Anda di halaman 1dari 6

ALUR DAN SKENARIO SIMULASI CODE BLUE

TIM SIMULASI CODE BLUE :

1. Pemeran Dokter : dr. Benita Edgina


2. Pemeran Tim Kode Biru 1 : Edy (Perawat Rawat Inap)
3. Pemeran Tim Kode Biru 2 : Rosifa (Perawat IGD)
4. Pemeran Tim Kode Biru 3 : Wahyun (Perawat IBS)
5. Pemeran Tim Kode Biru 4 : Fitri (Perawat IGD)
6. Pemeran Korban (laki-laki) : Arif S (Perawat ICU)
7. Pemeran Penolong 1 : Bian (Perawat Rawat Inap)
8. Pemeran Penolong 2 : Alma (Perawat ICU)
9. Pemeran Humas : Ria (Humas)
10. Pemeran Security : Security

ALKES YANG DIBUTUHKAN :

IGD :
1. CPR board
2. Tas Emergency
3. Defibrilator
4. Oksigen transport
5. Stetoskop
6. Oxymetri
7. Intubasi set: laringoskop
8. BVM/ambubag

Farmasi :

9. Intubasi set: ETT, stylet


10. Infus set, tiang infus
11. Spuit 20cc
12. Selang oksigen

SARPRAS YANG DIBUTUHKAN :

1. Brankar (stretcher)

TENTUKAN SERAGAM YANG DIGUNAKAN :


- Dokter : Scrub + sneli
- Perawat : seragam perawat masing-masing unit
- Penolong : seragam perawat rawat inap
- Humas : seragam humas/batik KSH
- Security : seragam security

Penolong 1

- Memastikan clear area, pastikan aman lingkungan, aman pasien, aman penolong
- Cek respon dengan menepuk atau menggoyangkan bahu dengan memanggil nama pasien
atau panggil “Pak.. Pak.. Pak”  tidak ada respon.
- Call for help  tidak ada respon minta bantuan dengan berteriak “Kode Biru… Kode Biru…
Kode Biru… koridor azalea”.
- “Cek denyut nadi karotis kurang dari 10 detik ” (sambil melihat pergerakan dinding dada).
- “Tidak teraba nadi”.
- “Kompresi dada, satu.. dua.. tiga.. empat..” dst.

Penolong 2

- Mendengar aktivasi kode biru, segera menghubungi line telepon … atau … dengan
mengucapkan “Kode Biru di koridor azalea”.
- Segera berlari bantu penolong pertama dan (bawa tas emergency terdekat).
- Pembukaan jalan napas (dan pemberian bantuan napas (bila tersedia alat) di tas
emergency).
- Berikan dua kali napas setelah 30 kali kompresi dan pastikan dinding dada terangkat.

Humas

- Pastikan penerima telepon mengkonfirmasi dengan menyebutkan kembali “Kode Biru di


koridor azalea”.
- Memberikan informasi melalui speaker RS dengan menyebutkan “Kode Biru di koridor
azalea” 3 kali.
- Catat waktu telepon

Tim Kode Biru (3 orang, Ketua Tim Kode Biru, Tim Kode Biru 1 dan 2) yang berada di titik
kumpul evakuasi datang dan mengambil alih tindakan resusitasi (dua siklus 30:2) dengan
membawa tas emergency (catat waktu).

Ketua Tim Kode Biru

- “Tim kode biru datang, kami ambil alih resusitasi”.


- Memberikan instruksi kepada anggota tim kode biru, mengkoordinir pelaksanaan resusitasi.

Ketua Tim Kode Biru

- “Tim Kode Biru 2 ambil alih kompresi dengan High Quality CPR”.
- “Saya ambil alih airway dan breathing”.
 Pembukaan Jalan Napas.
- Lakukan teknik head tilt, chin lift bila diketahui tidak ada cedera leher.
- Lakukan teknik jaw trust bila terdapat atau dicurigai adanya cedera leher.
 Pemberian Bantuan Napas.
- Berikan bantuan lewat sungkup atau Self Inflating Bag.
- Pastikan dinding dada terangkat.
- Berikan dua kali bantuan napas setelah 30 kali kompresi.
- Lanjutkan kompresi tanpa memberikan bantuan napas bila tidak tersedia alat
(sungkup/ambubag) sampai Tim Kode Biru datang.
- “Tim Kode Biru 1 pasang akses intravena”.

Tim Kode Biru 2

- Kompresi Dada “satu.. dua.. tiga.. empat..” dst (Tim Kode Biru 2)

Tim Kode Biru 1

- Memasang akses intravena.


- “Akses intravena terpasang”.

Penolong 1

- “Sudah kami lakukan kompresi dada dan pemberian bantuan napas 30:2 dua siklus”.

Tim Kode Biru 3 dan 4 datang (membawa trolley emergency, defibrillator, alat kesehatan dan
obat, oksigen transport) dari IGD.

Satpam datang membawa brankar (stretcher).

Tim Kode Biru 3

- Memasang monitor, menyiapkan DC shock atau AED jika diperlukan, mengusahakan jalur
intravena, dan memasukan obat sesuai instruksi Ketua Tim Kode Biru.

Tim Kode Biru 4

- Mencatat waktu dan obat-obatan yang dimasukkan saat resusitasi dan mendokumentasikan
tindakan lainnya.
Tim Kode Biru 3 :

- “Monitor terpasang, Defibrillator siap”.

Ketua Tim Kode Biru :

- “Stop kompresi, cek irama  Irama VF  Lanjutkan kompresi  Saya siapkan defib”.
- Siapkan defib atur Joule  berikan gel pada pedal defib  Charge  Full charged 
tempelkan pedal pada apex dan sternum  “I’m clear, you’re clear, everybody clear”
(anggota tim menjawab “Clear”  sambil melihat monitor (irama masih VF)  Shock 
“lanjut kompresi”.

Tim Kode Biru 1

- Melanjutkan kompresi

Tim Kode Biru 2

- Memberikan bantuan napas 2 kali setiap setelah 30 kali kompresi yang dilakukan Tim Kode
Biru 1

Tim Kode Biru 4 :

- “Waktu sudah 2 menit”.

Ketua Tim Kode Biru :

- “Stop kompresi, cek irama  Irama VT  Cek nadi  Nadi tidak teraba  Lanjutkan
kompresi  Saya siapkan defib”.
- Siapkan defib atur Joule  berikan gel pada pedal defib  Charge  Full charged 
tempelkan pedal pada apex dan sternum  “I’m clear, you’re clear, everybody clear”
(anggota tim menjawab “Clear”  sambil melihat monitor (irama masih VT)  Shock 
“lanjut kompresi”.
- “Masuk epinephrine 1 mg, diikuti flush NS 20cc, lengan diangkat”.
- “Saya siapkan intubasi”.

Tim Kode Biru 1

- Melanjutkan kompresi

Tim Kode Biru 2

- Memberikan bantuan napas 2 kali setiap setelah 30 kali kompresi yang dilakukan Tim Kode
Biru 1

Tim Kode Biru 3

- Memasukkan epinephrine 1 mg, diikuti flush NS 20cc, lengan diangkat


- “Epinephrine 1 mg masuk”.
Tim Kode Biru 4

- Mencatat epinephrine masuk

Ketua Tim Kode Biru

- “ETT terpasang, kompresi dan ventilasi jalan masing-masing, kompresi dengan


kecepatan 100-120 kali/menit, ventilasi dengan kecepatan 10-12 kali/menit”.

Tim Kode Biru 4

- “Waktu sudah 2 menit”.

Ketua Tim Kode Biru

- “Stop kompresi, tukar posisi (tim kode biru 1 dan 2), cek irama  Irama bukan VT,
bukan VF, bukan Asistol  Cek nadi  Nadi teraba  ROSC  siapkan transfer pasien
ke IGD dan hubungi IGD”.

