Review Article
*
Corresponding author: Address: Department of Forensic Medicine and Medico-legal, Faculty of Medicine,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh, Indonesia, Postal Code [23126],
Tel [+628126309403], Email: taufiksuryadi@unsyiah.ac.id (Taufik Suryadi), fadhil.malik13@gmail.com (Fadhil Malik)
ABSTRACT: Trauma dada merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga dada sehingga dapat terjadi kerusakan
pada dinding atau bagian dari rongga dada. Angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia terus meningkat
dari 5,4 juta pada tahun 1990 menjadi 8,4 juta pada tahun 2020. Trauma dada terjadi sekitar hampir 50% kasus dari
semua kecelakaan. Trauma dada (toraks) diklasifikasikan menjadi dua, yaitu trauma tumpul toraks dan trauma tembus
toraks. Trauma tumpul toraks biasanya disebabkan oleh karena kecelakaan lalu lintas, sedangkan trauma tembus toraks
disebabkan oleh karena trauma tajam (tusukan benda tajam) atau trauma tembak (akibat tembakan). Mekanisme cedera
thoraks dibagi menjadi beberapa mekanisme, yaitu akselerasi, deselerasi, torsio atau rotasi, dan blast injury. Konsep
dasar mekanisme cedera akan membantu dalam menganalisis, mengidentifikasi, dan mengelola cedera pasien.
Konsep dasar terjadinya cedera thoraks menyebabkan 20 sampai 25% kematian akibat
dapat timbul akibat beberapa mekanisme trauma. Di antara pasien yang datang setelah
seperti akselerasi, deselerasi, torsio atau rotasi, tabrakan kendaraan bermotor, morbiditas dan
dan blast injury. (6,7) Cedera akselerasi terjadi mortalitas yang lebih tinggi dikaitkan dengan
tabrakan berkecepatan tinggi dan dengan kurangnya
akibat cedera langsung dari sumber penyebab
penggunaan sabuk pengaman. Meskipun insidennya
trauma. Akselerasi dipengaruhi oleh ukuran lebih tinggi, kurang dari 10% pasien yang
seseorang, kecepatan trauma, dan luas area menderita trauma tumpul pada toraks memerlukan
yang berperan dalam terjadinya trauma. (8) intervensi operatif, sedangkan 15 hingga 30%
Cedera deselerasi disebabkan oleh penghentian pasien yang mengalami cedera dada tembus
tiba-tiba gerakan tubuh. Hal ini menyebabkan memerlukan intervensi operatif. Trauma tembus
cedera berupa rupturnya organ dan fascia, dada dikaitkan dengan mortalitas keseluruhan yang
pembuluh darah, saraf atau jaringan lunak lebih tinggi. Insiden bervariasi berdasarkan lokasi
lainnya. Cedera deselerasi thoraks dapat geografis, dominan di daerah perkotaan, yang
menyebabkan ruptur aorta, fraktur sternum, rentan terhadap kekerasan interpersonal, dan daerah
kontusio miokardium, kardiak tamponade, konflik. Penyebab paling umum dari trauma dada
tumpul adalah tabrakan kendaraan bermotor (MVC)
kontusio paru, hemothoraks, dan fraktur costae.
yang menyumbang hingga 80% dari cedera.
Mekanisme cedera torsio dan rotasi Penyebab lainnya termasuk jatuh, kendaraan
biasanya disebabkan oleh adanya deselerasi menabrak pejalan kaki, tindakan kekerasan, dan
organ-organ dalam yang sebagian strukturnya cedera ledakan.(11)
memiliki jaringan pengikat/terfiksasi. Organ Morbiditas dan mortalitas yang terkait
dapat terputar dengan jaringan fiksasi tersebut dengan trauma toraks disebabkan oleh gangguan
sebagai titik tumpu atau porosnya. Organ-organ pernapasan, sirkulasi, atau keduanya. Gangguan
yang rentan terhadap cedera torsio dan rotasi pernapasan dapat terjadi karena cedera langsung
seperti aorta, atrium, diafragma, atau bronkus pada jalan napas atau paru-paru, seperti halnya
utama. (8) Sedangkan blast injury diakibatkan dengan kontusio paru, atau dari gangguan
oleh zat kimiawi yang menimbulkan ledakan. mekanisme pernapasan, seperti patah tulang rusuk.
Hasil yang umum adalah perkembangan
Ketika suatu zat padat ataupun zat cair
ketidaksesuaian ventilasi-perfusi dan penurunan
diledakkan, maka secara kimiawi zat tersebut komplians paru. Hal ini kemudian menyebabkan
diubah menjadi gas dalam volume besar di hipoventilasi dan hipoksia, yang mungkin
bawah tekanan dengan pelepasan energi yang memerlukan intubasi. Gangguan sirkulasi terjadi
dihasilkan. Pelepasan energi tersebut pada keadaan kehilangan darah yang signifikan,
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan penurunan aliran balik vena, atau cedera jantung
tanpa adanya kontak langsung dengan langsung. Perdarahan intratoraks paling sering
penyebab trauma. Hal ini dapat terjadi pada bermanifestasi sebagai hemotoraks pada trauma
kasus ledakan kendaraan saat terjadi tumpul dan tembus, dan hemotoraks masif dapat
kecelakaan lalu lintas.(9) menyebabkan hipotensi dan syok hemodinamik.(12)
3405 The International Journal of Social Sciences and Humanities Invention, vol. 4, Issue 3, March, 2017
Fadhil Malik /Mekanisme Cedera Dada pada Kecelakaan Lalu Lintas
Untuk mengetahui terjadinya ancaman jiwa perlu 4. Dokter harus menjaga kerahasiaan mengenai
dilakukan primery survey segera, karena cedera ini yang dia ketahui tentang pasien secara absolut,
harus ditangani pada saat identifikasi. Cedera yang bahkan setelah pasien tersebut mati
harus disingkirkan meliputi hemotoraks, 5. Masalah di akhir kehidupan, seperti memulai
pneumotoraks, efusi perikardial dengan atau tanpa atau menghentikan pengobatan yang dapat
tamponade, hemoperitoneum. Setelah pemeriksaan memperpanjang hidup, pengobatan pasien
awal selesai maka secondary survey dapat dengan penyakit stadium terminal serta
diperhatikan seperti, patah tulang rusuk, memar kelayakan dan penggunaan peralatan bantuan
paru-paru, kontusio dinding dada.(14) hidup lanjut.
3406 The International Journal of Social Sciences and Humanities Invention, vol. 4, Issue 3, March, 2017
Fadhil Malik /Mekanisme Cedera Dada pada Kecelakaan Lalu Lintas
rusuk. Sedangkan gangguan sirkulasi terjadi pada 13. Ashika J. Amanda L. Sekusky BB. 2021. Penetrating
keadaan kehilangan darah yang signifikan, Chest Trauma. https://www.ncbi.
penurunan aliran balik vena, dan adanya cedera nlm.nih.gov/books/NBK535444/
jantung secara langsung. 14. Aghaei Afshar M, Mangeli F, Nakhaei A. Evaluation of
Injuries Caused by Penetrating Chest Traumas in
DAFTAR PUSTAKA
1. Shengcao Z, et al. Epidemiological and clinical Patients Referred to the Emergency Room. Indian
characteristics of road traffic crashes related thoracic J Surg. 2015 Jun;77(3):191-4
traumas: analysis of 5095 hospitalized chest injury 15. Williams JR. Medical ethics manual. Ethics Unit
patients. Journal of Cardiothoracic Surgery. of the World medical Association. 2006
16:220;2021
16. Dwi FA, Ahmad Y. Pekerja proyek bangunan
2. Kevin G. P, Adrian T, Alwin M. Pola trauma tumpul dengan trauma tembus dada. perhimpunan dokter
toraks non penetrans, penanganan, dan hasil akhir di Forensik. 2017
Instalasi Rawat Darurat Bedah RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado periode Januari 2014 – Juni 2016.
Jurnal e-Clinic (eCl);4;2;2016
3. Handoyo CN, Supriyanto E. Profil Trauma Toraks di
Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Gambiran Periode
Maret 2017-Maret 2018. Jurnal Ilmiah Kedokteran
Wijaya Kusuma. 7(2):178-88;2018
4. Gulshan KG, Jagdish KM, Satish D, Sham LS. Clinical
and management profile of toracic trauma patients.
International Journal of health and Clinical Research.
4(2):51-55;2021
5. American Colledge of Surgeons Committee on
Trauma. Advanced Trauma Life Support9th ed.633. N.
Saint Clair Street. Chicago. p95-96;2012
6. Marcolini EG, Keegan J. Blunt cardiac
injury. Emergency Med Clin North Am. 2015;
33(3):519-27. https://doi.org/10.1016/j.emc.
2015.04.003
7. Gentile G, et al. Sudden Death due to Cardiac
Contusion: Forensic Implications in a Rare Pediatric
Case. J Forensic Sci. 2021;00:1-6.
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/1556-
4029.14741.
8. EMS. Trauma Systems and Mechanism of Injury.
Miami Dade College, Medical Campus
2010.http://samples.jbpub.com/9781284053845/73991
_CH17_002_029.pdf.
9. Sziklavari Z, and Molnar TF. Blast Injuries to the
Thorax. J Thorac Dis. 2019 Feb; 11(Suppl 2):S167–
S171.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
pmc/articles/PMC6389562/.
10. vijay KAG, et al. Pattern of chest injury in road traffic
incident victims: a six-year retrospective study.
Medicine. Science, and Law. 51:93-96;2011
11. Luke E, David F, Sigmon. Michael AG. 2021. Thoracic
Trauma. https://www.ncbi.nlm.nih.
gov/books/NBK534843/
12. Champion HR, Copes WS, Sacco WJ, Lawnick MM,
Keast SL, Bain LW, Flanagan ME, Frey CF. The Major
Trauma Outcome Study: establishing national norms
for trauma care. J Trauma. 1990 Nov;30(11):1356-65.
3407 The International Journal of Social Sciences and Humanities Invention, vol. 4, Issue 3, March, 2017