Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kasus

ENTROPION
Oleh:
Nadhila (1907101030112)

Pembimbing:
dr. Rahmi H. Adriman, M.Kes., Sp. M
Seiring bertambahnya usia, jaringan yang
menahan kelopak mata ditempatnya mulai
01 mengendur menyebabkan kelopak mata
terkulai berbelok ke arah dalam mata 
Entropion
PENDAHULUAN
Prevalensi entropion pada usia diatas 60 tahun

02 adalah 2,1% per 25.000 individu. Lansia di


Indonesia termasuk lima besar terbanyak di dunia
. yaitu 18,1 juta jiwa (2010).
Entropion dapat menyebabkan iritasi dan
03 kerusakan permukaan okular, keratitis mikroba,
ulserasi kornea, hingga kehilangan penglihatan.

Tindakan pembedahan pada entropion sangat


04 penting dilakukan sebelum terdapat kerusakan
yang permanen
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN RESUME


Pasien seorang wanita berusia 79 tahun datang dengan
Nama : Ny. AH
Umur : 79 tahun keluhan nyeri pada kedua bola mata sejak ± 1 tahun yang lalu.
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sigli Pada awalnya keluhan hanya terasa mengganjal dan seperti
Tanggal periksa : 14 September
ada benda asing di mata, namun kini keluhan memberat
2021
No RM : 0-95-20-22 menjadi rasa nyeri seperti dikorek. Rasa nyeri dirasakan hilang
timbul. Keluhan disertai mata merah dan berair. Keluhan
semakin memberat hingga saat ini pasien merasa pandangan
kabur. Pasien memiliki riwayat tindakan operasi katarak pada
tahun lalu, saat ini udah mengalami perbaikan. Riwayat
pengobatan obat tetes tetapi pasien tidak ingat namanya.
PEMERIKSAAN FISIK
OPHTALMOLOGI
Pemeriksaan Okuli Dekstra (OD) Okuli Sinistra (OS)

Visus 6/45 6/45


Supra cilia    
Madarosis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Palpebra superior    
Kesadaran : Compos Mentis Edema Tidak ada Tidak ada
Tekanan darah : Tidak diukur Spasme Tidak ada Tidak ada
Nadi : 102 x/menit
Hiperemi Tidak ada Tidak ada
Respirasi : 22 x/menit
Entropion Tidak ada Tidak ada
Temperatur : 36,5o C
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Benjolan Tidak ada Tidak ada
Palpebra inferior    
Edema Tidak ada Tidak ada
Hiperemi Tidak ada Tidak ada
Enteropion ada ada
Ekteropion Tidak ada Tidak ada
Benjolan Tidak ada Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK OPHTALMOLOGI
Sklera    
Pungtum lakrimalis     Warna Normal Normal
Pungsi Tidak dilakukan Tidak dilakukan Pigmentasi Tidak ada Tidak ada
Benjolan Tidak ada Tidak ada Limbus    
Konjungtiva palpebra
    Arkus senilis Ada Ada
superior
Kornea    
Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Kejernihan Jernih Jernih
Folikel Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Infiltrat Tidak ada Tidak ada
Benjolan Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak ada Tidak ada
Papil Tidak ada Tidak ada Sikatriks Tidak ada Tidak ada

Konjungtiva palpebra Bilik Mata Depan    


   
inferior Kedalaman Dalam Dalam
Hiperemis Ada Ada Hipopion Tidak ada Tidak ada
Folikel Tidak ada Tidak ada Hifema Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada Iris/Pupil    
Benjolan Tidak ada Tidak ada Refleks cahaya langsung (+) (+)
Konjungtiva bulbi     Refleks cahaya tidak langsung (+) (+)
Kemosis Tidak ada Tidak ada
Seklusio Pupil (-) (-)
Injeksi Konjungtiva Tidak ada Tidak ada
Lensa    
Injeksi Silier Tidak ada Tidak ada
Kejernihan Jernih, IOL (+) Jernih, IOL (+)
Perdarahan di bawah
Tidak ada Tidak ada Dislokasi/subluksasi Tidak ada Tidak ada
konjungtiva
Pergerakan bola mata Dalam batas Dalam batas
Pterygium Tidak ada Tidak ada
(Binokuler) normal normal
Pinguecula Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan Fisik Lokalis
OD Pemeriksaan OS
6/45 Visus 6/45
Berbelok kedalam Palpebra Berbelok kedalam
hiperemis Konjungtiva hiperemis

