Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KASUS

KERATITIS NUMULARIS

DISUSUN OLEH:
Yolanda Erizal
112017193
PEMBIMBING: dr Puranto Budi S. Sp.M
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. B

Usia : 20 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : TNI

Agama : Islam

Alamat : Komplek Kodam RT 012/005., Pesanggrahan


ANAMNESIS

Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2019 pukul 10.00 WIB.

Keluhan Utama

Mata kiri merah sejak 2 bulan SMRS.

Keluhan Tambahan

Terasa megganjal, sedikit gatal, berair dan silau.


Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan mata kiri merah sejak 2 bulan
SMRS dan terasa seperti ada yang mengganjal seperti ada pasir dimatanya. Pasien juga sering
merasa kelilipan . Pasien juga merasa mata sering berair , namun tidak ada kotoran. Sejak 1
bulan SMRS pasien merasa penglihatannya berkurang pada mata yang dikeluhka, seperti ada
kabut yang menghalangi penglihatannya. Pasien juga mengaku sering melihat silau dan jika
membaca seperti tulisan berbayang. Pasien juga sering merasa perih saat kena matahari,
pada saat tidak kena matahari perihnya mulai berkurang. Pasien mengaku sebelum terjadi
mata merah
Lanjutan
, pasien terpapar debu dan percikan peluru pada saat pasien latihan menembak, lalu pasien
mengucek-ngucek mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu dan tangan dalam keadaan
kotor, setelah itu langsung timbul mata merah dan lama-kelamaan seperti ada yang
mengganjal namun pasien diamkan saja. Pasien belum mengobati keluhan mata ini
sebelumnya. Keluhan tersebut sangat mengganggu karena menimbulkan rasa yang tidak
nyaman pada mata. Pasien juga tidak ada kontak dengan orang lain yang sakit mata merah.
Keluhan sakit kepala disertai rasa sakit pada daerah mata juga disangkal. Riwayat
penggunaan lensa kontak (-), riwayat penggunaan obat-obatan tetes mata atau obat minum
sebelum sakit (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa dan
pasien menyangkal mempunyai riwayat darah tinggi,
pasien mengaku tidak punya riwayat kencing manis.

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang pernah


mengalami sakit yang sama

Kondisi lingkungan sosial :


Keadaan lingkungan di sekitar rumah kurang bersih dan
asrama banyak debu.

Riwayat kondisi lingkungan Kondisi lingkungan kerja :


sosial, lingkungan kerja, dan Pasien sering berada di lingkungan yang panas dan berdebu.
kebiasan sehari-hari Karena pasien sedang menjalankan tugas lapangan dan
latihan di batalion.
Kebiasaan sehari-hari :
Setiap hari latihan fisik setiap pagi. Mandi 2 kali sehari,
makan teratur 3 kali sehari.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : Afebris

Kepala : Normocephal
Mata : Status Oftalmologi
THT : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas normal
Thoraks : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Endokrin : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
Status Ofthalmologi

KETERANGAN OD OS
Tajam penglihatan 6/6 6/21
Koreksi Tidak ada Tidak ada
Addisi Tidak ada Tidak ada
Distansia Pupil 63 mm / 61 mm
Kacamata lama Tidak ada Tidak ada
Kedudukan bola mata
KETERANGAN OD OS
Eksoftamus Tidak ada Tidak ada
Endoftalmus Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Palpebra Superior dan Inferior
KETERANGAN OD OS
Edema Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Fissura palpebra 10 mm 10 mm
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
Pseudoptosis Tidak ada Tidak ada
Konjungtiva Tarsalis Superior dan Inferior
KETERANGAN OD OS
Hiperemis Tidak ada Ada
Folikel Tidak ada Tidak ada
Papil Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Anemia Tidak ada Tidak ada
Kemosis Tidak ada Tidak ada
Konjungtiva bulbi
KETERANGAN OD OS
Injeksi konjungtiva Tidak ada ada
Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada

Perdarahan subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada

Pterigium Tidak ada Tidak ada


Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada
Kista dermoid Tidak ada Tidak ada
Kemosis Tidak ada Tidak ada

Sistem lakrimalis
KETERANGAN OD OS
Punctum Lacrimal Terbuka Terbuka
Epifora Tidak ada Tidak ada
Tes anel Tidak diperiksa Tidak diperiksa
Sklera
KETERANGAN OD OS

Warna Putih Putih

Ikterik Tidak ada Tidak ada


Kornea
KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih Keruh
Permukaan Licin Licin
Ukuran 12 mm 12 mm
Sensibilitas Normal Abnormal
Ada bentuk bulat (coin lesion)tepi
Infiltrat Tidak ada berbtasa tegas, berwarna putih,
diameter ± 0,5mm
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arkus senilis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Tes Placido Lingkaran konsentris Lingkaran konsentris
Bilik Mata Depan

KETERANGAN OD OS
Kedalaman Dalam Dalam
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipopion Tidak ada Tidak ada
Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Iris
KETERANGAN OD OS
Warna Cokelat Cokelat
Kriptae Jelas Jelas
Bentuk Bulat Bulat
Sinekia Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
Pupil

