Anda di halaman 1dari 19

REMAJA

Era Zana Nisa, S.Kep, Ns. M.K.M


Seksualitas pada
remaja
Pengertian Seks Dan
Seksualitas
Seks adalah perbedaan badani atau biologis
perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis
kelamin (Ing: sex)
seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang
sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial,
psikologis, dan kultural.
Dorongan Seksual
• Keinginan untuk mendapatkan kepuasan secara
seksual yang diperoleh dengan perilaku seksual.
• Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika
dorongan seksual muncul tidak diimbangi
dengan pemahaman terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan perilaku seksual.
• Tidak ada perbedaan antara dorongan seksual
yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Tidak
ada yang lebih tinggi.
Perilaku Seksual
Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari
oleh dorongan seksual atau kegiatan untuk
mendapatkan kesenangan organ seksual melalui
berbagai perilaku.
Perilaku seksual tersebut sangat luas sifatnya,
mulai dari berdandan, mejeng, ngerling, merayu,
menggoda hingga aktifitas dan hubungan seksual.
Perilaku seksual merupakan hasil interaksi antara
kepribadian dengan lingkungan di sekitarnya.
Faktor Internal dan Eksternal yang mempengaruhi
Perilaku Seksual

Perspektif Biologis Orang Tua Teman Sebaya Your Text Here

perubahan biologis kurangnya ada masa remaja,


yang terjadi pada komunikasi secara pengaruh teman
masa pubertas dan terbuka antara sebaya sangat
pengaktifan hormon orang tua dengan kuat sehingga
dapat menimbulkan remaja dalam munculnya
perilaku seksual masalah seputar penyimpangan
seksual dapat perilaku seksual
memperkuat dikaitkan dengan
munculnya norma kelompok
penimpangan sebaya
perilaku seksual

Add Text Here Add Text Here


Faktor Internal dan Eksternal yang mempengaruhi
Perilaku Seksual

Your Text Here Akademik Sosial Kognitif

Remaja dengan kemampuan sosial kognitif


prestasi rendah dan diasosiasikan dengan pengambilan
tahap aspirasi yang keputusan yang menyediakan
rendah cenderung pemahaman perilaku seksual di
lebih sering kalangan remaja. Remaja yang
memunculkan mampu mengambil keputusan
aktivitas seksual secara tepat berdasarkan nilai-nilai
dibandingkan yang dianutnya dapat lebih
remaja dengan menampilkan perilaku seksual
prestasi yang baik yang lebih sehat.
di sekolahnya

Add Text Here Add Text Here


Faktor Internal dan Eksternal yang mempengaruhi
Perilaku Seksual

Perilaku seksual merupakan perilaku yang didasari


oleh dorongan seksual atau kegiatan untuk
mendapatkan kesenangan organ seksual melalui
berbagai perilaku.
Perilaku seksual tersebut sangat luas sifatnya,
mulai dari berdandan, mejeng, ngerling, merayu,
menggoda hingga aktifitas dan hubungan seksual.
Perilaku seksual merupakan hasil interaksi antara
kepribadian dengan lingkungan di sekitarnya.
Kehamilan
pada Remaja
Kehamilan Remaja
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi
pada wanita usia antara 14 – 19 yang
merupakan akibat perilaku seksual baik disengaja
(sudah menikah) atau tidak disengaja (belum
menikah).
Menurut ciri-ciri perkembangannya, masa
remaja di bagi menjadi tiga tahap yaitu masa
remaja awal 10-12 th, masa remaja tengah
13-15 th, masa remaja akhir 16-19 th
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2001)
Beberapa Faktor Kehamilan Remaja

Faktor Lingkungan Perkembangan


Agama dan Iman IPTEK
• Orang tua
Kurangnya penanaman nilai- • Pendidikan sex yg kurang
nilai agama sejak dini dan memudahkan remaja untuk
dari orang tua dan mengakses informasi tentang
tipisnya iman remaja keluarga seks
• Teman, tetangga dan
media
Beberapa Faktor Kehamilan Remaja

Minimnya pengetahuan dan rasa Usia pubertas yang


ingin tahu yang berlebihan Perubahan zaman semakin cepat
Pengetahuan yang minim tentang Peningkatan usia pubertas apabila
System nilai dan moralitas tidak diimbangi dengan penyaluran
kehamilan pada remaja dan infeksi
dapat berubah seiring dengan seksual yang tepat, mka akan
menular seksual, mengakibatkan seks
perubahan zaman berakibat pada seks dini dan
yang tidak aman serta terjadinya
kehamilan remaja. kehamilan usia dini.
Dampak

Psikologis •
Fisik
Kehamilan remaja berisiko kematian ibu,
preeklamsi-eklamsi, anemia, BBLR,
Perasaan tertekan karena mendapat abortus, kelahiran preterm dan kematian
cercaan dari teman, keluarga atau bayi.
lingkungan masyarakat • Infeksi menular seksual
Tersisih dari pergaulan, karena • Saat persalinan sering memerlukan
dianggap belum mampu membawa diri tindakan medis
• Janin dapat mengalami kelainan congenital
• Kematian maternal dan perinatal pada
kehamilan remaja lebih tinggi dibanding
pada usia reproduksi sehat ( 20 – 35
tahun ).
Pencegahan

● Melakukan kegiatan positif


● Menghindari perilaku seks beba
● Meningkatkan iman dan taqwa
● Bagi remaja yang sudah
menikah, menunda kehamilan
dengan menggunakan alat
kontrasepsi.
Upaya pengendalian Menjaga kesehatan reproduksinya dengan aman
● Menghindari seks bebas
● Menghindari multipartnerseks
● Pendidikan seksual sejak dini
● Meningkatkan iman dan taqwa
● Mengunakan alkon darurat
● Membiarkan janin tetap hidup sampai
lahir
● Menikahkan remaja yang hamil
● Remaja diperbolehkan merawat
anaknya
● Dapat dilakukan terminasi kehamilan
pada kasus-kasus tertentu.
Menjadi Orang Tua pada Remaja
menjadi orang tua pada remaja

persiapan fisik persiapan psikologis persiapan finansial

psikologi juga sangat penting untuk finansial terkadang menjadi pemicu sebuah
persiapan fisik penting menempuh suatu kehidupan yang baru keretakan rumah tangga, tetapi ketika
untuk perencanaan sehingga calon orangtua telah siap keduanya sudah berkomitmen maka semua
menjadi orang tua dengan segala kemungkinan. yang bisa dilalui dengan mudah sekali pun itu
himbauan berlaku bagi akan terjadi. masalah seberat apapun persiapan ini
calon ayah dan ibu
sangat penting dan benar-benar harus
dipersiapkan.
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
TUGAS TERSTRUKTUR !
BUAT RESUME TENTANG :
SEKSUALITAS PADA REMAJA
KEHAMILAN PADA REMAJA
MENJADI ORANG TUA PADA REMAJA

Anda mungkin juga menyukai