Jernih, arcus senilis (+), Kornea Jernih, arcus senilis (+),


erosi kornea (+) erosi kornea (+)
Dalam Bilik Mata Depan Dalam
Bulat, isokor Iris Bulat, isokor
Refleks cahaya (+) Pupil Refleks cahaya (+)

Jernih, IOL (+) Lensa Keruh


Tidak diperiksa Vitreous Tidak diperiksa
Tidak diperiksa TIO Tidak diperiksa
Diagnosis
• Entropion Inferior Involusi ODS
• Pseudofakia ODS

Tatalaksana
• Polidemycin ED 1 gtt (1 kali sehari) ODS
• Kloramfenikol 1% 1 gtt (1 kali sehari) ODS
• Xitrol salep mata 1 gtt (1 kali sehari) ODS
• Cendo lyteers eye drop 1 gtt (1 kali sehari) ODS
• Cendo carpine 2% eye drop 1 gtt (1 kali sehari) ODS

Prognosis
• Ad vitam : Dubia ad bonam
• Ad fungsionam : Dubia ad bonam
• Ad sanactionam : Dubia ad bonam
ANATOMI PALPEBRA
DEFINISI
Entropion adalah suatu
keadaan berputarnya margo
palpebra ke arah bola mata
sehingga menyebabkan
trikiasis. Kondisi ini dapat
terjadi pada kelopak mata
atas dan bawah.
ETIOLOGI

Dapat terjadi akibat


terbentuknya jaringan parut
yang terjadi pada trakoma,
atau akibat mekanik dan
spasme musculus orbikular.
PATOGENESIS
● Secara umum, entropion disebabkan oleh penipisan lamela dan
disinsersi retraktor kelopak mata bawah, menyebabkan kelopak
mata bawah melengkung ke dalam.
● Pada keadaan normal, palpebra distabilkan oleh M. Orbikularis okuli,
M. Retraktor palpebra, tarsus dan tendon kantus.
● Apabila tegangan struktur ini melonggar, margo palpebra dapat
berbelok.
● Pada entropion terjadi beberapa perubahan seperti berpindahnya
posisi orbikularis preseptal ke tepi bawah tarsus, kelemahan retraktor
palpebra inferior, berkurangnya kekakuan tarsus karena proses atrofi,
perubahan komposisi tarsus dari serat kolagen menjadi serat elastis,
dan proses atrofi lemak periorbita
PATOGENESIS

a) Kelopak mata normal b) Entropion


MANIFESTASI KLINIS
• Mata mengganjal
• Terkadang menimbulkan nyeri
• Epifora
• Fotofobia
• mata merah
• kelopak mata menjadi keras
• kotoran mata
• pandangan buram
KLASIFIKASI

Berdasarkan terjadinya: 01 Terlihat adanya hernia


selama manuver valsava
inguinalis

1. Entropion kongenital : disebabkan oleh gangguan


Hernia insersi
tampakotot
melewati pembuluh
02 darah
retraktor palpebra inferior (ligamentum kapsulopalpebra).
epigrastium medial ke
inferior.
2. Entropion sikatrik : akibat adanya sikatriks di konjungtiva.
Etiologinya disebabkan oleh proses infeksi, trauma, maupun
imunologi.

3. Entropion Involusional : merupakan entropion yang terjadi


karena usia tua.
PEMBAHASAN KASUS

KASUS Keluhan berupa rasa nyeri yang diawali dengan perasaan


Pasien seorang wanita berusia 79 tahun datang mengganjal pada kedua mata, disebabkan karena adanya bulu
dengan keluhan nyeri pada kedua bola mata sejak
mata yang normalnya melengkung ke arah luar, tetapi pada
± 1 tahun yang lalu. Pada awalnya keluhan hanya pasien ini bulu mata mengarah kebagian dalam sehingga
terasa mengganjal dan seperti ada benda asing di mengenai atau menggesek kornea dan konjungtiva sehingga
mata, namun kini keluhan memberat menjadi rasa
menimbulkan perasaan mengganjal. Selain itu, bulu mata yang
nyeri seperti dikorek. Rasa nyeri dirasakan hilang mengarah kedalam menyebabkan iritasi sehingga mata menjadi
timbul. Keluhan disertai mata merah dan berair.
sering berair, merah dan nyeri seperti dikorek karena gesekan
Keluhan semakin memberat hingga saat ini pasien yang ditimbulkan dari bulu mata pada mata. Keluhan pandangan
merasa pandangan kabur.
yang semakin kabur pada pasien ini dikarenakan kornea terus-
menerus mengalami proses penyembuhan dan luka akibat
gesekan bulu mata.