KETERANGAN OD OS
Letak Di tengah Di tengah
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran ± 3 mm ± 3 mm
Refleks cahaya langsung Positif Positif
Refleks cahaya tidak langsung Positif Positif

Lensa
KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
Letak Di tengah Di tengah
Shadow Test Negatif Negatif

Badan kaca

KETERANGAN OD OS

Kejernihan Jernih Jernih


Fundus okuli

KETERANGAN OD OS
Reflex Fundus Positif Positif
Papil
- Bentuk Bulat Bulat
- Warna Jingga Jingga
- Batas Tegas Tegas
- CD Ratio 0, 3 0, 3
Arteri Vena 2:3 2:3
Retina
- Perdarahan Tidak ada Tidak ada
- Exudat Tidak ada Tidak ada
- Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Makula Lutea
- Reflex Fovea Positif Positif
- Edema Negatif Negatif
Palpasi

KETERANGAN OD OS
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi Okuli Per palpasi normal Per palpasi normal
Tonometri digital Per palpasi normal Per palpasi normal
Lapang Pandang
KETERANGAN OD OS

Tes Konfrontasi Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan


Pemeriksaan Tambahan
Tes Floresensi : Negatif
RESUME
Pasien laki-laki usia 20 tahun datang ke Poli RSPAD Gatot Soebroto dengan keluhan mata kiri
merah sejak 2 bulan SMRS dan terasa seperti ada yang mengganjal seperti ada pasir
dimatanya. Pasien juga sering merasa kelilipan . Pasien juga merasa mata sering berair ,
namun tidak ada kotoran, penglihatannya berkurang pada mata yang dikeluhka, seperti ada
kabut yang menghalangi penglihatannya. Pasien juga mengaku sering melihat silau dan jika
membaca seperti tulisan berbayang. Pasien juga sering merasa perih saat kena matahari, pada
saat tidak kena matahari perihnya mulai berkurang. Pasien mengaku sebelum terjadi mata
merah , pasien terpapar debu dan percikan peluru pada saat pasien latihan menembak, lalu
pasien mengucek-ngucek mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu dan tangan dalam
keadaan kotor, setelah itu langsung timbul mata merah dan lama-kelamaan seperti ada yang
mengganjal namun pasien diamkan saja. Pasien belum mengobati keluhan mata ini
sebelumnya. pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran kompos
mentis tanda-tanda vital masih batas normal. Pemeriksaan status lokalis ditemukan visus kiri
6/21, injeksi konjungtiva (+), kornea keruh, sensibilitas mata kiri menurun,dan ada infiltrat
bentuk bulat (coin lesion)tepi berbtasa tegas, berwarna putih, diameter ± 0,5mm . Dan pada
pemeriksan tes floresensi negatif.
Diagnosis
Kerja
• Keratitis Numularis Okuli Sinistra

Diagnosis
Banding
• Keratitis superfisialis pungtata
• Konjungtivitis
• Uveitis
Pemeriksaan
anjuran
• Slitlamp
• Kerokan kornea dengan Giemsa
• PCR
Penatalaksaan
Medikamentaso
• C lyteers (sodium clorida 4,4 mg) teteskan 1-2 tetes pada mata kiri, 3-4 kali
sehari
• C polydex( polymyxin B sulfate 10.000IU, neomicyn sulfate setara neomycin
base 3,5mg, gremicidin 0,025mg) 1-2 tetes mata sakit, setiap 4 jam selama 7-
10 hari.
• Asiklovir oral 4 x 500 mg
• Rawat jalan.
Non-Medikamentosa
• Menghindari kontaminasi terhadap mata yang sehat.
• Tidak menggosok mata yang sakit kemudian menyentuh mata yang sehat.
• Mencuci tangan setiap kali selesai memegang mata yang sakit dan
menggunakan tisu.
• Handuk atau sapu tangan baru yang digunakan untuk membersihkan mata
yang sakit.
• Hindari cahaya matahari
Prognosis

ad vitam : ad bonam
ad sanationam : ad bonam
ad fungsionam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
Kornea  bagian anterior dari mata,
yang merupakan bagian dari media
refraksi,
Keratitis  suatu peradangan kornea
yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan
jamur

Keratitis numularis  juga keratitis


sawahica atau keratitis pungtata tropika

Di Indonesia kekeruhan kornea masih


merupakan masalah kesehatan mata
sebab kelainan ini menempati urutan
kedua penyebab kebutaan.
ANATOMI KORNEA
Kornea (Latin Cornum = seperti tanduk) 
selaput bening mata, bagian mata yang
tembus cahaya.

Kornea dipersarafi oleh saraf sensoris : dari


n.siliaris longus, cabang n.nasosiliaris (n.V/1).

Fungsi → sebagai media refrakta dan bagian


mata dengan pembiasan sinar terkuat.

Pembiasan sinar : 40 dioptri dari 50 dioptri


Lapisan Kornea

• Lapisan Kornea :
1. Epitel : squamos bertingkat tak
berkeratin
2. Membran Bowman : resisten terhadap infeksi
dan cidera dan tidak mampu bergenberasi.
3. Stroma : 90% dari ketebalan kornea, lapisan
tengah pada kornea.
4. Membran descement: elastis dan jernih
5. Endotel; : tidak punya daya regenerasi.
Dibasahi cairan humor equos.
Defenisi Keratitis
Keratitis: inflamasi pada kornea, yang
dapat terjadi akibat infeksi oleh
mikroorganisme maupun non infeksi
karena proses autoimun.

Termasuk mata merah dengan


visus menurun
Etiologi
Seperti; infeksi bakteri, virus maupun jamur (virus herpes simpleks merupakan penyebab

tersering), kekeringan kornea, pajanan cahaya yang terlalu terang, benda asing, reaksi alergi

terhadap kosmetik, debu, polusi atau bahan iritan lainnya, kekurangan vitamin A dan

penggunaan lensa kontak yang kurang baik .


KLASIFIKASI

Herpes zoster, herpes simplek,


epitel
punctata

Superfisial
subepitel Numularis, disiform

KERATITIS stroma neuroparalitik

interstitial
Profunda
disiformis

sklerotikan
SUPERFISIAL Keratitis subepitelial, tes fluoresin (-)

 Keratitis numularis, dari Dimmer


• Keratitis ini diduga oleh virus.
• Klinis tanda-tanda radang tidak jelas
• Di kornea terdapat infiltrat bulat-bulat
subepitelial
• Dimana ditengahnya lebih jernih:
disebut halo.
• Keratitis ini bila sembuh akan Keratitis numularis disebut juga keratitis
sawahica atau keratitis punctatatropica.
meninggalkan sikatrik yang ringan.

Replikasi virus pada sel epitel diikuti penyebaran toksin pada stroma kornea
sehingga menimbulkan kekeruhan atau infiltrat berbentuk bulat seperti mata uang
GEJALA UMUM

 Mata merah
 Rasa silau,
 Epiforia
 Kelilipan
 Penglihatan menjadi sedikit kabur
 Mata terasa perih,
 Gatal
 Mengeluarkan kotoran
Diganosis
Penurunan tajam penglihatan,silau, mata merah, merasa
Anamnesis kelilipan, nyeri terkecuali pada keratitisneuroparalitika,
fotofobia, lakrimasi, blefarospasme,

injeksi konjungtiva, terdapat kekeruhan kornea, pupil


Pemeriksaan fisik miosis, kedalaman bilik mata depan normal, tekanan
intraocular normal, sekret (-)

Tes placido
Pemeriksaan Uji fluorensensi
Tes Fiste
Penunjang Bakteriologi
Uji sensibilitas kornea
Placedo

• Bila bayangan dikornea gambarannya


sirkuler dan teratur, disebut placid (-),
pertanda permukaan kornea baik

• .jika gambaran sirkulernya tidak teratur,


placid (+), berarti permukaa kornea tidak
baik, mungkin ada infiltrate, ulkus,
sikatrik, astigmatisme.
Uji Fluoresensi

Untuk melihat adanya defek epitel kornea

Dilihat permukaan kornea warna hijau dengan


sinar biru berarti → kerusakan epitel kornea
karena misalnya terdapat pada keratitis
superfisial epitelial, tukak kornea, dan erosi
kornea.
Komplikasi
 Ulkus kornea

 Abses kornea

 Uveitis anterior

 Endoftalmitis

 Jaringan parut pada kornea.


Penatalaksanaan

Keratitis
Bakteri
• Belum diidentifikasi jenis jamur penyebabnya. Topikal
amphotericin B 1,02,5 mg/ml, thiomerosal (10 mg/ml),
natamycin > 10 mg/ml, golongan imidazole.
• Jamur berfilamen. Untuk golongan II : Topikal amphotericin
Keratitis jamur B, thiomerosal, natamycin (obat terpilih), imidazole (obat
terpilih).
• Ragi (yeast). Amphoterisin B, natamycin, imidazole
• Golongan Actinomyces yang sebenarnya bukan jamur
sejati. Golongan sulfa, berbagai jenis antibiotik.

Debridement : Cara efektif mengobati keratitis dendritik adalah


debridement epithelial, karena virus berlokasi didalam epitel.
Obat :
 IDU (Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam larutan 1% dan
diberikan setiap jam, salep 0,5% diberikan setiap 4 jam).
Kertitis Virus  Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep.
 Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam.
 Asiklovir (salep 3%), diberikan setiap 4 jam.
 Asiklovir oral dapat bermanfaat untuk herpes mata berat, khususnya
pada orang atopi yang rentan terhadap penyakit herpes mata dan kulit
agresif.
PROGNOSIS
• Dengan pengobatan adekuat keratitis dapat sembuh tanpa bekas,
tapi dapat juga menimbulkan jaringan parut pada kornea
terutama bila infiltrat mengenai stroma kornea.
• Beberapa pasien dapat berlanjut hingga menjadi ulkus kornea
jika lesi tersebut telah melebihi dari epitel dan membran
bowman.

Anda mungkin juga menyukai