Data pasien ◦ Nama : Bp. S (62 tahun) ◦ Nomor RM : 01-98-XX-XX ◦ Alamat : Yogyakarta Keluhan : datang dengan sakit perut kanan hingga ke pinggang, disertai mual. Pasien mengalami hal ini sudah 4 hari. Ada demam saat hari pertama. Sudah 4 hari ada penurunan nafsu makan, akan tetapi pasien masih mau minum. BAK normal, BAB normal. ◦ RPD ◦ Pasien tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya. DM (+) saat di cek GDS = 280 mg/dl, HT (-), Penyakit Ginjal (-), Hepatitis (-), Keganasan (-), Maag (-) ◦ RPK ◦ DM (+), HT (-), Keganasan (-) ◦ Riwayat Alergi ◦ Alergi obat Sulfa, reaksinya bengkak. Alergi makanan berupa daging kambing. ◦ Life Style ◦ Pasien tinggal di lingkungan yang bersih. Pola makan pasien baik. ◦ Aktivitas berat (-) PEMERIKSAAN FISIK ◦ Status Generalis • Status Lokalis ◦ KU : CM • Inspeksi : dinding dada sejajar dengan ◦ IV Test : Negatif dinding abdomen. ◦ Vital Sign : • Auskultasi : bising usus dalam batas normal. ◦ Tekanan Darah : 110/80 mmHg. • Perkusi : timpani ◦ Nadi : 84 x/menit. • Palpasi : nyeri perut di seluruh lapang perut. ◦ Respirasi : 20 x/menit. ◦ Suhu : 37,80C ◦ GCS : E = 4, V = 5, M = 6 Pemeriksaan Penunjang Hasil pemeriksaan pasien appendicogram ◦ Appendikografi : Teknik pemeriksaan radiologi untuk memvisualisasikan appediks dengan menggunakan kontras media positif barium sulfat ◦ Appendikografi dilakukan dengan cara pemberian kontras BaSO4 serbuk halus yang diencerkan dengan perbandingan 1:4 – 1:8 secara peroral ◦ Barium diminum saat malam hari, kemudian setelah 8 jam pasien dilakukan pemeriksaan appendikogram. Akan tetapi pasien tidak diperbolehkan BAB terlebih dahulu. POSISI AP / PA ◦ Pasien pada posisi prone atau supine dengan bantal di kepala ◦ Posisi objek : ◦ -MSP berada di tengah-tengah meja ◦ -Pastikan tidak ada rotasi ◦ Struktur yang tampak : ◦ Colon bagian transversum harus diutamakan terisi barium pada posisi PA dan terisi udara pada posisi AP dengan teknik double contrast ◦ Seluruh luas usus harus nampak termasuk flexura colic kiri POSISI RPO ◦ Posisi pasien : 35 – 45◦ menuju right dan left posterior oblique ◦ Posisi objek : ◦ Letakkan bantal di atas kepala ◦ Fleksikan siku dan letakkan di depan tubuh pasien ◦ Luruskan MSP dengan meja pemeriksaan dengan abdominal margins kiri dan kanan sama jauhnya dari garis tengah meja pemeriksaan ◦ Struktur yang tampak : ◦ LPO – colic flexura hepatic kanan dan ascending & recto sigmoid portions harus tampak terbuka tanpa superimposition yang signifikan ◦ RPO – colic flexure spleen kiri dan descending portions harus terlihat terbuka tanpa superimposition yang signifikan Deskripsi ◦ Kontras masih melumuri sistema kolon dan ileum terminalis ◦ Tampak kontras mengisi sebagian kontur appendix
Kesan : non filling appendicogram
DD : appedisitis
Diagnosa : apendisitis Appendisitis yaitu peradangan pada appendix vermiformis. Fungsi : kemungkinan berhubungan dengan sistem imun.
faktor penyebab apendisitis
• Obstruksi (80%) • Sumbatan dalam lumen • Meso appendix yang pendek dan adhesi dengan sekitarnya • Pembesaran folikel limfoid appendix di tunika submukosa • Infeksi hematogen (20%) Acute appendicitis: spot radiograph dari pemeriksaan barium enema menunjukkan incomplete filling appendix ◦ Barium enema. Appendix normal. ◦ Terdapat complete contrast-filled apendix (tanda panah), dimana menepis dugaan diagnosis apendisitis ◦ Normal appendix; computed tomography (CT) scan. ◦ Apendik normal terlihat di basal caecum (panah), terdapat pada 44-45% pasien. Ct- scan lebih bagus digunakan mengidentifikasi appendix. Kontras oral atau rektal atau intravenous bisa digunakan untuk mengobservasi edema dinding apendix