VOD : 6/45
VOS : 6/45
PEMBAHASAN KASUS Diagnosis entropion umumnya dapat ditegakkan dengan
anamnesis, manifestasi klinis, dan pemeriksaan fisik.

Anamnesis Pada pemeriksaan fisik di dapatkan hiperemis pada konjungtiva

 Nyeri pada mata palpebra dan margo palbebra inferior okuli dextra melipat ke
 Mata merah dalam. Sesuai definisi dari entropion yaitu kelainan yang terletak
 Mata berair
 Pandangan kabur pada kelopak mata yang terputar ke dalam. Pada inspeksi
palpebra, harus diperhatikan adanya tanda-tanda iritasi atau

Pemeriksaan fisik inflamasi kulit adanya trikiasis, distikiasis, dan epiblefaron yang
dapat menyerupai entropion. Dapat ditemukan kerusakan epitel
 Penurunan visus di kedua konjungtiva atau kornea akibat trauma, hiperemia konjungtiva.
mata
 Kelopak mata bawah
berbelok kedalam
 Konjungtiva palpebra DIAGNOSIS
inferior hiperemis
1. Entropion Inferior Involusi ODS
2. Pseudofakia ODS
PEMBAHASAN KASUS

Polidemisin eye drop dan xitrol salep mata merupakan


TATA LAKSANA kombinasi antibiotik neomycin, polymixin B sulfat dan

● deksametason. Kloramfenikol adalah antibiotik spektrum luas


Polidemycin ED 1 gtt (1 kali sehari)
ODS yang bersifat bakteriostatik. Obat ini efektif terhadap bakteri
● Kloramfenikol 1% 1 gtt (1 kali gram positif dan gram negatif yang aerob dan anaerob, kecuali
sehari) ODS Pseudomanas aeruginosa. Terapi ini diberikan kepada pasien
● Xitrol salep mata 1 gtt (1 kali sehari)
karena adanya iritasi pada kornea dan konjungtiva mata akibat
ODS
● gesekan berulang oleh bulu mata atau silia dapat
Cendo lyteers eye drop 1 gtt (1 kali
sehari) ODS mempermudah terjadinya infeksi oleh bakteri patogen yang
● Cendo carpine 2% eye drop 1 gtt (1 mana dapat menyebabkan konjungtivitis. Cendo lyters
kali sehari) ODS diberikan sebagai artificial tears dan lubrikan untuk melindungi
permukaan mata.
Selanjutnya pasien disiapkan untuk operasi rekonstruksi
palpebra sebagai tindakan definitifnya.
TATA LAKSANA
Terapi non-
Terapi Medikamentosa Tindakan pembedahan
medikamentosa
• Penarikan kulit • Terapi medikamentosa • Merupakan terapi
palpebra ke arah pipi, yang diberikan berupa definitif untuk
sehingga menjauh obat tetes mata yang entropion.
dari bola mata bersifat lubrikasi yang • Tindakan operasi
• Pencukuran bulu mata bertujuan untuk bergantung pada tipe
di lokasi trikiasis melindungi kornea entropion.
• Lensa kontak untuk sebelum tindakan • Indikasi pembedahan
melindungi kornea definitif. yaitu iritasi okular
• Peletakan tape untuk berulang,
mengurangi laxitas konjungtivitis bakteri,
tarsus horizontal dan refleks hipersekresi air
memungkinkan eversi mata, keratopati
tepi palpebra superfisial, keratitis,
dan ulkus kornea.
• Konjungtivitis : Entropion dapat menyebabkan konjungtiva
menjadi merah dan meradang, dan menimbulkan infeksi.

• Keratitis : Masuknya bulu mata dan tepi kelopak ke kornea


KOMPLIKASI dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut akan
terbentuk dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.

• Ulkus kornea : Kondisi ini sangat serius karena dapt


menyebabkan kehilangan penglihatan.

• Komplikasi yang disebabkan oleh tindakan operatif pada


entropion yaitu termasuk perdarahan, hematoma, infeksi, rasa
sakit, dan posisi tarsal yang buruk.
PROGNOSIS

 Entropion memiliki prognosis yang baik.

 Keefektifan pengobatan enteropion tergantung dari


penyebab utama dan tingkat keparahan penyakitnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai