya, hasil
akhir secara keseluruhan akan menjadi sempurna jika
evakuasi bedah yang tepat dilakukan.
Prognosis lebih baik jika ada lucid interval

Mardjono M, Sidharta P.2003.Neurologi Klinis Dasar


TERIMA KASIH
REFERENSI
1. Liebeskind David S,2012.Epidural Hematoma
2. Sastrodiningrat A, Gofar.2012.Neurosurgery Lecture
3. Marion, Donald W.1999.Traumatic Brain Injury
4. Danhert W.1993.Radiology Review Manual
5. Markam S.2005. Kapita Selekta Neurologi
6. Mangku, G.2010. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi;Jakarta;Indeks
7. Mansyur A.2007. Anestesi Umum dalam Pengantar Anestesi;Jakarta;Balai Penerbit;FKUI
8. Rosenthal AA, Solomon RJ, Eyerly-Webb SA, Sanchez R, Lee SK, Kiffin C, Davare DL, Hranjec T CE. Traumatic Epidural
Hematoma: Patient Characteristics and Management. Am Surg. 2017;1;83(11):e.
9. Chicote Álvarez E, González Castro A, Ortiz Lasa M, Jiménez Alfonso A, Escudero Acha P, Rodríguez Borregán JC, et al.
Epidemiología del traumatismo craneoencefálico en la población mayor de 65 años a lo largo de 25 años. Rev Esp Anestesiol
Reanim [Internet]. 2018 Dec;65(10):546–51. Available from: https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0034935618301154
10. Burjorjee JE, Rooney R, Jaeger M. Epidural Hematoma Following Cessation of a Direct Oral Anticoagulant. Reg Anesth Pain Med
[Internet]. 2018 Jan;1. Available from: https://rapm.bmj.com/lookup/doi/10.1097/AAP.000000000000073
11. Bonow RH, Barber J, Temkin NR, Videtta W, Rondina C, Petroni G, et al. The Outcome of Severe Traumatic Brain Injury in Latin
America. World Neurosurg [Internet]. 2018 Mar;111:e82–90. Available from:
https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1878875017321046
12. Flaherty BF, Moore HE, Riva-Cambrin J, Bratton SL. Repeat Head CT for Expectant Management of Traumatic Epidural
Hematoma. Pediatrics [Internet]. 2018 Sep 28;142(3):e20180385. Available from:
http://pediatrics.aappublications.org/lookup/doi/10.1542/peds.2018-0385
13. Bisri T. Penanganan neuroanestesia dan critical care: Cedera otak traumatik. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran; 2012. 1–254 p.
14. Bhorkar N, Dhansura T, Tarawade U, Mehta S. Epidural hematoma: Vigilance beyond guidelines. Indian J Crit Care Med [Internet].
2018 Jul;22(7):555–7. Available from: https://www.ijccm.org/doi/10.4103/ijccm.IJCCM_71_18
15. Gutowski P, Meier U, Rohde V, Lemcke J, von der Brelie C. Clinical Outcome of Epidural Hematoma Treated Surgically in the Era of
Modern Resuscitation and Trauma Care. World Neurosurg [Internet]. 2018 Oct;118:e166–74. Available from:
https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1878875018313639

Anda mungkin juga menyukai