Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. NWM


Umur : 46 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 23 Desember 1974
Agama : Hindu
Alamat : Batubulan
Tanggal masuk : 7 September 2021
No. CM : 058879
ANAMNESIS

Keluhan utama : Nyeri perut bawah


Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSU Premagana mengeluh nyeri
perut bawah sejak 1 hari yang lalu. Nyeri perut terasa
seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dirasakan hilang timbul namun
cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Keluhan dirasakan
memberat ketika sedang beraktivitas dan membaik ketika
istirahat.
ANAMNESIS

Pasien juga mengeluh nyeri saat BAK. Keluhan nyeri


disertai frekuensi BAK yang meningkat dan susah menahan
BAK. Pasien sering BAK pada malam hari dengan frekuensi
3-4 kali, BAK berwarna keruh tetapi tidak ada keluhan BAK
berdarah.
Keluhan nyeri pinggang, demam, mual dan muntah
disangkal. BAB dikatakan dalam batas normal. Pasien
menyangkal keluhan keputihan maupun perdarahan tidak
normal dari jalan lahir.
ANAMNESIS

 Riwayat Penyakit Terdahulu dan Pengobatan :


Pasien belum pernah mengalami keluhan yang serupa. Riwayat
hipertensi, diabetes melitus, penyakit ginjal, batu saluran kemih
disangkal. Riwayat alergi makanan atau alergi obat-obatan
disangkal.
Pasien sempat ke bidan dan diresepkan ciprofloxacin 2x500 mg tab,
triocid 3x1 tab, vitamin B complex 1x1 tab.
ANAMNESIS

 Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayan penyakit sistemik dalam keluarga disangkal. Riwayat
alergi makanan atau alergi obat-obatan disangkal.

 Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien seorang ibu rumah tangga. Pasien memiliki kebiasaan
sedikit minum air putih, dalam sehari hanya menghabiskan 4-5
gelas air putih. Riwayat sering-sering menahan BAK disangkal.
Riwayat merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol
disangkal. Pembiayaan kesehatan pasien dengan BPJS
Kesehatan.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : sakit sedang


Kesadaran : compos mentis
Tanda vital :
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Frekuensi nadi : 90 x/menit, regular
 Frekuensi napas : 20 x/menit, regular
 Suhu aksila : 36oC
 SpO2 : 98% pada udara ruangan
 VAS : 6/10
PEMERIKSAAN FISIK

 Kepala : normocephali
 Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 Telinga : discharge (-/-)
 Hidung : discharge (-/-)
 Mulut : sianosis (-), bibir kering (-)
 Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
 Thorax :
 Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Pulmo : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
 Abdomen : supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan (+) pada
suprapubik, pembesaran hepar (-) dan lien (-), nyeri ketok
CVA (-/-)
 Ekstremitas: akral hangat, edema (-/-), CRT <2 detik
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Kimia urine
Warna urine Kuning Kuning
PEMERIKSAAN Kejernihan Keruh
PENUNJANG Berat jenis urine 1.010 1.002-1.030
(7/9/2021) pH urine 6.5 4.8-7.5
Urine Lengkap Glukosa urine Negatif mg/dL Negatif
Protein urine Negatif mg/dL Negatif
Keton urine Negatif mg/dL Negatif
Bilirubine urine Negatif Negatif
Urobilinogen urine <1 mg/dL <1
Eritrosite urine *Positif 1 Negatif
Lekosit *Positif 4 Negatif
Nitrit urine Negatif Negatif
Albumin urine Negatif Negatif
Mikroskopis urine
Sel epitel 9-10 /lpk
Lekosit *35-36 /lpb 0-6
Eritrosit *2-3 /lpb <1
Bakteri *Positif /lpk Negatif
Silinder Negatif /lpk Negatif
Kristal Negatif /lpk Negatif
DIAGNOSIS

 Infeksi Saluran Kemih Bawah

PENATALAKSANAAN
 Injeksi ketorolac 1 amp IV
 Injeksi ranitidine 1 amp IV
 Asam mefenamat 3x500 mg tab PO
 Ciprofloxacin 2x500 mg tab PO
 Triocid 3x1 tab PO
 Saran ke poli urologi
PROGNOSIS

 Ad Vitam : dubia ad bonam


 Ad Functionam : dubia ad bonam
 Ad Sanationam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