KEADAAN YANG PERLU DI AMBIL GAMBAR (SHOOT) :

1. Saat korban berjalan cepat di depan ruang Admisi hingga penolong 1 melakukan pertolongan
hingga kompresi dada.
2. Saat penolong 2 mendengar “Kode Biru… Kode Biru… Kode Biru… koridor azalea” lanjut
menelpon humas.
3. Saat penolong 2 berlari menuju lokasi membantu penolong 1.
4. Saat penolong 2 datang ke korban membantu membuka jalan napas.
5. Saat Humas menerima telepon dari penolong 2, mengaktifkan speaker RS dan menyebutkan
“Kode Biru di koridor azalea” 3 kali.
6. Saat Tim Kode Biru (Ketua Tim, Tim Kode Biru 1 dan 2) mendengar suara dari speaker dan
kemudian berlari menuju lokasi.
7. Saat Tim Kode Biru 3 dan 4 mendengar suara dari speaker, mengambil defibrillator, trolley
emergency, dan kemudian berlari menuju lokasi.
8. Saat Tim Kode Biru (Ketua Tim, Tim Kode Biru 1 dan 2) datang di lokasi membawa tas
emergency, “Tim kode biru datang, kami ambil alih” sampai penolong 1 mengatakan
“Sudah kami lakukan kompresi dada dan pemberian bantuan napas 30:2 satu siklus”.
9. Saat Tim Kode Biru 3 dan 4 datang di lokasi.
10. Saat Satpam datang membawa brankar (stretcher).
11. Saat Tim Kode Biru 2 melakukan Kompresi dada/RJP (take 1).
12. Saat Tim Kode Biru 1 memberikan bantuan napas.
13. Saat Tim Kode Biru 3 mengatakan “Monitor terpasang, Defibrillator siap”.
14. Saat Ketua Tim Kode Biru memberikan instruksi “Stop kompresi, cek irama  Irama VF 
Lanjutkan kompresi  Saya siapkan defib”.
- Siapkan defib atur Joule  berikan gel pada pedal defib  Charge  Full charged 
tempelkan pedal pada apex dan sternum  “I’m clear, you’re clear, everybody clear”
(anggota tim menjawab “Clear”  sambil melihat monitor (irama masih VF)  Shock 
“lanjut kompresi”.
15. Saat Ketua Tim Kode Biru memberikan instruksi “Stop kompresi, cek irama  Irama VT 
Cek nadi  Nadi tidak teraba  Lanjutkan kompresi  Saya siapkan defib”.
Siapkan defib atur Joule  berikan gel pada pedal defib  Charge  Full charged 
tempelkan pedal pada apex dan sternum  “I’m clear, you’re clear, everybody clear”
(anggota tim menjawab “Clear”  sambil melihat monitor (irama masih VT)  Shock 
“lanjut kompresi”.
“Masuk epinephrine 1 mg, diikuti flush NS 20cc, lengan diangkat”.
“Saya siapkan intubasi”.
16. Saat Tim Kode Biru 3 mengatakan “Epinephrine 1 mg masuk” sampai Ketua Tim Kode
Biru mengatakan “ETT terpasang, kompresi dan ventilasi jalan masing-masing,
kompresi dengan kecepatan 100-120 kali/menit, ventilasi dengan kecepatan 10-12
kali/menit”.
17. Saat Tim Kode Biru 2 melakukan Kompresi dada/RJP (take 2).
18. Saat Tim Kode Biru 4 mengatakan “Waktu sudah 2 menit”.
19. Saat Ketua Tim Kode Biru memberikan instruksi “Stop kompresi, tukar posisi (tim kode
biru 1 dan 2), cek irama  irama bukan VT, bukan VF, bukan Asistol  Cek nadi 
Nadi teraba  ROSC  siapkan transfer pasien dan hubungi ICU”.
20. Saat pasien didorong diatas brankar (stretcher) menuju ICU. (shoot jarak jauh)

Anda mungkin juga menyukai