Anda di halaman 1dari 4

Artikel Ilmiah Forensik Unsyiah 1( ), 2021

Edisi: Agustus 2021


Topik: Mekanisme Cedera Dada Pada Kecelakaan Lalu Lintas

Review Article

Mekanisme Cedera Dada pada Kecelakaan lalu Lintas


Taufik Suryadi1,*, Fadhil Malik2, Nadhila 3, Desy Radhiyah4, Rizka Ramadhan5
1
Department of Forensic Medicine and Medico-legal,
2,3
Medical Student of Forensic Medicine Clinical Rotation,
Faculty of Medicine, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia

*
Corresponding author: Address: Department of Forensic Medicine and Medico-legal, Faculty of Medicine,
Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh, Indonesia, Postal Code [23126],
Tel [+628126309403], Email: taufiksuryadi@unsyiah.ac.id (Taufik Suryadi), fadhil.malik13@gmail.com (Fadhil Malik)

ABSTRACT: Trauma dada merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga dada sehingga dapat terjadi kerusakan
pada dinding atau bagian dari rongga dada. Angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia terus meningkat
dari 5,4 juta pada tahun 1990 menjadi 8,4 juta pada tahun 2020. Trauma dada terjadi sekitar hampir 50% kasus dari
semua kecelakaan. Trauma dada (toraks) diklasifikasikan menjadi dua, yaitu trauma tumpul toraks dan trauma tembus
toraks. Trauma tumpul toraks biasanya disebabkan oleh karena kecelakaan lalu lintas, sedangkan trauma tembus toraks
disebabkan oleh karena trauma tajam (tusukan benda tajam) atau trauma tembak (akibat tembakan). Mekanisme cedera
thoraks dibagi menjadi beberapa mekanisme, yaitu akselerasi, deselerasi, torsio atau rotasi, dan blast injury. Konsep
dasar mekanisme cedera akan membantu dalam menganalisis, mengidentifikasi, dan mengelola cedera pasien.

Key Words: Cedera Dada, Kecelakaan Lalu Lintas, Medikolegal

PENDAHULUAN trauma dada di Amerika terjadi pada 12 orang/1000


Kecelakaan lalu lintas menjadi masalah penduduk setiap harinya, dan sekitar 20-25% kasus
besar yang bersifat global hingga saat ini. Menurut mengalami kematian. Trauma merupakan
World Health Organization (WHO) sekitar 1,35 penyebab utama kematian nomor empat di
juta orang meninggal dan 20-50 juta orang terluka Indonesia. Diketahui angka kematian akibat
setiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas. Berkaitan kecelakaan lalu lintas di Indonesia terus meningkat
dengan kecelakaan lalu lintas, dunia medis juga ikut dari 5,4 juta pada tahun 1990 menjadi 8,4 juta pada
merasakan dampak akibat cedera yang terjadi. (1) tahun 2020. Hal ini sangat signifikan karena terjadi
Trauma atau cedera merupakan suatu kejadian yang peningkatan prevalensi sekitar 65% kasus. (2)
bersifat holistik yang dapat menyebabkan hilangnya Berdasarkan penelitian Kevin et al, pada tahun 2016
produktivitas seseorang. Gaya hidup modern saat diperoleh 120 kasus trauma dada pada tahun 2014
ini berupa peningkatan penggunaan kendaraan hingga juni 2016 di RSUP Prof. dr. R.D. Kandou
automotif sering menjadi penyebab utama Manado. Jumlah kematian akibat kecelakaan lalu
kecelakaan lalu lintas. Morbiditas dan mortalitas lintas berjumlah 85 orang, dan kasus meninggal
yang lebih tinggi akibat trauma kecelakaan lalu akibat trauma dada berjumlah 7 orang.(3)
lintas dikaitkan dengan tabrakan berkecepatan
tinggi dan kurangnya penggunaan sabuk pengaman. Mekanisme Cedera Dada
(2) Kasus cedera dada dapat meningkatkan
Salah satu jenis trauma yang sering terjadi angka morbiditas dan mortalitas akibat terjadinya
dalam kecelakaan lalu lintas yaitu trauma dada beberapa mekanisme hipoksia, hiperkarbia, dan
(thorax). Trauma dada merupakan luka atau cedera asidosis. Hipoksia jaringan pada trauma dada terjadi
yang mengenai rongga dada yang dapat akibat ketidakmampuan distribusi oksigen ke
menyebabkan kerusakan pada dinding dada ataupun jaringan karena hipovolemi (perdarahan),
isi dari rongga dada yang dapat disebabkan oleh ketidakcocokan ventilasi atau perfusi paru–paru
benda tajam atau tumpul, sehingga dapat (contusio, hematom dan kolaps alveolus), dan
menyebabkan keadaan nyeri pada dada. (2 ) Saat ini, perubahan tekanan intra torakal (tension
trauma dada terjadi sekitar hampir 50% kasus dari pneumotoraks dan open pneumotoraks).
semua kecelakaan.(3) Prevalensi tersering terjadi Hipoperfusi inilah yang menyebabkan terjadinya
pada laki-laki dengan usia produktif.(4) asidosis metabolik. Hiperkarbi dengan asidosis
Berdasarkan World Health Organization respiratorik sering dikarenakan karena ventilasi
(WHO) angka kematian akibat trauma pada tahun yang tidak memadai yang disebabkan oleh
2008 mencapai 90%. Asia memiliki angka perubahan tekanan intra torakal dan penurunan
kematiaan tertinggi akibat kasus trauma. Insidensi kesadaran.(5)
Artikel Ilmiah Forensik Unsyiah 1( ), 2021
Fadhil Malik /Mekanisme Cedera Dada pada Kecelakaan Lalu Lintas

Konsep dasar terjadinya cedera thoraks menyebabkan 20 sampai 25% kematian akibat
dapat timbul akibat beberapa mekanisme trauma. Di antara pasien yang datang setelah
seperti akselerasi, deselerasi, torsio atau rotasi, tabrakan kendaraan bermotor, morbiditas dan
dan blast injury. (6,7) Cedera akselerasi terjadi mortalitas yang lebih tinggi dikaitkan dengan
tabrakan berkecepatan tinggi dan dengan kurangnya
akibat cedera langsung dari sumber penyebab
penggunaan sabuk pengaman. Meskipun insidennya
trauma. Akselerasi dipengaruhi oleh ukuran lebih tinggi, kurang dari 10% pasien yang
seseorang, kecepatan trauma, dan luas area menderita trauma tumpul pada toraks memerlukan
yang berperan dalam terjadinya trauma. (8) intervensi operatif, sedangkan 15 hingga 30%
Cedera deselerasi disebabkan oleh penghentian pasien yang mengalami cedera dada tembus
tiba-tiba gerakan tubuh. Hal ini menyebabkan memerlukan intervensi operatif. Trauma tembus
cedera berupa rupturnya organ dan fascia, dada dikaitkan dengan mortalitas keseluruhan yang
pembuluh darah, saraf atau jaringan lunak lebih tinggi. Insiden bervariasi berdasarkan lokasi
lainnya. Cedera deselerasi thoraks dapat geografis, dominan di daerah perkotaan, yang
menyebabkan ruptur aorta, fraktur sternum, rentan terhadap kekerasan interpersonal, dan daerah
kontusio miokardium, kardiak tamponade, konflik. Penyebab paling umum dari trauma dada
tumpul adalah tabrakan kendaraan bermotor (MVC)
kontusio paru, hemothoraks, dan fraktur costae.
yang menyumbang hingga 80% dari cedera.
Mekanisme cedera torsio dan rotasi Penyebab lainnya termasuk jatuh, kendaraan
biasanya disebabkan oleh adanya deselerasi menabrak pejalan kaki, tindakan kekerasan, dan
organ-organ dalam yang sebagian strukturnya cedera ledakan.(11)
memiliki jaringan pengikat/terfiksasi. Organ Morbiditas dan mortalitas yang terkait
dapat terputar dengan jaringan fiksasi tersebut dengan trauma toraks disebabkan oleh gangguan
sebagai titik tumpu atau porosnya. Organ-organ pernapasan, sirkulasi, atau keduanya. Gangguan
yang rentan terhadap cedera torsio dan rotasi pernapasan dapat terjadi karena cedera langsung
seperti aorta, atrium, diafragma, atau bronkus pada jalan napas atau paru-paru, seperti halnya
utama. (8) Sedangkan blast injury diakibatkan dengan kontusio paru, atau dari gangguan
oleh zat kimiawi yang menimbulkan ledakan. mekanisme pernapasan, seperti patah tulang rusuk.
Hasil yang umum adalah perkembangan
Ketika suatu zat padat ataupun zat cair
ketidaksesuaian ventilasi-perfusi dan penurunan
diledakkan, maka secara kimiawi zat tersebut komplians paru. Hal ini kemudian menyebabkan
diubah menjadi gas dalam volume besar di hipoventilasi dan hipoksia, yang mungkin
bawah tekanan dengan pelepasan energi yang memerlukan intubasi. Gangguan sirkulasi terjadi
dihasilkan. Pelepasan energi tersebut pada keadaan kehilangan darah yang signifikan,
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan penurunan aliran balik vena, atau cedera jantung
tanpa adanya kontak langsung dengan langsung. Perdarahan intratoraks paling sering
penyebab trauma. Hal ini dapat terjadi pada bermanifestasi sebagai hemotoraks pada trauma
kasus ledakan kendaraan saat terjadi tumpul dan tembus, dan hemotoraks masif dapat
kecelakaan lalu lintas.(9) menyebabkan hipotensi dan syok hemodinamik.(12)

Trauma Tembus Dada


Jenis Cedera Dada
Trauma dada dapat disebabkan oleh trauma
Secara garis besar trauma dada dapat dibagi
tembus atau trauma tumpul. Sementara trauma
dua, yaitu trauma tumpul thorax dan trauma tembus
tumpul lebih sering terjadi, namun, trauma tembus
thorax. Trauma dada yang lebih sering disebabkan
bisa sangat mengancam jiwa. Sehingga cukup
akibat kecelakaan lalu lintas yaitu trauma tumpul
penting untuk mengetahui mekanisme cedera
thorax, sedangkan trauma tembus thorax lebih
tersebut, karena manajemennya dapat bervariasi.
sering disebabkan oleh trauma tajam (akibat
Selain itu, arah penetrasi akan menentukan
tusukan benda tajam) atau trauma tembak (akibat
penyelidikan dan intervensi. Tergantung pada
tembakan).(2) Berdasarkan studi di kanada selama
trauma tembus, intervensi operasi segera mungkin
lima tahun diperoleh hasil sebanyak 96,3% terjadi
diperlukan, dan membuat diagnosis dini integral
kasus trauma tumpul, sedangkan 3,7% mengalami
untuk kelangsungan hidup. Cedera tembus juga
trauma tajam. Penyebab trauma tumpul yang
harus dipertimbangkan; misalnya, cedera tusukan
diakibatkan oleh kecelakaan kendaraan terjadi
lawan peluru di dada dapat mengakibatkan pola
sekitar 70% kasus dengan insidensi trauma dada
cedera yang berbeda. Tembakan dan tusukan
sekitar 46%. (10)
menyumbang 10% dan 9,5% dari trauma tembus
dada, sehingga menjadikannya etiologi paling
Trauma Tumpul Dada
umum dari trauma tembus.(13)
Trauma tumpul dada lebih sering terjadi
dari pada trauma tembus dan secara langsung

3405 The International Journal of Social Sciences and Humanities Invention, vol. 4, Issue 3, March, 2017
Fadhil Malik /Mekanisme Cedera Dada pada Kecelakaan Lalu Lintas

Untuk mengetahui terjadinya ancaman jiwa perlu 4. Dokter harus menjaga kerahasiaan mengenai
dilakukan primery survey segera, karena cedera ini yang dia ketahui tentang pasien secara absolut,
harus ditangani pada saat identifikasi. Cedera yang bahkan setelah pasien tersebut mati
harus disingkirkan meliputi hemotoraks, 5. Masalah di akhir kehidupan, seperti memulai
pneumotoraks, efusi perikardial dengan atau tanpa atau menghentikan pengobatan yang dapat
tamponade, hemoperitoneum. Setelah pemeriksaan memperpanjang hidup, pengobatan pasien
awal selesai maka secondary survey dapat dengan penyakit stadium terminal serta
diperhatikan seperti, patah tulang rusuk, memar kelayakan dan penggunaan peralatan bantuan
paru-paru, kontusio dinding dada.(14) hidup lanjut.

Managemen Cedera Dada Medikolegal


Managemen cedera dada dapat Berdasarkan KUHP, kualifikasi luka dibagi
dilakukan dengan metode Advanced Trauma menjadi luka yang tidak menimbulkan penyakit
Life Supported (ATLS) dengan menggunakan atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan atau mata pencaharian (sebagai
sistem ABCDE untuk perawatan trauma.
penganiayaan ringan/ pasal 352), luka yang
Managemen pasien dengan cedera dada dapat menimbulkan penyakit atau halangan untuk
meliputi airway, breathing, circulation, dan menjalankan pekerjaan jabatan atau mata
funsi vital. Transportasi yang cepat pada pencaharian (sebagai penganiayaan/ pasal 351
korban trauma sangat berperan besar dalam ayat 1), perbuatan yang mengakibatkan luka
keberhasilan teknik resusitasi pada korban. berat (pasal 351 ayat 2). Sedangkan yang
Hanya sekitar 10% pasien dengan trauma dada termasuk luka berat termuat dalam pasal 90
yang membutuhkan tindakan thoracotomy KUHP, yaitu : (16)
sebagai tatalaksana, sedangkan sebagian besar  jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak
yang lain dapat dengan hanya tindakan memberi harapan akan sembuh sama sekali,
resusitasi, intubasi endotrakeal, ataupun atau yang menimbulkan bahaya maut;
menggunakan chest thoracostomy.(4)  tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan
tugas jabatan atau pekerjaan pencarian;
Etika Medis  kehilangan salah satu pancaindera;
Terdapat lima topik etika medis yang dihadapi  mendapat cacat berat;
dokter dalam menangani pasien dengan cedera,  menderita sakit lumpuh;
yaitu : (15)  terganggunya daya pikir selama empat minggu
1. Pasien harus mendapatkan penghargaan dan lebih;
perawatan yang sama, tidak memandang ras,  gugur atau matinya kandungan seorang
agama, maupun latar belakang pasien. perempuan
2. Komunikasi dan persetujuan, dimana dokter
perlu menerangkan diagnosa medis, prognosis, KESIMPULAN
dan regimen terapi yang kompleks dengan Trauma tumpul dada lebih sering terjadi dari
bahasa sederhana agar pasien mudah pada trauma tembus dada dan secara langsung
memahami pilihan- pilihan terapi yang ada, menyebabkan 20 sampai 25% kematian akibat
termasuk keuntungan dan kerugian dari trauma. Penyebab paling umum dari trauma tumpul
masing-masing terapi, menjawab semua dada adalah tabrakan kendaraan bermotor (MVC)
pertanyaan yang mungkin diajukan, dan yang menyumbang hingga 80% dari cedera.
memahami apapun keputusan pasien serta Penyebab lainnya termasuk jatuh, kendaraan
alasannya. menabrak pejalan kaki, tindakan kekerasan, dan
3. Pengambilan keputusan untuk pasien yang blast injury. Insiden kejadian bervariasi berdasarkan
tidak kompeten. Banyak pasien tidak kompeten lokasi geografis, dominan di daerah perkotaan, yang
dalam membuat keputusan untuk mereka rentan terhadap kekerasan interpersonal, dan daerah
sendiri. Contohnya adalah anak-anak, pasien konflik.
dengan kondisi neurologi atau psikiatri tertentu, Morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi
atau pasien dalam kondisi koma. Pasien-pasien dikaitkan dengan tabrakan berkecepatan tinggi dan
tersebut membutuhkan pengambil keputusan kurangnya penggunaan sabuk pengaman. Tingginya
pengganti, bisa dokter maupun pihak lain. angka morbiditas dan mortalitas trauma toraks
Masalah etis muncul dalam menentukan siapa dapat disebabkan karena adanya gangguan
yang berhak mewakili pasien dalam mengambil pernapasan, sirkulasi, atau keduanya. Gangguan
keputusan dan dalam memilih kriteria pernapasan dapat terjadi karena cedera langsung
keputusan berdasarkan kepentingan pasien pada jalan napas atau paru-paru, seperti halnya
yang tidak kompeten tersebut. dengan kontusio paru, atau dari gangguan
mekanisme pernapasan, seperti patahnya tulang

3406 The International Journal of Social Sciences and Humanities Invention, vol. 4, Issue 3, March, 2017
Fadhil Malik /Mekanisme Cedera Dada pada Kecelakaan Lalu Lintas

rusuk. Sedangkan gangguan sirkulasi terjadi pada 13. Ashika J. Amanda L. Sekusky BB. 2021. Penetrating
keadaan kehilangan darah yang signifikan, Chest Trauma. https://www.ncbi.
penurunan aliran balik vena, dan adanya cedera nlm.nih.gov/books/NBK535444/
jantung secara langsung. 14. Aghaei Afshar M, Mangeli F, Nakhaei A. Evaluation of
Injuries Caused by Penetrating Chest Traumas in

DAFTAR PUSTAKA
1. Shengcao Z, et al. Epidemiological and clinical Patients Referred to the Emergency Room. Indian
characteristics of road traffic crashes related thoracic J Surg. 2015 Jun;77(3):191-4
traumas: analysis of 5095 hospitalized chest injury 15. Williams JR. Medical ethics manual. Ethics Unit
patients. Journal of Cardiothoracic Surgery. of the World medical Association. 2006
16:220;2021
16. Dwi FA, Ahmad Y. Pekerja proyek bangunan
2. Kevin G. P, Adrian T, Alwin M. Pola trauma tumpul dengan trauma tembus dada. perhimpunan dokter
toraks non penetrans, penanganan, dan hasil akhir di Forensik. 2017
Instalasi Rawat Darurat Bedah RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado periode Januari 2014 – Juni 2016.
Jurnal e-Clinic (eCl);4;2;2016
3. Handoyo CN, Supriyanto E. Profil Trauma Toraks di
Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Gambiran Periode
Maret 2017-Maret 2018. Jurnal Ilmiah Kedokteran
Wijaya Kusuma. 7(2):178-88;2018
4. Gulshan KG, Jagdish KM, Satish D, Sham LS. Clinical
and management profile of toracic trauma patients.
International Journal of health and Clinical Research.
4(2):51-55;2021
5. American Colledge of Surgeons Committee on
Trauma. Advanced Trauma Life Support9th ed.633. N.
Saint Clair Street. Chicago. p95-96;2012
6. Marcolini EG, Keegan J. Blunt cardiac
injury. Emergency Med Clin North Am. 2015;
33(3):519-27. https://doi.org/10.1016/j.emc.
2015.04.003
7. Gentile G, et al. Sudden Death due to Cardiac
Contusion: Forensic Implications in a Rare Pediatric
Case. J Forensic Sci. 2021;00:1-6.
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/1556-
4029.14741.
8. EMS. Trauma Systems and Mechanism of Injury.
Miami Dade College, Medical Campus
2010.http://samples.jbpub.com/9781284053845/73991
_CH17_002_029.pdf.
9. Sziklavari Z, and Molnar TF. Blast Injuries to the
Thorax. J Thorac Dis. 2019 Feb; 11(Suppl 2):S167–
S171.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
pmc/articles/PMC6389562/.
10. vijay KAG, et al. Pattern of chest injury in road traffic
incident victims: a six-year retrospective study.
Medicine. Science, and Law. 51:93-96;2011
11. Luke E, David F, Sigmon. Michael AG. 2021. Thoracic
Trauma. https://www.ncbi.nlm.nih.
gov/books/NBK534843/
12. Champion HR, Copes WS, Sacco WJ, Lawnick MM,
Keast SL, Bain LW, Flanagan ME, Frey CF. The Major
Trauma Outcome Study: establishing national norms
for trauma care. J Trauma. 1990 Nov;30(11):1356-65.

3407 The International Journal of Social Sciences and Humanities Invention, vol. 4, Issue 3, March, 2017

Anda mungkin juga menyukai