 Pasien perempuan berumur 46 tahun  Perempuan lebih berisiko mengalami ISK


dengan keluhan nyeri perut bawah sejak 1 karena ukuran uretra pada
hari yang lalu. Nyeri perut seperti ditusuk- perempuan lebih pendek dibandingkan
tusuk dan mengganggu aktivitas pasien. dengan pria dan letaknya lebih dekat
 Keluhan disertai dengan nyeri saat BAK, dengan anus.
frekuensi BAK meningkat, dan susah untuk  Gejala ISK yang umum dikeluhkan yaitu
menahan BAK. Keluhan nyeri pinggang, disuria, frekuensi, dan urgensi. Pada pasien
demam, mual dan muntah disangkal. dengan kecurigaan ISK, penting untuk
menanyakan gejala sistemik seperti mual,
muntah, nyeri pinggang, dan demam yang
mengindikasikan adanya ISK bagian atas.
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

 Pasien memiliki kebiasaan sedikit minum  Minum air dalam jumlah yang kurang akan
air putih. mengganggu mekanisme wash out urine.
 Pada pemeriksaan fisik, pasien dalam Gangguan dari sistem ini mengakibatkan
kondisi sakit sedang dengan VAS 6/10. kuman mudah sekali untuk bereplikasi dan
Suhu tubuh didapatkan normal. Pada menempel pada urotelium.
pemeriksaan generalis, didapatkan  Nyeri pada penekanan suprapubik
kelainan pada abdomen yaitu nyeri tekan merupakan tanda dari ISK bawah. Nyeri
pada suprapubik. suprapubik diakibatkan karena ada proses
 Pada pasien ini tidak ditemukan nyeri pada peradangan yang terjadi di kandung kemih.
pinggang maupun nyeri ketok CVA.  Nyeri pada pinggang dan sudut
kostofrenikus dapat menunjukkan adanya
pielonefritis.
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

 Dilakukan pemeriksaan urinalisis. Dari  Leukosuria atau piuria merupakan salah


urinalisis didapatkan hasil positif pada satu petunjuk penting terhadap dugaan
eritrosit urine dan leukosit urine. Secara ISK. Dinyatakan positif bila terdapat >5
mikroskopis, jumlah leukosit di dalam leukosit/lpb sedimen air kemih.
urine juga sangat tinggi yaitu 35-36/lpb  Eritrosit dalam urine dapat merupakan
serta ditemukan bakteri di dalam urine. penanda bagi penyakit non gromeluler
seperti ISK.
 Sedangkan ditemukannya bakteri dalam
urine tidak identik dengan ISK, lebih sering
hanya disebabkan oleh kontaminasi.
PEMBAHASAN

KASUS TEORI

 Tatalaksana yang diberikan adalah injeksi  Pasien dengan sistitis tanpa komplikasi
ketorolac IV dan injeksi ranitidine IV. umumnya tidak memerlukan perawatan di
Pasien kemudian dipulangkan dan rumah sakit. Pasien dapat dipulangkan ke
diresepkan obat ciprofloxacin 2x500 mg, rumah dengan rejimen antibiotik oral.
asam mefenamat 3x500 mg, dan triocid 3x1
Antibiotika Dosis Lama Terapi
tab. Selanjutnya pasien diedukasi untuk
Nitrofurantoin
kontrol ke poli urologi. monohydrate
2x100 mg 5 hari

Trimethoprim-
2x160/800 mg 3 hari
sulfametoxazole
Ciprofloxacin 2x500 mg 7 hari
Levofloxacin 1x750 mg 5 hari
Amoxicillin-clavulanate 2x500 mg 3-7 hari
Cefpodoxim proxetil 2x100 mg 7 hari
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

 Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat terbentuknya
koloni kuman di saluran kemih.
 Saluran kemih dibagi menjadi saluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter) dan
saluran kemih bagian bawah (kandung kemih dan uretra).
 Beberapa istilah yang sering digunakan dalam klinis mengenai ISK yaitu :
 ISK sederhana

 ISK komplikata

 Infeksi pertama kali (first infection)

 Infeksi berulang (recurrent infection)

 Asymtomatic significant bacteriuria (ASB)


EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
 Insiden ISK pada wanita adalah 12%,  Faktor risiko ISK :
tersering pada usia 24-32 th.  Bendungan aliran urin: BSK, Oklusi
 Insiden sistitis sederhana pada pria ureter (sebagian atau total)
cukup rendah (<10 kasus/th).  Refluks vesikoureter
 Prevalensi ASB pada wanita diabetes  Urin sisa dalam buli-buli karena :
adl 26% dibandingkan dengan 6% pada Neurogenic bladder, Striktura uretra,
wanita non-diabetes. BPH
 Insiden ISK pada pasien transplantasi  Diabetes Melitus
ginjal antara 47-75%.  Instrumentasi: Kateter, Dilatasi
 Sekitar 2,3% wanita hamil mengalami uretra, Sitoskopi
ISK simtomatik.  Kehamilan dan peserta KB
 Senggama
KLASIFIKASI

