Anda di halaman 1dari 20

ASKEP ANAK SAKIT

(DHF/Dengue Hemoragik Fever)

Oleh
NAMA : PURNATIKA
NIM : P07120421120N

无忧PPT整理发布
Pengertian

 Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegepty (suriadi & rita yuliani, 2010).
 Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorhagic fever (DHF)
adalah penyakit pada anak dan dewasa yang disebabkan oleh virus dengan
manifestasi demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi (Lestar,2016)

Etiologi
 Penyebab utama :
 virus dengue tergolong albovirus
 Vektor utama : – Aedes aegypti.
 Aedes albopictus.
 Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :
 kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.
 Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
 Penyedaiaan air bersih yang langka . 无忧PPT整理发布
Patofisiologi

 Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan


nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan
bereaksi dengan antibody dan terbentuklah
kompleks virus-antibody.

Gambaran Klinis

Gambaran klinis yang timbul bervariasi


berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi
anatara 13 – 15 hari, tetapi rata-rata 5 – 8 hari.
Gejala klinik timbul secara mendadak berupa
suhu tinggi, nyeri pada otot dan tulang, mual,
kadang-kadang muntah dan batuk ringan.

无忧PPT整理发布
Diagnosis

WHO membuat patokan diagnosis DHF untuk ditegakkan adalah sebagai


berikut :
1. Kriteria Klinik
 Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari kemudian turun
secara lisis demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia,
lemah, nyeri.
 Manifestasi perdarahan :
Tourniquet positif, Petekia, purpura, ekimosis, Epistaksis, perdarahan
gusi, Hematemesis, melena.
 Pembesaran hati
 Syok
2. Kriteria Laboratorium
 Trombositpenia (<100.000/ul )
 hemokonsentrasi (nilai hematokrit lebih 20% dari normal)

无忧PPT整理发布
Klasifikasi

 Derajat I
 Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan, uji
tourniquet , trombositopenia dan hemokonsentrasi.

 Derajat II
 Derajat I dan disertai pula perdarahan spontan pada kulit atau tempat
lain.
 
 Derajat III
 Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan
nadi menurun (hipotensi <20 mmHg), gelisah, cyanosis sekitar mulut,
hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan).

 Dejara IV
 Syok berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

无忧PPT整理发布
Pemeriksaan Diagnostik
Darah
- Trombositopenia ( N : 150.000-400.000/ui )
- Hemokonsentrasi ( N pria : 40-48 Nol % )
- Masa pembekuan normal ( 10-15 )
- Masa pendarahan memanjang ( N = 1-3 )
Kimia darah :
– Hiponatremia.
– Hipoproteinemia
– Hipokalemia
SGOT, SGPT meningkat ( N < 12 u / i )
Ureum meningkat.
Urine
- Albuminurial ringan
Sumsum tulang
Pemeriksaan serologi
Foto thorak
USG
Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
Protein darah rendah 无忧PPT整理发布
Diagnosa Banding

Gambaran klinis DHF seringkali mirip dengan beberapa penyakit lain seperti :
 Demam chiku nguya.
 Demam typhoid
 Anemia aplastik
 Purpura trombositopenia idiopati (ITP)

KOMPLIKASI

 DHF mengakibatkan pendarahan pada semua organ tubuh, seperti pendarahan


ginjal, otak, jantung, paru paru, limpa dan hati. Sehingga tubuh kehabisan darah dan
cairan serta menyebabkan kematian.
 Ensepalopati.
 Gangguan kesadaran yang disertai kejang.
 Disorientasi, prognosa buruk.

无忧PPT整理发布
Penatalaksanaan

 Tirah baring atau istirahat baring.


 Diet makan lunak.
 Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam
 Pemberian cairan intravena
 Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jika kondisi pasien
memburuk, observasi ketat tiap jam.
 Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
 Pemberian obat antipiretik
 Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
 Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi
sekunder.
 Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum,
perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium
yang memburuk.
 Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam
无忧PPT整理发布
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Pengkajian Keperawatan
a). Data subyektif
Adalah data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan pasien atau keluarga
pada pasien DHF.
1.) Lemah.
2.) Panas atau demam.
3.) Sakit kepala.
4.) Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.
5.) Nyeri ulu hati.
6.) Nyeri pada otot dan sendi.
7.) Pegal-pegal pada seluruh tubuh.
8.) Konstipasi (sembelit).
 

无忧PPT整理发布
b). Data obyektif :
Data obyektif yang sering dijumpai pada penderita DHF
antara lain :
1) Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan.
2) Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.
3) Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+),
epistaksis, ekimosis,hematoma, hematemesis, melena.
4) Hiperemia pada tenggorokan.
5) Nyeri tekan pada epigastrik.
6) Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa.
7) Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi,
ekstremitas dingin, gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.
无忧PPT整理发布
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien dengan DBD berdasarkan
Nursalam (2013) dan Tim pokja SDKI DPP PPNI (2016), adalah:
1. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (virus dalam
darah/viremia).
2. Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologi (keengganan untuk
makan), anoreksia, intake inadekuat.
4. Resiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
5. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume
cairan tubuh akibat perdarahan.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

无忧PPT整理发布
Perencanaan Keperawatan
Menurut Nursalam (2013) dan Tim pokja SIKI DPP PPNI (2018), perencanaan keperawatan
pada kasus DBD yaitu:
Diagnosa 1 : Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (virus dalam darah/viremia).
Kriteria hasil : Tanda – tanda vital dalam batas normal
Rencana tindakan:
1) Identifikasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi, terpapar lingkungan panas, penggunaan
inkubator)
2) Monitor suhu tubuh
 Monitor haluaran urine
 Monitor komplikasi akibat hipertermi
 Sediakan lingkungan yang dingin
3) Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis
(keringat berlebih)
4) Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau kompres pada dahi,
leher, dada, abdomen dan aksila)
5) Anjurkan klien untuk tirah baring atau bedrest
6) Kolaborasi : terapi obat sesuai indikasi

无忧PPT整理发布
Diagnosa 2 : Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler.
Kriteria hasil : Membran mukosa lembab, turgor kulit elastis, suhu normal
(36,537,5oC), dan balance cairan seimbang.
Rencana tindakan :
1) Kaji keadaan umum
2) Awasi masukan, haluaran dan monitor intake output.
3) Pantau TTV anak (TD, nadi, suhu) secara berkala.
4) Observasi status hidrasi (mis. kulit kering, membran mukosa, turgor kulit)
dan pengisian kapiler
5) Anjurkan klien banyak minum
6) Kolaborasi : pantau hasil laboratorium (Hematokrit)
7) Kolaborasi : terapi cairan parenteral sesuai program

无忧PPT整理发布
Diagnosa 3 : Devisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan
untuk makan), anoreksia, intake in adekuat.
Kriteria hasil : Berat badan stabil dalam batas normal, tidak ada mual dan muntah,
nafsu makan meningkat, makan habis 1 porsi, dan hb dalam batas
normal (13,0-17,5 g/dL).
Rencana tindakan :
1) Kaji pola makan klien
2) Kaji makanan kesukaan klien
3) Kaji adanya mual dan muntah
4) Anjurkan pada keluarga memberi makan sedikit namun sering.
5) Timbang berat badan 2 hari sekali
6) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat.
7) Kolaborasi terkait hasil laboratorium terutama hemoglobin
8) Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian obat anti mual sesuai indikasi

无忧PPT整理发布
Diagnosa 4 : Resiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan
trombositopenia.
Kriteria hasil : Tanda-tanda vital dalam batas normal, jumlah trombosit klien
meningkat, dan tidak terjadi epitaksis, melena, dan
hematemesis.
Rencana tindakan:
1) Monitor tanda – tanda perdarahan
2) Monitor tanda – tanda vital
3) Anjurkan klien untuk banyak istirahat
4) Anjurkan klien untuk meningkatkan cairan dan nutrisi
5) Berikan penjelasan pada keluarga untuk segera melaporkan jika ada
tanda – tanda perdarahan.
6) Kolaborasi : pantau hasil periksaan laboratorium terutama trombosit,
hematokrit dan hemoglobin.

无忧PPT整理发布
Diagnosa 5 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Kriteria hasil : Keadaan umum membaik, kebutuhan sehari-hari terpenuhi
seperti : makan, minum, dan personal hygiene (mandi,
menggosok gigi, dan keramas).
Rencana tindakan :
1) Kaji kebutuhan klien.
2) Kaji hal-hal yang mampu dilakukan klien berhubungan dengan kelemahan
fisiknya.
3) Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung.
4) Bantu klien memenuhi kebutuhan aktivitas seharihari klien sesuai tingkat
keterbatasan klien seperti mandi, makan, dan eliminasi.
5) Pantau tanda – tanda vital klien

无忧PPT整理发布
Diagnosa 6 : Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya
volume cairan tubuh akibat perdarahan.
Kriteria hasil : Tanda-tanda vital dalam batas normal, keadaan umum baik, dan
syok hipovolemik tidak terjadi.
Rencana tindakan :
1) Monitor keadaan umum kilen.
2) Observasi tanda-tanda vital.
3) Monitor tanda-tanda perdarahan.
4) Anjurkan keluarga/klien untuk segera melapor jika ada tanda-tanda
perdarahan.
5) Segera puasakan jika terjadi perdarahan saluran pencernaan.
6) Perhatikan keluhan klien seperti pusing, lemah, ekstremitas dingin, sesak
nafas.
7) Kolaborasi berikan terapi cairan intravena jika terjadi perdarahan.
8) Kolaborasi terkait monitor Hb, Ht, Trombosit
9) Berikan transfusi sesuai instruksi dokter.

无忧PPT整理发布
Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien anak dengan DHF


disesuaikan dengan intervensi yang telah direncanakan.

Evaluasi

Hasil asuhan keperawatan pada klien anak dengan DHF sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang
diharapkan atau perubahan yang terjadi pada pasien.

无忧PPT整理发布
Daftar Pustaka

Dian D, Siti H, Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Demam Berdarah


Dengue. Jurnal. Jakarta Timur: Akademi Keperawatan Pasar Rebo.

Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

无忧PPT整理发布
GOOD LUCK
AND
TERIMAKASIH

无忧PPT整理发布

Anda mungkin juga menyukai