Anda di halaman 1dari 18

APPENDICOGRAFI

Benita Edgina - 42180269


Data pasien
◦ Nama : Bp. S (62 tahun)
◦ Nomor RM : 01-98-XX-XX
◦ Alamat : Yogyakarta
Keluhan : datang dengan sakit perut kanan hingga ke pinggang, disertai mual. Pasien mengalami hal ini
sudah 4 hari. Ada demam saat hari pertama. Sudah 4 hari ada penurunan nafsu makan, akan tetapi pasien
masih mau minum. BAK normal, BAB normal.
◦ RPD
◦ Pasien tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya. DM (+) saat di cek GDS = 280 mg/dl, HT (-),
Penyakit Ginjal (-), Hepatitis (-), Keganasan (-), Maag (-)
◦ RPK
◦ DM (+), HT (-), Keganasan (-)
◦ Riwayat Alergi
◦ Alergi obat Sulfa, reaksinya bengkak. Alergi makanan berupa daging kambing.
◦ Life Style
◦ Pasien tinggal di lingkungan yang bersih. Pola makan pasien baik.
◦ Aktivitas berat (-)
PEMERIKSAAN FISIK
◦ Status Generalis • Status Lokalis
◦ KU : CM • Inspeksi : dinding dada sejajar dengan
◦ IV Test : Negatif dinding abdomen.
◦ Vital Sign : • Auskultasi : bising usus dalam batas normal.
◦ Tekanan Darah : 110/80 mmHg. • Perkusi : timpani
◦ Nadi : 84 x/menit. • Palpasi : nyeri perut di seluruh lapang perut.
◦ Respirasi : 20 x/menit.
◦ Suhu : 37,80C
◦ GCS : E = 4, V = 5, M = 6
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan pasien
appendicogram
◦ Appendikografi : Teknik pemeriksaan radiologi untuk memvisualisasikan appediks dengan menggunakan
kontras media positif barium sulfat
◦ Appendikografi dilakukan dengan cara pemberian kontras BaSO4 serbuk halus yang diencerkan dengan
perbandingan 1:4 – 1:8 secara peroral
◦ Barium diminum saat malam hari, kemudian setelah 8 jam pasien dilakukan pemeriksaan
appendikogram. Akan tetapi pasien tidak diperbolehkan BAB terlebih dahulu.
POSISI AP / PA
◦ Pasien pada posisi prone atau supine dengan bantal di kepala
◦ Posisi objek :
◦ -MSP berada di tengah-tengah meja
◦ -Pastikan tidak ada rotasi
◦ Struktur yang tampak :
◦ Colon bagian transversum harus diutamakan terisi barium pada posisi PA dan terisi udara pada
posisi AP dengan teknik double contrast
◦ Seluruh luas usus harus nampak termasuk flexura colic kiri
POSISI RPO
◦ Posisi pasien : 35 – 45◦ menuju right dan left posterior
oblique
◦ Posisi objek :
◦ Letakkan bantal di atas kepala
◦ Fleksikan siku dan letakkan di depan tubuh pasien
◦ Luruskan MSP dengan meja pemeriksaan dengan abdominal
margins kiri dan kanan sama jauhnya dari garis tengah meja
pemeriksaan
◦ Struktur yang tampak :
◦ LPO – colic flexura hepatic kanan dan ascending &
recto sigmoid portions harus tampak terbuka tanpa
superimposition yang signifikan
◦ RPO – colic flexure spleen kiri dan descending portions
harus terlihat terbuka tanpa superimposition yang
signifikan
Deskripsi
◦ Kontras masih melumuri sistema kolon dan ileum terminalis
◦ Tampak kontras mengisi sebagian kontur appendix

Kesan : non filling appendicogram


DD : appedisitis

Diagnosa : apendisitis
Appendisitis yaitu peradangan pada
appendix vermiformis.
Fungsi : kemungkinan berhubungan
dengan sistem imun.

faktor penyebab apendisitis


• Obstruksi (80%)
• Sumbatan dalam lumen
• Meso appendix yang pendek dan adhesi
dengan sekitarnya
• Pembesaran folikel limfoid appendix di
tunika submukosa
• Infeksi hematogen (20%)
Acute appendicitis: spot radiograph
dari pemeriksaan barium enema
menunjukkan incomplete filling
appendix
◦ Barium enema. Appendix normal.
◦ Terdapat complete contrast-filled apendix (tanda panah), dimana menepis dugaan
diagnosis apendisitis
◦ Normal appendix; computed tomography (CT) scan.
◦ Apendik normal terlihat di basal caecum (panah), terdapat pada 44-45% pasien. Ct-
scan lebih bagus digunakan mengidentifikasi appendix. Kontras oral atau rektal atau
intravenous bisa digunakan untuk mengobservasi edema dinding apendix

Anda mungkin juga menyukai