ANATOMI KLINIS

ISK bawah ISK sederhana


 Perempuan : sistitis, sindrom uretra  Perempuan yang tidak hamil
akut (SUA)  Tidak terdapat kelainan struktural
 Laki-laki : sistitis, prostatitis, maupun fungsional saluran kemih
epidimidis, dan uretritis ISK komplikata
ISK atas  Disertai penyulit (BSK, DM, CKD,
 Pielonefritis akut (PNA) refluks vesiko-ureter)
 Pielonefritis kronis (PNK)  ISK pada anak-anak, laki-laki, atau
ibu hamil
ETIOLOGI

Penyebab terbanyak adalah bakteri gram negatif E.coli (46.4%–74.2%),


diikuti oleh Klebsiella spp (6.0%–13.45%), Enterococcus spp (5.3%–
9.54%) and Proteus spp (4.7%–11.9%).

E.coli Klebsiella spp Enterococcus spp Proteus spp


PATOGENESIS
DIAGNOSIS

Gejala umum ISK Gejala ISK berdasarkan lokasi


LABORATORIUM
Kriteria Catelli untuk diagnosis bakteriuria yang bermakna
Tes dipstick pada kultur urine :
memungkinkan analisis
beberapa komponen urine, Wanita, simtomatik
yang paling penting adalah
leukosit esterase (LE), nitrit,
≥102 organisme koliform/mL urine plus piuria
dan eritrosit Atau
Urinalisis ≥105 organisme patogen apapun/mL urine
mengidentifikasi adanya Atau
eritrosit, leukosit, silinder,
kristal, dan bakteri dalam
Tumbuhnya organisme patogen apapun pada urine yang diambil
urine dengan cara aspirasi suprapubik
Kultur urine Laki-laki,simtomatik
merupakan standar emas ≥103 organisme patogen/mL urine
untuk diagnosis ISK Pasien asimtomatik
≥105 organisme patogen/mL urine pada 2 sampel urine berurutan
DIAGNOSIS

 Radiologis dan pemeriksaan penunjang lainnya


 Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau
kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK.
 Pemeriksaan ini dapat berupa foto polos abdomen, pielonegrafi intravena,
ultrasonografi, dan CT Scan.
PENATALAKSANAAN
Prinsip umum penatalaksanaan Pilihan antibiotika pada ISK
ISK adalah : bawah tak berkomplikasi :
 Eradikasi bakteri penyebab
Lama
 Mengkoreksi kelainan anatomis Antibiotika Dosis
Terapi
ISK bawah Nitrofurantoin
2x100 mg 5 hari
 Pasien dengan sistitis tanpa monohydrate
komplikasi tidak memerlukan Trimethoprim-
2x160/800 mg 3 hari
perawatan di rumah sakit. sulfametoxazole
 Pasien dapat dipulangkan dengan Ciprofloxacin 2x500 mg 7 hari
rejimen antibiotik oral. Levofloxacin 1x750 mg 5 hari
Amoxicillin-
2x500 mg 3-7 hari
clavulanate
Cefpodoxim proxetil 2x100 mg 7 hari
PENATALAKSAAN
ISK atas
Antibiotika Dosis Lama Terapi
 Pasien PNA memerlukan rawat inap Cefepime 1 gram @12 jam
untuk memelihara status hidrasi dan Ciprofloxacin 400 mg @12 jam
terapi antibiotika parenteral paling Levofloxacin 500 mg @24 jam
sedikit 48 jam. Ofloxacin 400 mg @12 jam
Gentamicin
 Pilihan obat parenteral pada ISK atas
(+ampicillin) 3-5 mg/kgBB @24 jam
akut berkomplikasi adalah
1 mg/kg BB @8 jam
Ampicillin
(+gentamicin) 1-2 gram @6 jam
Tikarcillin-
clavulanate 3,2 gram @8 jam
Piperacillin-
tazobactam 3,375 gram @2-8 jam
Imipenem-cilastatin 250-500 mg @6-8jam
KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain batu saluran kemih, obstruksi
saluran kemih, sepsis, infeksi kuman multi sistem, dan gangguan fungsi
ginjal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai